Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 70617 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rizky Kurniawan
"ABSTRAK
Manfaat daun handeuleum (Graptophyllum pictum (L.) Griff) adalah sebagai
pelembab kulit (emolient) dimana komponen terpentingnya adalah lipid. Ekstrak
didapatkan dengan metode ekstraksi ultrasonik dimana yield tertinggi didapatkan
dengan menggunakan komposisi pelarut 100% Etanol pada waktu ekstraksi 60
menit. Ekstrak yang didapatkan memiliki nilai iodine 0,42; Viskositas 25cP; pH
5,99 dan densitas sebesar 0,855 gr/cm3 kandungan kimianya adalah
neophytadiene, alpha tocopherol, squalene, gamma tocopherol, dodecane dan
tetradecane. Komposisi ekstrak dalam formulasi body lotion yaitu 4% dengan
viskositas 5800 cP; pH 7,87; densitas 0,9936 gr/cm3; dan total mikroba kurang
dari 30 koloni/gram nilai ini sesuai dengan SNI 16-4399-1996.

Abstract
Benefits handeuleum leaves (Graptophyllum pictum (L.) Griff) is a emollient
that the most important components is lipid. Extraction using ultrasonic extraction
method with the highest yield using 100% ethanol solvent on extraction time 60
minutes. Extract obtained had the iodine value of 0.42; Viscosity 25cP; pH 5.99
and density of 0.855 gr/cm3 chemical content is neophytadiene, alpha tocopherol,
squalene, gamma tocopherol, dodecane and tetradecane. Composition extract in
formulation body lotion is 4% with a viscosity of 5800 cP; pH 7.87; 0.9936
gr/cm3 density, and total microbial less than 30 colonies / gram this value
according to SNI 16-4399-1996.
;"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43405
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Permata Sari
"Dewasa ini, nanopartikel magnetit MNP menarik perhatian banyak peneliti dikarenakan sifatnya yang unik. Pada penelitian ini, partikel magnetit berskala nano telah berhasil disintesis dan difungsionalisasikan secara simultan melalui metode yang ramah lingkungan menggunakan ekstrak daun Graptophyllum pictum L. Griff. Pada pembentukan MNP, ekstrak daun berperan sebagai sumber basa dan capping agent. Alkaloid dalam ekstrak terhidrolisis di dalam air dan menghidroksilasi ion prekursor membentuk serbuk nanopartikel Fe3O4. Ekstrak daun juga berperan sebagai penyedia gugus fungsi hidroksil, karboksil, dan amina kepada MNP sehingga terbentuk MNP-EKDH ekstrak kasar daun dan MNP-FDH fraksi air daun .MNP-FDH dan MNP-EKDH yang terbentuk dianalisis menggunakan spektrofotometer UV-Vis, X-Ray diffraction XRD , spektroskopi Fourier transform infra red FTIR , particle size analyzer PSA , potential zeta charge PZC , scanning electron microscopy SEM , energy dispersive X-ray EDX , transmission electron microscopy TEM , dan vibrating sample magnetometry VSM .Hasil karakterisasi mengkonfirmasi terbentuknya MNP-EKDH dan MNP-FDH yang ditunjukkan melalui surface plasmon resonance pada ?max 291 dan 293 nm. Ukuran rata-rata partikel yaitu 117,7 nm dan 124,6 nm untuk MNP-EKDH dan MNP-FDH. MNP-EKDH bersifat paramagnetik sedangkan MNP-FDH bersifat superparamagnetik sehingga MNP-FDH berpotensi sebagai anticancer drug carrier.MNP-FDH dipelajari interaksinya dengan obat kanker epirubicin EPI dan didapatkan kapasitas muat yang optimum pada pH 8,0 dengan rasio berat MNP-FDH dan EPI yaitu 2:1. Interaksi MNP-FDH-EPI terjadi secara adsorpsi dan memenuhi isoterm Langmuir. Pengujian pelepasan menghasilkan kesimpulan bahwa EPI terlepas dengan baik dari MNP-FDH-EPI pada 4,5 sebesar 28,48 .

