Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 116999 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Metha Hestining Wigati
"ABSTRAK
Kepentingan manusia akan tetap ada dalam suatu pengambilan keputusan sekalipun yang berkaitan dengan alam. Hal tersebut dikarenakan bahwa manusia adalah satu-satunya makhluk yang memiliki kasadaran dan menyadari adanya kerusakan lingkungan. Kesadaran manusia membentuk kepedulian terhadap lingkungan sehingga manusia dapat merencanakan pelestarian lingkungan. Oleh
karena itu maka meskipun alam sudah dianggap sebagai subyek moral akan tetapi yang bisa menjadi pelaku moral hanyalah manusia saja. Hanya manusialah yang dapat mempertimbangkan dan memutuskan mana kepentingan yang semestinya didahulukan apabila terdapat dua kepentingan yang bertabrakan. Kepedulian manusia untuk mengadakan pelestarian alam tersebut merupakan suatu bentuk
kepentingan manusia dalam alam. Meskipun antroposentrisme telah runtuh, porsi kepentingan manusia masih tetap selalu ada dalam pengambilan keputusan. Perlu diketahui bahwa selalu ada kepentingan manusia bukan berarti adalah terpusat manusia. Pembuktian adanya kepentingan manusia ini dilakukan melalui komparasi pemikiran deep ecology Arne Naes dan utilitarianisme Peter Singer. Pemikiran keduanya meskipun tidak lagi terpusat pada manusia tetapi manusia sebagai satu-satunya agen moral adalah hal yang tidak dapat dapat dihindari lagi
sehingga kepentingan manusia selalu ada dalam setiap pengambilan keputusan terkait dengan alam.

abstract
Human interest will always be on the decisions making although on the decision related to the nature. Human is the only being that have consciousness and can realize the environmental crisis. Human consciousness forms awareness of environment crisis, so human can plan the conservation of the environmental. Though nature has become moral subject, but only human can be the moral agent.
Only human can considering and deciding which interest that have to take precedence over the others. Human awareness that create nature conservation is a form of human interest on the nature. Though anthropocentrism has been broke but portion of human interest always be on the every decision making. Human interest is different from human centeredness. The proof of that human interest gained
from the comparison of Arne Naess? deep ecology and Peter Singer?s
utilitarianism. Both thoughts, though no more centered to the human interest but human as the only moral agent cannot be avoided, so human interest will always
be in the decision making related to the nature"
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S43299
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Cantika Putry
"Penelitian ini membahas mengenai permasalahan industri peternakan yang menghasilkan dampak buruk bagi lingkungan dan kesehatan manusia. Dampak buruk yang dihasilkan karena cara pandang manusia yang antroposentris ketika melihat hewan dan alam. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode analisis deskriptif dengan mendeskripsi dan menganalisis dampak yang dihasilkan industri peternakan serta keterkaitannya dengan manusia. Permasalahan pada industri peternakan hanya dapat diperbaiki dengan merubah cara pandang pandang manusia terhadap alam. Manusia perlu memiliki kesadaran ekologis untuk mendukung kelestarian alam dan penghindaran pada aktivitas yang merusak alam.Deep ecology menawarkan identifikasi dan realisasi diri untuk dapat menghadirkan kesadaran ekologis pada manusia yaitu dengan menyadari bahwa manusia merupakan satu kesatuan yang bersimbiosis dengan hewan dan alam. Dengan melakukan identifikasi dan realisasi diri manusia akan lebih bijak dalam mengonsumsi suatu produk dengan mempertimbangkan dampak ekologis dari produk yang akan ia konsumsi seperti memilih mengonsumsi produk yang ramah lingkungan. Sehingga tercipta bentuk tindakan konsumsi yang lebih mapan dan mengedepankan keseimbangan antara kehidupan manusia dengan hewan dan alam. Peran aktif manusia serta kebijakan politik diperlukan untuk mengatasi kerusakan yang dihasilkan oleh industri peternakan.

