Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 104494 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1981
S12687
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
"Masalah kependudukan di Indonesia, khususnya di Jawa, dipandang cukup mengkhawatirkan bagi prospek pembangunan. Kekbawatiran itu pertama-tama tertuju pada kenaikan jumlah penduduk, yang untuk Indonesia sekitar 2,1 % per tahun dan thn 1.9 % per tahun untuk Jawa. Kedua, sebagai akibat7l.ya, makin bertambah padatnya Jawa sendiri yang pada tahun 1971 sudah mencapai 565/km2 (Nugroho,1975: hlm.462-475). Akhirnya dan yang ama,kekhawatiran itu terletak pada ma_salah kesempatan kerja penduduk yang makin menyempit pula (i,embaga Demogra..fi 1974: hlm.3). Bertambahnya jin1ah penduduk srperti di atas berarit pula menambah jumlah tenaga atau angkatan kerja. Padahal ada euatu gejala yang umum berlaku untuk negara-negara se-fang berkembang, termasuk Indonesia, pertambahan kesempatan kerja justru amat lambat sehingga tidak dapat mengimbanRi_nya, Secara sepadan. Pal ini akan mengakibatkan timbulnya masalah pengangguran 1)."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1978
S12927
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Aris Munandar
1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Ladiawati
"Penelitian tentang pola komunikasi masyarakat Dayak dan pendatang ini berawal dari seringnya terjadi konflik antar masyarakat Dayak di Pontianak dan pendatang yang mengadu nasib di daerah tersebut. Konflik terbesar adalah antara masyarakat Dayak dan pendatang Madura tahun 1996, yang berhasil melumpuhkan roda perekonomian di beberapa tempat di Kalimantan Barat. Oleh sebab itu penelitian tentang komunikasi antara masyarakat Dayak dan pendatang menjadi menarik untuk dibahas.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran tentang pola komunikasi antara masyarakat Dayak dan pendatang; serta mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi terbukanya komunikasi di antara mereka.
Landasan teoritis yang digunakan untuk mengkaji pola komunikasi tersebut yaitu dengan menggunakan teori-teori yang berkaitan erat dengan komunikasi antar budaya seperti teori konvergensi dan teori interaksi simbolik. Di dalam komunikasi antar budaya, pembuat pesan adalah anggota dari suatu budaya tertentu dan penerima pesan adalah anggota dari budaya lainnya, dalam penelitian ini adalah masyarakat Dayak dan pendatang Cina, Bugis, Melayu, Jawa dan Madura. Di dalam komunikasi antar budaya , berusaha mengungkapkan apa yang terjadi ketika anggota dari dua budaya yang berlainan bertemu untuk melakukan interaksi komunikasi. Apakah komunikasi berjalan lancar atau mengalami hambatan. Adanya perbedaan antara satu masyarakat dengan masyarakat lainnya , merupakan suatu ciri dari komunikasi antar budaya.
Teori lainnya yang digunakan adalah teori interaksi simbolik yang pada intinya membahas tentang suatu kemampuan manusia untuk menciptakan serta mempergunakan simbol-simbol sehingga manusia menjadi mahluk hidup yang unik, dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Selain itu penelitian ini juga dibahas dengan menggunakan teori konvergensi yang membahas adanya kesamaan-kesamaan dan perbedaan-perbedaan dalam kelompok masyarakat. Adanya kesamaan dan perbedaan dalam kelompok masyarakat Dayak dan pendatang dalam hal keyakinan, nilai, perilaku dan sebagainya.
Penelitian ini bersifat kualitatif dan menggunakan analisis deskriptif. Unit analisis yang digunakan adalah kpri unites Oita penelitian diperoleh dari key information melalui wawancara di lokasi penelitian.
