Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 204262 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mochammad Sja`bani
"ABSTRAK
IETF telah menetapkan standar pengalamatan baru yang disebut IPv6 hal ini dimaksudkan untuk mengantisipasi kebutuhan alamat IP yang semakin besar dan agar IPv6 dapat lebih cepat berkembang dan dirasakan manfaatnya maka jaringan IPv6 ini harus dapat dihubungkan kejaringan lain, jaringan penghubung yang ada saat ini hampir seluruhnya merupakan jaringan IPv4 oleh karena itulah dirumuskan metode transisi yang dapat menghubungkan beberapa jaringan IPv6 melalui jaringan IPv4 atau berhubungan dengan jaringan IPv4. Skripsi ini dilakukan pengujian unjuk kerja aplikasi video streaming pada jaringan test-bed dengan konfigurasi IPv6 murni dan dengan metode dual stack. Parameter kualitas layanan Video streaming yang akan diuji antara lain, latency, paket loss, dan throughput dari jaringan protocol yang berbeda yaitu IPv6 murni dan IPv6 dual stack dan dengan router yang berbeda yaitu PC router dan Emulator GNS3. Dari pengujian menunjukkan bahwa kualitas yang paling baik adalah saat menggunakan IPv6 murni yang menggunakan PC router, memiliki QoS yang lebih baik dengan nilai throughput 27,82% lebih besar dibandingkan IPv6 murni yang menggunakan emulator GNS3 sehingga memiliki latency yang kecil dan nilai packet loss yang lebih kecil 0,037 % dibandingkan IPv6 murni yang menggunakan GNS3.

ABSTRACT
IETF has set a new standard called IPv6 addressing, it is intended to anticipate the needs of the growing IP addresses, and in order to more quickly growing and perceived benefits, IPv6 network must be connected to another network, the existing network is now almost entirely a IPv4 network because of that transition method is formulated that can connect multiple networks or IPv6 over IPv4 networks associated with IPv4 networks. This thesis tested the performance of streaming video applications on the network test bed configuration with pure IPv6 and dual stack method. Video streaming service quality parameter to be tested, among others, latency, packet loss, and throughput with a different network protocol those are the pure IPv6 and IPv6 dual stack also different router using PC Router and GNS3 the testing indicate that the quality is best when using a pure IPv6 using a PC router, pure IPv6 having a better QoS throughput value is greater 27.82% than using GNS3 emulator so it has a small latency and packet loss values are more smaller 0.037% than the pure IPv6 using GNS3."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43245
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Irfan Setiadi
"ABSTRAK
Perkembangan teknologi jaringan membawa suatu permasalahan baru yaitu semakin berkurangnya sumber daya IPv4, sehingga diperkirakan akan habis seiring dengan penggunaannya yang semakin meningkat dalam beberapa tahun kedepan. Berdasarkan hal tersebut Internet Engineering Task Force (IETF) mengeluarkan standart protokol baru yang dinamakan IP Next Generation (IPng) pada tahun 1996. Sama seperti IPv4, alamat IP versi 6 adalah sebuah jenis pengalamatan jaringan yang digunakan di dalam protokol jaringan TCP/IP. Perbedaaannya adalah IPv4 memiliki panjang header 32-bit, sedangkan alamat IPv6 memiliki panjang 128-bit. Untuk melakukan migrasi teknologi dari jaringan IPv4 menuju IPv6 diperlukan suatu mekanisme transisi yang dapat dilakukan tanpa mengganggu jaringan yang sudah ada, salah satu proses transisi yang bisa dilakukan adalah menggunakan metode dual stack.
