Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 113409 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Afret Nobel
"Gedung auditorium adalah sebuah bangunan besar yang digunakan untuk pertemuan umum, pertunjukan dan sebagainya. Atap gedung auditorium Universitas Negeri X direncanakan menggunakan empat pasang kolom miring beton bertulang bentang panjang yang bertemu pada satu titik sehingga membentuk bangun ruang prisma (pyramid). Menurut SNI-1726-2002, lokasi bangunan yang terletak di Manado berada pada zona gempa wilayah 5 yang merupakan wilayah gempa dengan resiko tinggi. Oleh karena itu, dalam merencanakan struktur kolom miring beton bertulang bentang panjang pada bangunan tersebut, perlu kiranya mengetahui perilaku kolom tersebut terhadap beban gempa.
Dari gambar arsitektur yang tersedia, dilakukan pemodelan struktur dan analisa menggunakan software komputer SAP V11.0.0 dengan memodelkan struktur menjadi empat varian. Perbedaan antar keempat kolom tersebut terletak pada penampang kolom dan jenis pengaku yang digunakan. Dari analisa diperoleh keuntungan dan kerugian masing-masing varian kolom.
Jika dievaluasi berdasarkan volume beton dan luas tulangan penampang, maka varian 1 lebih menguntungkan. Jika dievaluasi berdasarkan aspek arsitektural bangunan, maka varian 1 dan varian 3 lebih menguntungkan. Jika dievaluasi berdasarkan kemudahan pengerjaan di lapangan, maka varian 1 dan varian 2 lebih menguntungkan. Jika dievaluasi berdasarkan struktur bawah yang akan digunakan, maka varian 1 dan varian 2 lebih menguntungkan. Jika dievaluasi berdasarkan lendutan puncak terkecil, maka varian 4 lebih menguntungkan. Berdasarkan semua pertimbangan tersebut, maka dipilihlah varian 1.

Auditorium is a large building that used for public gatherings, performances and etc. State University auditorium X's roof is planned to use four pairs of columns reinforced concrete long spans sloping that meet at one point so as to form up space pyramid. According to SNI 1726-2002, building location (Manado) is in earthquake zone region 5, which is a region of high seismic risk. That's why in planning long-span sloping reinforced concrete columns structure is important to know columns behavioral towards the earthquake loads.
From the available architectural drawings, structure modeling and analysis using computer software has needed to be done to model the structure of SAP V11.0.0 into four variants. Differences between the four variants are on the column cross-section and type of bracing that used. From the analysis obtained the advantages and disadvantages of each variant column.
If it evaluated based on the volume of concrete and reinforcing crosssectional area, the variant 1 is more favorable. If evaluated on the architectural aspects of buildings, variant 1 and variant 3 is more favorable. If evaluated based on ease of workmanship in the field, the variant 1 and variant 2 is more favorable. If evaluated base on the substructure to be used, variant 1 and variant 2 is more favorable. If evaluated on the smallest peak deflection, variant 4 is more favorable. Based on all these considerations, the chosen is variant 1."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42988
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Angga Nugraha Hafiiz
"Sistem struktur Special Moment Resisting Frame (SMRF) beton bertulang umum diterapkan karena komponennya lebih sederhana dan memiliki kapasitas disipasi energi gempa yang cukup besar melalui mekanisme pembentukan sendi plastis. Namun, karena beban lateral (beban angin dan beban gempa) ditahan dengan mengandalkan kekuatan dan kekakuan portal utama, dibutuhkan dimensi struktur yang besar sehingga kurang ekonomis. Untuk meningkatkan kekakuan lateral struktur dan memperkecil dimensi portal utama struktur, SMRF kemudian dilengkapi pengaku berupa bresing konsentris. Namun, bresing pada Concentric Braced Frame (CBF) hanya mampu mencapai kondisi plastis pada pembebanan tank dan akan mengalami kegagalan tekuk pada pembebanan tekan. Kegagalan ini menyebabkan buruknya disipasi energi gempa dan menjadi pemicu keruntuhan struktur karena menurunnya kekakuan struktur secara tiba-tiba. Buckling-Restrained Braces (BRB) yang terdiri atas baja inti yang diselimuti casing baja berisi beton mampu mencapai kondisi plastis baik akibat tarik maupun tekan. Hal ini memungkinkan struktur memiliki kapasitas disipasi energi gempa yang besar. Terpisahnya bresing -tempat terbentuknya sendi plastis- dari struktur utama memberikan fleksibilitas dalam perbaikan akibat gempa sedang/besar. Selain itu, BRB juga dapat ditambahkan pada gedung existing untuk meningkatkan kinerjanya (retrofit) terhadap beban gempa.
Studi ini bertujuan untuk mempelajari efektivitas penggunaan BRB pada struktur gedung beton bertulang dengan cara membandingkan kinerja SMRF dan BRBF yang didesain sesuai ketentuan perencanaan ketahanan gempa untuk bangunan gedung di Jakarta. Struktur yang dianalisis adalah struktur portal geser dua dimensi ekivalen dengan variasi 5,10, dan 20 tingkat. Berdasarkan hasil studi, penggunaan elemen BRB dapat dinilai efektif dalam mereduksi massa struktur, mereduksi periods alami fundamental, serta mereduksi simpangan puncak dan drift antartingkat. BRB juga efektif dalam meningkatkan ketahanan struktur terhadap gempa besar yang melampaui kekuatan gempa rencana. Namun demikian, elemen BRB kurang efektif dalam menyediakan kapasitas disipasi energi gempa yang besar akibat beban gempa rencana. Elemen ini belum dapat berperilaku plastis seperti yang diharapkan sehingga pada kondisi ini disipasi energi gempa justru lebih dominan dihasilkan oleh redaman modal. Elemen BRB baru dapat dinilai efektif dalam mendisipasi energi gempa pada kondisi gempa besar.

