Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 99024 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Indrawan Puspa Negara
"Skripsi ini membahas tentang dialog yang terjadi antara dua tokoh yaitu Charlie Kenton dan Max Kenton dalam film ?Real Steel? yang disutradarai oleh Shaun Levy. Penulisan ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Dalam penelitian ini, penulis meneliti apakah penggunaan kalimat dalam dialog yang dipakai oleh kedua tokoh tersebut mampu mencapai tujuannya. Selain itu, penulis juga meneliti efek yang terjadi mengenai hubungan antara kedua tokoh tersebut setelah penggunaan kalimat dalam dialog tersebut diujarkan.
Penulis akan menganalisa dialog dengan mengacu pada teori ilokusi kompetitif Leech yang merupakan ilokusi dengan menggunakan tipe kesopanan negatif. Temuan dari penelitian ini adalah penggunaan ilokusi kompetitif ternyata tidak terlalu efektif apabila digunakan dengan maksud agar mitra tutur menuruti ujaran dari penutur. Selain itu, penggunaan ilokusi kompetitif ternyata terbukti membuat hubungan antara kedua tokoh tersebut menjadi renggang.

This research explores the dialogue between the two characters which are Charlie Kenton and Max Kenton in the film Real Steel directed by Shaun Levy. The method used in this research is descriptive qualitative. Through this research, the writer observes whether the use of the sentences uttered in the dialogue between those two characters reach its purpose. The writer also observes the effect of the sentences uttered on the relationship between the two characters.
The writer analyses the dialogue by applying Leech's competitive illocution theory which explains illocutions by using negative politeness concept. This research finds that the use of the competitive illocution is not effective if it is used with a purpose of making the hearer obey the speaker. The use of competitive illocution also proves that it makes the relationship between the two characters become distant.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S43384
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Rahil Fikriyah
"Penelitian ini adalah kajian tentang jenis-jenis tindak tutur ilokusi ekspresif yang  terdapat dalam  film Belanda 'Jongens', Film 'Jongens' merupakan film yang dirilis di tahun 2014 tentang pencarian jati diri seorang atlet estafet remaja bernama Sieger serta kebingungannya dengan seksualitas dan label diri. Tujuan dari kajian ini adalah untuk memaparkan tindak tutur ilokusi ekspresif apa saja yang terdapat di dalam film 'Jongens'. Kajian ini berlandaskan teori John Langshaw Austin dalam How To Do Things With Words dan John R. Searle dalam Speech Acts: An Essay in the Philosophy of Language dan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Terdapat total 32 tindak tutur ilokusi ekspresif yang dapat diidentifikasi dalam kajian ini dan tindak jenis ekspresif yang ditemukan adalah sarkasme, memberi sindiran, pujian, kekhawatiran, amarah, dan kekecewaan.

