Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 158702 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Meydam Gusnisar
"Kelangkaan air merupakan suatu permasalahan utama yang dialami oleh negara berkembang. Berdasarkan jumlahnya air hujan merupakan suatu sumber yang potensial untuk dijadikan sumber air minum. Pada saat ini, keberadaan air bersih di Jakarta, Indonesia, sangat memprihatinkan. Kualitas air tanah mengalami penurunan dan membutuhkan suatu pengolahan sebelum digunakan. Penelitian pada air tanah ini dilakukan di bangunan gedung fakultas teknik Universitas Indonesia, dimana terdapat sumur resapan dan yang tidak terdapat sumur resapan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari sumur resapan terhadap kualitas air tanah pada daerah yang dekat dengan sumur resapan dengan yang jauh dari sumur resapan. Kualitas air tanah diteliti berdasarkan parameter fisik-kimia yaitu Fe, Mn, pH, kekeruhan, warna, Cl-, dan TDS. Terjadinya perubahan material pengisi sumur resapan mempengaruhi beberapa nilai parameter seperti nilai kekeruhan dari nilai awal 0.77 meningkat menjadi 4.42 NTU dan turun kembali menjadi 0.51 NTU dan nilai warna dimana pada awalnya memiliki nilai 1 TCU meningkat hingga 35 TCU dan turun kembali menjadi 5 TCU. Penemuan ini membuktikan bahwa sumur resapan yang terdapat di fakultas teknik berpengaruh terhadap kualitas air tanah yang berada dekat dengan sumur resapan. Oleh karena teknologi ini dapat menyediakan akses air bersih maka teknologi ini dapat diaplikasikan di perkotaan yang mempunyai populasi tinggi.

Water scarcity is a major problem in many developing country. Despite the degradation of surface water as raw water, people still used it for drinking water supply. The present, the existences of fresh water in Jakarta, Indonesia, is very apprehensive. The quality of groundwater is being decline and requiring treatment before usage. The present study on groundwater was conducted in the building structure of faculty of engineering University of Indonesia where rainwater-harvesting system were installed and where rainwater-harvesting system were not installed. The objective of the study is to show the difference of water quality which is located near and far from rainwater harvesting. The quality of groundwater was assessed by determining the physic-chemical parameters. The physic-chemical parameters which were observed are Fe, Mn, pH, turbidity, color, Cl-, and TDS. Because of the material in rainwater harvesting is change. Its affecting several parameters such us turbidity from 0,77 NTU increased to 4,42 NTU and decreased to 0,51 NTU and color value from 1 TCU increased to 35 TCU and decreased to 5 TCU. The findings from this study provide evidence that rainwater harvesting in faculty of engineering influence the groundwater quality. Hence, providing sustainability of drinking water supply. This technology can applied in city that has high density population."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42861
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tegar Habib
"Cooling Tower merupakan salah satu komponen penting bersama dengan mesin lainnya di suatu industri yang berfungsi untuk menurunkan temperature air. Cooling Tower sistem terbuka menggunakan air sebagai media pertukaran panas. Air yang terus bersirkulasi dapat menyebabkan kerak, korosi, dan lumut karena kualitas air menurun sehingga proses pertukaran panas di cooling tower tidak optimal. Umumnya perawatan cooling tower pada industri menggunakan bahan kimia, namun hal tersebut dianggap belum efektif. Langkah alternatif dalam menjaga kualitas air di cooling tower adalah dengan menggunakan ozon. Flowrate, temperature inlet, dan jumlah ozon terlarut yang diinjeksikan tentu berpengaruh pada cooling tower, terutama kualitas air. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh temperature inlet yang divariasikan terhadap kualitas air, efektivitas cooling tower dan penghematan air. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen kuantitatif. Penilitian ini menggunakan miniatur cooling tower dengan sistem terbuka berukuran (70 x 42,5 x 53) cm. Kualitas air dari cooling tower sistem terbuka ditentukan dengan melakukan pengukuran menggunakan alat uji dan melakukan pemeriksaan laboratorium. Data yang dicatat dari penelitian ini adalah Electric Conductivity, Total Dissolved Solid (TDS), pH, alkalinitas, Ca dan Mg Hardness, Na, dan Cl, serta Range dan Approach. Data tersebut akan digunakan untuk mencari nilai Losses, Practical Ozone Scaling Index (POSI), memprediksi nilai Maximum Cycle dan Maximum Cycle of Concentration, menghitung nilai Blowdown Rate dan Make up Water yang dibutuhkan dan menghitung persentase Efektivitas Cooling Tower. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukan bahwa temperature inlet 30? merupakan temperature inlet yang paling optimal. Ketika temperature inlet 30?, jumlah volume air blowdown dapat menurun 60,94% dan jumlah kebutuhan make up water dapat menurun 36,76%.