Reinforced concrete Special Moment Resisting Frame (SMRF) is commonly used because the components are simpler and it can provide big capacity of seismic energy dissipation trough plastic hinge formation. However, because the lateral loads are supported by relying on primary frame's strength and stiffness, large dimension of structure is required and it makes the structure less economical. In order to increase lateral stiffness and to reduce dimension of the primary frame, SMRF then equipped with concentric braces. But, the conventional concentric brace is only capable to achieve plastic 'condition in tension loading and it will be buckled in compression loading. This failure causes poor seismic energy dissipation and trigger structure collapse caused by sudden stiffness degradation. Buckling-Restrained Brace (BRB) which consists of steel core covered by concrete-filled steel tube is able to achieve plastic condition either in tension or in compression loading. This enables structure to have bigger capacity of seismic energy dissipation. BRB -where plastic hinge is formed- is separated from the primary structural frame, there for it gives more flexibility in repairs due to severe earthquake. Beside that, this element also can be applied in existing structure in order to gain better seismic performances.
This study evaluated the effectiveness of BRB in reinforced concrete building structure by comparing seismic performances of SMRF and BRBF which were seismically designed in Jakarta. The structures analyzed were two dimensional shear frames with 5,10, and 20 stories. Based on the results, BRB application is effective in reducing structure mass, reducing fundamental natural period, and reducing roof displacement and interstory drift. BRB is also effective in increasing structure's endurance concerning earthquake exceed seismic design. Nevertheless, BRB element is less effective in providing a great portion of seismic energy dissipation caused by designed earthquake. This element has not been able yet to have plastic behavior as expected, so in this condition modal damping precisely provides dominant seismic energy dissipation. BRB element is just able to provide greater portion of seismic energy dissipation in severe earthquake.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S35190
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitompul, Gibson Harsoning
"Bangunan hotel merupakan suatu bangunan dengan peruntukan komersil yang dapat terbilang memiliki kompleksitas terhadap desain perancangan dalam memenuhi aspek yang dibutuhkan. Oleh karena itu, dapat dilakukan penelitian secara ilmiah untuk memberikan hasil yang lebih optimal dari segi perancangan dan biaya yang dikeluarkan, tanpa mengabaikan kekuatan dari struktur bangunan. Sistem struktur yang dibandingkan dalam penelitian ini adalah post-tensioned flat slab dan sistem ganda dinding geser beton dengan rangka pemikul momen khusus. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui perbandingan kelayakan struktur antara kedua sistem bangunan akibat gaya gempa yang diberikan, serta efektivitas biaya pekerjaan. Analisis pada penelitian ini menggunakan gempa respon spektrum depok dan riwayat waktu linear, dengan software analisis yang digunakan adalah ETABS. Dari denah arsitektur hotel yang diberikan, penulis mendesain ulang struktur pada kedua sistem hingga mendapatkan hasil yang paling optimal untuk dibandingkan. Dengan segala keunggulanya, sistem post-tensioned flat slab memberikan hasil yang lebih baik dari segi efesiensi volume material dan biaya, walaupun diperlukan beberapa optimasi desain struktural untuk mendekati performa ketahanan lateral akibat gaya gempa seperti sistem ganda konvensional.

