Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 152763 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Shandy Puar Indo
"Benda Rumah Transmisi pada penelitian sebelumnya tidak memenuhi standar FC 300 JIS G 5501. Sehingga penelitian kali ini bertujuan untuk meningkatkan nilai yield casting dan memperbaiki kekuatan mekanis dari benda Rumah Transmisi agar dapat memenuhi standar.
Proses desain ulang diambil dari desain penelitian sebelumnya. Kemudian dilakukan simulasi pengecoran menggunakan z-cast. Setelah hasil simulasi didapat, proses pengecoran pun bisa dilakukan. Untuk memperbaiki kekuatan mekanis (kekuatan tarik dan kekerasan) yaitu, menurunkan unsur Silikon (Si) serta menaikan unsur Mangan (Mn) dari target komposisi material FC 300 sebelumnya.
Hasil penelitian desain ke-4 memiliki hasil terbaik, karena memiliki yield casting tinggi dan cacat shrinkage yang rendah saat simulasi pengecoran. Penambah yang digunakan Ø50 mm. Yield casting yang didapat setelah proses pengecoran yaitu 68.29% meningkat 9.29% dari yield casting sebelumnya. Penambahan unsur Mangan (Mn) 0.6%-1.0% dan menurunkan Silikon menjadi 1.8%-2.0% terlihat efektif meningkatkan kekuatan mekanis menjadi 271 N/mm2 untuk uji tarik dan uji kekerasan 286.5HB. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42788
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Giri Wahyu Alam
"Pemanfaatan paduan aluminium untuk aplikasi otomotif telah dipertimbangkan karena faktor berat sehingga meningkatkan rasio power to weight dari motor penggerak dan ramah lingkungan. Penggunaan paduan aluminium juga diterapkan pada mesin nasional dua silinder dengan daya maksimum 11,5 kW/3.800 RPM. Efisiensi biaya dapat dicapai dengan peningkatkan yield dari produk cylinder head melalui modifikasi desain pengecoran dan perbaikan sifat mekanis pada daerah ruang bakar melalui penurunan nilai SDAS. Modifikasi casting design dilakukan melalui: pengubahan dimensi dan posisi dari chill dan riser, penggunaan "chill plate" pada daerah ruang bakar, dan penambahan titanium flux. Perangkat lunak simulasi pengecoran "Z-Cast versi 2.6" digunakan untuk membantu modifikasi casting design. Parameter simulasi dan percobaan pengecoran dilakukan pada temperatur tuang 690°C dan 730°C, material AC4B, material cetakannya pasir silika dan resin furan. Proses pengecoran, proses heat treatment T6, dan pengujian kualitas dilakukan sesuai dengan SOP yang sudah berlaku. Yield dari casting design awal dapat ditingkatkan lebih dari 16%. 0,15% berat Ti meningkatkan kekerasan pada permukaan bawah dan dome cylinder head baik pada kondisi pengecoran dan T6. Nilai SDAS lebih ditentukan oleh laju pembekuan yang ditunjukkan dengan penggunaan "chill plate". Peningkatan yield juga diikuti dengan penurunan biaya produksi hingga 7,11%.