Nowaday, magnetite nanoparticles MNP attract many researchers because of their unique nature. In this study, nanoscale magnetite particles have been successfully synthesized and functionalized simultaneously through environmentally friendly methods using Graptophyllum pictum L. Griff leaf extract. In the formation of MNP, leaf extract acts as a base source and capping agent. The alkaloids in the extract are hydrolyzed in water and hydroxylate the precursor ions to form the powder of Fe3O4 nanoparticles. Leaf extract also acts as a provider of functional groups of hydroxyl, carboxyl and amine to MNP to form MNP EKDH leaf rough extract and MNP FDH leaf water fraction .MNP FDH and MNP EKDH were analyzed using UV Vis spectrometer, X Ray diffraction XRD , Fourier transform infrared FTIR spectroscopy, Particle Size Analyzer PSA , Potential Zeta Charge PZC , scanning electron microscopy SEM , energy dispersive X ray EDX , transmission electron microscopy TEM , and vibrating sample magnetometry VSM The characterization results confirm the formation of MNP EKDH and MNP FDH shown through surface plasmon resonance at max 291 and 293 nm. The mean particle size was 117.7 nm and 124.6 nm for MNP EKDH and MNP FDH. MNP EKDH is paramagnetic meanwhile MNP FDH is superparamagnetic. MNP FDH has potential as an anticancer drug carrier.The interaction between MNP FDH and epirubicin cancer drug EPI was studied. The optimum loading capacity was obtained at pH 8.0 with a weight ratio of MNP FDH and EPI of 2 1. The MNP FDH EPI interaction occurs due to adsorption and fits to Langmuir isoterm. The release test concludes that EPI is well released from MNP FDH EPI at pH 4.5 for 28.48 "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
T48372
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Yetty Ariana L.T.
Depok: Universitas Indonesia, 1999
S32040
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadya Nurdini
"Ekstrak daun kecubung EDK dapat dimanfaatkan sebagai sumber basa lemah, pengoksidasi dan penstabil dalam green synthesis nanopartikel cerium IV oksida. Cerium III nitrat direaksikan dengan ekstrak daun kecubung pada suhu 80oC dan pengadukan selama 4 jam dan dikalsinasi pada suhu 400oC selama 2 jam. Pembentukan koloid nanopartikel cerium IV oksida dilakukan dengan mengamati pergeseran panjang gelombang 297 nm ke 252 nm. Karakterisasi nanopartikel cerium IV oksida dilakukan menggunakan TEM, SEM, XRD, spektrofluorometer dan PSA. Nanopartikel cerium IV oksida memiliki ukuran 5-10 nm dengan bentuk sphere. Pengukuran XRD menunjukkan bentuk kristal nanopartikel cerium IV oksida adalah kubik. Sifat antioksidan nanopartikel cerium IV oksida dimanfaatkan dalam body lotion dan diamati aktivitasnya terhadap senyawa radikal DPPH. DPPH diubah menjadi senyawa non-radikal dan diamati penurunan absorbansi warna ungu DPPH pada spektrofotometer UV-Vis.

Cerium IV oxide nanoparticles. Cerium III nitrate was reacted with kecubung leaf extract at 80oC and stirring for 4 hours then calcinated at 400oC for 2 hours. Colloid of cerium IV oxide was observed with UV Vis spectrophotometer and wavelength shifted from 297 nm to 252 nm. Characterization of cerium IV nanoparticles using TEM, SEM, XRD, spectrofluorometer and PSA. Size of cerium IV oxide nanoparticles in range 5 10 nm with sphere form. Characterization with XRD showed shape of cerium IV oxide nanoparticles is cubic. Antioxidant properties of cerium IV oxide can be used in body lotion using DPPH as radical compound. DPPH reacted with cerium IV oxide and changed to non radical compound. This reaction can be observed with UV Vis spectrophotometer.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S66671
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endang Hanani
"ABSTRAK
Saat ini pengembangan obat tradisional diusahakan agar dapat sejalan dengan pengobatan modern yang berarti dapat bersama-sama masuk dalam jalur pelayanan formal. Pengembangan obat tradisional juga didukung oleh Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, tentang fitofarmaka, yang berarti diperlukan adanya pengendalian mutu simplisia yang akan digunakan untuk bahan baku obat atau sediaan galenik.
Salah satu cara untuk mengendalikan mutu simplisia adalah dengan melakukan standarisasi simplisia dan ekstrak (sediaan galenik), karena khasiat suatu tanaman tergantung pada kandungan kimianya, dimana kandungan kimia ini dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain tempat tumbuh, iklim, curah hujan, panen. Standarisasi diperlukan agar dapat diperoleh bahan baku yang seragam yang akhirnya dapat menjamin efek farmakologi tanaman tersebut. Masalah yang dihadapi adalah bagaimana dapat menentukan keseragaman mutu simplisia dan ekstrak suatu tanaman yang tumbuh dari beberapa daerah yang mempunyai ketinggian, keadaan tanah dan cuaca yang berbeda.