The hotel building is a commercial structure that possesses complexity in its design to meet the required aspects. Therefore, scientific research can be conducted to provide more optimal results in terms of design and cost without neglecting the strength of the building structure. The structural systems compared in this study are the post-tensioned flat slab system and the dual system of concrete shear walls with special moment-resisting frames. The purpose of this writing is to determine the structural feasibility comparison between the two building systems due to the given earthquake forces, as well as the cost-effectiveness of the work. The analysis in this study uses the Depok response spectrum earthquake and linear time history, with the analysis software used being ETABS. From the given architectural plan of the hotel, the author redesigned the structure in both systems to obtain the most optimal results for comparison. With all its advantages, the post-tensioned flat slab system provides better results in terms of material volume efficiency and cost, although some structural design optimizations are needed to approach the lateral resistance performance due to earthquake forces like the conventional dual system."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widya Apriani
"ABSTRAK
Pada umumnya Bangunan yang ada di Indonesia telah dibangun dengan
acuan pedoman SNI 1726-1989-F dan SNI 03-1726-2002, telah lahir peraturan
baru SNI 03-1726-2010. Bangunan yang telah ada boleh jadi tidak memenuhi
standar baru, sehingga harus diperkuat (retrofitting). untuk mendapatkan sistem
struktur dengan respon yang paling baik terhadap gempa dilakukan studi
pengembangan analisis mengenai perilaku BRB. Bresing tipe ini diaplikasikan
pada bangunan tinggi struktur beton bertulang. Penelitian terlingkup mengenai,
mekanisme, kinerja, dan parameter-parameter aktualnya terkait dengan adanya
pengaruh gempa rencana sesuai FEMA 356. Hal-hal tersebut diteliti dengan
membandingkan antara struktur eksisting, dengan struktur hasil retrofitting-nya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil analisa statik nonlinier (pushover
analysis) untuk struktur sistem ganda (DS) dengan BRBS sampai pada target
peralihan (performance point) yang dihitung berdasarkan FEMA 356 struktur
gedung yang didesain masih memiliki taraf kinerja Life safety.

ABSTRACT
In general, the existing building in Indonesia has been constructed with
reference to the guidelines SNI 1726-1989-F and SNI 03-1726-2002, along with
expanding knowledge of the new regulations have been born SNI 03-1726-2010.
Existing buildings may be not meeting the new standards, so the buildings are
vulnerable to safety and rigidity of the structure. To that end, should be
strengthened (retrofitting). To get the system structure with the best response to
the earthquake made the development of analytical studies on the behavior of
BRB. Bracing is applied to the type of reinforced concrete structures in tall
buildings. The study included about mechanisms, performance and actual
parameters associated with the influence of earthquake plans with FEMA 356.
Those things are investigated by comparing the existing structure with its
retrofitting the structure. The results showed that the results of nonlinear static
analysis (pushover analysis) for the structure of the dual system (DS) with BRBS
to the intermediate targets (performance point) are calculated based on FEMA
356, designed the building structure still has the Life Safety performance level.
This indicates that the building is designed according to the performance already
qualified FEMA 356 because the building is designed as an office building.