Temuan penelitian ini menegaskan bahwa terdapat komunikasi yang efektif antara masyarakat Dayak dan pendatang Cina, Melayu, Bugis, serta Jawa, tetapi komunikasi dengan pendatang Madura berjalan kurang efektif. Komunikasi di antara mereka cenderung diwarnai prasangka dan etnosentris. Adanya komunikasi efektif dan terhambat ini disebabkan karena beberapa faktor yang mempengaruhi pembentukan komunikasi antara masyarakat Dayak dan pendatang yaitu kedekatan jarak fisik dan faktor kesamaan dalam karakteristik-karakteristik sosial budaya yang lebih berperan. Ditemukan bahwa tingkat pendidikan, status sosial ekonomi, agama dan persepsi, memiliki peran yang cukup berarti dalam terjadi atau tidaknya komunikasi efektif di antara mereka."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1998
T3916
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1993
S7529
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Libret Semuel Foenay
"ABSTRAK
Dalam era pembangunan nasional berwawasan lingkungan sekarang ini, keserasian kota dan desa mendapat perhatian utama. Hal ini dari dimuatnya secara eksplisit tegas dalam Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat No. 2 Tahun 1988 tentang Garis-garis Besar Haluan Negara Bab IV, D, butir 12 ayat f dan g. Pada dasarnya dua ayat tersebut merekomendasikan bahwa pemabangunan masyarakat pedesaan dan pembangunan kota perlu dilanjutkan dan ditingkatkan dengan selalu memperhatikan keserasian hubungan antara kota dan daerah pedesaan sekitarnya. Dipandang dari aspek lingkungan hidup, kota dan desa termasuk dalam pengertian kelompok lingkungan hidup buatan (binaan), bersama kelompok lingkungan hidup sosial dan kelompok lingkungan hidup alam, dalam kesatuan lingkungan hidup bumi.
Antara kota dan desa sebagai sub bagian dari lingkungan hidup buatan terjadi interaksi, adaptasi, dan mengalami seleksi melalui pertukaran materi, energi, dan informasi, yang merupakan ciri dari kesatuan lingkungan hidup bumi. Lingkungan hidup desa dalam penelitian ini diwakili oleh unsur-unsur: petani (manusia), tanah usahatani (sumber daya alam), dan panca usahatani (teknologi), kombinasi dari ketiga unsur ini menghasilkan barang berupa hasil produksi usahatani. Hasil produksi usahatani ini selanjutnya disalurkan ke kota Kupang untuk memenuhi permintaan konsumen akan hasil produksi usahatani tersebut.
Lingkungan hidup kota diwakili oleh unsur-unsur: konsumen (manusia), pasar (sumber daya buatan), angkutan (teknologi), melahirkan transaksi perdagangan atau jual beli atas hasil produksi usahatani yang berasal dari pedesaan sekitar Kupang.
Antara lingkungan hidup desa dan lingkungan hidup kota (Kupang) terjalin pertukaran materi (hasil produksi usahatani) melalui media yang dalam penelitian ini diidentifikasi atas: Papalele selaku perantara perdagangan dan transportasi.
Jenis kegiatan usahatani di delapan desa penelitian terdiri atas kegiatan usahatani pokok yaitu ladang dan atau sawah, dan kegiatan usahatani sampingan, yaitu mamar (kebun, tegalan) dan ternak. Faktor-faktor yang mempengaruhi usahatani di pedesaan adalah faktor alamiah seperti kekeringan, kualitas tanah, faktor non alamiah seperti teknologi, luas tanah usahatani, orientasi pasar petani, modal dan pendapatan.
Jenis kegiatan perdagangan di kota Kupang terdiri atas tempat penjualan hasil produksi usahatani dari desa penelitian, yaitu kecamatan Kupang Timur, kecamatan Kupang Tengah, kecamatan Kupang Barat dan kecamatan Amarasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan penjualan (perdagangan) hasil produksi usahatani di pasar kota adalah: jarak, lokasi asal barang, papalele, dan jenis alat angkutan.
Dari ulasan seperti terurai diatas ditarik permasalahan sebagai berikut:
(1) Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi kegiatan ekonomi petani, mulai dari melakukan kegiatan usahatani di pedesaan sampai dengan penjualan hasil produksinya di pasar kota Kupang.
(2) Bagaimana hubungan pengaruh antara faktor-faktor kegiatan usahatani di pedesaan maupun faktor-faktor kegiatan penjualan hasil produksi usahatani di pasar kota Kupang
(3) Bagaimana proses tataniaga hasil produksi usahatani berlangsung, dan berapa besar peranan Papalele dalam proses tataniaga tersebut.
(4) Kecamatan (asal barang) mana saja yang menjadi pemasok utama barang hasil produksi usahatani ke pasar Naikoten dan pasar Kuanino kota Kupang
(5) Bagaimana orientasi pasar petani terhadap jenis kegiatan produksi usahatani yang dilakukan petani
Model analisis yang dipakai adalah: analisis deskriptif dengan frekuensi dan tabulasi silang serta analisis statistik uji x² (Khi Kuadrat).
Dalam menentukan tingkat hubungan pengaruh antara dua peubah, ditentukan berdasarkan klasifikasi sebagai berikut:
>0 % - 15% dinilai tidak kuat
>15% - 30% dinilai cukup kuat, dan
>30% - 50% dinilai sangat kuat.
