Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 51578 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lubis, Bella Astrid Monica
"Arsitektur berperan dalam menciptakan lingkungan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Salah satu tujuan arsitektur adalah menciptakan lingkungan yang berkualitas dimana dapat memenuhi kebutuhan manusia tanpa merusak atau membebani lingkungan dan alam. Baik lingkungan buatan maupun alam harus ditata secara seimbang agar tercipta kehidupan yang harmonis. Salah satu faktor penting untuk menciptakan kehidupan yang harmonis adalah penataan energi. Berbagai cara arsitektur mewujudkan bentuk penataan energi yang efisien dan efektif, salah satunya adalah penggunaan energi alternatif. Skripsi ini membahas tentang pemanfaatan tenaga angin yang dikonversi menjadi energi yang lebih bermanfaat dengan menggunakan turbin angin dan pembahasan difokuskan dari sudut pandang arsitektur dan lingkungan.

Architecture plays a role in creating an environment to meet human needs. One of the goals of architecture is to create a quality environment in which to meet human needs without damaging or burdening the environment and nature. Both the artificial and the natural environment should be arranged in a balanced way in order to create a harmonious life. One of important factors to create a harmonious life is the arrangement of energy. Various ways in architecture to realize arrangement of energy which efficiently and effectively, one of which is the use of alternative energy. This thesis discusses the use of wind power converted into useful energy using wind turbines and focuses discussion point of view of architectural and environmental."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43373
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Billal Pizzaro A
"Pemanfaatan energi angin saat ini cukup meningkat sebagai energi terbarukan. Karena angin adalah salah satu bentuk energi alami yang paling mudah diakses dan tidak menghasilkan zat-zat berbahaya. Berdasarkan hasil pemetaan distribusi kecepatan angin, didapat kecepatan angin yang tinggi (6 - 8 m/s) di onshore terjadi di pesisir selatan pulau Jawa, Sulawesi Selatan, Maluku, dan NTT. Sementara kecepatan angin di daerah offshore menunjukkan angka lebih dari 8 m/s terjadi di Offshore Banten, offshore Sukabumi, offshore Kupang.[15] Turbin Angin sumbu vertikal (TASV) merupakan salah satu jenis turbin angin yang lebih mudah diaplikasikan pada tempat yang memiliki potensi angin tidak terlalu besar. [16] Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan potensi TASV pada kabupaten Sukabumi.

The utilization of wind energy as a renewable energy source has been increasing recently. This is because wind is one of the most easily accessible natural energy forms and does not produce harmful substances. Based on the results of wind speed distribution mapping, high wind speeds (6 - 8 m/s) onshore occur on the south coast of Java Island, South Sulawesi, Maluku, and NTT. Meanwhile, wind speeds in offshore areas show figures of more than 8 m/s occurring in Offshore Banten, Offshore Sukabumi, and Offshore Kupang[15]. Vertical axis wind turbines (VAWTs) are one type of wind turbine that is easier to apply in places with relatively low wind potential.[16] The purpose of this research is to prove the potential of VAWTs in Sukabumi Regency."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Irawan
"Kebutuhan akan listrik saat ini sangat besar terutama untuk daerah perkotaan. Untuk itu diperlukan suatu sistem yang dapat memenuhi kondisi tersebut. Salah satu dari sistem tersebut adalah penggunaan turbin angin skala mikro untuk diaplikasikan di daerah pemukiman. Tetapi kondisi angin di Indonesia relatif rendah sekitar 3-5 m/s. Penelitian ini dilakukan untuk menghadapi masalah tersebut yaitu dengan menggunakan selubung berupa diffuser sebagai cara untuk meningkatkan kecepatan angin yang melalui turbin. Dengan melakukan simulasi CFD dari berbagai variasi geometri diffuser didapatkan bentuk atau desain yang sesuai untuk digunakan pada turbin angin skala mikro. Geometri yang didapat yaitu diameter 800 mm, panjang diffuser 1000 mm, sudut diffuser 12o dan tinggi flange 500 mm. Dengan geometri tersebut, dapat menghasilkan peningkatan kecepatan pada centerline hingga 1,8 kali dari kecepatan free stream.