Percobaan yang akan dilakukan adalah membandingkan kinerja aplikasi FTP dengan menggunakan dua buah konfigurasi, yaitu menggunakan emulator GNS3 dan PC Router. Setiap konfigurasi juga dilakukan perbandingan menggunakan protokol IPv4 murni, IPv6 murni dan transisi dengan metode dual stack. Hasil percobaan menunjukkan bahwa PC Router memiliki performansi yang jauh lebih baik dibandingkan dengan emulator GNS3. Pada pengujian dengan parameter delay PC router lebih efisien sebesar 284s atau sekitar 1065 % dibandingkan dengan emulator GNS3. Sedangkan untuk pengujian dengan parameter transfer rate PC router lebih cepat sebesar 13556 kbps atau sekitar 1455 % dibandingkan dengan emulator GNS3.

ABSTRACT
Development of network technology brings a new problem that is diminishing resources of IPv4, to resolve the issue IPv6 was developed by the Internet Engineering Task Force (IETF) to deal with this. IPv6 is also called IPng (Internet Protocol next generation) and it is the newest version of the Internet Protocol (IP) reviewed in the IETF standards committees to replace the current version of IPv4, IPv6 was published in December 1998. Like IPv4, IPv6 is an internet-layer protocol for packet-switched internetworking and provides end-to-end datagram transmission across multiple IP networks. While IPv4 allows 32 bits for an IP address, IPv6 uses 128-bit addresses, This expansion allows for many more devices and users on the internet as well as extra flexibility in allocating addresses and efficiency for routing traffic.
The dual-stack protocol implementation in an operating system is a fundamental IPv4-to-IPv6 transition technology. Modern hybrid dual-stack implementations of IPv4 and IPv6 allow programmers to write networking code that works transparently on IPv4 or IPv6. The software may use hybrid sockets designed to accept both IPv4 and IPv6 packets. This paper describes an experimental study to compare the performance of FTP applications using different types of Internet Protocol. The first major version of IP, Internet Protocol Version 4 (IPv4), Its successor is Internet Protocol Version 6 (IPv6) and Dual Stack Method.
The research done shows that PC Router performance on FTP application is better than GNS3 emulator. PC Router delay is 1065 % faster than GNS3 emulator, PC Router transfer rate is 1455 % faster than GNS3 emulator. Considering the performance of PC Router, so it?s suitable to operate on the real network."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43244
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Bayuseno
"Teknologi informasi, komunikasi dan jaringan internet telah melaju sedemikian pesatnya, hal ini membawa dampak terhadap penggunaan IP yang semakin besar. Untuk mengantisipasi kebutuhan alamat IP yang semakin besar, IETF telah menetapkan standar pengalamatan baru yang disebut IPv6. Agar IPv6 dapat lebih cepat berkembang dan dirasakan manfaatnya, jaringan-jaringan IPv6 ini harus dapat dihubungkan ke jaringan yang lain. Jaringan penghubung (backbone) yang ada saat ini hampir seluruhnya merupakan jaringan IPv4. Oleh karena itulah dirumuskan metode transisi yang dapat menghubungkan beberapa jaringan IPv6 melalui jaringan IPv4 atau berhubungan dengan jaringan IPv4.
Dalam skripsi ini dilakukan pengujian kinerja metode DSTM, khususnya di dalam aplikasi video streaming. Sarana yang digunakan berupa jaringan test bed yang dibangun dari empat buah PC di laboratorium digital FTUI. Parameter yang diamati di sini ialah latency, packet loss, dan throughput. Di dalam uji coba ini akan dibandingkan kinerja dari konfigurasi IPv4 murni, IPv6 murni, dan metode DSTM, khususnya di dalam aplikasi video streaming.
Hasil dari uji coba menunjukkan bahwa metode DSTM tidak mengurangi kemampuan jaringan dalam aplikasi video streaming. Dibandingkan dengan IPv4, metode DSTM memiliki latency yang lebih baik sebesar _ 0,259 %. Namun, di lain pihak metode DSTM memiliki packet loss lebih buruk _ 20,441% dan throughput yang lebih buruk _ 1,363 %.