Berdasarkan analisis yang dilakukan diperoleh temuan-temuan sebagai berikut:
(1) Terdapat hubungan pengaruh tidak simetrik antara faktor-faktor kegiatan penjualan hasil produksi kegiatan usahatani di pasar Naikoten dan pasar Kuanino pada tingkat hubungan sangat kuat (34,5 %), maupun antara faktor-faktor kegiatan usahatani petani di pedesaan pada tingkat hubungan cukup kuat (29,79 %)
(2) Papalele sebagai perantara perdagangan dalam proses tataniaga komoditas hasil usahatani mempunyai /memegang peranan menentukan karena menguasai 64,3 % saluran hasil produksi usahatani dari desa-desa penelitian di kota Kupang
(3) Orientasi pasar petani dilihat dari sifat pekerjaan kegiatan usahatani pokok dan kegiatan usahatani sampingan adalah sebagai berikut:
-tujuan atau motivasi dari kegiatan usahatani pokok (ladang atau sawah) adalah untuk memenuhi kebutuhan konsumsi keluarga rumah tangga petani sendiri (usahatani subsistem)
-tujuan atau motivasi dari kegiatan usahatani sampingan adalah untuk dijual (orientasi pasar) guna memperoleh uang tunai
(6) Implikasi penelitian
Implikasi penelitian ini adalah berupa buah pikiran tentang alternatif pemecahan masalah berikut:
(1) Perlunya peningkatan pembinaan petani melalui penyuluhan lapangan oleh tenaga PPL tentang panca usahatani tanah kering
(2) Pemberian kemudahan-kemudahan kepada para petani dalam memperoleh Kredit usahatani
(3) Membentuk dan memfungsikan Koperasi Unit Desa dalam pemasaran hasil produksi usahatani
(4) Perlu pembinaan dan pengawasan terhadap Papalele dengan jalan didaftar dan ditampung dalam wadah organisasi Papalele
(5) Universitas Nusa Cendana dengan Tugas Ilmiah Pengembangan Pokok ?Pengembangan Pertanian Tanah Kering? perlu diberi kesempatan lebih besar dalam aplikasi hasil-hasil penelitiannya di daerah pedesaan Propinsi Nusa Tenggara Timur."
1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ikhwan
"Penelitian ini dimaksudkan untuk mempermasalahkan interaksi antara pendatang dan masyarakat asli di Mentawai, khususnya interaksi dalam aktifitas ekonomi. Kemudian bagaimana relevansinya dengan konsep patron klien.
Jenis penelitian ini bersifat deskriptif yang bertujuan menggambarkan realitas sosial dengan menggunakan konsep-konsep sosiologi. Sedangkan informan penelitian adalah pendatang dan masyarakat asli yang terlibat dalam aktifitas ekonomi. Metode yang dipakai dalam proses pengumpulan data adalah wawancara, observasi langsung terhadap informan.
Hasil penelitian menunjukkan, secara ekonomis hubungan antara pendatang dan masyarakat asli diawali dengan pertukaran barang atau jasa. Bagi pihak luar pertukaran barang dan jasa tersebut, masyarakat asli Mentawai berada pada pihak yang merugi. Ternyata hubungan itu saling menguntungkan, masyarakat asli Mentawai menerima perlakuan yang menguntungkan. Pada saat mereka butuh uang, ataupun tidak memiliki peralatan pengolahan hasil ladang, untuk sementara pendatang mengatasinya. Dan memang hubungan pendatang dan masyarakat asli itu didasarkan atas unsur saling menguntungkan, tanpa adanya unsur saling menguntungkan hubungan itu sendiri tidak dapat berlangsung.
Untuk menjamin kelangsungan hubungan yang telah terjalin antara pendatang dengan penduduk asli, keduanya melengkapi hubungan sebagai teman, tetangga ataupun sebagai kerabat. Hubungan ini dapat terjadi karena keduanya warga desa yang sama, saling memanggil dengan sebutan kawan, saling kunjung-mengunjungi pada saat hari besar, pesta perkawinan, dan pada saat masyarakat asli punya waktu luang.