"
2012
T31210
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widya Apriani
"ABSTRAK
Pada umumnya Bangunan yang ada di Indonesia telah dibangun dengan
acuan pedoman SNI 1726-1989-F dan SNI 03-1726-2002, telah lahir peraturan
baru SNI 03-1726-2010. Bangunan yang telah ada boleh jadi tidak memenuhi
standar baru, sehingga harus diperkuat (retrofitting). untuk mendapatkan sistem
struktur dengan respon yang paling baik terhadap gempa dilakukan studi
pengembangan analisis mengenai perilaku BRB. Bresing tipe ini diaplikasikan
pada bangunan tinggi struktur beton bertulang. Penelitian terlingkup mengenai,
mekanisme, kinerja, dan parameter-parameter aktualnya terkait dengan adanya
pengaruh gempa rencana sesuai FEMA 356. Hal-hal tersebut diteliti dengan
membandingkan antara struktur eksisting, dengan struktur hasil retrofitting-nya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil analisa statik nonlinier (pushover
analysis) untuk struktur sistem ganda (DS) dengan BRBS sampai pada target
peralihan (performance point) yang dihitung berdasarkan FEMA 356 struktur
gedung yang didesain masih memiliki taraf kinerja Life safety.

Abstract
In general, the existing building in Indonesia has been constructed with
reference to the guidelines SNI 1726-1989-F and SNI 03-1726-2002, along with
expanding knowledge of the new regulations have been born SNI 03-1726-2010.
Existing buildings may be not meeting the new standards, so the buildings are
vulnerable to safety and rigidity of the structure. To that end, should be
strengthened (retrofitting). To get the system structure with the best response to
the earthquake made the development of analytical studies on the behavior of
BRB. Bracing is applied to the type of reinforced concrete structures in tall
buildings. The study included about mechanisms, performance and actual
parameters associated with the influence of earthquake plans with FEMA 356.
Those things are investigated by comparing the existing structure with its
retrofitting the structure. The results showed that the results of nonlinear static
analysis (pushover analysis) for the structure of the dual system (DS) with BRBS
to the intermediate targets (performance point) are calculated based on FEMA
356, designed the building structure still has the Life Safety performance level.
This indicates that the building is designed according to the performance already
qualified FEMA 356 because the building is designed as an office building."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
T31210
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aisyah Rana Zhafirah
"Kasus ditemukannya penurunan kualitas beton pada struktur bangunan umum terjadi karena banyaknya faktor yang memengaruhi kualitas beton. Maraknya penggunaan material beton sebagai struktur bangunan membuat diperlukannya pengkajian ulang mengenai pengaruh penurunan kualitas beton pada kebutuhan tulangan serta kinerja seismik struktur bangunan. Penurunan kualitas beton diatur pada SNI 2847:2019 dengan batasan ditemukannya penurunan kualitas beton maksimum sebesar 25% dari mutu desain. Penelitian ini dilakukan terhadap gedung 8 tingkat berbentang tunggal dengan variasi penurunan kualitas beton pada kolom dengan variasi penurunan 7,5%, 15%, dan 25% dari mutu desain. Objek penelitian didesain menggunakan SNI 2847:2019 menggunakan sistem rangka pemikul momen khusus lalu dievaluasi menggunakan analisis berbasis ASCE 41-17 dengan menggunakan gempa desain dan gempa maksimum. Dari variasi tersebut ditemukan bahwa penurunan kualitas beton kolom sebesar 25% dari mutu desain mengakibatkan kenaikan kebutuhan tulangan kolom hingga 2 kali lipat dari tulangan desain dan sebagian kolom mengalami penurunan kinerja seismik.