Information technology, communication and internet network have been grown faster, its made a big impact to the using of IP address. To anticipate the increasing of IP address requirement, IETF has recommended the new addressing standard which is called IPv6. In order to improve development of IPv6, IPv6 networks have to able connected to the other networks. At present, nearly all the backbone of networks use the IPv4 network. In that case the transistion method formulated to get the several IPv6 networks connection through IPv4 network or able connected to the Ipv4 network.
In this final assigment, will be tested the performace of video streaming on network with DSTM method. The experiment tool is a test bed which consist of four PC's at FTUI Digital laboratory. The parameters should be observed are latency, packet loss, and throughput. On this trial test will be taken the comparison between the performance of video streaming application in pure IPv4 configuration, pure Ipv6 configuration and DSTM method.
The results of data evaluation show there was no decreasing of network capability on the video streaming application used the DSTM method. DSTM method has a better latency with amount of _ 0.259 % than IPv4 network. However on the other side DSTM method has a worse packet loss with amount of _ 20.44 % and a worse throughput with amount of _ 1.363 % than IPv4 network.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S40251
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dani Arisandy
"Dalam penerapan IPv6 diperlukan suatu metode transisi agar tidak mengganggu kinerja jaringan yang saat ini masih menggunakan IPv4. Contoh metode transisi yang dikenal ialah metode dual stack, metode tunneling dan metode transalasi, yang memungkinkan sebuah jaringan IPv6 berkomunikasi dengan jaringan IPv6 yang lain melalui jaringan IPv4.
Dalam skripsi ini akan diuji metode Dual IP Stack dan metode ISATAP. Untuk menguji kinerja dari metode-metode ini, khususnya di dalam aplikasi video streaming, digunakan jaringan test bed yang dibangun dari empat buah PC. Parameter yang diamati di sini ialah throughput, jumlah paket yang dikirim dan latency. Di dalam uji coba ini akan dibandingkan kinerja dari konfigurasi IPv4 murni, IPv6 murni, metode Dual IP Stack dan metode tunneling ISATAP, khususnya di dalam aplikasi video streaming. Uji coba dilakukan sebanyak 10 kali untuk setiap file yang dikirimkan, sehingga terdapat 160 buah data untuk 4 buah file dan 4 konfigurasi jaringan yang diujicobakan.
Hasil dari uji coba menunjukkan bahwa metode Dual IP Stack dan ISATAP tidak mengurangi kemampuan jaringan dalam aplikasi video streaming. Dibandingkan dengan IPv4, metode Dual IP Stack mampu meningkatkan throughput _ 1,45 % dan memiliki latency yang lebih baik sebesar _ 0,005 %. Sementara itu, metode ISATAP mampu meningkatkan throughput _ 11,93 % dan mengurangi latency sebesar _ 0,003 %. Namun, di lain pihak metode ISATAP menambah jumlah data yang dikirimkan sebesar _ 11,25 %."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S40669
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azka Aulia
"Skripsi ini akan membahas pengaruh serangan Denial of Service pada performansi jaringan IPv6 yang menggunakan tunneling GRE dan dual-stack. Mekanisme transisi diperlukan untuk melakukan interkoneksi jaringan IPv6 ke tujuan melewati core network yang masih menggunakan IPv4 dengan metode tunneling GRE dan dual-stack. Jaringan berbasis IPv6 tersebut akan diserang dengan cara flooding yang ukuran paketnya meningkat. Dari keadaan tersebut, dapat diamati perubahan kinerja ketika serangan ditingkatkan. Parameter yang digunakan pada untuk penilaian performansi adalah throughput, packet loss, dan delay. Mekanisme transisi yang dibandingkan merupakan parameter penting untuk mengetahui kinerja jaringan IPv6 pada mekanisme transisi.