Di samping itu, bertahannya hubungan pendatang dengan masyarakat asli sebagai hubungan patron klien, ditentukan oleh kondisi sosial budaya dan lingkungan, antara lain ketergantungan masyarakat asli terhadap pola pertanian dan pemasaran hasil produksi mereka. Hasil pertanian yang mereka produksi jarang dijual kepada sesama masyarakat asli tetapi kepada pendatang yang terlibat dalam aktifitas ekonomi (bisa pegawai negeri, polisi, dan pengembang agama). Pola pertanian yang mereka lakukan tidak punya waktu dalam menanam dan memanen. Ada waktu-waktu tertentu masyarakat tidak mau mengolah atau memetik hasil ladang mereka karena harga turun. Tanaman yang ada merupakan tanaman turunan, artinya tidak banyak tanaman baru yang di tanam, serta masyarakat asli tidak mungkin melakukan pekerjaan lain kecuali memburuh di pelabuhan pada saat kapal datang. Pola hidup masyarakat asli boros, tidak ada kebiasan menabung, jika memperoleh penghasilan yang banyak, habis dipergunakan untuk minum-minum di kedai atau membeli barang-barang konsumtif. Kondisi seperti ini menyebabkan masyarakat asli mengalami kesulitan pada saat membutuhkan uang, masyarakat tidak melihat alternatif lain selain melakukan hubungan dengan masyarakat pendatang.
Usaha telah dilakukan pemerintah untuk mengatasi masalah masyarakat asli, paling tidak untuk memasarkan hasii produksi seperti dengan mendirikan koperasi di desa dimana penelitian dilakukan. Usaha ini tidak menunjukkan hasil yang menggembirakan, ternyata usaha-usaha itu tidak dapat berbuat seperti apa yang dilakukan pendatang terhadap masyarakat asli. Pendatang tetap menikmati kedudukannya sebagai pihak yang selalu beruntung dan masyarakat asli tidak melihat alternatif lain, selamanya mereka secara ekonomi tetap dalam keadaan mendapat sedikit keuntungan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T3034
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Windriati Suryandari
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1987
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wanto Rivaie
"Studi ini, dimaksudkan untuk menganalisis permasalahan penelitian yang membahas tentang bagaimanakah otonomi ibu-ibu rumah tangga dalam pengambilan keputusan kegiatan sosial dan ekonomi dalam keluarga Jawa yang bekerja di pabrik teh "Dua Tang" Slawi?. Secara menyeluruh permasalahan penelitian ini mencakup tentang bagaimanakah peran istri yang bekerja di pabrik teh itu, dalam mengambil keputusan tentang kegiatan sosial dan ekonomi keluarga ; apakah terdapat perbedaan otonomi antara mereka yang termasuk pekerja golongan bawah dan pekerja golongan menengah dalam mengambil keputusan seperti itu? dan bagaimana pula pengaruh golongan pekerjaan terhadap otonomi dalam pengambilan keputusan kegiatan sosial dan ekonomi keluarga?.
Hasil survei terhadap 48 responden yang terpilih sebagai populasi penelitian ini, ditemukan bahwa istri yang memiliki golongan pekerjaan bawah dan menengah sama-sama memiliki otonomi yang tinggi dalam pengambilan keputusan kegiatan sosial dan ekonomi keluarga. Sementara itu basil analisis Mann Withney ditemukan bahwa tidak terdapat perbedaan yang berarti di antara kedua golongan pekerja itu tentang otonomi mereka dalam mengambil keputusan. Demikian pula hasil hitung D. Somers menunjukkan pengaruh yang non signifikan antara variabel independen ( golongan pekerjaan, masa kerja, umur responden, tingkat pendidikan,jumlah penghasilan,jumlah anak dan pemilikan rumah ) dan variabel pengambilan keputusan ( Y ). Dari temuan ini penting untuk digaris bawahi bahwa sekalipun pengaruh golongan pekerjaan (X1-X7) terhadap pengambilan kepututusan keluarga (Y) terlihat kecil, namun otonomi ibu-ibu dalam mengambil keputusan adalah cukup tinggi. Hal ini dapat terjadi karena, pertama, di pabrik teh itu, belum terlihat adanya sistem renumerasi dan penilaian prestasi terhadap golongan pekerjaan secara obyektif. Kedua,adalah sistem bilateralitas keluarga Jawa, yang secara empirik belum dapat dibuktikan melalui penelitian ini.
Secara umum, temuan penelitian ini dapat memberikan penjelasan, bahwa wanita kurang berperan dalam pengambilan keputusan,baik di dalam maupun di luar rumah tangga,karena norma-norma yang umum berlaku di masyarakat menyatakan bahwa suami sangat menentukan dalam pengambilan keputusan kegiatan sosial dan ekonomi keluarga, sebab suami adalah kepala keluarga dan pencari nafkah."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>