Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 82291 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Agung Santoso
"Kebakaran pada struktur bawah tanah, khususnya stasiun bawah tanah, merupakan kondisi yang membahayakan bagi keselamatan. Hal ini relevan dengan pergerakan asap yang searah dengan jalur evakuasi. Beberapa kebakaran pada stasiun bawah tanah telah menimbulkan banyak korban jiwa, contohnya pada Stasiun Jungangno-Korea (198 korban jiwa) dan Baku-Azerbaijan (289 korban jiwa). Mengingat banyaknya korban jiwa yang disebabkan oleh kebakaran pada stasiun bawah tanah, maka peninjauan terhadap pergerakan asap pada stasiun bawah tanah jika kebakaran terjadi perlu untuk dilakukan. Prioritas peninjauan ini akan semakin meningkat dengan semakin pesatnya pembangunan jalur transportasi massal bawah tanah pada negara-negara berkembang, seperti Indonesia. Sebagai salah satu usaha dalam pembangunan infrastruktur, jalur transportasi massal bawah tanah diperlukan untuk mengatasi permasalahan kemacetan dan transportasi massal yang sering ditemui di kota-kota besar seperti Jakarta - Indonesia. Dengan diimplementasikannya sistem transportasi yang berada pada beberapa bidang, maka persinggungan jalur transportasi pada satu bidang dapat dihindari. Prediksi dan pergerakan asap pada kondisi kebakaran stasiun bawah tanah diperoleh dengan menggunakan perangkat lunak Fire Dynamic Simultor V5(FDS V05). Bahaya yang disebabkan oleh pergerakan asap, jika kebakaran terjadi, dapat ditekan seminimal mungkin dengan menghisap asap tersebut atau dengan meninggikan langit-langit ruangan tempat kebakaran terjadi.
Hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa besarnya kapasitas pembuangan asap berpengaruh besar terhadap cepatnya visibilitas kembali normal dengan hanya sedikit berpengaruh terhadap minimum visibilitas yang terdapat pada saat kebakaran terjadi. Sedangkan peninggian langit-langit ruangan tempat kebakaran terjadi mempunyai andil yang besar terhadap minimum visibilitas yang terjadi pada saat kebakaran terjadi. Pada penelitian ini, kapasitas pembuangan asap divariasikan dengan besar 3000 m3/jam, 4000 m3/jam, 5000 m3/jam, 6000 m3/jam, dan 7000 m3/jam. Dengan variasi terhadap tinggi peron stasiun bawah tanah yang berperan sebagai ruangan tempat terjadinya kebakaran adalah 3 m dan 4 m.
Kesimpulan lain yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah bahwa pendekatan terhadap luas lantai tempat kebakaran terjadi untuk menentukan kapasitas pembuangan asap juga diperlukan dengan tidak melupakan peninjauan terhadap tinggi ruangan untuk menyediakan kondisi kondusif evakuasi jika kebakaran terjadi. Kemudian, peletakan fan pembuangan asap perlu mendapat peninjauan khusus untuk menekan penyebaran asap guna menyediakan kondisi kondusif evakuasi.

Fire in underground structures (e.g. Metro Subway Station), is a dangerous condition for safety. This is relevant to the movement direction of the smoke which is unidirectional with the evacuation routes. Several fires in underground stations has caused many casualties, for example is Jungangno Station's Fire - Korea (198 fatalities) and Baku's Fire - Azerbaijan (289 fatalities). Given the number of fatalities caused by fires on the subway, then a review of the movement of smoke in the subway station when a fire broke out need to be done. Predictions and the movement of smoke in the subway fire in this work obtained by using Fire Dynamic Simulator V5 (FDS V05). Harm caused by the movement of smoke, if a fire occurs, kept to a minimum by sucking the smoke out or by elevating the ceiling height of the room where the fire occurred.