This research is a study of the types of expressive illocutionary speech acts through linguistic perspective contained in the Dutch film 'Jongens', the film 'Jongens' is a film released in 2014 about the search for the identity of a teenage relay athlete named Sieger and his confusion with his sexuality and self label. The purpose of this study is to describe what expressive illocutionary speech acts are in the film 'Jongens'. This study is based on the theory of John Langshaw Austin in How To Do Things With Words and John R. Searle in Speech Acts: An Essay in the Philosophy of Language and uses a qualitative descriptive method. There are a total of 32 examples of expressive illocutionary speech acts that can be identified in this study and the identified expressive acts are sarcasm, praise, worry, anger, and disappointment.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Khansa Anindya Qutratu’ain
"Tindak tutur ilokusi dapat ditemukan pada dialog tokoh film. Pertuturan ilokusi oleh karakter dalam film memiliki maksud dan tujuan yang akan berpengaruh terhadap jalannya alur cerita. Penelitian ini mengkaji jenis dan fungsi tindak tutur ilokusi pada film Aruna dan Lidahnya yang dirilis pada tahun 2018. Aruna dan Lidahnya adalah film tentang perjalanan kuliner dan penelusuran wabah hasil alihwahana dari novel dengan judul yang sama. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis jenis dan fungsi tindak tutur ilokusi yang dituturkan para tokoh dalam film Aruna dan Lidahnya. Data yang digunakan adalah tindak tutur ilokusi pada tokoh utama film. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif. Analisis data dilakukan berdasarkan teori tindak tutur Yule (1996). Ditemukan kelima jenis tindak tutur ilokusi yaitu direktif, ekspresif, representatif, komisif, dan deklaratif. Hasil penelitian menunjukkan adanya empat puluh tiga tindak tutur ilokusi dengan frekuensi terbanyak adalah tindak tutur ilokusi direktif dengan fungsi perintah dan tindak tutur ilokusi ekspresif dengan fungsi mengekspresikan rasa kecewa.
Illocutionary speech acts can be found in the dialog of movie characters. Illocutionary speech by the characters in the movie has intentions and purposes that will affect the storyline. This study examines the types and functions of illocutionary speech acts in the movie Aruna and Her Palate released in 2018. Aruna and Her Palate is a movie about a culinary journey and the search for a plague from a novel with the same title. This research aims to analyze the types and functions of illocutionary speech acts spoken by the characters in the film Aruna and Her Palate. The data used are illocutionary speech acts on the main character of the movie. The method used in this research is descriptive qualitative method. The data analysis is based on Yule's (1996) speech act theory. The research found five types of illocutionary speech acts, namely directive, expressive, representative, commissive, and declarative. The result shows that there are forty-three illocutionary speech acts with the most frequency are directive illocutionary speech acts with the function of command and expressive illocutionary speech acts with the function of expressing disappointment."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Aisyah
"Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasikan bentuk tindak tutur ilokusi pada karakter dalam film berjudul ‘Chernobyl 1986’ dengan pendekatan pragmatik. Dalam penelitian ini, menggunakan metode kualitatif deskriptif berdasarkan klasifikasi tindak ilokusi Searle (asertif, direktif, komisif, ekspresif, dan deklarasi) dan untuk mengetahui konteks yang digunakan dalam ujaran-ujaran karakter. Sumber data data dalam penelitian ini adalah transkrip ujaran yang terdapat pada film ‘Chernobyl 1986’. Penulis mengumpulkan data dari dialog-dialog film tersebut secara komprehensif kemudian mengklasifikasikan ujaran-ujaran tersebut ke dalam kategori-kategori berdasarkan teori Searle melalui teknik simak dan catat. Hasil analisis penulis menunjukkan terdapat lima jenis tindak ilokusi yang ditemukan dalam penelitian ini: asertif, direktif, komisif, ekspresif, dan deklaratif.

This study aims to identify the form of illocutionary speech acts on the characters in the movie entitled ‘Chernobyl 1986’ with a pragmatic approach. In this research, a descriptive qualitative method is used based on Searle's classification of illocutionary acts (assertive, directive, commissive, expressive, and declarative) and to find out the context used in the characters' utterances. The data source of the data in this study is the transcript of utterances contained in the movie ‘Chernobyl 1986’. The author comprehensively collected data from the dialogues of the film and then classified the utterances into categories based on Searle's theory through listening and note-taking techniques. The results of the author's analysis show that there are five types of illocutionary acts found in this study: assertive, directive, commissive, expressive, and declarative.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Nathasyah Putri
"Penelitian ini membahas tindak tutur ilokusi direktif antartokoh dalam film De Slag om de Schelde. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan tujuan memaparkan bentuk kalimat dan fungsi dari tindak tutur ilokusi direktif yang dituturkan antartokoh dalam film itu, terutama tokoh utama yang berperan sebagai anak, kakak, teman, dan pegawai pemerintah. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori tindak tutur ilokusi direktif Searle (1969). Penelitian ini juga mengkaji bentuk tuturan ilokusi direktif yang ditemukan dalam film itu dengan menganalisis struktur kalimat direktif berdasarkan jenis kalimat bahasa Belanda dalam Algemene Nederlands Spraakkunst (https://e-ans.ivdnt.org/). Data diambil dari tuturan setiap tokoh pada film De Slag om de Schelde yang diperoleh dari Netflix. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 4 bentuk kalimat dalam bahasa Belanda yang digunakan sebagai tuturan ilokusi direktif, yakni kalimat deklaratif, interogatif, imperatif, dan eksklamatif. Kemudian, terdapat 5 fungsi dari tuturan tokoh-tokoh, yaitu pertanyaan, permohonan, nasihat, larangan, dan persyaratan.