Thoughput pada jaringan tunneling GRE mengalami penurunan sebesar 9.27% dan pada jaringan dual-stack sebesar 17.62%. Delay tidak banyak berbeda, pada tunneling GRE delay lebih baik dari dual-stack sebesar 15.84%. Perbedaan yang signifikan terjadi pada packet loss dimana GRE mempunyai packet loss yang lebih besar, yaitu 8.36% dibandingkan packet loss pada dual-stack yang bernilai 6.74%. Oleh karena itu, tunneling GRE lebih baik digunakan pada aplikasi FTP dalam keadaan server diserang menggunakan Denial of Service.

This thesis will discuss the effect of denial of service attacks on IPv6 network performance using GRE tunneling and dual-stack. Transition mechanisms needed to interconnect the IPv6 network to the destination through the core network is still using IPv4 with GRE tunneling method and dual-stack. IPv6-based networks will be attacked by flooding which package size increases. From these circumstances, changes in performance can be observed when the attack intensified. The parameters used for the assessment of performance is throughput, packet loss, and delay. Transition mechanism is an important parameter to determine the performance of IPv6 network transition mechanism.
GRE tunneling throughput on the network has decreased 9.27% and on dual-stack network 17.62%. Delay is not much different, the GRE tunneling delay is better than dual-stack by 15.84%. Significant differences occurred in which the GRE packet loss have a greater packet loss, which is 8.36% as compared to the dual- stack packet loss is 6.74%. Therefore, GRE tunneling is better used on FTP in attacked situation by Denial of Service.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S44382
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Afianto
"Tugas akhir ini bertujuan untuk menganalisa dan membandingkan kualitas jaringan IPv4 murni, IPv6 murni dan tunneling 6to4 pada jaringan dengan media wired dan wireless untuk aplikasi video streaming. Dari data yang diperoleh dan dianalisa menunjukan bahwa delay yang terbaik adalah pada kondisi bit rate 256/64 kbps, pada jaringan IPv4, dengan media wireless, dan format file MP4 dengan delay 0,213 detik atau 16,14% lebih rendah dari delay pada streaming file AVI dengan kondisi bit rate 512/128 kbps, jaringan IPv4 dan dengan media wireless yang bernilai 0,254 detik. Pada parameter packet loss secara keseluruhan kedua tipe media (wired dan wireless) memiliki bagian dimana packet loss bernilai 0 namun karena pertimbangkan fleksibilitas koneksi wireless maka yang terbaik adalah packet loss pada bit rate 512/128 kbps, jaringan IPv4 dengan media wireless, serta dengan format file streaming menggunakan format AVI.

This thesis aims to analyze and compare the quality of IPv4, IPv6 and 6to4 tunneling on a network with wired and wireless media for streaming video applications. From the data obtained and analyzed showed that the best delay is the bit rate condition at 256/64 kbps, IPv4 networks, wireless media, MP4 file format that is worth 0.213 seconds or 16.14% lower than the bit rate conditions at 512/128 kbps, IPv4 network and the wireless media that is worth 0.254 seconds. Packet loss on the overall parameters of both types of media (wired and wireless) has a section where the packet loss is worth 0, but due to consider the flexibility of a wireless connection then the best bit rate is 512/128, with a wireless media, IPv4 networks, as well as a streaming file format using AVI format."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51343
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yulius Dimas Hardo Trihatmoko
"ABSTRAK
Jaringan Mobile IPv6 merupakan jaringan yang mampu memberikan kemudahan akses kepada pengguna dalam melakukan perpindahan dari suatu jaringan ke jaringan lainnya. Hal ini dikarenakan mendukung perpindahan mobile node dari titik akses satu ke titik akses lain. Dua buah skenario diimplementasikan untuk mengetahui kinerja dari jaringan Mobile IPv6. Parameter QoS untuk pengukuran adalah throughput, delay dan packet loss. Aplikasi yang diukur adalah Video
Streaming, dimana kualitas dari video streaming juga diukur menggunakan parameter bit rate dan frame rate. Dari hasil pengukuran diketahui bahwa parameter packet loss mengalami peningkatan ketika mobile node melakukan perpindahan, dari home network ke foreign network, dibandingkan ketika mobile node berada di home network. Besar packet loss mencapai 20,340%.