The results of this study prove that the magnitude of smoke exhaust capacity affect the required time for a visibility to return to a normal condition with only a slight effect on the minimum visibility's value. While the elevation of the ceiling's height of the room have contributed greatly to the minimum visibility's value when the fire occurred. In this study, the capacity of the exhaust smoke varied within 3000 m3/hr, 4000 m3/hr, 5000 m3/hr, 6000 m3/hr, and 7000 m3/hr. While the variation of the underground station platform's height that acts as a room where the fire broke out is 3 m and 4 m.
Another conclusion that can be obtained from this study is that the approach to the floor's area to determine the capacity of smoke exhaust is necessary with also considering the height of the room to provide tenable condition to evacuate if a fire occurs. Then, the location of the smoke exhaust's ducting needs to get a special consideration to suppress the smoke's spread in order to provide a tenable condition for evacuation.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43266
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Agung Santoso
"Keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan kemudahan akses merupakan aspek utama dalam pertimbangan desain. Pola pembangunan perkotaan membutuhkan pemahaman yang lebih baik mengenai pentingnya pemanfaatan ruang bawah tanah. Dalam desain stasiun kereta bawah tanah, menyediakan akses untuk cahaya alami tidak hanya meningkatkan kesehatan ruang bawah tanah, tetapi juga menyediakan kemungkinan untuk memperpanjang batas waktu evakuasi pada kondisi darurat. Studi ini mempelajari dinamika asap kebakaran dengan menggunakan model skala laboratorium dan model numerik untuk memprediksi pergerakan asap kebakaran stasiun bawah tanah. Uji kebakaran dilakukan pada model stasiun kereta bawah tanah tipikal skala 1:25, sedangkan "eksperimen numerik" dilakukan dengan menggunakan Fire Dynamic Simulator versi 5. Dua skenario kebakaran umum pada studi ini merupakan model stasiun dengan sistem ventilasi paksa dan sistem gabungan yang merupakan gabungan antara sistem ventilasi paksa dan efek ventilasi natural (efek cerobong asap) sebagai manajemen asap hasil kebakaran. Pengaruh lokasi kebakaran pada distribusi penyebaran asap diukur secara simultan pada model stasiun. Studi ini dapat menunjukkan adanya keserupaan hasil antara model numerik dan eksperimental pada daerah tertentu. Sistem ventilasi gabungan terbukti lebih edektif dalam menyediakan kondisi lingkungan yang kondusif pada saat kebakaran terjadi. Selanjutnya, atrium dengan bukaan pada langit - langit dan terhubung dengan lingkungan terbuka dapat memberikan bantuan penyediaan cahaya alami pada stasiun.

Safety, health, comfort and accessibility are major important aspects in building design consideration. Trends in urban development requires better understanding on the importance of underground space utilisation. In a subway station design, providing access for natural light not only improve the health of underground space, but also has the possibility to extent the evacuation time during emergency evacuation. This paper models scaled fire tests and numerical modelling to predict smoke movement in subway station's fire. Fire test was carried out in a 1:25 scale of typical subway station, while numerical modelling was performed with the NIST Fire Dynamic Simulator V5. Two main scenarios was selected, i.e. a forced ventilation system and a hybrid system combining the forced ventilation and the natural ventilation effect (the chimney effect). The effect of fire locations on the distribution of smoke spread was measured simultaneously along the station model. This study found a good agreement between the results of numerical study and the scaled experimental works in certain regions. The hybrid ventilation system effectively removed smoke across the station space, hence provided longer time for evacuation time. Furthermore, the open atria installed through the platform level may provide natural light to station levels."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T35955
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tommy Novianto
"Stasiun MRT merupakan salah satu tempat umum yang memiliki jumlah pengguna yang banyak sehingga aspek mengenai keselamatan penumpang wajib untuk diperhatikan. Beberapa tahun kedepan pembangunan MRT di Jakarta akan selesai dimana 5-6 stasiun yang ada akan berada di bawah tanah. Manajemen keselamatan kebakaran di bawah tanah lebih rumit daripada stasiun yang ada di permukaan ataupun melayang sebab persebaran asap searah dengan jalur evakuasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana dinamika asap yang terjadi pada kebakaran stasiun MRT ketika memanfaatkan tunnel sebagai tempat membuang asap tambahan.
