Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 194703 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rulliansyah
"Grinding Ball yang digunakan sebagai material penggerus umpan dalam sebuah mill dalam industri pertambangan maupun industri semen, berupa material besi tuang putih krom tinggi. Besi tuang putih krom tinggi dapat ditingkatkan sifat mekanisnya dengan komposisi yang sesuai dan perlakuan panas yang tepat. Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari pengaruh subzero treatment terhadap mikrostruktur, ketangguhan dan kekerasan pada material high chromium white cast iron. Perlakuan panas yang diberikan meliputi subcritical treatment, austenisasi dan quenching kemudian tempering. Subzero treatment dilakukan setelah austenisasi, dengan variasi waktu tahan austenisasi 4, 5 dan 6 jam pada temperatur 950°C, menggunakan nitrogen cair. Penilitian ini menggunakan 2 material dengan komposisi yang berbeda, 2.0wt.%C-13wt.%Cr-0.06wt.%Mo dan 2.0wt.%C- 13.3wt.%Cr-1.3wt.%Mo, sehingga pengaruh Mo juga diteliti dalam penelitian ini. Karakterisasi yang dilakukan berupa uji keras, uji impak, XRD dan SEM.Hasil penelitian menunjukkan bahwa subzero treatment dapat meningkatkan kekerasan, dengan menghasilkan austenit sisa yang sedikit. Sifat mekanis yang optimum pada saat dilakukan subzero treatment adalah ketika waktu tahan austenisasi selama 4 jam. Namun demikian nilai ketangguhan menurun dari hasil as-cast, akibat dari sangat rendahnya jumlah austenit sisa.

Grinding ball, as used in mill at mining and cement industry to grind ore or feed, is a high chromium white cast iron. Properties of high chromium white cast iron could be improved by using suitable heat treatment and a good combination of its composition.Effects of subzero treatment to microstructure, toughness and hardness on high chromium white cast iron were investigated. Heat treatment subjected to this material were, subcritical treatment, austenizing then quench, and tempering. Subzero treatment was done after austenizing using liquid nitrogen, with three different time of austenizing holding times, which were for 4, 5 and 6 hours at 950°C of temperature. This research using 2 different sample 2.0wt.%C-13wt.%Cr-0.06wt.%Mo and 2.0wt.%C- 13.3wt.%Cr-1.3wt.%Mo, furthermore effects of Molibdenum content also investigated. Hardness test, impact test, XRD and SEM were conducted.The result showed that subzero treatment can increase hardness, due to very low content of retained austenite. Optimum mechanical properties when subjected subzero treatment was for 4 hours of austenizing holding time. Otherwise, toughness of the material was reduced from as cast sample, due to very low content of retained austenite."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43320
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ferry Dino Rahman
"Besi Tuang Nodular adalah salah satu jenis tuang yang mempunyai grafik berbentuk bulat (nodule). Untuk membulatkan grafik digunakan nodulizer yaitu bernpa unsur magnesium (Mg) alau cerium (Ce). Nodulizer ditambahkan pada saat besi cair dituangkan ke dalam ladel. Besi Tuang Nodular tipe FCD 60 adalah besi tuang yang mempunyai kekuatan tarik minimal 60 kg/mm2 dan regangan minimal 3 % serta kekerasan antara 192 sampai 269 BHN. Untuk memperoleh sifat mekanis Besi Tuang Nodular yang lebih baik, pada Besi tuang Nodular dilakukan proses parlakuan panas austemper yang bertujuan untuk memperbaiki struktur matriks Besi Tuang Nodular tersebut, sehingga dihasilkan Besi Tuang Nodular Austempered atau lebih dikenal dengan nama ADI (Austempared Ductile Iron). ADI mempunyai sifat mekanis yang lebih baik dari Besi Tuang Nodular as-cast Penelitian ini rnelakukan proses perlakuan panas austemper, yaitu dengan