Utilization of aluminum alloys for automotive applications have been considered due weight factors which increased power to weight ratio of engine and environmental friendly. The use of aluminum alloys is also applied to the national two-cylinder engine with maximum power of 11.5 kW/3.800 RPM. Cost efficiency can be achieved by increasing product yield through the cylinder head casting design modifications and improving mechanical properties of the combustion chamber area through reduction of SDAS. Casting design modifications carried out through: changing the dimensions and position of the chills and the risers, using "chill plate" in the combustion chamber area, and adding titanium flux. Casting simulation software "Z-Cast version 2.6" was used to help casting design modifications. Parameters of simulation and experiments carried out at pouring temperatures 690 °C and 730 °C, AC4B ingot, silica sand and furan resin as mold material. The casting process, T6 heat treatment process, and quality testing conducted in accordance with SOPs that are applicable. Yield of the initial casting design can be increased more than 16%. 0,15 wt% of Ti increased the hardness at bottom surface and dome of the cylinder head in both ascast and as-T6. SDAS more determined by freezing rate which indicated by the use of "chill plate". Increased yield also accompanied by decrease in production costs of up to 7.11%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
T31794
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rachmat Ferdian
"Aluminium sebagai material yang ringan dan cukup murah dapat dijadikan alternatif sebagai pembuatan material armor. Pemaduan tembaga dan magnesium pada matriks aluminium diduga juga dapat meningkatkan kekerasan dari komposit ini. Selain itu, penggunaan tali kawat baja karbon tinggi sebagai penguat untuk meningkatkan kekuatan dari material armor ini. Proses canai dingin juga dipilih untuk meningkatkan kekerasan dari material dan meningkatkan sifat antarmuka penguat dan matriks aluminium. Sifat antarmuka menjadi hal yang penting karena berpengaruh terhadap sifat mekanis dari sebuah komposit. Pada penelitian ini digunakan cetakan logam yang diberi plunger untuk mendapatkan efek squeeze casting. Fraksi volum yang digunakan adalah 4 % dan 6 % yang disusun secara unidireksional dalam 1 dan 2 susunan kawat. Cetakan dipanaskan hingga suhu 250o C sementara aluminium dilebur dalam dapur dan ditambah tembaga sebanyak 2 % dan variasi magnesium masing-masing sebanyak 0,01%, 0,79 % dan 1,03 %. Setelah aluminium melebur, dilakukan penuangan pada cetakan yang telah disusun kawat dan setelah mencapai temperatur semi-solid dilakukan penekanan sebesar 10 barr. Pelat komposit tersebut lalu dibagi 2 untuk masing-masing tidak dan diberi proses canai dingin sebesar 10% CW. Masing-masing sampel kemudian dilakukan pengujian kekerasan makro dan tarik untuk mengetahu sifat mekanisnya, serta pengamatan metalografi serta SEM dan EDS untuk mengetahui kondisi antarmuka dari masing-masing sampel.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa pemaduan tembaga dan magnesium tidak memberikan efek konsisten terhadap pembentukan void di antarmuka. Penambahan magnesium menunjukkan pengaruh terhadap peningkatan nilai kekerasan dari aluminium komposit, sementara nilai kuat tarik mengalami penurunan. Efek dari fraksi volum terhadap kuat tarik adalah meningkatkan kekuatan tarik maksimum dari material komposit. Proses canai dingin memberikan pengaruh terhadap pengurangan void di daerah antarmuka. Selain itu, proses canai dingin dengan reduksi ketebalan sebesar 10% juga memengaruhi peningkatan dari nilai kekerasan dan kuat tarik dari aluminium komposit berpenguat tali kawat baja ini.

Aluminium as a light and relatively cheap can be produced as alternative armor material. Copper and magnesium alloying could increase the number of hardness of the bulk material, while using the high carbon steel wire rope could strengthen the aluminium composite. Cold rolling process also could improve mechanical and interface properties for the composite. Interface properties play an important part for mechanical properties of a composite. Squeeze casting process use a steel dies with plunger. Steel wire prepared at 1 and 2 layer unidirectional alignment in 1,4 and 2,8 % of volume fraction. Steel dies was being preheated at 250o C while melting of aluminium with addition of 2wt% of copper and 0.01;0,79;1,03 wt% of magnesium. Melt aluminium pour to the dies that being prepared with reinforce and pressed at 10 barr. Aluminium composite plate divided into two parts : given rolling process with 10% reduction dimention and not. Each samples being tested with macro hardness and tensile test to observe its mechanical properties, also metallographic and SEM examination to observe its interface properties.