Batasan dalam penelitian ini adalah sistem tunnel telah memiliki sistem ventilasi yang baik sehingga saat ada asap di tunnel segera bisa di buang ke permukaan dengan sistem ventilasi yang ada. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah simulasi dengan menggunakan FDS v.5 dan ekperimen menggunakan model stasiun dengan skala 1 :25. Variasi dilakukan pada penggunaan ventilasi blower dan jumlah fan samping yang digunakan. Diharapkan dengan adanya pembuangan asap kedalam tunnel membuat kondisi didalam stasiun bisa lebih baik.

MRT station is one of the public facility that has a lot of users, therefore aspects of passenger safety are required to be considered. In the next few years, Jakarta’s MRT construction will be finished. There will be 5-6 stations located underground. Fire safety management in the underground station is more complicated than the existing stations on the surface, because the spread of smoke drift in the same direction as the evacuation route. The purpose of this research is to learn about smoke dynamics that occur in fires at MRT station when utilizing the tunnel as a place to dispose smoke.
Limitation in this study is the tunnel system already has a good ventilation system so that when there is smoke in the tunnel, it can be disposed to the surface with the existing ventilation system immediately. The method used in this research is simulated using FDS v.5 and experimented using the model of the station with a scale of 1: 25. Variations are performed by using blower ventilation and the amount of side fan that is used. Hopefully, disposing smoke into the tunnel make the conditions inside the station better.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S59087
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sungkar, Ali Abdurrahman
"Aspek kesehatan dan keselamatan menjadi pertimbangan perancangan pembangunan sistem transportasi massal bawah tanah dalam mengurangi risiko kebakaran. Ventilasi hybrid telah menjadi tren isu dalam mewujudkan efektivitas sistem ventilasi yang tinggi dan sehat dalam mengendalikan asap kebakaran stasiun metro bawah tanah. Studi eksperimental dilakukan untuk mengetahui karakteristik dinamika pergerakan asap kebakaran dalam stasiun metro bawah tanah dengan menggunakan ventilasi hybrid. Sistem ventilasi hybrid merupakan kombinasi antara ventilasi paksa dengan ventilasi alami berbasis efek cerobong yang diletakkan pada zona atrium melalui daerah platform. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan model eksperimen skala 1:25 tipikal stasiun bawah tanah dengan perbandingan menggunakan ventilasi mekanik dan ventilasi hybrid. Hasil ini akan divalidasi dengan hasil simulasi dengan menggunakan NIST FDS V.05. Pengaruh dari lokasi sumber kebakaran terhadap penyebaran asap diukur secara kontinu sepanjang model eksperimen.
Hasil pengukuran menunjukkan nilai densitas optik, visibilitas, distribusi temperatur, dan penyebaran fraksi massa jelaga lebih cepat dikendalikan dibandingkan ventilasi mekanik saja. Sistem ventilasi hybrid efektif dalam menghilangkan asap dalam ruang stasiun sehingga menyediakan waktu lebih panjang untuk evakuasi. Selain itu, perancangan ventilasi alami pada zona atrium akan memberikan pencahayaan alami dalam ruang stasiun. Prediksi temperatur maksimum kebakaran kompartemen juga dilakukan dengan korelasi parameter nondimensional. Dengan demikian, ketahanan struktur bangunan dan pengendalian penyebaran asap menjadi parameter utama dalam keselamatan proses evakuasi.

Health and safety aspects are being consideration on development planning underground mass transport system to reduce the fire rsquo s risk. Hybrid ventilation has been trending issues in establishing a high effectiveness of the ventilation system and sense in handling fire smoke underground metro station. Experimental study was conducted to determine the dynamics characteristics of fire smoke movement in an underground metro station using hybrid ventilation which is combined forced ventilation and natural ventilation chimney effect located on the atria rsquo s zone. The testing was performed using a 1 25 scale model of a typical experiment an underground station using comparison of hybrid ventilation and mechanical ventilation only.