pamanasan austenisasi pada temperatur 800°C dan 950°C dengan waktu tahan 30 menit. Kemudian dHkuti dengan prosses temper dengan temperatur celup 300°C-350°C, dan 400°C dengan waktu tahan 30 dan 60 menit. Dari hasil akhir yang diperoleh. sampel dengan austenisasi pada temperatur 800°C regangannya meningket, tetapi kekuntan tarik dan kekerasannya menurun. Sedangkan sampel dengan austenisasi 950°C kekuatan tarik dan kekerasannya meningkat, tetapi regangannya menurun. Dan pada foro struktur mikro terlihat pada temperatur celup 300°C diperoleh matriks bairut bawah dan pada temperatur celup 350°C dan 400°C diperoleb matriks bainit atas. Foto mikro struktur dapat terlihat jelas pada foto mikro struktur sampel dengan austenisasi 950°C."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S47813
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhlis Nahwi
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S41926
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitopu, Ronaldo Agus
"Besi tuang kelabu banyak digunakan pada komponen-komponen otomotif, sehingga perkembangan industri-industri bidang ini berkemban dengan pesat Besi tuang I-celabu ini masih banyak diproduksi karena murah dan mudah serta keunggulan-keunggulan Iain yang dimilikinya. Kekerasan yang tinggi pada komponen tertentu yang memerlukan ktahanan yang tinggi terhadap keausan dan sifat abrasif dapat diperoleh dengan memberikan perlakukan panas pengerasan yaitu dengan pencelupan cepat dengan menggunakan media pencelupan minyak (oli) dari suhu austenisasi dan dilanjutkan dengan penemperan. Parameter yang sangat berpngaruh dalam proses ini adaiah temperatur dan waktu tahan. Pada penelitian iniudilakukan pencelupan cepat menggunakan media minyak (oli) setelah proses pemanasan sampai temperatur pengerasan (austenisasi) 800°C, 85O°C dan 900°C dengan masing-masing temperatur tersebut diberikan waktu tahan selama 30 menit, 45 menit , 60 menit dan kemudian dilanjutkan proses penemperan pada temperatur 250 °C selama 60 menit. Dari hasil pengujian kekerasan memperlihatkan peningkamn nilai kekerasan sampel awal, dan diperoleh nilai kekerasan sebesar 505 BHN hasil proses pencelupan cepat dari temperatur pengerasan 900°C pada waktu tahan 60 menit, dan nilai kekerasan sebesar 438 BHN setelah dilakukan proses penemperan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S41969
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
E. Adi Krisbiyantoro
"Besi Tuang Nodular adalah besi tuaug yang mempunyai bentuk grafit bulat dan mempunyai sifat mekanis yang baik sehingga cocok digunakan untuk pembuatan komponen-komponen otomotif. Besi Tuang nodular bisa mempunyai sifat-sifat yang mirip dengan baja apabila di proses dengan perlakuan panas austempar dan hasilnya dinamakan Austempared Ductile Iron atau di singkat ADI yang mempunyai keunggulan terhadap besi tuang lainnnya. Proses Austempar pada dasarnya adalah proses untuk merubah matriks yang ada pada Besi Tuang. Hal ini dilakukan karena matriks Besi Tuang sangat berpengarah terhadap sifat-sifat mekanis BTR tersebut. Proses yang dilakukan pada penelitian ini adalah austenisasi 800' c dan austenisasi 900' C kemudian diakukan auatempar yang tertemperatur 300' c, 350' c, dan 400' C. Pada austenisasi dengan 800' c masih didapatkan fasa ferit yang tidak bisa bertransformasi menjadi bainit setelah austemper sehingga program matriks yang ada adalah matriks ferit yang bersifat meningkatkan keuletan tetapi men1urunkan kekuatan dan kekerasan. Sementara untuk autenisasi 900' c didapat rasa austenisasi atabil yang setelah dilakukan austemper matriks tersebut akan berubah menjadi bainit yang mempunyai kekuatan tinggi dan kekerasan tinggi namun masih mempunyai keuletan yang cukup baik."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S47816