Cooling Tower is an important component along with other machines in an industry that functions to reduce water temperature. Open system cooling towers use water as a heat exchange medium. Water that continues to circulate can cause scale, corrosion, and moss because the quality of the water decreases so that the heat exchange process in the cooling tower is not optimal. Generally, cooling tower maintenance in industry uses chemicals, but this is considered ineffective. An alternative step in maintaining water quality in cooling towers is to use ozone. Flowrate, inlet temperature, and the amount of dissolved ozone injected certainly affect the cooling tower, especially water quality. The purpose of this study was to determine the effect of varied inlet temperature on water quality, cooling tower effectiveness and water savings. The method used in this study is a quantitative experiment. This research uses a miniature cooling tower with an open system measuring (70 x 42.5 x 53) cm. Water quality from an open system cooling tower is determined by measuring using a test kit and conducting laboratory tests. Data recorded from this study are Electric Conductivity, Total Dissolved Solid (TDS), pH, alkalinity, Ca and Mg Hardness, Na and Cl, as well as Range and Approach. The data will be used to find Losses values, Practical Ozone Scaling Index (POSI), predict Maximum Cycle and Maximum Cycle of Concentration values, calculate the required Blowdown Rate and Make up Water values and calculate the percentage of Cooling Tower Effectiveness. The results obtained from this study indicate that the inlet temperature of 30? is the most optimal inlet temperature. When the inlet temperature is 30?, the amount of blowdown water volume can decrease by 60.94% and the amount of make-up water needed can decrease by 36.76%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Laila Muslihah
"Penelitian ini membahas pola spasial kualitas air dan pengaruh penggunaan tanah terhadap kualitas airnya dengan parameter oksigen terlarut, amonia, nitrat, dan konduktivitas dengan sampel dilakukan di 12 lokasi pada pagi dan siang hari dengan metode sistematis dengan jarak 50m menggunakan analisis deskriptif spatial dan statistik varians. Konsentrasi seluruh parameter pada pagi hari lebih tinggi dibandingkan dengan siang hari. Pola spatial konsentrasi amonia, nitrat dan konduktivitas teratur, dimana semakin dekat dengan inlet konsentrasinya semakin tinggi. Pola spatial konsentrasi oksigen terlarut teratur dimana semakin dekat dengan inlet konsentrasinya semakin rendah. Penggunaan tanah sekitar Situ Pedongkelan berpengaruh terhadap pola kualitas air dengan wilayah yang dekat pemukiman lebih mempengaruhi konsentrasi amonia dibandingkan dengan non pemukiman, dan sebaliknya untuk konsentrasi nitrat.