The results will be validated by simulation using the NIST FDS V 05 The effect of fire locations on the distribution of smoke spread was measured simultaneously along the station model. The testing showed the optical density visibility temperature distribution and the spread of soot mass fraction could be handled faster than mechanical ventilation only. The hybrid ventilation system effectively removed smoke across the station space hence provided longer time for evacuation time. Furthermore the open atria installed through the platform level may provide natural light to station levels. The maximum temperatur on compartment fire was also predicted by the non dimensional parameter correlation. Thus the durability of the building structure and operation of smoke spread into the main parameter in guaranteeing egress process safely. Key Words Subway stations hybrid ventilations smoke movement non dimensional analysis.
"
2013
S52732
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alfi Nur Achmad Hasani
"Transportasi massal haruslah dapat menjamin kesehatan dan keselamatan penggunanya dari berbagai kemungkinan termasuk dari bahaya kebakaran. Terlebih lagi untuk jenis transportasi yang berkerja di bawah tanah seperti sistem transportasi massal kereta api bawah tanah. Terowongan jalur kereta merupakan ruangan kosong dan cukup besar yang dapat dimanfaatkan sebagai medium untuk menampung asap terutama bila kebakaran terjadi di daerah platform. Studi eksperimental dan numeric dilakukan untuk mengetahui karakteristik dinamika pergerakan asap kebakaran dalam stasiun metro bawah tanah saat memindahkan asap tersebut menuju jalur kereta. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan model eksperimen dan numeric dengan skala 1:25 tipikal stasiun bawah tanah dengan perbandingan menggunakan ventilasi mekanik.. Hasil pengukuran menunjukkan nilai visibilitas, distribusi temperatur, dan penyebaran fraksi massa jelaga yang baik. Hal ini menyediakan kemungkinan evakuasi yang baik dikarenakan mengurangi jumlah asap yang bergerak searah dengan arah evakuasi.
Mass transportation have to ensure the safety of its user from every risk including the danger of fire. Moreover, a kind of that runs in the underground such as, mass rapid transit underground station. The train’s tunnel is a space that realtively empty and big enough that could be used as a medium to contain the smoke fire caused by fire in platform. Experimental and numerical study was conducted to analyze the dynamic of the smoke’s movement when removing it from the platform to the train’s tunnel. This experiment was conducted by using 1 : 25 typical model of underground station.with the comparation of the mechanic ventilation. The measurement shows good result of optical density, visibility, temperature distribution, and mass fraction distribution. This provides the possibility of good evacuation because reducing the amount of smoke that moves in the same direction as the evacuatin."
Depok: [Fakultas Teknik Universitas Indonesia, Fakultas Teknik Universitas Indonesia], 2015
S59793
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sungkar, Ali Abdurrahman
"Aspek kesehatan dan keselamatan menjadi pertimbangan perancangan pembangunan sistem transportasi massal bawah tanah dalam mengurangi risiko kebakaran. Pola pengembangan perkotaan memerlukan pemahaman yang baik terhadap kepentingan penggunaan ruang bawah tanah. Dalam perancangan stasiun bawah tanah, ketersediaan kapasitas ventilasi yang baik untuk manajemen asap memiliki kemungkinan untuk memperpanjang waktu evakuasi selama evakuasi darurat dilakukan. Sistem konfigurasi ventilasi untuk manajemen asap kebakaran dipilih menggunakan ventilasi paksa, ventilasi alami dengan bukaan atrium (efek cerobong) yang terhubung langsung dengan zona platform, dan kombinasi keduanya (ventilasi hybrid). Studi ini menggunakan model eksperimen dan analisis simulasi numerik untuk memprediksi pergerakan asap dalam kebakaran stasiun bawah tanah. Eksperimen ini menggunakan model tipikal stasiun bawah tanah skala 1:25 dan simulasi numerik juga dilakukan pada skala 1:25 dengan NIST FDS V.05. Skenario kebakaran terburuk dilakukan terhadap lokasi paling rawan terkait keselamatan evakuasi dan kebakaran kompartemen skala besar yang diatasi dengan konfigurasi ventilasi hybrid.