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
David Kristianto
"Penggunaon besi tuang nodular pada komponen-komponen mesin telah banyak diaplikasikan untuk menggantikan material baja karena mempunyai sifat mekanis yang hampir sama dengan baja. Untuk meningkatkan sifat mekanis terutama kekuatan tank dan kekerasannya maka dilakukan penelitian dengan melakukan perlakuan panas austemper pada besi tuang nodular. Perlakuan panas austemper yang dilakukan adalah pemanasan austenirosi pada temperatur 850'C selama 30 menit yang kemudian diikuti pemanasan isothermal austemper pada variasi temperatur 300, 350, dan 400'C masing-masing selama 30 dan 60 menit."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S41982
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizon Pahlevi
"Besi tuang nodular (BTN) merupakan besi tuang yang memiliki grafit berbentuk bulat, dimana dengan grafit yang berbentuk bulat ini besi tuang nodular mempunyai sifat mekanis, kekuatan tarik dan regangan tinggi. Untuk memperoleh sifat mekanis yang lebih baik, pada besi tuang nodular ini dilakukan proses perlakuan panas austemper sehingga dihasilkan austemper ductille iron (ADI) yang memiliki keunggulan bila dibandingkan dengan besi tuang lain dalam hal sifat mekanisnya."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S41979
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syarif Hidayat
"Material besi tuang nodular yang digunakan pada penelitian ini memiliki bentuk gnjit dan fasa yang kurang sempurna, dimana grafit bulat yang terbentuk tidak mencapai 70% dengan penyebaran fasa perlir yang tidak hamogen. Ketidaksempumaan ini akan mempengaruhi kombinasi sifaf kekuatam tarik dan kekerasan yang dihasilkan pada kondisi as-cast.
Untuk mendapatkan peningkatan sifat mekanis yang lebih baik, material tersebut mengalami perlakuan panas austemper dengan tujuan untuk memperoleh ADI Mustempered Ductile Iron) yang memiliki kombinasi sifat-sifat mekanis yang baik, antara lain : kekuatan tarik, kekerasan dan keuletarnnya.
Dengan perlakuan panas austemper dengan kombinasi temperatur dan waktu tahan yang berbeda, sifat-sifat mekanis yang diperoleh setelah perlakuan austemper tidak mengalami peningkatan yang cukup berarti dan tidak memiliki kecenderungan tertentu dengan variasi waktu tahan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S40770
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silaban, Raymond
"Untuk memperoleh sifat mekanis yang lebih baik, pada besi tuang nodular ini dilakukan proses perlakuan panas austemper untuk menghasilkan besi tuang nodular yang mengandung matriks bainit. Besi tuang nodular yang dianstemper alan Austempered Ductile non (ADI ) memiliki keunggulan sifat mekanis una aibmaingxm dengan besi tuamg lainnya Sifat mekanis besi tuang nodular austemper yang dimiliki tengantung dari temperatur dan waktu tahan proses austemper yang dilakukan. Kondisi perlakuan panas yang dilakukan pada penelitian ini adalah austenisasi pada temperatur 950°C dengan waktu tahan 60 menil, temperatur celup 32.5°C, 375°C dan 425°C dengan waktn tahan 30, 60 dan 90 menit. Dari proses perlakuan panas austemper yang dilakukan, nilaj kekekerasan tertinggi terjadi pada tempernlur austemper 325°C pada W8.l{`l'IJ tahan 30 menit yailu 285 BI-INd engan struktur hainit bawah. Nilai laiu keansan terendah alan nilai ketahanan aus yang tertinggi terjadi pada tempemtur pembentukan bainit bawah 325°C dengan waktu tahan 30 menit yaim 3,78.10" mm3 /mm. Pada foto struktrur mikro terlihat bahwa terjadi perubahan strktur matriks awal (As-Cast) selama kondisi austemper menjadi struktur bainitik."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S47840
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>