ABSTRACT
Mobile IPv6 is a network of networks that can provide easy access to the user in making the transition from one network to another. This is because the mobile node supports the transfer of a single access point to another access point. To determine the performance of Mobile IPv6 network, can use some QoS parameters such as throughput, delay and packet loss. Applications that are measured Video Streaming, where the quality of video streaming is also measured using the parameter bit rate and frame rate. That the results of measurements of packet loss parameters increased when the mobile node to move, from the home
network to foreign network, compared to when the mobile node in home network. Large packet loss reached 20.340%"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42645
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dedi Supriyatna
"Perkembangan internet berbasis IP telah meningkat dengan pesat yang menyebabkan berkembangnya teknologi pengiriman media streaming. Streaming memungkinkan menampilkan media tanpa harus menunggu keseluruhan media diterima lengkap terlebih dahulu oleh client. Pada skripsi ini telah dibuat sebuah jaringan kecil yang berbasiskan mobile IPv6. Pembangunan jaringan mobile IPv6 sesuai dengan RFC 3755. Komponen-komponen dari jaringan mobile IPv6 tersebut yaitu Home Agent, Correspondent Node, Mobile Node, Foreign Network, dan Home Network. Tiga buah skenario dilakukan untuk mengetahui performansi aplikasi video streaming. Pengukuran parameter Quality of Service berupa delay, jitter, packet loss dan throughput dilakukan pada saat mobile node tidak berpindah network (pada skenario satu dan dua) maupun pada saat proses handover (pada skenario tiga). Pengukuran dilakukan dengan cara streaming video dari server ke client dengan menggunakan aplikasi VLC, kemudian menangkap paket-paket tersebut dengan menggunakan aplikasi wireshark. Dari hasil percobaan diketahui bahwa Quality of Service pada parameter delay saat proses handover dari home network ke foreign network dan begitu juga sebaliknya sangat rendah sebesar 8,3% jika dibandingkan pada saat mobile node tidak berpindah network. Hal ini disebabkan adanya pemutusan koneksi dengan network yang lama sebelum membangun koneksi dengan network yang baru.

The development of IP-Based Internet has been growing rapidly and impacted the data streaming technology. Streaming allows the user to see the video without any compulsion to wait for the video to be full downloaded on the client side. The aim of this thesis is to implement the mobile IPv6 network and to analyze the performance of the video streaming application that runs through the mobile IPv6 network. A small mobile IPv6 network has been built in this project and the network was configured according to the RFC 3755 IETF standard, this network contains several nodes such as Home Agent, Correspondent node, Mobile node, foreign network, and home network. Application performance was tested through three scenarios. The parameters that used to analyze the Quality of Service are delay, jitter, packet loss, and throughput. At the first and the second scenario the parameters were analyzed when the mobile node was fixed (static) while at the third scenario analysis was conducted when the mobile node was moving (handover). The parameters were measured by running the streaming video from server to client using VLC application, and the packets ran through the network were captured with wireshark. The Result shows that when the mobile node is in the handover process, the delay parameter of the QoS is very low approximately 8,3% compared with the delay when the mobile node is in static condition. This difference is caused by the extra time spent at the turnover process of the network from the previous one to the new network."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51162
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yulius Dimas Hardo Trihatmoko
"Jaringan Mobile IPv6 merupakan jaringan yang mampu memberikan kemudahan akses kepada pengguna dalam melakukan perpindahan dari suatu jaringan ke jaringan lainnya. Hal ini dikarenakan mendukung perpindahan mobile node dari titik akses satu ke titik akses lain. Namun, jaringan Mobile IPv6 memiliki handover latency yang cukup tinggi yang membuat ketika mobile node melakukan handover, terjadi penurunan kinerja dari jaringan. Jaringan Proxy Mobile IPv6 merupakan pengembangan dari jaringan Mobile IPv6 dimana sifatnya adalah berbasis jaringan, dimana mampu mengurangi besar handover latency.