This study discusses directive illocutionary speech acts between characters in the film De Slag om de Schelde. The method used is descriptive qualitative with the aim of explaining sentence forms and functions of directive illocutionary speech acts spoken between characters in the film, especially the main character who acts as a child, sister, friend, and government employee. The theory used in this research is Searle's directive illocutionary speech act theory (1969). This study also examines the forms of directive illocutionary speech found in the film by analyzing the structure of directive sentences based on the types of Dutch sentences in Algemene Nederlands Spraakkunst (https://e-ans.ivdnt.org/). The data is taken from the speech of each character in the film De Slag om de Schelde obtained from Netflix. The results of the study show that there are 4 forms of sentences in Dutch that are used as directive illocutionary speech, namely declarative, interrogative, imperative, and exclamative sentences. Then, there are 5 functions of the speech of the characters, namely questions, requests, advice, prohibitions, and requirements."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Musyawir
"Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk tindak tutur ilokusi pada program Sentilan-sentilun dan implikasinya terhadap pengajaran bahasa Indonesia pada aspek keterampilan berbicara. Subjek penelitian ini adalah tayangan atau video program Sentilan-sentilun di Metro TV. Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kualitatif. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri yang berbekal tentang pemahaman kajian teori pragmatik yaitu, tindak tutur. Metode pengumpulan data yakni, teknik dokumentasi, teknik simak, dan teknik catat. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah menggunakan metode kontekstual, yakni dengan menerapkan dimensi-dimensi konteks dalam menafsirkan data yang telah berhasil dikumpulkan, diidentifikasi, dan diklasifikasikan. Hasil "
ambon: Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan, 2019
400 JIKKT 7:2 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Roro Alievia Widyaningrum
"Film merupakan media audio visual yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan melalui dialog antartokohnya. Film pendek berbahasa Jawa berjudul Ubag-ubeg digunakan sebagai sumber data penelitian ini dengan melihat tuturan antartokoh sebagai data. Tuturan tokoh Bu Marni kepada pekerjanya dalam film ini memunculkan permasalahan terkait kategori tuturan yang disampaikan karena adanya perbedaan status mereka. Oleh sebab itu, tujuan penelitian ini adalah menggambarkan tuturan Bu Marni yang memiliki makna direktif. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan teori Tindak Tutur Searle (1979) yang dikembangkan dalam Rahyono (2012) dan Ibrahim (1993). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 12 tuturan direktif Bu Marni, tuturan commanding ‘memerintah’ merupakan tuturan dominan karena muncul sebanyak 8 kali, diikuti oleh requesting ‘meminta’ sebanyak 3 kali, dan ordering ‘memesan’ sebanyak 1 kali. Kesimpulan penelitian menunjukkan jika tuturan antara pemberi kerja dan pekerja sebagai penutur dewasa umumnya berbentuk memerintah dengan sifat Modus Imperatif yang menyatakan maksud secara langsung dan tidak berbelit-belit agar pekerja dapat segera memahami apa yang ingin disampaikan oleh si pemberi kerja.