Test result shows an inconsistent effect by addition of copper and magnesium to formation of void at the interface between matrix and reinforced. Addition of magnesium shows the effect of increasing the hardness of bulk material, while ultimate tensile strength is decreasing. Fraction volume is increasing ultimate tensile strength of aluminium composite. Cold rolling by 10% reduction of thickness gives an effect of void decreasing in interface, increasing in hardness number, and ultimate tensile strength from aluminium matrix composite with high carbon steel wire rope reinforcement.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51637
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Raina Diva Callista
"Penelitian ini betujuan untuk mengetahui pengaruh temperatur cetakan dan temperatur tuang terhadap hasil pengecoran piston pada material aluminium AC8A menggunakan metode gravity die casting dengan program simulasi Z-Cast. Penelitian ini menggunakan simulasi pengecoran. Simulasi ini menggunakan software Z-Cast Pro 3.0 dan desain pada penelitian ini menggunakan software Solid Works 2021 untuk menghasilkan gambar 3D. Penelitian ini menggunakan produk piston dengan variasi variabel temperatur cetakan dan temperatur tuang. Variasi variabel temperatur cetakan yang digunakan adalah 250°C, 300°C, dan 350°C. Variabel yang digunakan untuk variasi temperatur tuang adalah 660°C, 700°C, dan 750°C. Shrinkage karena adanya proses pembekuan atau solidifikasi yang tidak merata pada produk, disebabkan oleh penyusutan volume logam cair pada proses pembekuan serta tidak mendapatkan pasokan logam cair dari riser. Pada penelitian tidak menggunakan riser dengan keadaan optimal pada temperatur cetakan 250°C dan temperatur tuang 660°C, penggunaan riser berukuran 40 mm didapatkan hasil temperature cetakan 350°C dan temperatur tuang 750°C , ukuran riser 50 mm dengan keadaan optimal pada temperatur cetakan 250°C dan temperatur tuang 660°C. Upaya untuk mengurangi cacat dengan membesarkan ukuran riser, dengan ukuran riser 50 mm akan menghasilkan produk coran denga temperatur cetakan dan temperatur tuang yang rendah. Shrinkage pada riser 50 mm lebih sedikit dibandingkan ukuran 40 mm dan tidak menggunakan riser.

This research aims to determine the effect of mold temperature and pouring temperature on the results of piston casting on AC8A aluminum material using the gravity die casting method with Z-Cast simulation program. This research uses casting simulation. This simulation uses Z-Cast Pro 3.0 software and the design in this research uses Solid Works 2021 software to produce 3D images. This research uses piston product using variable variations in mold temperature and pouring temperature. The variable of mold temperature variations used are 250°C, 300°C, and 350°C. The variables used to vary the pouring temperature are 660°C, 700°C, and 750°C. Shrinkage is due to the uneven solidification process in the product, due to the shrinkage of the liquid metal volume during the solidification process and not getting a supply of liquid metal from the riser. In the research without using a riser with optimal conditions at a mold temperature of 250°C and a pouring temperature of 660°C, using a 40 mm riser resulted in a mold temperature of 350°C and a pouring temperature of 750°C, a riser size of 50 mm with optimal conditions at the mold temperature 250°C and pouring temperature 660°C. Efforts to reduce defects by increasing the riser size, with a riser size of 50 mm will produce cast products with low mold temperatures and casting temperatures. Shrinkage on a 50 mm riser is less than the 40 mm size and does not use a riser."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sunaryo
"Perkembangan teknologi dalam bidang teknologi manufaktur menuntut kemampuan dalam mereplika berbagai bentuk dan karakter dari produk alam untuk berbagai macam fungsi. Batang lotus (neulombo nucifera) memiliki struktur lubang dan rongga yang rapi serta dapat diaplikasikan dalam berbagai bidang salah satunya fungsi termal. Proses manufaktur serbuk memiliki kemampuan dalam memproduksi berbagai macam produk, dengan menggunakan slip casting sebagai proses pembentukan dan sintering sebagai proses pemadatan material. Hasil eksprimen untuk membuat lotus type material dengan metode slip casting dan metalurgi serbuk diperoleh hasil yang menyerupai dengan batang lotus dalam hal struktur lubang dengan kemampuan daya resap yang baik dengan ukuran lubang yang lebih kecil dari ukuran batang lotus.

Technological developments in manufacturing technology requires the ability to replicate various forms and character of natural products for a variety of functions. Lotus stem (neulombo nucifera) has a structure of holes and cavities are neat and can be applied in various fields one thermal function. Powder manufacturing process has the capability of producing a wide range of products, using slip casting as the process of forming and sintering the material compaction process. Experimental results to make the lotus-type material with a method of slip casting and powder metallurgy obtained results resemble the lotus stem in the hole structure with good penetrating power capability with a smaller hole size than the size of the lotus stem."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S55851
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chintya Viola Chairany
"Permasalahan yang dihadapi pada pengecoran dinding tipis yakni terbentuknya karbida dan lapisan kulit. Masalah ini terjadi karena proses pendinginan yang begitu cepat. Pemasangan isolator pada pengecoran dinding tipis ini diharapkan dapat memperlambat kecepatan pendinginan dan memperlambat proses perpindahan panas yang terjadi pada cetakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemasangan isolator terhadap struktur mikro dan sifat mekanis. Pada penelitian ini, pengecoran plat tipis akan dibuat dengan ketebalan 1 mm melalui dua buah desain cetakan yaitu cetakan yang menggunakan isolator dan cetakan tanpa isolator. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ditemukan adanya lapisan kulit di seluruh plat tipis. Selain itu, kecepatan pendinginan cetakan yang menggunakan isolator lebih lama dan kecepatan pembekuan menjadi lebih rendah.