Dua buah skenario diimplementasikan pada masing-masing jaringan untuk mengetahui QoS dari jaringan Mobile IPv6 dan jaringan Proxy Mobile IPv6. Parameter QoS untuk pengukuran adalah throughput, delay dan packet loss. Aplikasi yang diukur adalah Video Streaming. Besar packet loss mencapai 20,340% pada skenario 2 jaringan Mobile IPv6. Dari hasil pengukuran diketahui bahwa untuk masingmasing parameter, jaringan Proxy Mobile IPv6 lebih stabil daripada jaringan Mobile IPv6. Selain itu, nilai dari packet loss pada Proxy Mobile IPv6 jauh lebih kecil daripada jaringan Mobile IPv6.

Mobile IPv6 network is a network that can provide ease of access to the user in performing the displacement of a network to another. This is due to the support movement of mobile nodes from the access point a to point other access. However, Mobile IPv6 networks have the handover latency is high enough to make when the mobile node handover, a decline in the performance of the network. Proxy Mobile IPv6 network is an extension of Mobile IPv6 networks where nature is network based, which is able to reduce the large handover latency.
Two scenarios are implemented on each network to determine the QoS of Mobile IPv6 network and Proxy Mobile IPv6 network. QoS parameters to measure are throughput, delay and packet loss. Applications that measured is Video Streaming. Packet loss reaches 20.340% in scenario 2 Mobile IPv6 network. From the measurement results is known that for each of the parameters, the Proxy Mobile IPv6 network is more stable than the Mobile IPv6 networks. In addition, the value of packet loss on Proxy Mobile IPv6 is much smaller than the Mobile IPv6 networks.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T35811
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ivan Farhan Fauzi
"Mobile IPv6 merupakan teknologi jaringan komputer yang dapat memberikan suatu kemudahan mobilitas kepada pengguna untuk berpindah dari suatu jaringan ke jaringan lainnya dengan tetap mempertahankan koneksi. Empat buah skenario dengan satu buah serangan, yaitu Denial of Service dirancang dan diimplementasikan untuk dilakukan pengukuran dan mengetahui kualitas Video Streaming serta performa kemanan jaringan Mobile IPv6. Parameter QoS yang digunakan adalah Throughput, Delay, dan Packet Loss. Sedangkan parameter video streaming yang digunakan adalah Bit Rate dan Frame Rate.
Dari hasil pengukuran diketahui bahwa semua parameter QoS pada saat dilakukan serangan maupun saat terjadinya perpindahan jaringan mobile node dari home network ke foreign network mengalami penurunan kualitas, jika dibandingkan dengan ketika belum terjadi serangan dan ketika mobile node masih berada pada home network. Besar Packet Loss mencapai 22.35%, penurunan Throughput mencapai 90.70% dan Delay meningkat sampai 61.09%. Hal serupapun terjadi pada parameter Video Streaming, bit rate menurun sampai 42.23%. Hasil tersebut terjadi ketika jaringan diserangan dengan Denial of Service sebesar 1800kb dan jumlah thread sebesar 12.

Mobile IPv6 is a computer network technology which allow users to easily move from one network to another without terminating the connection. Four scenarios and one attack, which is Denial of Service, are designed and implemented to measure the quality of video streaming and the performance of mobile IPv6's network security. QoS indicator that used in this paper is delay, throughput, and Packet Loss. Meanwhile, bit rate and frame rate are used as video streaming indicator.
Result shows that all QoS indicator encounter a decreasing quality when an attack is being implemented and the mobile node network is being moved from home network to foreign network. The packet loss reaches 22.35%, throughput decreases for 90.70%, and the delay increases for 61.09%. The same results also found in video streaming indicator, the decresion in bit rate is 42.23%. The result occur when the network is attacked by Denial of Service as much as 1800kb and the amount of thread is 12.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S47329
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>