Hasil menunjukkan pendekatan parameter berbasis standar dapat diterapkan dalam sistem manajemen asap kebakaran. Ventilasi alami efektif dalam pengendalian asap untuk volume ruangan dan lokasi tertentu sehingga untuk kebakaran skala besar direkomendasikan untuk mengatur jumlah atrium. Ventilasi hybrid dan laju pergantian udara yang memadai dengan mengatur kapasitas ventilasi paksa untuk ruang bawah tanah direkomendasikan untuk kebakaran skala besar dan untuk manajemen panas bahkan dalam kondisi kebakaran terburuk.

Safety, health, comfort and accessibility are major important aspects in building design consideration. Trend of urban development requires better understanding on the importance of underground space utilization. In a subway station design, providing good ventilation capabilities for smoke management has the possibility to extent the evacuation time during emergency evacuation. Smoke vent configuration was selected using forced ventilation, natural ventilation via atria opening (chimney effect) connected to the platform level, and combining of those configurations (hybrid ventilation based). This paper used models scaled fire tests and numerical modeling to predict smoke movement in subway station?s fire. Fire test was carried out in a 1:25 scale of a typical subway station and numerical modeling also was performed in a 1:25 scale with the NIST Fire Dynamic Simulator V.05. The worst case scenario was performed on the most vulnerable location regarding safety egress and large scale of compartment fires under hybrid vent configuration.
The results show prescriptive based parameter approaches can be applied on smoke management system. Natural ventilation effective on smoke controlled in a particular compartment volume and location so in a large-scale compartment application is recommended to increase the number of atria. Hybrid ventilation and adequate ACH by configuring forced vent capacities for underground space recommended for large scale fires and heat management, even in the worst fires case."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T42429
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Aufadhia Athallah
"Asap telah menjadi musuh utama ketika kebakaran terjadi terutama di terowongan bawah tanah. Asap yang tidak terkontrol merupakan bahaya besar di terowongan bawah tanah terutama bagi manusia. Seringkali kegagalan evakuasi yang mengakibatkan kematian penumpang disebabkan oleh asap yang dihasilkan. Sistem kontrol asap tidak dapat menangani asap dan menjaganya tetap pada batas aman. Bahkan dengan sistem berjalan dengan sempurna, terkadang sistem itu sendiri gagal memenuhi harapan terutama ketika ada kegagalan dalam sistem misalnya kipas rusak. Pengembangan berkelanjutan harus diimplementasikan ketika kami merancang sistem kontrol asap. Solusi masalah harus ditentukan untuk mencegah kegagalan yang sama terjadi di masa depan. Percobaan akan menggunakan sensor opacity untuk menghitung tingkat visibilitas di berbagai posisi di terowongan. Jika tingkat visibilitas dapat dipertahankan pada tingkat normal pada ketinggian tertentu dari dasar terowongan bawah tanah sampai semua orang dievakuasi, maka sistem pengendalian asap menggunakan ventilasi alami dapat dikatakan berhasil. Pendekatan kedua adalah menggunakan perangkat lunak Fire Dynamics Simulator untuk memodelkan fenomena kebakaran. Kami akan merancang pemodelan ini dengan kondisi dan karakteristik yang telah ditentukan sebelumnya. Harapannya adalah bahwa pemodelan ini dapat menunjukkan kepada kami hasil yang tidak dapat ditawarkan oleh eksperimen langsung. Diperlukan dua pendekatan untuk mengkonfirmasi hasil masing-masing metode sehingga kami dapat membandingkan dan mengulangi proses jika ada anomali dalam hasil yang diperoleh.