Producing thin wall ductile iron casting will be encountered by the formation of carbides and skin effect problems. These problems occur due to the high cooling rate. Inserting insulation material in the casting is expected to reduce the cooling rate by slowing down the heat transfer process in mould. This study aimed to see the effect of using insulation material in microstructures and mechanical properties of thin wall ductile iron casting. A 1 mm thin wall ductile iron plates will be produced using two moulds for single casting design. In one of the moulds insulation material will be inserted. The result showed that the mould with insulation material has longer cooling rate compared to the other mould. This longer cooling rate will slow down the solidification process."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51116
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Renaldi Dwiki Alfiansyah
"Material cetakan pengecoran aluminium SKD61 harus mampu tahan terhadap temperatur leleh aluminium, gesekan, fatik, aus dan deformasi sehingga membutuhkan lapisan yang mampu menjadi pelindung dari panas, keras, dan tangguh, seperti lapisan PVD. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ketebalan terhadap sifat permukaan, kekuatan adhesi, dan ketahanan aus pada lapisan AlCrN dengan Al dominan dan CrAlN dengan Cr dominan. Penelitian dilakukan dengan metode pengujian untuk AlCrN dan studi literatur untuk CrAlN. Proses pelapisan AlCrN menggunakan arc evaporation dengan target AlCr (64:36), temperatur proses 400oC tegangan bias -100 hingga -200 V, gas nitrogen 150 SCCM, kecepatan putaran 2 rpm, dan waktu 8 jam dengan variasi rotasi substrat (tunggal, dobel, dan tripel) pada substrat SKD61. Proses pembakaran menggunakan burner dengan campuran gas argon dan oksigen hingga temperatur 700oC lalu didinginkan di udara. Uji mikrostruktur menggunakan OM, ImageJ, dan SEM-EDX, uji kekerasan menggunakan makro Vickers, uji ketebalan menggunakan Calo Tester, uji ketahanan aus menggunakan Ogoshi Universal Wear Testing, dan uji kekuatan adhesi menggunakan Rockwell C. Uji OM dan ImageJ menunjukan AlCrN rotasi tripel memiliki % partikel paling tinggi (81.64%) dan uji SEM-EDX menunjukan partikel makro dan berbentuk jaring-jaring dengan komposisi Al lebih dominan. Setelah pembakaran AlCrN rotasi tunggal mempunyai permukaan yang halus dan berubah warna dari abu-abu menjadi biru. Uji Calo Test menunjukan rotasi tunggal paling tebal (6.14 μm) dengan kecepatan deposisi paling cepat (0.213203324 nm/s). Uji makro Vickers menunjukan AlCrN rotasi tunggal paling keras (941 HV). Setelah pembakaran, kekerasan AlCrN mengalami penurunan. Uji adhesi Rockwell C menunjukan kekuatan adhesi AlCrN rotasi dobel paling tinggi (HF1). Uji aus Ogoshi menunjukan AlCrN rotasi dobel memiliki laju aus terendah (0.000092 mm3/Nm). Setelah pembakaran, rotasi tunggal memiliki laju aus terendah (0.00089851 mm3/Nm). Sedangkan CrAlN ditinjau dalam studi literatur memiliki mikrostruktur berbentuk kolumnar dan padat dengan komposisi Cr lebih dominan. Kekerasan CrAlN 10 μm tertinggi (2743 HV). Setelah pembakaran pada 700oC kekerasan turun dan berubah menjadi biru. Kekuatan adhesi CrAlN 4.85 μm tertinggi. Ketahanan aus CrAlN menunjukan tidak ada retakan dan setelah pembakaran 120oC terdapat material terabrasi.

