Ditemukan 5503 dokumen yang sesuai dengan query
Kelk, Cornelis Jan, 1901-
Amsterdam: Bigot en Van Rosum N.V.,
BLD 839.31 kel m
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Kelk, Cornelis Jan, 1901-
Amsterdam: Bigot, [date of publication not identified]
BLD 839.31 KEL m
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Maerlant, Jacob van
Antwerpen: N.V. De Nederlandsche Boekhandel, 1947
BLD 839.31 MAE g
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Boutens, P.C.
Amsterdam: Athenaeum-Polak & Van Gennep, 1968
BLD 839.36 BOU v
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Bronzwaer, W.
Nijmegen: SUN, 1993
BLD 839.3 BRO l
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Mega Putri Riandi
"Makalah non-seminar ini membahas representasi Indonesia yang terdapat dalam tiga buah lagu karya Wieteke van Dort yaitu
Arm Den Haag (1975),
Geef Mij Maar Nasi Goreng (1991), dan
Terug Naar Soerabaja (1991). Wieteke van Dort adalah seorang Indo yang lahir dan menghabiskan masa kecilnya di Indonesia, tepatnya di Surabaya. Penulis ingin melihat bagaimana seorang Indo merepresentasikan Indonesia melalui karyanya. Ketiga lagu tersebut dianalisis menggunakan teori semiotik Ferdinand de Saussure. Kesimpulan yang ingin dicapai adalah bagaimana lirik dari ketiga lagu tersebut memiliki makna yang merepresentasikan Indonesia.
This non-seminar paper discusses the representation of Indonesia contained in three songs by Wieteke van Dort namely Arm Den Haag (1975), Geef Mij Maar Nasi Goreng (1991), and Terug Naar Soerabaja (1991). Wieteke van Dort is an Indisch who was born and spent her childhood in Indonesia, precisely in Surabaya. The author wants to see how an Indisch represents Indonesia through his work. All three songs were analyzed using the semiotic theory of Ferdinand de Saussure. The conclusion to be reached is how the lyrics of the three songs have a meaning that represents Indonesia."
2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Lavinia Viola Humaira
"Penelitian ini membahas diksi dan majas dalam lirik lagu Belanda. Data yang digunakan berupa dua lirik lagu yaitu “Thuis” (2005) karya Guus Meeuwis dan “Thuis” (2017) karya Marco Borsato. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode close reading dengan menggunakan pandangan Keraf. Hasil penelitian menunjukkan dalam lagu “Thuis” (2005) Meeuwis, dan lagu “Thuis” Borsato digunakan diksi-diksi tertentu yang berasosiasi dengan rasa rindu akan rumah. Rasa terhubung dengan suatu tempat dalam dua lagu tersebut ditunjukan melalui penggunaan nilai psikologis seperti emosi, pemahaman, serta pengalaman yang menyebabkan penutur lagu merasa terikat pada tempat yang dibicarakan.
