Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 105170 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tectona Grandis Sulaiman
"Penelitian mengenai struktur komunitas Diatom di area pertambakan Marunda Cilincing, Jakarta Utara telah dilakukan pada bulan Maret hingga Mei tahun 2012. Penelitian bertujuan untuk mengetahui struktur komunitas Diatom pada 3 stasiun penelitian dan hubungan dengan parameter lingkungan di setiap stasiun. Sampel diambil secara horizontal di setiap stasiun di area pertambakan Marunda Cilincing, Jakarta Utara.
Hasil identifikasi sampel diperoleh 27 marga Diatom di perairan area pertambakan Marunda. Kepadatan Diatom di area pertambakan Marunda berkisar antara 1847,11?4729,643 sel/m3. Area pertambakan Marunda didominansi oleh Thalassiosira dan Thalassionema. Berdasarkan nilai Indeks kemerataan, marga Diatom tidak tersebar merata di Area pertambakan Marunda. Nilai indeks keanekaragaman menunjukan perairan di area pertambakan Marunda memiliki tingkat pencemaran berat.

Research on The Community Structure of Bacillariophyta (Diatomae) in brackish water ponds of Marunda Cilincing, North Jakarta was conducted on March and May 2012. The aims of this study was to determine the community structure of Diatomae from 3 stations and the relationship of environmental parameters at each station. Samples were taken horizontally at 3 stations of brackish water ponds of Marunda.
The identification results of samples obtained 27 genera of Diatomae in the waters. The density of Diatomae in brackish water ponds of Marunda was between 1847,11?4729,643 cell/m3. The waters in brackish water ponds of Marunda was dominated by Thalassiosira dan Thalassionema. Based on index of distribution point, genera of Diatomae in brackish water ponds of Marunda is maldistribution. Index of diversity point showed brackish water ponds of Marunda was heavily polluted.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S42908
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Risa Djuniarti
"Penelitian ekperimental untuk menguji aktifitas antifeedant ekstrak metanol Archaster typicus terhadap ikan karang telah dilakukan di Perairan Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Sampel diekstrak dengan metode maserasi dengan menggunakan pelarut metanol. Uji antifeedant dilakukan dengan mengaitkan pakan buatan yang mengandung ekstrak metanol Archaster typicus pada konsentrasi fisiologis (0,0245 g/ml), jeli, makanan ikan, dan pewarna makanan menggunakan peniti pada tali propilen. Pakan tersebut kemudian diuji di terumbu buatan pada kedalaman 3 m dan diamati jumlah pakan yang dimakan dan tidak oleh ikan karang. Analisis chi kuadrat pada tingkat kepercayaan 0,01 menunjukkan bahwa terdapat korelasi antara dimakan dan tidak dimakannya pakan perlakuan terhadap penambahan ekstrak metanol Archaster typicus. Penelitian menunjukkan ekstrak metanol Archaster typicus positif memiliki aktivitas antifeedant terhadap ikan karang dan hal tersebut diduga disebabkan oleh adanya kandungan saponin pada ekstrak metanol Archaster typicus.

To investigate antifeedant activity of methanol extract of Archaster typicus against reef fishes a field experiment was conducted at Pramuka Island Watery, Seribu Island, DKI Jakarta. Archaster typicus samples were extracted using maceration method while taking methanol as the solvent. The antifeedant assay was conducted by attaching the artificial food that contains methanol extract of Archaster typicus at natural concentration (0.0245 g/ml), jelly, fish food, and food dye, using safety pins to propylene ropes. After that, the artificial food was observed at artificial reef in 3 m depth. The amount of artificial food eaten and left by reef fishes was also observed. Chi square analysis for α (p) = 0.01 revealed that there is correlation between eaten and not eaten of treat food to addition of methanol extract of Archaster typicus. That means methanol extract of Archaster typicus has antifeedant activity againts reef fishes. That was beyond saponin content in the extract."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S47641
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fridaviza Dharmesta Laksmiwati
"Pertambakan merupakan suatu ekosistem yang rentan mengalami pencemaran. Salah satu polutan yang data mencemari area tersebut dapat berasal dari logam berat. Pengujian kandungan logam berat (Fe, Mn dan Ni) dalam sedimen dan udang windu di kawasan pertambakan dilakukan di dua lokasi yaitu kawasan pertambakan dengan mangrove (Blanakan, Subang) dan tanpa mangrove (Marunda, Jakata Utara). Kandungan logam diukur dengan menggunakan Atomic Absorption Spectroscophy (AAS). Hasil pengujian menunjukkan bahwa kandungan logam berat dalam sedimen pada umumnya lebih besar dibandingkan pada biota. Selain itu, kandungan logam berat Fe, Mn dan Ni dalam sedimen di kawasan pertambakan Blanakan dan Marunda tidak memiliki beda nyata. Kandungan logam berat dalam sedimen di Blanakan dan Marunda terdeteksi berturut-turut : Fe = 34353,30 ± 3419,99 μg/g dan 40638,16 ± 6710,65 μg/g; Mn = 381,26 ± 196,54 μg/g dan 347,77 ± 86,52 μg/g; Ni = 7,28 ± 2,27 μg/g dan 10,20 ± 1,18 μg/g. Sedangkan, kandungan rata-rata logam berat dalam udang windu di Blanakan dan Marunda terdeteksi berturut-turut : Fe = 25,48 μg/g dan 33,37 μg/g; Mn = 1,52 μg/g dan 2,88 μg/g; Ni = < 0,02 μg/g dan 0,18 μg/g. Kandungan logam berat dalam biota lebih rendah dibandingkan di dalam sedimen dimana mengindikasikan bahwa logam berat tersebut terakumulasi dalam sedimen.