This research is examine spatial pattern water quality and landuse effect to it's water quality with parameters that using on this research are concentration dissolved oxygen, ammonia, nitrate, and conductivity with sampling took at 12 located at morning and noon with systematic method with distance 50m using on spatial descriptive analysis and varians statistic. The parameters in the morning higher than noon. Spatial pattern of parameters is regular where smaller distance to inlet concentration ammonia, nitrate, and conductivity are higher and dissolved oxygen is lower. Landuse using around Pedongkelan lake has influence to water quality where region near residence has more to ammonia concentrate than not residence, and otherwise to nitrate concentrate."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S34179
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nuranida Fauziyah
"Air minum merupakan kebutuhan penting bagi setiap manusia. Universitas Indonesia kampus Depok menyediakan fasilitas air siap minum. Pada penelitian kualitas air tanah di Kota Depok yang dilakukan tahun 2022, diperoleh bahwa kualitas air tanah parameter Fisik di Kota Depok belum sepenuhnya memenuhi standar baku mutu. Namun kualitas air siap minum di Universitas Indonesia tidak dilakukan pengecekan kualitas air secara berkala, termasuk kualitas air siap minum parameter fisik. Tujuan penelitian Menganalisis kualitas parameter Fisik air siap minum sebelum dan sesudah filtrasi yang tersedia di setiap fakultas Universitas Indonesia kampus Depok Tahun 2023. Uji yang digunakan pada penelitian ini analisis deskriptif dengan desain studi cross sectional. Sampel yang diambil adalah air siap minum sebelum dan sesudah filtrasi di Universitas Indonesia kampus Depok tahun 2023 dengan jumlah sampel sebanyak 9 sampel untuk air siap minum sebelum filtrasi dan 9 sampel air siap minum. Pengukuran kualitas air parameter fisik ini dilakukan secara in situ dan uji laboratorum. Pengukuran parameter kekeruhan, warna, badan Total Zat Terlarut diuji di laboratorium Labkesda DKI Jakarta. Hasil analisis menunjukkan bahwa kualitas air siap minum parameter fisik sebelum filtrasi di Universitas Indonesia tahun 2023 yang memenuhi persyaratan yaitu berjumlah 3 sampel (33,3%)  dari 9 sampel yang diteliti dan 66,7% lainnya tidak memenuhi syarat. hasil analisis menunjukkan bahwa kualitas air siap minum sesudah filtrasi parameter fisik di Universitas Indonesia tahun 2023 yang memenuhi persyaratan berjumlah 3 sampel (33,3%)  dari 9 sampel yang diteliti 66,7% lainnya tidak memenuhi syarat. hasil analisis uji bivariat, hanya parameter suhu yang terdapat perbedaan antara kualitas air siap minum sebelum dan sesudah filtrasi. Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai p value 0,008 (p<0,05). Sedangkan untuk parameter kekeruhan, warna, bau, daya hantar listrik, Total Zat Terlarut dan pH tidak ada perbedaan yang signifikan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah 9 dari air siap minum sebelum di filtrasi yang diteliti, hanya 3 sampel yang memenuhi persyaratan parameter fisik dan 9 dari air siap minum sesudah filtrasi yang diteliti yang memenuhi persyaratan parameter fisik berjumlah 3 sampel sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2 Tahun 2023.

Drinking water is an important need for every human being. The University of Indonesia's Depok campus provides ready-to-drink water facilities. In research on the quality of groundwater in Depok City which will be conducted in 2022, it is found that the physical parameter groundwater quality in Depok City has not fully met the quality standards. However, the quality of ready-to-drink water at the University of Indonesia does not regularly check the quality of water, including the quality of ready-to-drink water on physical parameters. The research objective was to determine the quality of the physical parameters of ready-to-drink water before and after filtration available in every faculty of the University of Indonesia, the Depok campus, in 2023. The test used in this study was descriptive analysis with a cross-sectional study design. The samples taken were ready-to-drink water before and after filtration at the University of Indonesia, Depok campus in 2023 with a total sample of 9 ready-to-drink water before filtration and 9 ready-to-drink water samples. Measurement of water quality physical parameters is carried out in situ and laboratory tests. Measurement of the parameters of turbidity, color, total body dissolved substances were tested at the Labkesda DKI Jakarta laboratory. The results of the analysis show that the physical parameters of ready-to-drink water quality before filtration at the University of Indonesia in 2023 meet the requirements, namely 3 samples (33.3%) of the 9 samples studied and the other 66.7% do not meet the requirements. The results of the analysis show that the quality of ready-to-drink water after filtration for physical parameters at the University of Indonesia in 2023 meets the requirements of 3 samples (33.3%) of the 9 samples studied, 66.7% do not meet the requirements. the results of the bivariate test analysis, only the temperature parameter that there is a difference between the quality of ready-to-drink water before and after filtration. This is indicated by the p value of 0.008 (p <0.05). As for the parameters of turbidity, color, odor, electrical conductivity, total dissolved substances and pH there is no significant difference. The conclusion of this study is that 9 of the ready-to-drink water before being filtered were studied, only 3 samples that met the physical parameter requirements and 9 of the ready-to-drink water after being filtered that were studied that met the physical parameter requirements, totaling 3 samples in accordance with Minister of Health Regulation Number 2 Year 2023."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vialda Anindita Puteri Sulandri