Graptophyllum pictum (L) Griff yang dikenal masyarakat Indonesia dengan nama daerah handeuleum atau daun wungu banyak dimanfaatkan dalam obat tradisional untuk mengobati penyakit wasir atau hemorrhoid.
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan parameter-parameter yang dapat digunakan untuk menentukan mutu simplisia dan ekstrak etanol (50%) daun handeuleum yang berasal dari 3 tempat yang berbeda (Tawangmangu, Depok dan Bogor) serta menentukan pola KLT dan KLT densitometernya.
Pemeriksaan yang dilakukan terhadap simplisia daun handeuleum adalah penetapan kadar abu, kadar abu yang tidak larut dalam asam, kadar sari yang larut dalam air, kadar sari yang larut dalam etanol. Pola KLT dan KLT densitometer diamati dari fraksi heksan dan metanol dari simplisia dan ekstrak etanol (50%) daun handeuleum. Penampak bercak yang digunakan adalah vanilin-asam sulfat aluminium trildorida dalam metanol. Ekstrak etanol (50%) daun handeuleum dibuat secara maserasi lima kali; kemudian dilakukan pemeriksaan organoleptis, kelarutan (air, etanol 70% dan kloroform), keasaman (pH) dan residu kering.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa beberapa parameter lebih dapat digunakan terhadap simplisia daun handeuleum adalah kadar abu tidak dari 12%, kadar abu tidak larut dalam asam tidak lebih dari 2%, kadar sari larut dalam air tidak kurang dari 29%, dan kadar sari larut dalam atonal tidak kurang dari 6%. Pola KLT dan KLT densitometer (pada = 420 nm) sari heksan dan metanol simplisia daun handeuleum menunjukkan adanya 11 dan 9 bercak, masing-masing dengan fase gerak heksan-etil asetat (7:3) dan etil asetat-asam formiat-air (10:2:3).
Parameter yang dapat digunakan terhadap ekstral etanol (50%) daun handeuleum adalah residu kering tidak kurang dari 80%, keasaman (pH) antara 6,9--7,4; sedangkan kelarutan dalam air, etanol 70% dan kloroform, secara berurutan adalah mudah larut, larut dan sukar larut.
Pola KLT dan KLT densitometer dari heksan dan metanol ekstrak etanol (50%) dari daun handeleum menunjukkan adanya 11 dan 9 bercak, masing-masing dengan fase gerak heksan-etil asetat (7:3) dan etil asetat-asam formiat-air (10:2:3)."
Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2000
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Islami
"Tumbuhan Handeuleum (Graptophyllum pictum (L ) Griff ) merupakan tanaman perdu tegak dan banyak ditanam sebagai tanaman hias atau sebagai tanaman pagar 'Dalam pengobatan tradisional, daun Handeuleum berkhasiat sebagai obat untuk penyakit ambeien (bawasir), bisul, borok, batu empedu laksatif (pencahar atau urus-urus) emmolliensia (menghaluskan kulit), dieuretik (peluruh air kencing), bengkak, luka-luka dan lain-lain Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan mencoba menentukan struktur molekul senyawa kimia yang terdapat dalam daun Handeuleum dari fraksi eter."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1991
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cristiani
"Daun handeuleum merupakan salah satu tanaman yang telah lama dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia sebagai obat wasir.dalarn bentuk infus atau rebusan. Dalam upaya mengembangkan bentuk sethaan farmasi, maka dibuat sediaan dalam bentuk ekstrak etanol. Untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak pada penggunaan yang terus-menerus, maka dilakukan uji keamanan terhadap aktivitas GPT dan GOT plasma serta jaringan hati. Pada penelitian ml digunakan 80 ekor tikus putih jantan yang dibagi menjadi empat kelompok. Kelompok I adalah kelompok yang diberi ekstrak etanol daun handeuleum dosis 1,08 g/Kg bb, kelompok II adalah kelompok yang diberi ekstrak etanol handeuleum dosis 0,36 g/Kg bb, kelompok Ill adalah kelompok yang diberi ekstrak etanol daun handeuleum 0,12 g/Kg bb, kelompok IV adalah kelompok kontrol yang diberi aquadest. Ketiga kelompok uji tersebut mendapatkan ekstrak etanol yang diberikan setiap hari secara oral selama 90 han. Pada han ke-31 clan han ke-91 tikus dibedah clan diambil darah serta hatinya, kemudian dilakukan pengukuran aktivitas GPT clan GOT plasma clan pengukuran derajat kerusakan lobulus janingan hati. Hasil pengukuran akUvitas GPT clan GOT plasma menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan bermakna antara ke!ompok normal dengan kelompok I, II, clan Ill setelah dibeni ekstrak selama 30 hari sedangkan pada pemberian selama 90 han ada perbedaan bermakna antara kelompok normal dengan kelompok I. HasH pemeniksaan histologi menunjukkan bahwa penggunaan ekstrak daun handeuleum dosis 0,36 clan 0,12 g per Kg bb selama 30 clan 90 hari tidak menyebahkan kerusakan janingan hati, sedangkan penggunaan dosis 1,08 g/Kg b.b dalam jangka waktu lebih lama diduga dapat menyebabkan kerusakan jaringan hati yang serius.