The need for electrical current is very large, especially for urban areas. Therefore it's necessary to have a system that can meet these conditions. One of these systems is the use of micro-scale wind turbines to be applied in residential areas. But the wind conditions in Indonesia is relatively low at about 3-5 m/s. Research is underway to deal with such problems is by using a diffuser casing as a tool to increase speed through the wind turbine. By performing CFD simulations of a variety of diffuser geometry obtained shape or design that is suitable for use in micro-scale wind turbines. Geometry is obtained 800 mm diameter, 1000 mm length, 12o expand angle and 500 mm flanged height. With that geometry, it can be seen that the flow rate through the diffuser can reach until 1.8 times the free stream velocity."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42819
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Saragih, John Fredy Bobby
"Kala pendekatan fisik tidak mampu memahami karya arsitektur secara tuntas, maka pendekatan metafisik (non material culture) yang merupakan hasil ide atau reka pikir yang kadang tidak terkait langsung dengan obyek fisik yang diamati dapat digunakan (Hardjoko, 2011). Dan perkembangan pengetahuan arsitektur pun akan terjadi bila paradigma merancang tidak hanya dibatasi pada makna desain sebagai representasi yang terkonstruksi tetapi ide dan gagasan yang melatarbelakangi kehadiran objek atau representasi tersebut (Yatmo, 2014). Bagi anak, ide bermain sesungguhnya adalah sesuatu yang penuh gembira, peristiwa yang penuh kegirangan, ide bermain adalahngenggar-enggar ati atau nyenengke ati(menyenangkan hati).
Gembira dan menyenangkan hati adalah sesuatu yang terkait dengan perasaan dan bersifat psikis dan oleh sebab itu ide bermain adalah sesuatu yang termanifestasi dalam kerja pikir/ laboring mind.Fenomena bermain anak di lingkungan RW 02 Perumahan Medang Lestari ini akhirnya membuktikan arti bermain yang sebenarnya yaitu upaya untuk memperoleh kegembiraan yang salah satunya teridentifikasi dengan tertawa pada saat bermain dan bermain pun itu sebagai strategiuntuk mengatasi kejenuhan yang dialami anak. Dengan memposisikan ide bermain sebagai kerja pikir maka kehadiran anak padasalah satu spasial untuk bermain dipastikan memiliki argumentasi. Ketertarikan anak untuk menggunakan jalan, selokan, sawah, dekker sebagai spasial bermain lebih disebabkan karena faktor metafisik spasial yang bebas, exciting dan surprise. Ide serta gagasan tersebutlah yang menyebabkan spasial tersebut berhasil menarik perhatian anak untuk menggunakannya.
Dengan mengambil lokus penelitian di RW 02 Perumahan Medang Lestari Tangerang dan menjadikan anak usia 6 ? 12 tahun sebagai informan penelitian serta dengan menggunakan metode kualitatif yang berbasis grounded theory sebagai analisis, penelitian ini menemukan hal yang berbeda dengan paradigma dominan spasial bermain. Jalan, selokan, sawah, dekker atau tempat-tempat lainnya adalah spasial yang berpotensi menimbulkan sensasi yang dapat dicerap oleh indera anak dan kehadiran anak pada spasial tersebut membuktikan bahwa bagi anak ruang adalah sebuah kesepakatan. Dan akhirnya dari sensasi yang dihadirkan oleh spasial menghantarkannya sebagai sensatopia, sebuah spasial yang hadir bukan karena materialistic atau spiritualistic tetapi karena faktor sensasionalistic yang dapat dirasakan oleh aktor yang hadir dan menggunakan spasial tersebut.