"Situ Agathis merupakan situ pertama yang menerima aliran air dari saluran DAS Ciliwung menuju wilayah kampus Universitas Indonesia. Keberadaan Situ Agathis dapat memengaruhi kualitas perairan keempat situ lainnya di Universitas Indonesia. Telah dilakukan penelitian mengenai penilaian kualitas air sebagai penyesuaian penggunaan indeks Singscore di Situ Agathis, Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat pada bulan maret 2022. Berdasarkan hasil perhitungan indeks Singscore, Situ Agathis tergolong kedalam perairan buruk dengan total nilai kriteria sebasar 34,35. Hasil penilaian indeks Singscore berhubungan dengan hasil perhitungan parameter fisika-kimia air yakni mengindikasikan perairan tercemar. Selain itu, berdasarkan jenis dan komposisinya, makrozoobenthos yang menempati perairan Situ Agathis memiliki kemampuan toleransi terhadap perairan tercemar. Korelasi antara indeks Singscore, parameter fisika-kimia air dan makrozoobenthos dapat dilihat melalui hasil analisis PCA. Hasil menunjukkan adanya korelasi negatif antara indeks Singscore dengan makrozoobenthos. Hasil nilai korelasi negatif disebabkan oleh beberapa famili yang memiliki nilai toleransi besar dapat hidup berdampingan dengan famili yang memiliki nilai toleransi kecil serta nilai indeks Singscore yang memiliki perbedaan jauh pada masing-masing stasiun yang dapat memengaruhi nilai korelasi. Selain itu, analisis PCA menunjukkan parameter fisika yang mempengaruhi keberadaan makrozoobenthos di Situ Agathis meliputi suhu, kekeruhan, dan oksigen terlarut (DO).

Situ Agathis is the first pond to receive water from the Ciliwung watershed to the University of Indonesia campus area. The existence of Situ Agathis can affect the water quality of the other four lakes at the University of Indonesia. Research has been carried out on the assessment of water quality as an adjustment to the use of the Singscore index at Situ Agathis, University of Indonesia, Depok, West Java in March 2022. Based on the results of the Singscore index calculation, Situ Agathis is classified as bad waters with a total criterion value of 34.35. The results of the Singscore index assessment are related to the results of the calculation of the water physico-chemical parameters, which indicate polluted waters. In addition, based on the type and composition, the macrozoobenthos that inhabit the waters of Situ Agathis can tolerate polluted waters. The correlation between Singscore index, water physico-chemical parameters, and macrozoobenthos can be seen through the results of PCA analysis. The results showed a negative correlation between the Singscore index and macrozoobenthos. The results of the negative correlation value are caused by several families having a large tolerance value that can coexist with families that have a small tolerance value and the significant difference in the Singscore index value at each station which can affect the correlation value. In addition, PCA analysis showed that the physical parameters that affect the presence of macrozoobenthos in Situ Agathis include temperature, turbidity, and dissolved oxygen (DO)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Oki Libriyanto
"Kualitas wilayah pesisir sangat ditentukan oleh pengaruh yang diterimanya dari wilayah di sekitarnya. Sebagai salah satu kegiatan di wilayah daratan pesisir, pengelolaan perikanan tambak seringkali kurang memperhatikan kemampuan sumber daya alam serta pelestarian ekosistem dan lingkungannya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membahas dampak kegiatan budidaya tambak di pesisir Utara Tangerang terhadap pencemaran pada perairan pesisir ditinjau dari kualitas air saluran irigasi tambaknya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas air saluran irigasi tambak di muara Daerah Aliran Ci Manceuri berdasarkan standar baku mutu golongan C untuk parameter amonia, tidak memenuhi standar baku mutu, sedangkan untuk parameter oksigen terlarut, masih memenuhi standar baku mutu. Kualitas air saluran irigasi tambak menunjukkan kecenderungan semakin ke arah hilir saluran, kualitas airnya relatif semakin memburuk. Faktor luas daerah tangkapan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap nilai amonia dan oksigen terlarut. Untuk parameter amonia faktor pasang surut air laut mempengaruhi secara signifikan, sedangkan untuk parameter oksigen terlarut tidak dipengaruhi oleh faktor pasang surut.