Smoke has become the main enemy when fires occur especially in underground tunnels. Uncontrolled smoke is a great danger in underground tunnels especially for humans. Often evacuation failures that result in passenger deaths are caused by smoke produced. The smoke control system cannot handle the smoke and keep it at safety limit. Even with the system running perfectly, sometimes the system itself failed to fulfilled the expectations especially when there are failure in the system for example the fan is broken. Continuous development must be implemented when we design the smoke control system. The solutions of the problem must be define to prevent the same failure happen in the future. The experiment will use opacity sensor to calculate visibility level at various position in the tunnel. If the visibility level can be maintained at normal level at a certain height from the bottom of the underground tunnel until everyone is evacuated, then the smoke control system using natural ventilation can be said to be successful. The second approaches is using Fire Dynamics Simulator software to model the fire phenomenon. We will design this modelling with the conditions and characteristic that have been determined before. The hope is that this modelling can show us results that cannot be offerd by direct experiments. Two approaches needed to confirm the result of each method so we can compare and repeat the process if there is an anomaly in the results obtained."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Beline
"Asap kebakaran merupakan ancaman nyata pada saat terjadinya kebakaran di dalam bangunan bawah tanah. Asap juga merupakan masalah yang signifikan bagi regu pemadam kebakaran yang akan langsung berhadapan dengan api sewaktu bertugas dalam memadamkan kebakaran. Perhatian khusus harus diberikan pada sistem proteksi keselamatan kebakaran. Berasal dari kecelakaan kecil di dalam basement bisa berubah berubah bencana besar yang akan menyebabkan kerugian materi dan resiko bagi penghuni dari cedera dan ancaman kehilangan nyawa.
Pemodelan asap ini bertujuan untuk menganalisa bagaimana mekanisme pengendalian kebakaran saat terjadi kondisi bahaya kebakaran. Model gerakan asap di ruang bawah tanah dimodelkan dengan menggunakan perangkat lunak FDS 6.0. Udara luar sebagai pengganti udara buang juga dimasukan ke dalam basement. Faktor utama yang akan menentukan ketebalan lapisan asap adalah dari besar beban kebakaran, adanya sistem proteksi berbasis air dan keberadaan dari kipas pembuang asap atau HVAC fan. HVAC fan ini akan berfungsi sebagai pembuang asap dan pemasok udara luar yang akan bekerja pada kapasitas yang lebih tinggi dari kapasitas pada saat operasi beban normal. Dengan bekerjanya HVAC fan, asap bisa diarahkan sehingga jalur evakuasi tidak terhalang oleh asap.
Dalam tulisan ini, studi tentang temperatur asap, pergerakan udara dan jarak pandang akan dibandingkan dengan situasi kebakaran yang berbeda. Strategi pengendalian asap dengan bantuan HVAC fan dalam beberapa skenario berbeda kemudian akan didiskusikan.

Smoke is the real threat in enclosed underground car-park and also a significant issues and very critical for fire fighter dealing with fire. Special attention should be paid on fire safety, especially for those with multiple occupancies and multi-layer of floors underground which can be found in many building nowadays. It is likely that a small fire accident in a basement might be turned into disasters with severe human deaths and injuries as well as property loss.
The study is useful to analyse evacuating and controlling fire during emergency mode. A model of the smoke movement in basement was established using FDS 6.0 software based on similarity theory. The main factor that determines the smoke layer height in smoke control in well-ventilated condition was controlled by the proper sizing of HVAC fan in the basement and the provision of water based fire protection system. HVAC fans are normally run at higher capacity in fire mode than normal. Fan operations can control heat change and smoke conditions and change the air flow directionally so that it is possible to make the evacuation passage safer during fire.