When the physical approach is not able to understand architectural design thoroughly, the metaphysical (non-material culture) approach, that is the result of an idea or thought that sometimes they are not directly related to the observed physical object can be used (Hardjoko, 2011). And the development of architectural knowledge will happen when the paradigm of designing not only restricted to the significance of design as a representation constructed but the idea and concept behind the object or the presence of such representations (Yatmo, 2014). For children, the actually idea of play is something that is full of joy and frolic, the idea of play is ngenggar -enggar ati or nyenengke (in Javanesse).
Joy and frolic is something associated with psychic and therefore the idea of play is something that is manifested as laboring mind. The phenomenon of children playing in the district 02 of Medang Lestari Housing ? Tangerang, is finally live up to their actual play as an attempt to obtain the excitement, that one of them identified with a laugh while playing, and even play as a strategy to copying stress by children. When the idea of play as a laboring mind the presence of children in one spatial to play certainly has arguments. When children more interest to use roads, ditches, fields, dekker as spatial for play driven more by metaphysical factors which are free, exciting and surprise. That ideas would be the reasons which made the spatial attract the children to use it.
By taking the locus of research in district 02 Medang Lestari Housing - Tangerang and made children aged 6-12 years as an informant research and using qualitative methods based on grounded theory as the analysis method, this research found the idea that in contrast to the dominant paradigm of spatial play. Roads, ditches, fields, dekker or other places were spatial which had potential to produce a sensation which can be perceived by the senses of the child. So, the child's presence in those spatial proved that in children?s viewspatial is anagreement. Finally, the research found that the spatial chosen not because of the materialistic or spiritualistic but because sensasionalistic factors that can be felt by the actors who are present and use spatial. Based on the presented sensation that is delivering a spatial as sensatopia.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maulana Akbar
"Saat ini turbin angin kecepatan rendah sedang mengalami banyak modifikasi guna memaksimalkan kinerja generator sesuai dengan keadaan geografis di Indonesia. Banyak model generator yang dicoba dalam menghasilkan listrik. Pada pembahasaan skripsi ini digunakan generator axial karena cocok dengan keadaan angin kecepatan rendah. Model dan modifikasi dari generator ini pun sangat memegang peranan penting terhadap kinerja generator. Desain dari generator ini menggunakan arus 3 phasa dengan stator tanpa inti besi, serta rotor ganda yang mengapit stator. Disamping itu menggunakan 9 magnet permanen jenis strontium ferrite Br 0.8 T dan 9 kumparan pada stator. Desain ini dibuat berbeda dengan generator axial kecepatan rendah lainnya. Oleh karena itu hasil uji dari generator ini akan di analisa sehingga kita dapat mengetahui nilai efisiensi dari generator yang dibuat sesusai desain yang ditentukan.

Nowdays the low speed wind turbine is modifying to optimize the perfomance of generator appropriate with geographic conditions in Indonesia. Various types of generator which used to producing power. In this thesis author uses an axial generator due to appropriate with low speed wind conditions. The model and the modification of this generator hand the important role of generator performance. The design of this generator use 3 phase coreless stator, and the stator is placed between double rotor. In addition, this generator use 9 strontium ferrite Br 0.8 T permanent magnet and 9 coil in the stator. This design is made different from other low speed axial generator. Therefore, assay results from these generators will be analyzed so that we can know the value of the efficiency of the generator which is made according to the specified design."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42464
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ilham Ferdias
"Dengan meningkatnya permintaan akan teknologi yang ramah lingkungan dalam bidang pembangkit listrik, banyak mendorong penyedia energi untuk mengembangkan teknologi turbin angin sampai batasan maksimal. Sebagai pusat dari pengembangan ilmuwan yang akan datang, universitas didorong untuk menyediakan laboratorium yang mengikuti perkembangan teknologi itu sendiri. Karena alat-alat teknologi terbaru sangat mahal biayanya, penulis berharap dapat membantu untuk mengurangi biaya tersebut dengan mengembangkan laboratorium maya. Skripsi ini menjelaskan pengembangan turbin angin dalam laboratorium maya. Laboratorium maya ini akan menganalisa variasi dari kecepatan angin, variasi pisau, variasi dari sudut dan hasilnya.