Aquaculture is a vulnerable ecosystem that sustain contamination. One of the pollutants that contaminate the area can be derived from heavy metals. Research the content of heavy metals (Fe, Mn and Ni) in sediment and tiger shrimp in the aquaculture region conducted in two locations: the mangrove (Blanakan, Subang) and without mangroves area (Marunda, North Jakata). The metals was measured using Atomic Absorption Spectroscophy (AAS). The results showed that the content of heavy metals in sediments are generally larger in comparison to the organism. In addition, the heavy metal content of Fe, Mn and Ni in the sediment in the Blanakan and Marunda aquaculture had no significant difference. The content of heavy metals in sediments in Blanakan and Marunda detected: Fe = 34353.30 ± 3419.99 μg/g and 40638.16 ± 6710.65 μg/g, Mn = 381.26 ± 196.54 μg/g and 347.77 ± 86.52 μg/g, Ni = 7.28 ± 2.27 μg/g and 10.20 ± 1.18 μg/g, respectively. Meanwhile, the average content of heavy metals in tiger shrimp Marunda and Blanakan detected: Fe = 25.48 μg/g and 33.37 μg/g, Mn = 1.52 μg/g and 2.88 μg/g, Ni = <0.02 μg/g and 0.18 μg/g, respectively. The content of heavy metals in biota lower than in the sediments which indicate that these metals accumulated in the sediment."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S44195
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Blum, Mark
San Francisco: Chronicle Books, 1997
R 591.77 BLU b
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Nurmala Sari Suisa
"Penelitian mengenai keragaman dan prevalensi ektoparasit pada ikan bandeng (Chanos chanos (F.)) di area pertambakan Marunda, Jakarta Utara telah dilakukan pada bulan Januari hingga Maret tahun 2013. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui keragaman ektoparasit pada ikan bandeng di area pertambakan Marunda, Jakarta Utara dan nilai prevalensi serta intensitas ektoparasit yang ditemukan. Sampel ikan bandeng yang digunakan berjumlah 60 ekor yang diambil dari 3 stasiun penelitian secara acak. Pemeriksaan ektoparasit dilakukan pada bagian luar tubuh ikan yaitu operkulum, insang, sisik, dan sirip.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 6 marga ektoparasit yang teridentifikasi, yang terdiri dari 4 marga dari kelompok protozoa dan 2 marga dari kelompok crustacea. Marga kelompok protozoa, yaitu Chilodonella, Ichthyophthirius, Trichodina, dan Epistylis, dan kelompok crustacea yaitu Lernaea dan Argulus. Nilai prevalensi ektoparasit tertinggi terdapat pada Trichodina sebanyak 35%. Nilai intensitas ektoparasit tertinggi terdapat pada Lernaea dan Chilodonella sebanyak 2 individu parasit per ikan.

