Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 164828 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lidya Fernanda
"Pencemaran perairan oleh logam berat didaerah peternakan kerang sangat membahayakan bagi Perna viridis yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat. Oleh karena itu untuk melihat tingkat pencemaran, dilakukan penelitian kadar logam pada Perna viridis, air dan sedimen. Untuk melihat kontribusi sedimen dalam mencemari perairan maka dilakukan ekstraksi sedimen dengan fraksi pada pH 3, pH 5 dan pH 7 sebagai simulasi proses pelepasan logam dari sedimen ke perairan karena pengaruhan pH. Kadar logam pada Perna viridis, air dan sedimen dianalisis dengan menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA). Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan kandungan logam Pb pada Perna viridis besar berkisar antara 0,6868 mg/kg hingga 5,7090 mg/kg. Kandungan logam Ni pada Perna viridis berkisar antara 0,4161 mg/kg hingga 3,8218 mg/kg. Kandungan logam Cr pada Perna viridis berkisar antara 0,2245 mg/kg hingga 3,4446 mg/kg. Kandungan logam Cd pada Perna viridis berkisar antara 0,2019 mg/kg hingga1,3468 mg/kg. Kandungan logam Pb, Ni, Cr dan Cd pada air yaitu 0,1561 mg/L; 0,0255 mg/L; 0,0222 mg/L dan 0,0113 mg/L. Kandungan logam berat Pb, Ni, Cr dan Cd pada sedimen yaitu sebesar 41,2522 mg/kg; mg/kg; 36,5143 mg/kg; 17,2292 mg/kg dan 10,8192 mg/kg. Hasil penelitian menunjukkan bahwa logam-logam Pb, Ni, Cr dan Cd yang terdapat pada sedimen dapat terlepas dengan ekstraksi, hal ini menandakan bahwa sedimen berkontribusi terhadap akumulasi logam pada kerang dan air.

Heavy metal pollution of waters by shellfish farming area is very dangerous for Perna viridis that consumed by many people. Therefore to see the level of pollution, conducted research on the metal content of Perna viridis, water and sediment. To see the contribution of sediment in the polluted waters of the sediment extraction fraction at pH 3, pH 5 and pH 7 as a simulation of the process of metal release from sediment into the water because of the influence of pH. Metal content in the Perna viridis, water and sediments were analyzed using Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS). Based on the results of the study, obtained the metal content of Pb in Perna viridis between 0.6868 mg / kg to 5.7090 mg / kg. Perna viridis Ni metal content in the range between 0.4161 mg / kg to 3.8218 mg / kg. Cr metal content in the Perna viridis ranged from 0.2245 mg / kg to 3.4446 mg / kg. Cd metal content in the Perna viridis ranged from 0.2019 mg/kg to 1, 3468mg/kg. Metal content of Pb, Ni, Cr and Cd in water is 0.1561 mg / L; 0.0255 mg / L; 0.0222 mg / L and 0.0113 mg / L. The content of heavy metals Pb, Ni, Cr and Cd in the sediment that is equal to 41.2522 mg / kg; mg / kg; 36.5143 mg / kg; 17,2292 mg/kg and 10.8192 mg / kg. The results showed that the metals Pb, Ni, Cr and Cd are found in sediments can be separated by extraction, it indicates that the sediments contribute to the accumulation of metals in shellfish and water."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S42684
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fahima Hernita Sari
"Sebagai biota laut yang bersifat filter feeder, kerang hijau atau Perna viridis sangat rentan terhadap pencemaran perairan oleh logam berat, seperti timbal (Pb) dan krom (Cr); padahal kerang jenis ini banyak dikonsumsi oleh masyarakat. Pada penelitian ini dilakukan studi depurasi untuk mempelajari pelepasan logam berat tersebut dari tubuh kerang hijau agar lebih aman untuk dikonsumsi. Metode depurasi yang dilakukan berupa metode pengaliran air berulang dengan variasi lama waktu pengaliran (1,2,4, dan 24 jam) dan metode ekstraksi dengan variasi konsentrasi asam asetat dan asam sitrat (5; 7,5; 10; 12,5 %), jenis pelarut (asam asetat, asam sitrat, dan EDTA), serta suhu 30-80°C. Pertama-tama dilakukan pemaparan logam berat pada biota uji kerang hijau selama rentang waktu 1-3 hari.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh besarnya kadar logam timbal (Pb) yang dapat diserap oleh kerang lebih besar dibandingkan logam krom (Cr), yaitu berkisar 4,402-20,701 mg/kg, sementara logam krom hanya dapat diserap sebesar 0,773-7,266 mg/kg. Metode pengaliran air berulang selama 1 jam memberikan hasil paling optimal dengan penurunan kadar logam timbal dan krom masing-masing sebesar 67,037 % dan 54,899 %, sedangkan kondisi optimal pada metode ekstraksi dicapai pada perlakuan menggunakan pelarut asam asetat 10 % pada suhu 40 oC dengan pengadukan 120 rpm, dengan penurunan kadar logam sebesar 93,335% dan 81,892% untuk timbal dan krom , namun pada metode ekstraksi tersebut ternyata menyebabkan penurunan kadar protein sebesar 38,584%.