With increasing the demand of eco-technology in electricity generation encourage many energy providers to develop wind turbine to its limits. As a core for the development of future scientists, universities encourage to provide their laboratories that keep up with the latest technology. Since the latest technology demand high cost for its device, the author hope to support reduced its cost with virtual laboratory (VLAB). This thesis discusses the development of wind turbine VLAB. It will analyze variation of wind speed, variation of blade, variation of pitch and value of output."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46987
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bagus Rizky Dewantoro
"Pemanfaatan energi angin sebagai sumber energi terbarukan harus dilakukan dengan baik terutama untuk daerah-daerah yang belum dapat terjangkau oleh jaringan listrik Nasional. Pada penelitian ini pembuatan turbin angin menggunakan kayu lokal cepat tumbuh di Indonesia sebagai pemecahan masalah terhadap bahan baku turbin angin itu sendiri. Dari hasil uji fisik dan mekanik didapatkan bahwa kayu Jabon memiliki kriteria yang lebih baik sebagai bahan baku pembuatan turbin angin jika dibandingkan dengan kayu Balsa dan Sengon dengan nilai MOE 4615.56 mPa dan nilai densitas kayu 0.34 g/cm3, sedangkan airfoil NACA 4415 memiliki kestabilan nilai koefisien lift yang lebih baik jika dibandingkan dengan SG 6042 pada karakteristik angin Kampung Bungin. Pengujian terhadap sampel turbin angin dilakukan pada terowongan angin wind tunnel.
Hasil pengujian didapatkan bahwa nilai kebisingan yang dihasilkan oleh turbin angin masih dalam batas aman kebisingan dengan rotasi maksimum pada kecepatan angin tertinggi sebesar 680 rpm, pada pengukuran tekanan statis terjadi penurunan tekanan pada titik turbin angin dan daerah di belakang turbin angin yang menandai adanya energi yang di ekstraksi oleh turbin angin seiring dengan menurunnya kecepatan angin pada titik tersebut. Nilai TSR tertinggi terjadi pada kecepatan angin 2.61 m/s dan besarnya energi yang hilang oleh angin pada kecepatan angin maksimum terowongan angin adalah 18.74 watt. Profil kecepatan angin juga menunjukkan perbedaan energi yang digunakan untuk memutar turbin angin pada masing-masing kecepatan angin.

Utilization of wind energy as a renewable energy source should be done well especially for areas that have not been reached by the national electricity grid. In this research, wind turbine manufacture using local wood quickly grow in Indonesia as problem solving to wind turbine raw material itself. From the results of physical and mechanical tests it was found that Jabon wood has better criteria as raw material for wind turbine manufacture compared to Balsa and Sengon wood with MOE value 4615.56 mPa and wood density value 0.34 g cm3, while airfoil NACA 4415 has stability coefficient value elevators are better when compared to SG 6042 on the wind characteristics of Kampung Bungin. Tests on wind turbine samples are performed on wind tunnels.