The aluminum die-casting mold material SKD61 must be able to withstand the melting temperature of aluminum, friction, fatigue, wear, and deformation so that it requires a layer that can become a thermal barrier, hardest, and toughest, such as PVD coating. This research is to study the effect of thickness on the surface properties, adhesion strength, and wear resistance of AlCrN with Al dominant and CrAlN with Cr dominant. The research was conducted using test methods for AlCrN and literature study methods for CrAlN. The AlCrN coating process uses arc evaporation with target of AlCr (64:36), process temperature 400oC, bias voltage -100 to -200 V, nitrogen gas 150 SCCM, the rotation speed of 2 rpm during 8 hours with variations in substrate rotation (single, doubles, and triples) on SKD61. The combustion process uses a burner with a mixture of argon gas and oxygen up to a temperature of 700oC and cooled in air. The microstructure test using OM, ImageJ, and SEM-EDX; the hardness test using Macro Vickers; the thickness test using Calo Tester; the wear resistance test using Ogoshi Universal Wear Testing; and the adhesion strength test using Rockwell C. The OM and ImageJ tests show AlCrN triple rotation has the highest % particle (81.64%) and the SEM-EDX test showed macro particles and net-shaped structure with a dominant composition from Al. After burning AlCrN single rotation has a smooth surface and changes color from gray to blue. The Calo Test showed single rotation has the thickest (6.14 m) with the fastest deposition speed (0.213203324 nm/s). The Macro Vickers test showed single rotation is the hardest (941 HV). The hardness of AlCrN decreased after burned. The adhesion test showed double rotation is the strongest (HF1). The Ogoshi wear test showed double rotation has the lowest wear rate (0.000092 mm3/Nm). The single rotation has the lowest wear rate (0.00089851 mm3/Nm) after burned. Meanwhile, CrAlN reviewed from the literature study has a columnar and solid microstructure with a more dominant Cr composition. The hardness CrAlN with 10 μm is the hardest. The hardness decreased and change to blue after burned. The adhesion strength of 4.85 μm was the highest. The wear resistance of CrAlN shows no cracks and after burning at 120oC there is abraded material."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Damanik, Ewaldo Zulfikar
"Pembuatan besi tuang nodular menjadi ADI menggunakan suatu proses yang disebut proses austempering. Proses ini membutuhkan pemilihan suhu dan waktu tahan yang tepat. Jika tidak, maka akan didapatkan struktur mikro bukan seperti yang diinginkan. Penentuan pengaruh proses austempering dilakukan dengan cara membandingkan antara TWDI (sebelum proses austempering) dengan TWADI (setelah proses austempering) pada struktur mikro dan sifat mekanis. Struktur mikro yang didapat setelah proses austempering antara lain berupa matriks ausferrite yang sebelumnya adalah ferrite. Sifat mekanis yang didapat setelah proses austempering antara lain nilai kekerasan yang meningkat sebesar 187 HB (103%) untuk pelat A1 dan 213 HB (130%) untuk pelat C1, nilai kekuatan tarik yang meningkat sebesar 47 kg/mm2 (152%) untuk pelat A1 dan 44 kg/ mm (142%) untuk pelat C1, dan nilai elongasi yang meningkat sebesar 1% untuk keduanya.

Process of making ductile iron into ADI take a process called austempering. This process need correct temperature and time. If we do not do that we can not get the microstructure that we want. The effect of austempering take place in microstructure and mechanical properties of TWDI (before austempering) and TWADI (after austempering). After austempering the microstructure of the matrix change into ausferrite which is ferrite before. After austempering the mechanical properties such as hardness which increases 187 HB (103%) for plate A1 and 213 HB (130%) for plate C1, tensile strength which increases 47 kg/mm2 (152%) for plate A1 and 44 kg/mm2 (142%) for plate C1, and elongation which increases 1% for both of the plate."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51668
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Michelle Julia Halieman
"Saat ini tren penggunaan material komposit meningkat secara drastis. Komposit aluminium merupakan salah satu material yang dikenal luas karena memiliki sifat mekanis yang baik. Pada studi literature ini, akan ditunjukkan hasil dari beberapa studi mengenai komposit aluminium dengan penambahan penguat nano alumina melalui proses pengecoran yang diikuti dengan perlakuan panas sebagai alternatif dalam berbagai aplikasi salah satunya sebagai material kampas rem yang umumnya menggunakan material besi tuang cor. Komposit yang telah dimaufaktur diberi perlakuan T6 yang meliputi tahapan solution treatment, quenching, dan artificial aging dengan tujuan untuk mengoptimalkann performa material seperti kekuatan Tarik, ketahanan aus, nilai kekerasan, dan ketahanan impak. Untuk mengetahui lebih lanjut pengaruh age hardening, dilakukan analisis perbandingan material komposit dengan kondisi pengecoran dan setelah penambahan perlakuan T6 dengan pengujian menggunakan mikroskop optik dan SEM-EDS serta pengujian sifat mekanis. Hasilnya menunjukkan adanya peningkatan sifat mekanis pada material komposit setelah perlakuan T6 dibandingkan dengan komposit hasil pengecoran akibat peristiwa precipitation hardening. Dibandingkan dengan material besi tuang cor, sifat mekanis komposit aluminium berpenguat nano alumina dengan perlakuan T6 lebih baik sehingga material ini cocok digunakan untuk menggantikan besi tuang cor sebagai aplikasi kampas rem.