Deficiency of concrete quality in building is common to find due to numerous factors affecting concrete quality. The widespread use of concrete materials as building structures necessitates a re-evaluation of the impact of deficiency of concrete quality on reinforcement requirements and structural seismic performance of buildings. The deficiency of concrete quality is regulated by SNI 2847:2019, which states that a maximum permissible deficiency found is at 25% of design strength. This research was conducted on an eight-story single-span building with variations in deficiency of concrete quality in columns at 7,5%, 15%, and 25% from design strength. The research object was designed using SNI 2847:2019 using special moment-resisting frame system then evaluated using analysis based on ASCE 41-17, incorporating design and maximum earthquake. From these variations, it was found that a 25% deficiency in column concrete quality from design strength resulted in an increase in column reinforcement requirements by up to twice the design reinforcement, and some columns experienced a reduction in seismic performance."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sugiharto Alwi
"ABSTRAK
Tesis ini akan membahas tentang hubungan antara tingkat pengawasan pekerjaan dengan besarnya nilai pekerjaan perbaikan (rework) pada struktur atas bangunan gedung beton bertulang. Terjadinya pekerjaan perbaikan bisa diakibatkan oleh perubahan dari pemilik, perubahan dan kesalahan disain, kesalahan pelaksanaan serta kesalahan dari supplier. Pembahasan penelitian ini akan menekankan pada pekerjaan perbaikan yang diakibatkan oleh kesalahan pelaksanaan (kontraktor).
Hasil peninjauan lapangan memberikan gambaran bahwa penyebab utama terjadinya pekerjaan perbaikan selama pelaksanaan pekerjaan adalah rendahnya tingkat pengawasan.
Hubungan yang diperoleh antara prosentase nilai pekerjaan perbaikan dengan prosentase biaya pelatihan tenaga pengawas memberikan kecenderungan bahwa dengan meningkatkan pelatihan-pelatihan kepada tenaga pengawas dapat menurunkan/memperkecil nilai pekerjaan perbaikan. Namun demikian nilai pekerjaan perbaikan tidak bisa dihilangkan sama sekali, hanya dapat diperkecil.

ABSTRACT
The relationship between work supervision stage with the amount of reworks value of the upper structure in the reinforced concrete building structure will be analyzed. It seem to be the cause of the changes by the owner, the change and misdesign, the error of implementation and the supplier's error. This research analysis will stress on the rework that caused by the error of implementation (contractor).
The result of field study give the illustration that the main causes of rework's occurrence along the work implementation is the lack of supervision stage.
The obtainable relationship between percentage of the rework value and the percentage of the supervisor training cost, gives the trend that by inclining the training to the supervisor will be able to decrease/ minimize the rework value. The rework value, however, will not be able to vanish at all, but it can be minimized only.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ryan Rakhmat Setiadi
"Pada penelitian ini, struktur akan dimodelkan beserta tanah disekelilingnya dengan program SAP2000 dimana tanah dimodelkan sebagai linear solid 3D element. Analisis gempa yang digunakan berupa analisa linear time history. Variasi yang model mencakup ketinggian struktur dan juga variasi perletakan, yaitu berupa perletakan jepit dan perletakan tanah dengan nilai modulus elastisitas yang dibeda ? bedakan pada lapisan tanah dimana pondasi berada. Hasil dari penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa efek pengaruh dari SSI tidak terlalu banyak berbeda dengan struktur perletakan jepit baik untuk periode getar struktur maupun respon linear struktur.