In this paper, the study of smoke temperature, air movement and visibility have been compared under different scenarios. The smoke control strategy is then investigated under different HVAC operation. Simulation results show the temperatures at the fire room exit for different supply air quantities. Results also show that smoke propagation method is affected by air supply and smoke exhaust system.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T48935
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alfi Indra Azhary
"Kebakaran pada kapal ferry Ro-Ro, merupakan kondisi yang membahayakan bagi keselamatan. Hal ini relevan dengan pergerakan asap yang searah dengan jalur evakuasi. Beberapa kebakaran pada Kapal ferry Ro-Ro telah menimbulkan banyak korban jiwa, contohnya seperti pada peristiwa kebakaran yang terjadi pada tahun 2011 kemarin , KMP Laut Teduh II (13 orang meninggal), KMP Reni II ( tidak ada korban jiwa), KM Marina Nusantara (5 orang meninggal), KM Kirana XI ( 8 orang meninggal ). Mengingat banyaknya korban jiwa yang disebabkan oleh kebakaran pada Kapal Ferry Ro-Ro, maka peninjauan terhadap pergerakan asap pada Kapal Ferry Ro-Ro jika kebakaran terjadi perlu untuk dilakukan.
Prioritas peninjauan sangat penting,mengingat banyak sekali penumpang yang menggunakan jasa kapal Ferry Ro-Ro, ini berdasarkan data yang dikeluarkan oleh PT. ASDP Cabang Pelabuhan Merak, tercatat pada tahun 2010 sebanyak 1.400.986 penumpang pejalan kaki bertiket menggunakan jasa penyeberangan di lintasan Merak Bakauheni dengan produktivitas angkutan sebanyak 26.291 trip. Sedangkan jumlah kendaraan yang menggunakan jasa penyeberangan pada lintasan ini pada tahun 2010 adalah sebanyak 1.773.672 unit kendaraan yang terbagi menjadi beberapa unit kendaraan berdasarkan kelasnya.
Dengan diimplementasikannya sistem transportasi yang berada pada beberapa bidang, maka persinggungan jalur transportasi pada satu bidang dapat dihindari. Prediksi pergerakan asap pada kondisi kebakaran pada Kapal Ferry Ro-Ro diperoleh dengan menggunakan perangkat lunak Fire Dynamic Simulator V5(FDS V05). Bahaya yang disebabkan oleh pergerakan asap dan distribusi temperatur dapat ditekan seminimal mungkin dengan menghisap asap atau aktivasi sprinkler dari ruangan tempat kebakaran terjadi.
Hasil dari peninjauan ini membuktikan bahwa kontribusi sprinkler dalam mencegah kebakaran membesar sehingga distribusi temperatur dapat terjaga serta efektifitas dari fan suplai udara dan fan pembuangan asap yang berpengaruh besar dalam menjaga visibilitas dan dengan hanya sedikit berpengaruh terhadap minimum visibilitas yang terdapat pada saat kebakaran terjadi. Pada peninjauan ini, spesifikasi sprinkler sebagai berikut : Spray angles: 90° and 120° standard Flow rates: 3.0 to 534 gpm (9.67 to 1720 L/min) dan kapasitas fan suplai udara dan fan pembuangan asap sebesar 2.7 m/s.

Fire on Passenger Ro-Ro ship is a dangerous condition for safety. This is relevant to the movement direction of the smoke which is unidirectional with the evacuation routes. Several fires on Passenger Ro-Ro ship has caused many casualties, for example is, KMP Laut Teduh II (13 fatalities), KMP Reni II (no casualties), KM Marina Nusantara (5 fatalities), KM Kirana XI (8 fatalities). Given the number of fatalities caused by fires on the subway, then a review of the movement of smoke in the subway station when a fire broke out need to be done.
The review is very important because there are many passengers using Passenger Ro-Ro ship according to the data logged from PT. ASDP Merak Port branch, on 2010, 1.400.986 people used carry service on Merak-Bakauheni track with carrying productivity 27.291 trips and the amount of vehicles using this service were 1.773.672 units classified to several class based on the class of vehicles.