The quality of territorial water of coastal area is very determined by the influence that accepted from the environments around it. As one of the activities in territorial shore of coastal area, the management of fishpond often less attention from the ability of natural resources and the continuation of ecosystem also the environment. Purpose of this research is studying the impact of fishpond culture activities in coastal area of North Tangerang facing the contaminated water at coastal area which have been evaluated from the quality of fishpond water irrigation.
Result of this research indicated that the quality of fishpond water irrigation in stream estuary area of Ci Manceuri pursuant to standarization quality of C faction for ammonia parameter weren?t fulfilled, while for dissolve oxygen parameter still fulfilled. Quality of fishpond water irrigation indicated tendency more progressively up to downstream tunnel, then the quality of its relative more progressively deteriorated. Factor of catchment area don't have an influence on by significant to ammonia and dissolve oxygen. Ammonia have influence by tide water, but dissolve oxygen don't influence by tide water.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S34180
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fika Hanna Alfa Putri
"Perihal ketersediaan dan pemerataan distribusi air bersih masih menjadi masalah di berbagai wilayah. Wilayah perkotaan merupakan wilayah yang membutuhkan suplai air bersih dalam jumlah tinggi setiap harinya. Suplai air bersih dapat diperoleh dari air tanah dan air permukaan yang diolah oleh perusahaan air bersih. Namun, pemompaan air tanah yang terus menerus menyebabkan ketersediaan air tanah semakin menipis, dan masih terbatasnya ketersediaan air olahan perusahaan air bersih. Sistem Pemanenan Air Hujan (SPAH) diharapkan dapat menjadi salah satu sumber alternatif sumber air bersih, terutama di wilayah perkotaan. Belum banyak yang mengimplementasikan SPAH karena berbagai faktor, salah satunya karena kurangnya pemahaman terhadap kualitas dan kuantitas air hujan. Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh fungsi wilayah terhadap kandungan air hujan serta memetakan sebaran wilayah potensial untuk mendukung SPAH. Lima fungsi wilayah yang diamati yaitu wilayah komersial, bandara, pemukiman, wilayah industri, dan pesisir pantai. Dari masing-masing wilayah diambil sampel air hujan sebanyak lima kali periode sampling. Setelah sampel diuji laboratorium, kemudian analisis pengaruh fungsi wilayah dilakukan menggunakan uji anova, kemudian dibuat pemetaannya menggunakan ArcGIS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variasi fungsi wilayah tidak mempengaruhi kandungan kimia air hujan namun berpengaruh signifikan terhadap kandungan fisik dan biologis air hujan. Berdasarkan pemetaan spasial, diketahui wilayah yang paling potensial untuk menerapkan SPAH adalah wilayah pemukiman, wilayah komersial, dan wilayah pesisir.