In this study, structure will be modeled along with the surrounding soil with finite element program SAP2000, where the soil will be modeled as a linear 3D solid element. Earthquake anaysis used in this study are Linear Time History analysis. Model variations are variations in the height of the structure and variations of boundary condition in the foundation. First variation in boundary are fixed foundation where the building asumming laying in the rock, and the second variation are the soil around the building will be modeled with variations of modulus elasticity. The result of this study concluded that the effect of soilstructure interaction are not too much different from the structure where the fixed foundation asumming, the period of structure and linear response of structure are almost same.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42973
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mirzan Gani
"Outrigger ditujukan untuk memberikan kekangan rotasi pada dinding geser dan kolom-kolom eksternal yang diperkaku belt truss merupakan komponen penahan aksial akibat aksi dari outrigger. Penelitian Lee (2008), Taranath (2010), Fawzia (2011) dan peneliti lainnya menunjukkan aksi outrigger ini dapat mereduksi momen nominal dinding geser dan meminimalisir simpangan lateral bangunan. Namun akibat kekangan outrigger ini menimbulkan tegangan tambahan pada dinding geser pada lokasi dimana outrigger terpasang. Selanjutnya beban aksial tambahan dari aksi outrigger pada kolom-kolom perimeter cenderung akan mempengaruhi kapasitas kolom pada kondisi kritis.
Dalam penelitian ini perilaku non-linier struktur shearwall-outrigger-belt truss 50 lantai yang didisain tanpa dan dengan faktor pembesar Ωo 2,5 dan modifikasi respon R sebesar 6 sesuai SNI 03-1726-2010 dievaluasi menggunakan analisis non-linier pushover.
Hasil penelitian menunjukkan untuk struktur tanpa penggunaan faktor pembesar Ωo mencapai damage index melebihi batas safety limit state yang diakibatkan oleh tercapainya secara dini sendi plastis pada bresing outrigger maupun pada couple beam. Sementara untuk struktur yang menggunakan faktor pembesar Ωo memberikan hasil yang lebih baik namun belum mampu mencapai kinerja struktur sesuai yang ditentukan FEMA 440. Modifikasi dilakukan pada couple beam di lokasi outrigger terpasang menggunakan disain rangka baja untuk memperbaiki kinerja struktur yang menggunakan faktor pembesar Ωo. Hasil modifikasi memberikan kinerja struktur yang meningkat.

Outrigger intended to provide rotational restraint at shear wall and external columns stiffened by belt truss are axial bearing components due to the action of the outrigger. Lee (2008), Taranath (2010), Fawzia (2011) and others shows outrigger can reduce nominal moment of shear wall and building lateral drift. But the consequences of this outrigger restraints afford additional stresses to the shear wall at the location where outrigger attached. Furthermore additional axial load by outrigger action to the perimeter columns likely would affect the capacity of the column in critical condition.
In this study the behaviour of non-linear 50 story shearwall-outrigger-belt truss structure designed with and without magnifying factor Ωo 2,5 and response modification factor 6 required by SNI 03-1726-2010 evaluated using non-linear pushover analysis.
The results showed for the structure without magnifying factor Ωo reached damage index beyond safety limit state, caused by plastic hinge formed early at the outrigger bresing and couple beam. As for the structure that uses a magnifying factor Ωo give better results but have not been able to achieve the specified performance of the structure in accordance FEMA 440. Modification made to the couple beam at the location where the outrigger attached using steel frame design to improve the performance of a structure that using magnifying factor Ωo. Modified structures provide increased performance.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T42281
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harry Kazuya Rasito
"Nowadays the civil engineering enviroment has developed and improved advancely. The improvement and development include the computer involement, the invention of new formula and last but not least the invention of new materials that have not been used before. In this thesis the author tries to introduce a new technology in the civil engineering enviroment which is the using of concrete textile as an altematif that can be used in structural reinforcing and repairing of the concrete beam. To find out how much reinforcement can be increase by this material, the author set an experiment in the material and structural laboratorium. The author realy hopes this thesis can prove directly the effect of this material in reinforcing and repairing the concrete beam structure damaged by flexural faillure.

Sejalan dengan perkembangan jaman maka dunia ilmu sipil juga mengalami berbagai kemajuan dan perkembangan yang cukup berarti. Kemajuan dan perkembangan ini meliputi pemakaian komputer, penemuan rumus-rumus baru dan terakhir yang tidak kalah pentingnya adalah penemuan material-material baru yang belum pernah dicoba sebelumnya. Dalam skripsi ini penulis mencoba memperkenalkan suatu teknologi baru dalam dunia teknik sipil yaitu penggunaan tekstil beton sebagai salah satu alternatif material yang dapat digunakan sebagai perkuatan atau perbaikan struktur beton bertulang. Untuk mengetahui sejauh mana perkuatan yang dapat disumbangkan oleh bahan tekstil beton ini, maka dilakukan percobaan di laboratorium. Penelitian ini berguna untuk membuktikan secara langsung efek dari penambahan material tekstil ini terhadap struktur beton bertulang yang sudah rusah/failure akibat dari lentur."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S34730
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>