The test results show that the noise value generated by the wind turbine is still within the safe limits of noise with maximum rotation at a wind speed maximum at 680 rpm, on static pressure measurements there is a decrease in pressure at the point of the wind turbine and the area behind the wind turbine indicating energy extraction by wind turbines as the wind speed decreases at that point. The highest TSR value occurs at wind speed of 2.61 m s and the amount of energy lost by wind at a speed maximum wind tunnel is 18.74 watts. The wind velocity profile also shows the difference in the energy used to rotate wind turbines at each wind speed.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T51508
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Febiana
"Film Mantra Angin《fēng Yǔ Zhòu 风语咒》adalah film animasi Tiongkok bergenre fantasi laga yang dirilis pada tahun 2018 dan disutradarai oleh Liu Kuo. Film ini mengisahkan tentang pemuda buta bernama Lang Ming yang ingin menjadi pahlawan (xialan). Lang Ming belajar mengenai mantra angin dari ayahnya, Lang Jing. Mantra angin memiliki peran penting dalam kehidupan Lang Jing dan Lang Ming sebagai seorang xialan. Penelitian-penelitian terdahulu berfokus pada penokohan Lang Ming dan budaya Tiongkok yang ada pada film, sedangkan penelitian ini berfokus pada mantra angin yang berperan penting dalam kehidupan Lang Jing dan Lang Ming yang dianggap sebagai xialan dan mengungkap makna xialan yang berbeda dari sosok pahlawan yang sempurna. Hasil dari penelitian ini adalah mantra angin memiliki peran yang penting dalam kehidupan xialan yaitu Lang Jing dan Lang Ming. Melalui mantra angin makna xialan yang ada dalam film dapat terungkap, yaitu siapa saja yang memiliki sifat penolong dan mau melindungi orang lain dapat menjadi pahlawan.

Wind Spell Film《fēng Yǔ Zhòu 风语咒》is a Chinese animation action fantasy film released in 2018 and directed by Liu Kuo. The movie tells the story of a blind young man named Lang Ming who wants to be a hero (xialan). Lang Ming learns about wind spells from his father, Lang Jing. Wind spells play an important role in Lang Jing and Lang Ming's life as a xialan. Previous research focused on Lang Ming's characterization and Chinese culture in the film, while this research focuses on wind spells that play an important role in the life of Lang Jing and Lang Ming who are considered as xialan and reveal the meaning of xialan which is different from perfect hero. The result of this research is that wind spells have an important role in the lives of xialan, namely Lang Jing and Lang Ming. Through the wind mantra, the meaning of xialan in the movie can be revealed, namely anyone who has a helping nature and wants to protect others can become a hero."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Hartadi Lukman
"Stabilitas struktur turbin angin terapung lepas pantai diperlukan agar turbin angin bisa bekerja di laut lepas. Stabilitas struktur dapat dikategorikan dengan pembatasan pergerakan rotasi pitch. Stabilitas struktur bisa ditentukan apabila respon struktur terhadap gaya eksitasi diketahui. Analisa untuk mengetahui respon struktur bisa dilakukan dengan metoda coupled atau uncoupled. Analisa coupled memakan banyak waktu dan biaya sehingga respon struktur dianalisa secara uncoupled dengan analisa frekuensi domain yang cukup efisien dan murah.
Pada penelitian ini dilakukan dua simulasi untuk mengetahui pengaruh parameter tersebut terhadap respon dari dua jenis struktur turbin angin terapung lepas pantai, yaitu simulasi respon turbin angin terapung lepas pantai tipe HyWind dan tipe SWAY terhadap perubahan lingkungan laut atau sea state. Hasil dari simulasi ini akan kemudian dipergunakan sebagai pembanding antara respon kedua jenis sistem dengan parameter yang disamakan.
Analisa coupled dengan metode frekuensi domain menunjukkan hasil yang cukup akurat untuk kondisi laut norrnal. Hasil simulasi menunjukkan bahwa sistem SWAY mempunyai stabilitas yang lebih baik dari sistem HyWind. Pengaruh gaya gelombang terhadap rotasi arah pitch akan semakin meningkat dengan meningkatnya kondisi lingkungan laut, sedangkan pengaruh gaya angin dan arus semakin menurun. Stabilitas sistem turbin angin terapung lepas pantai tipe SWAY dalam arah pitch dapat dikategorikan sangat baik, hal ini dilihat dari hasil simulasi yang menunjukkan bahwa hingga sea state 6, sistem SWAY masuk dalam kategori operating.