The issue of availability and equal distribution of clean water is still a problem in various regions. Urban areas are areas that require a high supply of clean water every day. Clean water supply can be obtained from ground water and surface water treated by clean water companies. However, continuous pumping of ground water causes the availability of groundwater to be depleted, and the availability of processed water from clean water companies is still limited. The Rainwater Harvesting System (RWH) is expected to be an alternative source of clean water, especially in urban areas. Not many have implemented RWH because of various factors, one of which is due to a lack of knowledge about the quality and quantity of rainwater. So, this study aims to analyze the effect of regional function on the content in rainwater and map the potential distribution of areas in the utilization of RWH. Areas that are compared are commercial area, airport, cluster area, industrial area, and coastal area. From each region rainwater sample was taken five times in sampling period. After the samples were tested in laboratory, then analysis effect of regional functions was carried out using ANOVA test, then the mapping was made using ArcGIS.The results showed that the function of the region did not affect the chemical content in rainwater but affected the physical and biological content in rainwater. And the mapping results show that the areas that have the most potential in utilizing RWH are residential area, commercial area, and coastal area. Whereas the least potential is the industrial area."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amanda Hana Ashillah
"Latar Belakang: Pada tahun 2019, air sumur menjadi sumber air bersih utama bagi 76,18% rumah tangga di Indonesia, tetapi Provinsi DKI Jakarta menjadi wilayah dengan nilai Indeks Kualitas Air terendah ke-3 di Indonesia. Tujuan: Menganalisis hubungan antara faktor topografi, sosio-demografi, dan kejadian banjir terhadap kualitas air sumur di Provinsi DKI Jakarta tahun 2017-2019. Metode: Desain studi ekologi dengan menggunakan data sekunder dan unit analisis kelurahan yang berjumlah 261. Analisis data menggunakan uji korelasi dan analisis spasial. Hasil: Kualitas air sumur selama kurun waktu 2017-2019 di wilayah Provinsi DKI Jakarta sebagian besar tidak memenuhi syarat sebanyak lebih dari 83%. Wilayah yang kualitas air sumurnya rentan tercemar adalah Kota Jakarta Utara. Faktor yang berhubungan signifikan terhadap kualitas air sumur adalah ketinggian wilayah (p = <0,001), kepadatan penduduk (p = 0,015), dan tingkat pendidikan rendah (p = 0,028). Kesimpulan: Kualitas air sumur di Provinsi DKI Jakarta tahun 2017-2019 sebagian besar tidak memenuhi syarat dengan faktor risiko berupa ketinggian wilayah, kepadatan penduduk, dan tingkat pendidikan. Saran: Pemerintah daerah dan swasta dapat berkolaborasi untuk memperluas jaringan air perpipaan agar kualitas air lebih terjamin serta melakukan publikasi dan edukasi kepada masyarakat terkait kondisi air sumur, pencegahan, serta cara mengatasi pencemaran air sumur.

Background: In 2019, well water was the primary clean water source for 76.18% of Indonesian households, but DKI Jakarta had the third-lowest Water Quality Index in Indonesia. Objective: To analyzed the impact of topographic, socio-demographic factors, and flood events on well water quality in DKI Jakarta from 2017 to 2019. Methods: Ecological study design used secondary data and analysis units consisting of 261 sub-districts. Data analysis used correlation tests and spatial analysis. Results: The quality of well water during the 2017-2019 period in the DKI Jakarta Province area mostly did not meet the standards by more than 83%. The area with vulnerable well water quality was North Jakarta City. Factors significantly related to well water quality were altitude (p = <0.001), population density (p = 0.015), and low education level (p = 0.028). Conclusion: Well water quality in DKI Jakarta from 2017 to 2019 was mostly substandard due to elevation, population density, and education levels. Recommendation: Local governments and private sectors should expand the piped water network and educate the public on well water quality, prevention, and solutions.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fatima Risha Dianty
"Terbatasnya cakupan layanan air bersih perpipaan dari PDAM menyebabkan sebagian besar masyarakat Kota Bekasi masih memanfaatkan air tanah sebagai sumber air bersih. Masalah dalam penelitian ini yaitu masyarakat cenderung mengonsumsi air tanah tanpa mengetahui kondisi, keamanan dan kualitas air tanah.Tujuan penelitian adalah menganalisis pengetahuan masyarakat terkait kualitas air tanah, hubungan antara persepsi masyarakat dengan kualitas air minum, perilaku masyarakat terkait praktik penanganan dan pengolahan air minum, serta mengevaluasi penyediaan air minum yang aman di Kelurahan Jatiluhur, Sumur Batu, dan Jatirangga, Kota Bekasi. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode campuran yang menggabungkan metode kuantitatif dan metode kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara statistik tidak terdapat pengaruh signifikan kualitas air minum pada persepsi masyarakat serta tidak ada hubungan yang signifikan antara persepsi masyarakat dengan variasi penggunaan metode pengolahan air minum. Kesimpulan penelitian ini yaitu pemanfaatan air minum yang berasal dari air tanah perlu untuk mempertimbangkan aspek pengetahuan, persepsi, dan perilaku masyarakat.