This study discusses diction and language style in Dutch song lyrics. The data used are in the form of two song lyrics, namely "Thuis" (2005) by Guus Meeuwis and "Thuis" (2017) by Marco Borsato. The method used in this study is the close reading method using the Keraf view. The results of the study show that in the Meeuwis "Thuis" (2005) song, and in the Borsato "Thuis" song, certain choices of words associated with homesickness are used. The feeling of being connected to a place in the two songs is shown through the use of psychological values such as emotions, understanding, and experiences that cause song speakers to feel attached to the presented place."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Siti Rachmaniar
"Istilah joshou (prolog) biasa diletakkan pada awal sebuah cerita, namun dalam teater musikal Touken Ranbu Musubi no Hibiki, Hajimari no Ne berada pada bagian akhir. Hal ini membuat penulis mempertanyakan apakah ada tujuan tertentu dari penggunaan istilah joshou, dan tidak menggunakan istilah kessho (epilog). Untuk menjawab pertanyaan tersebut, penulis menggunakan teori semiotika puisi Riffaterre dalam memaknai lagu Joshou. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan menganalisis data yang dikumpulkan dan menjelaskan hasil data yang dianalisis. Data yang digunakan yaitu lirik lagu Joshou dari teater musikal Touken Ranbu. Langkah penelitian yang dilakukan adalah pembacaan heuristik, menghubungkan lirik lagu Joshou dengan cerita teater musikalnya, melakukan pembacaan hermeneutik, mencari ketidaklangsungan ekspresi, menentukan matriks, model, dan varian. Setelah dianalisis, diperoleh hasil bahwa lagu berjudul Joshou (prolog) dinyanyikan pada akhir pementasan teater musikal karena terdapat pesan yang terkandung di dalam lagu tersebut berupa akhir dari sebuah kisah merupakan awal dari kisah selanjutnya. Tidak menggunakan kessho (epilog) karena memang tidak menunjukan kisah tersebut telah berakhir.
The term joshou (prologue) is usually placed at the beginning of a story, but in the musical theater Touken Ranbu Musubi no Hibiki, Hajimari no Ne, the term joshou is placed at the end. This makes the writer question whether there is a specific purpose in using the term joshou, and not using the term kessho (epilogue). To answer this question, the writer uses the semiotic theory of Riffaterre's poetry in interpreting Joshou's song. This study uses a qualitative descriptive method by analyzing the data collected and explaining the results of the data analyzed. The data used is the lyrics of the song Joshou from the musical theater Touken Ranbu. The research steps were heuristic reading, connecting Joshou's song lyrics with the musical theater story, doing hermeneutic reading, looking for indirection of expression, determining matrix, model, and variant. After being analyzed, it was found that the song called Joshou (prologue) was sung at the end of the musical theater performance because there was a message contained in the song in the form of the end of a story being the beginning of the next story. Kessho (epilogue) is not used because it does not show the story has ended."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Anggita Marhafianti
"Salah satu jenis aliran dari seni musik adalah Indorock. Rudi van Dalm adalah salah satu musisi beraliran Indorock keturunan Indonesia Belanda yang berkarir di Belanda. Dalam lagunya, ia menggunakan dua sampai tiga bahasa yang berbeda, antara lain bahasa Inggris, Belanda dan Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan jenis alih kode yang digunakan oleh Rudi van Dalm serta fungsinya dalam tiga lagunya yang berjudul Waarom Huil Je, Nona Manis, dan Daar Op De Sawa yang terdapat dalam album “The Very Best of Rudi van Dalm and The Royal Rhythmics.” Dalam menjawab permasalahan penelitian, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dan menggunakan teori jenis dan fungsi alih kode dari Appel dan Muysken (2005). Hasil dari analisis menunjukan bahwa dari tiga lagu yang diteliti, terdapat dua jenis alih kode yang digunakan yaitu inter sentential dan intra setential dan fungsi yang digunakan oleh van Dalm adalah poetic function dan pathic function.
One of the genres of music is Indorock. Rudi van Dalm is an Indorock musician of Indonesian- Dutch descent who has a career in the Netherlands. In some of his songs, he uses two to three different languages, including English, Dutch and Indonesian. This study aims to describe the types of code-switching used by Rudi van Dalm and its function in three of his songs entitled Waarom Huil Je, Nona Manis, and Daar Op De Sawa from the album “The Very Best of Rudi van Dalm and The Royal Rhythmics.” In answering the research problem, the method used in this research is descriptive qualitative and uses the theory of code-switching from Appel and Muysken (2005). The result of the analysis shows that the type of code switching used in the three songs of Rudi van Dalm are inter setential and intra setential and the function used are poetic and pathic fuction."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Coster, Dirk
Lochem: De Tijdstroom, 1949
BLD 839.360 8 COS r
Buku Teks Universitas Indonesia Library