This research discusses the problems of the industrial animal farming that produce adverse impacts on the environment and human health. The adverse impacts are produced because of the anthropocentric human perspective when looking at animals and nature. This research was conducted using a descriptive analysis method by describing and analyzing the impacts produced by the industrial animal farming and its relationship with humans. Problems in the industrial animal farming can only be corrected by changing the way humans view on nature. Humans need to have ecological awareness to support the preservation of nature and avoidance of activities that damage nature. Deep ecology offers identification and self- realization to be able to bring ecological awareness to humans, namely by realizing that humans are a unit that is symbiotic with animals and nature. By identifying and self- realization, humans will be wiser in consuming a product by considering the ecological impact of the product he will consume, such as choosing to consume environmentally friendly products. Thus creating a more established form of consumption action and prioritizing the balance between human life and animals and nature. The active role of human beings as well as political policies are needed to overcome the damage produced by the industrial animal farming.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Naess, Arne
Tokyo United Nations University 1981.,
304.2 NAE h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Yoesman Sugianto
"Kajian mengenai vegetarianisme di era global ini terus berkembang. Tema vegetarianisme dalam penelusuran pembacaan peneliti terkait dengan masalah religiositas, gaya hidup, mitos, politik, ekologi, ekonomi, dan juga etika. Salah satu pemikir yang peduli terhadap hal itu adalah Peter Singer. Singer menulis "A Vegetarian Philosophy" dalam Consuming Passions. Selain Peter Singer, pemikir lain yang juga menekankan aksi sebagai manifestasi pemikirannya adalah seorang filsuf Norwegia, Arne Naess. Selain kedua pemikir yang sudah disebutkan di atas "Singer" dan "Naess" pemikir lain yang masuk dalam perbincangan seputar permasalahan lingkungan hidup, eco-philosophy, serta vegetarianisme ini adalah Henry Skolimowski.
Permasalahan utama yang dibahas dan coba diuraikan dalam disertasi ini adalah bagaimanakah perbandingan pemikiran etika praktis utulitarian Peter Singer dengan pemikiran deep ecology dari Arne Naess serta Henryk Skolimowski dengan Eco-philosophy-nya untuk mencari sebuah solusi bagi kerusakan alam.
Pernyataan tesis untuk disertasi ini adalah deep ecology Naess dan eco-philosophy Skolimowski bukanlah jalan keluar terbaik untuk menangani krisis ekologi, hal itu akan menjadi efektif dan operatif apabila dilengkapi, atau bahkan mengutamakan di tempat terdepan, dengan pemikiran vegetarian Singer yang bersifat utilitarian.
Dengan demikian, disertasi ini hendak menunjukkan bahwa tindakan penyamaan derajat secara praktis antara manusia dan makhluk hidup lainnya perlu dilakukan. Menuju ke arah itu, secara intensionalitas ala fenomenologi, perlu pula ditanamkan keberadaan manusia sebagai subjek yang setara dengan objek-objek makhluk lain yang berada di luar dirinya.

Study of vegetarianism in this global era is progressing. The theme of vegetarianism in researcher's literature studies is linked to the issues of religiosity, lifestyle, myth, politics, ecology, economics, and ethics. One of the philosophers who is interested in this theme is Peter Singer. Singer wrote "A Vegetarian Philosophy" in Consuming Passions. Another philosopher who also emphasized action as a manifestation of his thoughts is Arne Naess, a Norwegian philosopher. In addition to Singer and Naess, Henry Skolimowski is included in the discussion on environmental issues, eco-philosophy and vegetarianism.
The main issue discussed and described in this dissertation is the comparison amongst practical-ethical-utilitarian thinking of Peter Singer, deep ecology thinking of Arne Naess as well as eco-philosophy of Henryk Skolimowski, in order to discover a solution for the destruction of nature.
The thesis statement of this dissertation is that Naess deep ecology and Skolimowski's eco-philosophy are not the best way to deal with ecological crisis, it will become effective and operative if equipped and enhanced, by utilitarian vegetarian thought of Singer.
Thus, this dissertation is to indicate that the practical equalization action of humans and other living things need to be done. Heading toward that direction, in intentionality ala phenomenology, it has to be implanted that human existence as a subject is in-par with non-human creatures and other objects beyond human."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2015
D2082
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Antoni
"ABSTRAK
Permasalahan mengenai lingkungan akan selalu menjadi topik hangat untuk dibicarakan. Manusia sebagai makhluk yang memiliki kemampuan beretika, nyatanya masih larut dalam perilaku antroposentrisme. Manusia melihat alam sebagai pemuas nafsu mereka. Tindakan ini terangkum nyata dalam film The Cove. Film ini mengisahkan kejamnya perlakuan manusia terhadap lumba-lumba. Hubungan manusia dengan hewan seperti memiliki jarak. Bagaikan piramida, manusia menempati tingkat tertinggi dalam struktur ekosistem. Lumba-lumba dibantai dengan kejam hanya untuk dikonsumsi manusia. Peter Singer membuka posibilitas baru bagi manusia dalam memandang dan memperlakukan hewan. Lumba-lumba memiliki hak yang harus diakui. Sama seperti manusia, hewan mampu merasakan sakit. Untuk itu perlu cara pandang baru serta memberikan pertimbangan moral dalam perlakuan manusia terhadap hewan.

ABSTRACT
Environment issues are will always be a hot topic for discussion. In fact, as ethical beings, humans are still protracted in the behavior of anthropocentrism. Humans see nature as a fulfillment for their appetites. This action is summarized obviously in the film The Cove. This film tells the cruel treatment of humans against dolphins. The relationship between humans and animals appears to have a distance. Like the pyramid, humans occupies the highest level in the structure of the ecosystem. Dolphins are slaughtered ruthlessly for human consumption. Peter Singer opens a new possibility for humans to perceive and treat animals. Dolphins have the right to be recognized. Same as humans, animals are capable of feeling pain. To that end, a new perspective and moral consideration towards animals are needed in humans’ treatment on animals.
"
2014
S61294
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stiling, Peter
New Jersey : Prentice-Hall, 1999
577 STI e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Stiling, Peter
New Jersey: Prentice-Hall, 2002
577 STI e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Stiling, Peter D.
Upper Saddle Rever: Prentice Hall Inc., 1999
577 STI e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Last, John M., 1926-
New York: McGraw-Hill, 1997
362.1 LAS p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Hawley, Amos H.
Chicago: The University of Chicago Press, 1986
304.2 Haw h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>