Limited coverage of piped water service has resulted that majority of people in Bekasi City still using groundwater as main source of clean water. People tend to consume groundwater without knowing the condition, safety and quality of groundwater. The aim of this research was to analyze community knowledge regarding groundwater quality, relationship between public perceptions and drinking water quality, community behavior regarding drinking water handling and processing practices, and evaluate the provision of safe drinking water in Jatiluhur, Sumur Batu, and Jatirangga Sub-district. The research method used is mixed method. The results showed that statistically there was no significant effect of drinking water quality on public perceptions and no significant relationship between public perceptions and variation of drinking water treatment methods. The conclusion of this research is that the utilization of drinking water originating from groundwater needs to consider the aspects of knowledge, perceptions and behavior of the community."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Gede Selamet Prayitna
"Tukad Badung merupakan salah satu sungai utama di Propinsi Bali yang mengalir di tengah-tengah Kota Denpasar. Tukad Badung memiliki panjang aliran ± 21 km, berhulu di Desa Lukluk Kecamatan Mengwi Kabupaten Badung dan bermuara di daerah Teluk Benoa (Estuary Dam), Desa Pemogan, Kecamatan Denpasar Selatan. Daerah Aliran Tukad Badung diperkirakan sekitar 29,23 km2 dengan debit rata-rata 2,39 m3/dt di musim kemarau dan 3,04 m3/dt di musim hujan.
Desa/kelurahan yang ada di sekitar daerah aliran Tukad Badung adalah 12 desa/kelurahan, dengan jumlah penduduk sebesar 143.476 jiwa. Sejalan dengan perkembangan penduduk dan ekonomi, maka berkembang pula berbagai aktivitas penduduk/masyarakat di sekitar Tukad Badung, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi kondisi kualitas dan kuantitas air Tukad Badung.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi perubahan kualitas air Tukad Badung akibat adanya berbagai aktivitas masyarakat di sekitar daerah aliran Tukad Badung dan juga untuk mengetahui bagaimana berbagai aktivitas masyarakat itu dapat mempengaruhi kualitas air Tukad Badung.
Berdasarkan karakteristik sistem pengelolaan limbah cair di sepanjang daerah aliran Tukad Badung dan observasi awal, maka dapat diklasifikasikan berbagai aktivitas masyarakat yang ada di sepanjang daerah aliran Tukad Badung menjadi 9 (sembilan) kelompok aktivitas masyarakat, yaitu; aktivitas rumah sakit, aktivitas hotel, pasar, bengkel, pertanian, peternakan, industri pencelupan/sablon, industri tahu/tempe, dan aktivitas rumah tangga.
Selanjutnya untuk menentukan lokasi daerah sampel, sasaran responden dan jumlah sampel/responden, digunakan metode purposive qouta sampling. Guna dapat melihat hubungan yang terjadi dilakukan uji statistik non parametric rank spearman terhadap variabel pandangan (pola pikir), variabel kondisi sistem pengelolaan limbah cair dan variabel indeks mutu kualitas air (IMKA).
Untuk dapat mengetahui kondisi kualitas air Tukad Badung secara umum dalam kategori sangat baik, baik, sedang, buruk, dan sangat buruk, digunakan metode National Sanitation Foundation-Water Quality Index (Ott, 1978).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pandangan (pola pikir) tentang Tukad Badung dari berbagai aktivitas masyarakat di seluruh segmen sungai (hulu, tengah, dan hilir) didominasi oleh pandangan atau pola pikir yang berkategori baik, sedang, dan buruk. Sedangkan untuk kondisi sistem pengelolaan limbah cairnya, rata-rata didominasi oleh kondisi yang berkategori buruk. Bila dihubungkan dengan uji statistik antara variabel pandangan (pola pikir) tentang Tukad Badung dengan kondisi sistem pengelolaan limbah cair yang dimiliki oleh berbagai aktivitas masyarakat, ternyata terdapat hubungan yang signifikan dan positif. Demikian pula antara variabel kondisi sistem pengelolaan limbah cair dari berbagai aktivitas masyarakat dengan nilai indeks kualitas air (IMKA) Tukad Badung, ternyata terdapat hubungan yang signifikan dan positif.