As a marine organism are filter feeder, green mussels or Perna viridis are very easy to contamination due to water pollution by heavy metals, lead (Pb) and chromium (Cr); though these mussels widely consumed by public. This research was conducted a study of depuration to learn its extrication from these mussels to make consumption by humans more safe. The method used is the method of water flow recirculating with durating variations (1, 2, 4, and 24 hours) as well as extraction method with a variations of the concentration of acetic acid and citric acid (5; 7,5; 10; 12,5 %), the type of solvent (acetic acid, citric acid, and EDTA), and temperature (30-80°C). First it has been done exposure heavy metals to green mussels for 1 until 3 days.
Based on the result obtained the ammount of lead that can be absorbed by green mussels is larger than chromium (Cr), that is 4,402-20,701 mg/kg from 1 until 3 days, while only chromium 0,773-7,266 mg/kg. The method of water flow recirculating for 1 hour obtained optimum result with the decrease in levels of lead and chromium are 67,037 % and 54,899 %. While the optimum extraction method obtained in 10 % acetic acid at 40 oC with stirring 120 rpm, with decline 93,335% and 81,892% for lead and chromium, but it can caused decrease of protein levels are 38,584 %.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S52794
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riska Tamala
"Kerang hijau merupakan suatu sumber bahan makanan yang cukup banyak dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia karena kerang hijau tersebut tersebar secara luas di sepanjang pesisir wilayah Indo-Pasifik. Kerang hijau akuatik ini sangat rentan terkontaminasi logam berat mengingat asupannya yang bersifat filter feeder dan sifatnya yang menetap sessile . Hal ini menyebabkan mudahnya logam berat terakumulasi di dalam tubuh kerang. Pencegahan ataupun usaha yang dilakukan untuk mengurangi tingkat pencemaran logam perlu untuk dilakukan, sehingga dilakukan proses depurasi logam yang ada di daging kerang khususnya pada ion logam timbal Pb.
Metode peluruhan yang dilakukan dengan dua cara yaitu dengan cara pengaliran dengan air secara berulang flow rate dan perendaman dengan dua macam asam yaitu asam asetat dan asam sitrat dan dilakukan analisis kadar logam dengan menggunakan intrumentasi Spektroskopi Serapan Atom SSA dan analisis kadar protein dengan metode Kjeldahl serta dilakukan pemodelan untuk mengetahui akumulasi ion logam Pb dalam sampel uji. Didapatkan nilai penurunan sebesar 18,46 mg/kg pada depurasi dengan pengaliran air, 20,91 mg/kg untuk depurasi asam asetat 2,25 , dan 16,96 mg/kg untuk depurasi asam sitrat 2,25 . Kadar protein pada kerang hijau mengalami penurunan terbesar didapat setelah proses depurasi pengaliran air sebesar 5,29.

The green mussel is a source of food which quite widely used by the people of Indonesia because the green mussel are widely spread along the coast of the Indo Pasific region. This aquatic green mussel is very susceptible to heavy metal contamination considering it rsquo s filter feeder intake and it rsquo s sedentary nature sessile . It makes easy for heavy metals to accumulate in the body of mussel. Prevention or attempts made to reduce the level of metal pollution need to be done. One of the efforts made is the process of depuration.
The depuration method are done by two ways. The ways are drainage with water repeatedly flow rate and immersion with two kinds of acids, acetic acid and sitric acid. Then, analyzed the metal content by using Atomic Absorption Spectroscopy AAS and protein contetnt analysis using Kjeldahl method and modelling to know the accumulation of Lead ions in the test sample. The lowest concentration decrease in depuration of water drainage was 18,46 mg kg, deposition of immersion from acetic acid was 20,91 mg kg, deposition of immersion from sitric acid was 16,96 mg kg. The higher protein content of green mussel after depuration of water drainage was 5,29.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sukma Alifiana Aziz
"Kerang hijau Perna viridis merupakan makan laut favorit, yang memiliki kandungan protein yang baik dan harga yang ekonomis. Kekhawatiran mengkonsumsi kerang hijau karena habitat kerang hijau telah tercemar logam berat akibat aktivitas industri. Dilakukan studi bioakumulasi logam berat untuk mengetahui proses akumulasi logam berat pada biota dengan menggunakan dosis tertentu. Digunakan logam berat kadmium untuk paparan pada biota Kerang Hijau sebanyak setengah LC50 yaitu 0.1 ppm. Dilakukan proses depurasi untuk mengurangi kadar logam kadmium pada kerang hijau.
Digunakan metode depurasi pengaliran air selama tujuh hari, perendaman asam asetat dan asam sitrat dengan variasi konsentrasi 0.75 , 1.5 , dan 2.25 dalam variasi waktu 24, 48, 72, 96, 120 menit. Kadar kadmium pada kerang hijau dilakukan pengukuran menggunakan Spektrofotometri Serapan Atom. Didapatkan penurunan konsentrasi terendah pada depurasi pengaliran air 3,05 mg.Kg-1, depurasi perendaman asam asetat 1,7 mg.Kg-1, perendaman asam sitrat 0,65 mg.Kg-1.