The trend towards the use of composites is currently increasing rapidly nowadays. Aluminium composites is one of the most popular material due to their good mechanical properties. This review reports the results from several studies on Nano alumina reinforced AC4B (Al-Si-Cu) aluminium through the casting process followed by heat treatment as an alternative material in any application such as brake shoe which usually made of grey cast iron. The manufactured composite treated by T6 treatment with 3 stages involve solution treatment, quenching and artificial aging to optimize its performance such as tensile strength, wear resistance, hardness value, and impact resistance. In order to investigate the effect of age hardening response, microstructural analysis was carried out by Light Microscope and SEM-EDS and several mechanical properties tests were analysed in their as cast condition and after the solution heat treatment and aging process. The results showed that the mechanical properties of aluminium composite applied with T6 treatment were increased compared to unheat treated AC4B /nano alumina composite caused by the precipitation hardening. Compared to grey cast iron, mechanical properties of aluminium composite reinforced nano alumina followed by T6 is higher. In conclusion, aluminium composite reinforced nano alumina with T6 is suitable for brake shoe application."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia , 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Havid Aqoma Khoiruddin
"Proses Investment Casting telah berkembang pesat di Indonesia. Salah satu produk investment casting adalah turbin radial inflow. Namun bahan baku dalam proses investment casting ini di Indonesia masih banyak yang diimpor dari luar negeri sehingga biaya produksinya tergolong mahal. Padahal di Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah untuk digunakan sebagai bahan alternatif untuk membuat material cetakan keramik investment casting, contohnya adalah pasir silika. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan pasir silika lokal sebagai stucco dalam cetakan keramik sehingga dapat menekan biaya produksi investment casting yang mahal. Penambahan dan variasi jumlah serat nilon dalam cetakan keramik juga dilakukan untuk menambah kekuatan cetakan keramik ketika dewaxing agar tidak retak dan menambah permeabilitas setelah dilakukan pembakaran. Karakterisasi material pada keramik adalah uji bending, edge test dan densitas porositas yang dibandingkan dengan cetakan keramik yang berbahan dasar mullite import. Pada hasil pengecoran dilakukan pengujian kekerasan, pemeriksaan struktur mikro dan cacat cor dengan mikroskop optik dan SEM. Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan cetakan keramik yang baik, murah dengan ketersediaan tinggi yang dapat dimanfaatkan pada industri investment casting di indonesia. Riset ini juga diharapkan menghasilkan turbin aluminium dengan kinerja tinggi.

Investment Casting has been growing rapidly in Indonesia. One of investment casting products is radial inflow turbine blades. But the raw material in investment casting process in Indonesia is still from abroad, so production’s cost are expensive. In Indonesia, there are abundant natural resources to be used as an alternative material for making investment casting’s ceramic mold material, for example is local silica sand can be used to replace mullite as stucco. This study’s aims is development local silica sand as stucco in ceramic molds that can reduce the production cost of investment casting process. Additions and variations of the amount of nylon fiber in ceramic mold is also increase the strength of the ceramic mold when dewaxing and increase the permeability after pembakaran. Characterization of the ceramic material is bending test, edge test, and porosity tests that will be compared with the ceramic mold mullite-based. On the results of casting trial, will be tested by hardness testing, inspection and defect microstructure with optical microscopy and SEM. This research is expected to produce cheap ceramic molds with high availability. Research is also expected to produce aluminum turbine blades with high performance turbine."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S44444
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>