Structural stability is needed by floating offshore wind turbine so it can be operated in the open sea. Structural stability can be categorized by the limitation in pitch motion. The stability of structure can be defined by knowing the structural responses. The analysis for structural responses can be done by coupled or uncoupled analysis. Coupled analysis will consume more time and cost. So, uncoupled analysis with frequency domain was choosen to make the analysis efficient and cheaper.
In this research, two simulations were done in order to calculate the response of two SPAR system floating offshore wind turbine, HyWind and SWAY with a variation of sea state. The results will then be used to compare the response of the two system with the same parameters.
Uncoupled analysis with frequency domain method have good accuracy for normal sea state. The simulation shows that the SWAY system have a better stability than the HyWind system. The influence of wave forces on pitch will increase by increasing the sea state, whereas the influence of wind and current forces will decrease. SWAY system has a good stability in pitch. This can be seen from the result of simulation that shows that SWAY system stays within the operating category for sea state 1 until 6.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
T45506
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herlina
"ABSTRAK
Torsi cogging adalah torsi yang ada pada setiap generator magnet permanen, muncul karena adanya interaksi antara slot pada stator dengan medan elektromagnetik yang dihasilkan oleh magnet permanen pada rotor. Torsi ini menghambat kerja generator untuk menghasilkan daya listrik Penelitian ini memfokuskan pada reduksi torsi cogging pada generator magnet permanen dengan metode anti notch. Akibat adanya anti notch, maka dilakukan penurunan model matematik dari kerapatan fluks magnetik normal Bn = Bar dan kerapatan fluks magnetik tangensial Bt = Ba? . Persamaan torsi cogging yang baru berdasarkan perbedaan radius tepi dalam stator pada posisi-posisi tertentu. Validasi persamaan matematik melalui perhitungan dengan MATLAB dan FEMM. Metode anti notch efektif untuk menurunkan torsi cogging namun perubahan energi yang berhubungan dengan efisiensi tidak banyak berubah. Dengan penambahan anti notch maka nilai Bt turun sehingga torsi cogging minimal. Hasil torsi cogging yang didapatkan antara keduanya tidak persis sama nilainya, namun pola dan kecenderungannya sama, yaitu cenderung mendekati nol dan lebih stabil dibandingkan dengan model referensi. Persentase reduksi torsi cogging untuk model sederhana anti notch adalah 92,9 dan 97,03 . Eksentrisitas rotor yang diijinkan antara 0,5 sampai 1 derajat. Torsi cogging minimal akan memperhalus jalannya rotor, sehingga pada kecepatan angin rendah, rotor akan berputar untuk menghasilkan daya listrik

ABSTRACT
Cogging torque is the remaining torque of any permanent magnet generator, arising from the interaction between the stator slot and the electromagnetic field brought about by the permanent magnet on the rotor. This torque discourages the performance of the generator to generate electrical power. This research concentrates on reducing cogging torque on the permanent magnet generator by anti notch method. As a following of the anti notch, the mathematical model is derived from normal magnetic flux density Bn Bar and tangential magnetic flux density Bt Ba . The new cogging torque equation is based on the diversity in the edge radius in the stator at particular positions. Validate mathematical equations through computations with MATLAB and FEMM. An adequate anti notch method for reducing cogging torque but energy related changes in efficiency has not varied considerably. With the extension of anti notch thus the value of Bt down so that the minimum cogging torque. The result of the cogging torque achieved between the two is not precisely the same value, but the pattern and trend are the same, which tends to be near zero and further steady than the reference model. The percentage of cogging torque reduction for simple anti notch models is 92.9 and 97.03 . The permissible rotor permeability is between 0.5 to 1 degree. Minimum cogging torque will lighten the rotor course, so at moderate wind speeds, the rotor will rotate to generate electrical power."
2018
D2399
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>