Film is an audio-visual media that can be used to convey messages through dialogue between characters. A short film in Javanese entitled Ubag-ubeg is used as a data source for this research by looking at the speeches between characters as data. The speech of Mrs. Marni's character to her workers in this film raises problems related to the category of speech delivered because of their different status. Therefore, the purpose of this study is to describe Bu Marni's inner speech which has a directive meaning. This study uses a qualitative descriptive method with Searle's (1979) speech-action theory which was developed in Rahyono (2012) and Ibrahim (1993). The results showed that of the 12 directive utterances of Mrs. Marni in the film, commanding 'to order' is the dominant directive speech act category, in addition to the category of requesting 'asking'. The conclusion of the study shows that the utterances between employers and workers are generally in the form of explicit performatives because of the 12 directive utterances, 8 utterances are commanding utterances 'to command', which express intent directly and without convoluted so that workers can immediately understand what the employer wants to convey."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Jahdiah
Jayapura: Kibas Cenderawasih, 2018
JIKK 15:2 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yasmin Rahma Haryanti
"Sebagai aplikasi yang sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari, Gojek memiliki pola tuturan tersendiri untuk dapat terkoneksi dengan penggunanya. Penelitian ini menganalisis tindak tutur ilokusi dan strategi kesantunan yang terdapat pada aplikasi Gojek. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif serta teori tindak tutur Searle (1976) dan kesantunan Brown dan Levinson (1987). Penelitian ini menunjukkan bahwa jenis tindak tutur yang terdapat dalam aplikasi Gojek meliputi tindak tutur representatif, direktif, komisif, ekspresif, dan deklaratif. Tindak tutur direktif dalam Gojek mendominasi karena banyak digunakan untuk mengarahkan pengguna untuk melakukan tindakan tertentu, termasuk dalam mengoperasikan aplikasi secara umum. Sementara itu, strategi kesantunan yang ditemui dalam aplikasi Gojek meliputi melakukan FTA tanpa tindak kesantunan, melakukan FTA dengan kesantunan positif, melakukan FTA dengan kesantunan negatif, serta melakukan FTA secara tidak langsung. Penerapan FTA dengan kesantunan positif menjadi strategi yang paling banyak digunakan dalam Gojek sebagai usaha untuk mengakomodasi keinginan pengguna serta membuat pengguna nyaman dalam menggunakan aplikasi ini.

As an application that is essential in daily life, Gojek has its own speech pattern to connect with its users. This research highlights the illocutionary speech acts and politeness strategies used in Gojek. The analysis is done using qualitative descriptive method with Searle’s (1976) theory of speech act and Brown and Levinson’s (1987) theory of politeness. The study shows that Gojek uses illocutionary acts in the form of representative, directive, commissive, expressive, and declarative acts. Directive speech acts in Gojek dominate as it is used to direct users to do certain actions, including in operating the app in general. Politeness strategies found in Gojek consist of doing FTA without redressive actions, doing FTA with positive politeness, doing FTA with negative politeness, and doing FTA off-record. Doing FTA with positive politeness is the most used strategy as it is a medium to accommodate users wants and make users comfortable in using the app."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Aninda Savira Sofandy
"Penelitian ini membahas kategori dan fungsi tindak tutur ilokusi dalam lakon Wabah yang dipentaskan oleh Teater Koma. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan jenis-jenis tindak tutur ilokusi yang terdapat dalam lakon Wabah. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif analitis. Sumber data dalam penelitian ini adalah dialog yang dituturkan oleh tokoh-tokoh pada lakon Wabah yang berdurasi 25:26 menit. Pengumpulan data dimulai dengan melakukan transkripsi data dan mengelompokkan data-data berdasarkan jenis tindak tuturnya. Penelitian ini menggunakan teori tindak tutur ilokusi Searle (dalam Leech, 1993). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat empat jenis tindak tutur yang ditemukan, yaitu tindak tutur direktif, asertif, komisif, dan ekspresif. Pada tindak tutur direktif, ditemukan tujuh fungsi komunikatif, yaitu menasihati, mengingatkan, menyuruh, melarang, menuntut, memohon, dan mengajak. Pada tindak tutur asertif, ditemukan dua fungsi komunikatif, yaitu menyatakan dan menyangkal. Pada tindak tutur komisif, ditemukan satu fungsi komunikatif, yaitu berjanji. Lalu, pada tindak tutur ekspresif, ditemukan dua fungsi komunikatif, yaitu mengeluh dan memuji.

This study discusses the categories and functions of illocutionary speech acts in Teater Koma's drama. This research aims to describe the types of illocutionary acts found in the drama entitled Wabah. This research is qualitative research with a descriptive-analytical approach. The data source in this study is the dialogue spoken by the characters in the drama Wabah, which lasts 25:26 minutes. Data collection begins by transcribing and grouping the data based on the categories of speech acts. This study uses Searle's speech act theory (in Leech, 1993). The results of this study indicate that there are four categories of speech acts found, namely directive, assertive, commissive, and expressive speech acts. In directive speech acts, seven communicative functions are found; advising, reminding, ordering, forbidding, demanding, begging, and inviting. In assertive speech acts, two communicative functions are found; stating and denying. In commissive speech acts, one communicative functions are found; promises. Then, in expressive speech acts, two communicative functions are found: complaining and praising."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>