With the implementation of transportation system which work on several major, the tansportation line intersection on one major can be avoided. Prediction of the movement of smoke on Passenger Ro-Ro obtained by using software called Fire Dynamic Simulator V5(FDS V05). The danger caused by the movement of smoke and temperature distribution can be minimalized by sucking the smoke out or activating the sprnkler from the room where the fire occured.
The result from this study prove that the contribution of sprinkler in preventing the fire grows and the effectivity from the suply fresh air and smoke exhaust greatly influence in keeping the visibility and temperature distribution with only a slight effect on the minimum visibility’s value when the fire occured. On this review,specification of sprinkler are Spray angles: 90° and 120° standard Flow rates: 3.0 to 534 gpm (9.67 to 1720 L/min) the supply fresh air capacity and smoke exhaust are 2.7 m/s.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S44722
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Guruh Dharsono
"Sistem deteksi kebakaran merupakan sistem yang sangat penting dalam bangunan gedung untuk memberikan peringatan dini bagi penghuni apabila suatu kondisi darurat kebakaran terjadi. Sistem deteksi kebaran umumnya berbasis detektor titik dalam bentuk detekor panas dan asap yang ditempatkan pada setiap jarak tertentu dalam ruangan sesuai standar yang berlaku. Untuk meningkatkan kehandalan sistem detektor titik, maka baru - baru ini dikembangkan pula sistem detektor berbasis pengolahan citra asap yang direkam menggunakan kamera video atau CCTV.
Banyak metode yang digunakan dalam sistem pengolahan citra asap ini. Salah satu metode yang digunakan dalam pengolahan citra video asap adalah menggunakan pendekatan model gausian. Namun, penggunaan metode citra sebagai alat pendeteksi asap yang berbahaya masih memerlukan penentuan kriteria bahaya kebakaran yang tepat.
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kriteria bahaya kebakaran dari citra asap yang dihasilkan melalui suatu pemodelan kebakaran. Dalam penelitian ini digunakan Software Fire Dynamic Simulator Version 5 untuk membuat suatu pemodelan asap. Adapun set-up dan input pemodelan serta validasinya dilakukan menggunakan hasil eksperimental pemanasan material polimer dan selulosa yang telah dilakukan oleh Fakhrurozi [11] dan Cahyo [12].
Dalam simulasi ini ditambahkan detektor asap sebagai penanda kondisi berbahaya. Citra asap yang dihasilkan melalui pemodelan akan diolah menggunakan piranti lunak yang dikembangkan oleh Suwarno [8], Lutfi [9], dan Revaldo [24]. Kriteria kondisi bahaya didapat dari luasan asap dan densitas optik yang terjadi saat menyentuh dan menyebar pada langit - langit kompartemen. Usulan kriteria ini diharapkan bisa digunakan sebagai salah satu standar bahaya pada sistem piranti lunak yang dikembangkan kedepanya

Fire detection system is the most important system in a building to give an earlier warning for an occupant if an emergency condition of fire hazard happened. A common fire detection system based on point detector like heat detector and smoke detector is placed on certain distance in a compartemen with an apripriate standard. To increase an ability of point detector, recently it is improved with detection sistem based on smoke image processing recorded use video camera or CCTV.
Many method can be used in this smoke image processing. One of these method is gausian mixture model. But when this sistem is used steel need a determination of fire hazard criteria.
This research purpose to determinate a fire hazard kriteria from smoke modeling result from a fire modeling. It use Fire Dynamic Simulator Version 5 to make a smoke modelling. Set-up and modeling input with its validation is done by using eksperimental result from heating material of polimer and selulose that‟s done by Fakhrurozi [11] and Cahyo [12].
This simulations use a smoke detector as an hazard condition. Image of smoke resulted from its modeling will be processed use developed software by Suwarno [8], Lutfi [9], and Revaldo [24]. A criteria of fire hazard is got from an area of smoke and its optical density when smoke touch and spread on maximum region of compartemen. This criteria is suggested to be one of standard fire hazard used on the next software of smoke video detection.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S1481
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>