Handeuleum leaves (Graptophylium pictum (L.) Grim have been used by Indonesian people to cure several kinds of diseases such as haemorrhoid. The usage is by boiling it in water (infusion). Ethanol extract as a dosage form is created to provide the pharmaceutical dosage form. To know the effect of continuous feeding of handeuleum extract, a safety test is conducted toward the activities of plasma GPT and GOT and also the liver tissues. Eighty male white rats used in the study were divided into four groups. The first group was given with the ethanol extract of handeuleum leaves as mush as 1,08 g/Kg body weight. The second group was given with the ethanol extract of handeuleum leaves as much as 0,36 g/Kg body weight. The third group was given with the ethanol extract of handeuleum leaves as much as 0,12 g/ Kg body weight and the fourth group was a control group received water only. Those first three groups were given with the ethanol extract orally every day for ninety days. At the 31st and 9 1st day, the rats were operated. The blood and the liver were taken from the rat bodies, then the activities of the plasma GPT and GOT and the degree of liver damage were measured. The measurement of plasma GPT and GOT shows that there is no significant difference between the normal group and group I, II and Ill which were given with the extract after 30 days, but there is significant difference between the normal group and group I which were given with extract after 90 days. The histology examination shows that the usage of handeuleum leaves ethanol extract in 0,36 g and 0,12 g/ Kg body weight dosage after 30 and 90 days do not cause the liver tissues damage, but the usage in 1,08 g/Kg body weight dosage for a longer period may cause the serious liver tissues damage."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1999
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Kolopaking, Ari Mulyani
"ABSTRAK
Graptophyllum pictum (L) Griff yang dikenal dengan nama daerah handeuleum akhir-akhir ini dilaporkan dapat digunakan untuk pengobatan penyakit "haemorrhoid". Baru-baru ini tanaman ini telah digunakan oleh seorang dokter di Bogor untuk pengobatan penyakit haemorrhoid dengan hasil yang baik. Adapun keterangan mengenai tumbuhan ini khususnya mengenai kandungan kimianya masih belum banyak di temukan dalam literatur. Karenanya penelitian terhadap daun ini perlu dilakukan terutama mengingat khasiat anti haemorrhoidnya. Penyelidikan dari daun ini dilakukan secara kwalitatif dan kromatografi lapisan tipis untuk saponin, glycosid, alkaloid, tannin, phenol derivat antrakinon. Berdasarkan hasil penelitian itu tanaman ini mengandung saponin {steroid glycosid) , alkaloid dan tannin sedangkan flavonoid phenol, dan antrakinon tidak ditemukan .
ABSTRACT
Graptophyllum pictum (L) Griff or locally known as handeule urn was reported to have medicinal application in Indonesiaamong others as antihaemorrhoid drug. Recently this plant has been used successfully by a physician in Bogor for the treatment of haemorrhoid. After going through literature, it is learned that very little or none is known about the chemistry of this plant. Accordingly it felt neccessary to conduct ichemical study on this plant to discover substances with possible anti haemorrhoid activity . The study was made on the leaves by carrying out qualita-- tive tests and thin layer examination for saponins and other glycosides, alkaloids, tannins, phenolic substancesand anthraquinone derivates. The result indicated that the plant contains saponins (steroid glycosides), alkaloids and tannins, while flavoneid and anthraquinones seem to be absent in this plant."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1980
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>