Research on varians and prevalence of ectoparasites of milkfish (Chanos chanos (F.)) in brackish water ponds of Marunda, North Jakarta was conducted on Januari and March 2013. The aims of this study was to know varians ectoparasites of milkfish in brackish water ponds of Marunda, North Jakarta and prevalence and also intensity ectoparasites that found. Samples were taken randomly at 3 station with total amount 60 samples of milkfish. Investigation of parasites was conducted at operculum, gills, scales, and fins of fish.
The result showed that 6 genus ectoparasites was identified, consist of 4 genus from protozoan and 2 genus from crustacean. Protozoan are Chilodonella, Ichthyophthirius, Trichodina, dan Epistylis, and crustacean are Lernaea dan Argulus. Ectoparasite with highest prevalence value is Trichodina as 35 %. Ectoparasites with highest intensity value are Lernaea and Chilodonella as 2 individual parasites per fish.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S52939
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Briggs, John C.
New York: McGraw-Hill, 1974
591.9 BRI m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian mengenai struktur komunitas diatom di Pulau Penjaliran
Timur dan Teluk Jakarta telah dilakukan masing-masing pada bulan Juni
2007 dan Maret 2008. Sampel diambil secara horizontal dari 10 stasiun di
sekeliling perairan Pulau Penjaliran Timur dan 6 muara sungai di Teluk
Jakarta. Hasil identifikasi sampel fitoplankton berupa 57 jenis diatom dari
perairan Pulau Penjaliran Timur dan 30 jenis dari Teluk Jakarta. Kepadatan
diatom di Pulau Penjaliran Timur berkisar antara 24.232--127.079 plankter/m3
yang didominasi oleh Coscinodiscus sp. dan Rhizosolenia alata. Kepadatan
diatom di perairan Teluk Jakarta berkisar antara 15.148--854.192 plankter/m3
yang didominasi oleh Skeletonema costatum. Indeks kekayaan, kemerataan,
dan keanekaragaman jenis diatom di perairan Pulau Penjaliran Timur lebih
tinggi dibandingkan Teluk Jakarta. Skeletonema costatum tidak terdapat
pada perairan Pulau Penjaliran Timur, namun sangat mendominasi di Teluk
Jakarta. Berdasarkan struktur komunitas, jenis Skeletonema costatum
diduga merupakan jenis spesifik pada perairan tercemar sehingga dapat
digunakan sebagai indikator kerusakan lingkungan perairan."
Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chichester: John Wiley & Sons, 1980
591.2 DIS
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Sudarmin
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor sosial demografi yang
mempengaruhi pola permintaan pangan hewani (ikan, daging, unggas, telur dan
susu) dan pengaruh perubahan harga dan pendapatan terhadap proporsi
pengeluaran pangan hewani pada rumah tangga di Provinsi Sulawesi Selatan. Data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah data Survei Sosial Ekonomi Nasional
(Susenas) tahun 2013 dengan melakukan analisis terhadap 13.018 sampel rumah
tangga. Metode analisis adalah analisis deskriptif serta analisis ekonometrika
menggunakan model Quadratic Almost Ideal Demand System (QUAIDS) dengan
penduga Iterated Linear Least Square (ILLS). Penelitian ini menunjukkan bahwa
konsumsi pangan hewani dipengaruhi oleh harga sendiri, harga komoditas lain,
jumlah anggota rumah tangga, golongan pendapatan, wilayah tempat tinggal
(perdesaan/ perkotaan), dan tingkat pendidikan kepala rumah tangga. Nilai
elastisitas harga sendiri menunjukkan permintaan komoditas bersifat inelastis
untuk ikan dan susu, sementara daging, unggas dan telur bersifat elastis.
Berdasarkan nilai elastisitas harga silang, semua komoditi pangan hewani
merupakan barang substitusi kecuali komoditi daging merupakan barang
komplementer bagi unggas. Komoditi ikan dan telur termasuk barang normal
sedangkan komoditi daging, unggas dan susu termasuk barang mewah

ABSTRACT
The study was conducted to determine the socio-demographic factors affecting
animal-based food demand (fish, meat, poultry, eggs and dairy) and the effect of
price fluctuation and household income to expenditure share of animal-based food
in South Sulawesi Province. The primary data for the study was National
Socioeconomic Survey (Susenas) data in 2013. The study performed descriptive
analysis and econometric analysis on 13.018 household samples. Quadratic
Almost Ideal Demand System (QUAIDS) models with Iterated Linear Least
Square (ILLS) estimator was applied for the econometric analysis. The study
showed demand pattern of animal-based household food was affected the price of
animal-based food, the price of other commodities, number of household member,
income class, residential area (urban/rural), and education level of the household
head. The price elasticity of animal-based food showed inelastic for fish and
dairy; whereas meat, poultry and egg were tended to be elastic. Based on the
cross-price elasticity, all animal-based food commodities substituted each other
except for meat which was complimentary to poultry. Fish and egg were
categorized as necessity goods, as for meat, poultry and dairy are categorized as
luxury goods."
2016
T47504
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>