Berdasarkan hasil pehelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa:
1. Kualitas air Tukad Badung diduga telah mengalami penurunan dari tahun 1998-2002. Pada tahun 2002, nilai indeks mutu kualitas air di daerah aliran bagian hulu Tukad Badung (segmen 1) berkategori sedang, di daerah aliran bagian tengah (segmen 2) berkategori buruk, dan di daerah aliran bagian hilir (segmen 3) berkategori buruk pula.
2. Kualitas air sungai Tukad Badung yang buruk akibat dari pandangan (pola pikir) yang salah tentang Tukad Badung sehingga mempengaruhi kondisi sistem pengelolaan limbah cairnya.
Dari berbagai aktivitas masyarakat yang ada di sepanjang sungai Tukad Badung pada umumnya kondisi sistem pengelolaan limbah cair (SPLC) berkategori buruk dan sangat buruk.

Tukad Badung river is one of main rivers in Bali Province, which flows in the middle of Denpasar City. Tukad Badung has a flow ± 21 km long, upstream at Lukluk Village, Mengwi Sub-District, Badung District and estuary into Teluk Benoa of Pemogan Village, South Denpasar Sub-District. Tukad Badung is estimated to have 29.23 km2 flowing area with water capacity rate of 2.39 m3/sec during dry season and 3.04 m3/sec during rainy season.
Villages around Tukad Badung flowing area involving 12 villages, with total population of 143,476 persons. As population and economic grow, community activities various around Tukad Badung also increases, which are finally could affect both quality and quantity of Tukad Badung water.
This research aims to identify changes occur on Tukad Badung water quality due to activities performed by communities surrounding Tukad Badung flowing area and to understand effects of such community activities various on Tukad Badung water quality.
Based on characteristics of liquid waste management system applied along Tukad Badung flowing area and initial observation, then community activities various around Tukad Badung flowing area could be classified into 9 (nine), including: hospital, hotel, market, workshop, agriculture, ranch, dipping industry, tofu/tempe industry, and household activities.
Furthermore, to determine sample area, respondents? target, and number of sample/respondents, purposive quota sampling method is applied. In order to see the relationships occur, statistics test using spearman non parametric rank is conducted on perspective, liquid waste management system, and water quality index (IMKA) variables.
To understand quality of Tukad Badung water in terms of general categories involving excellent, good, average, poor, and extremely poor, National Sanitation Foundation-Water Quality Index (Ott, 1978) is used.
>
Research results reveal that perspective on Tukad Badung based on community activities in all river segments (upper, middle, down streams) is dominated by good, average, and poor perspectives. Whereas for the liquid waste management system, poor perspective is dominant.
Relating statistics test between perspective variable on Tukad Badung and liquid waste management system variable used during community activities reveals significant and positive correlation. Similarly, liquid waste management system conditions of community activities variable and Tukad Badung water quality index (IMKA) variable also have significant and positive correlation.
Based on research results and discussion, it could be concluded that:
1. Tukad Badung water quality is predicted as has decreased compared to of 1998-2002 period. During 2002, water quality index score of upper stream area (segment 1) of Tukad Badung was categorized into average, of middle stream area (segment 2) was categorized into poor, and of down stream area (segment 3) was categorized into poor as well.
2. Low quality of Tukad Badung water is caused by wrong perspective developed concerning Tukad Badung that affected its liquid waste management system conditions.
4. Community activities various along Tukad Badung flow area generally have poor and extremely poor categories for their liquid waste management system conditions.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2003
T11042
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>