Green mussel Perna viridis is a favorite seafood, which has good protein content and economical price. Concerns consume green mussel due to the habitat of green mussels have been polluted heavy metals due to industrial activity. Bioaccumulation heavy metal study was conducted to determine the process of heavy metal accumulation in biota by using a certain dosage. Used heavy metals cadmium for exposure to biota as much as half LC50 is 0.1 ppm.
Perform depuration process to reduce the levels of cadmium metal in green mussel. A seven day drainage depuration method was used, immersing acetic acid and citric acid with variations of concentration 0.75 , 1.5 , and 2.25 in 24, 48, 72, 96, 120 minute variations. Levels of cadmium in green mussel were measured using Atomic Absorption Spectrophotometry. The lowest concentration decrease in depuration of water drainage was 3.05 mg.Kg 1, deposition of immersion of acetic acid 1,7 mg.Kg 1, soaking of citric acid 0,65 mg.Kg 1.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Samosir, Octavin Exaudina author
"Studi bioakumulasi ion logam berat kadmium dilakukan selama sepuluh hari pada kerang hijau yang berasal dari Pulau Laki dan didapatkan kadar logam berat kadmium yang terakumulasi di tubuh kerang hijau sebesar 4,03 mg/kg.hari. Selanjutnya dilakukan proses depurasi dengan metode pengaliran air berulang selama tiga hari dan didapatkan kadar ion kadmium sebesar 1,91 mg/kg. Sebagai pemodelan, didapatkan nilai konstanta pengambilan ku sebesar 0,48 mg/kg.hari dan nilai konstanta pelepasan ke dari proses depurasi adalah 0,18 mg/kg.hari. Dari nilai tersebut, hasil perhitungan nilai BCF adalah sebesar 2,67 mg/kg.hari dan nilai BAF sebesar 41,27 mg/kg.hari.
Sebagai tambahan, dilakukan juga proses depurasi dengan pengaliran air berulang dan perendaman menggunakan asam asetat dan asam sitrat pada kerang hijau yang berasal dari Muara Kamal dengan variasi konsentrasi 0,375, 0,75, dan 1,125 selama 150 menit. Kadar ion logam kadmium yang terdapat pada tubuh kerang hijau di analisis menggunakan alat instrumentasi AAS Spektroskopi Serapan Atom. Ditentukan juga kadar protein pada kerang hijau sebelum dan sesudah proses depurasi dengan metode Kjeldahl. Metode ini diharapkan dapat mengurangi kadar logam berat kadmium pada kerang hijau sehingga aman untuk dikonsumsi keamanan pangan dan dapat dipergunakan dalam skala rumah tangga dan restoran.

Bioaccumulation study of heavy metal cadmium ion was carried out for ten days on the green mussels which obtained from Laki Island, Kepulauan Seribu and the heavy metal content of cadmium accumulated in green mussel body obtained of 4,03 mg kg.day. Furthermore, the process of depuration method using water flow recirculating was analyzed for three days and the levels of cadmium ions contained of 1,91 mg kg. As the modeling, the uptake value ku obtained of 0,48 mg kg.day and the depuration value ke obtained of 0,18 mg kg.day. From that value, the BCF value equal to 2,67 mg kg.day and BAF value equal to 41,27 mg kg.day.
In addition, there was also a depuration process with water flow recirculating and depuration using acetic acid and citric acid in green mussels derived from Muara Kamal with concentration variations of 0,375, 0,75, and 1,125 for 150 min. Also, the levels of protein in the green mussel determined by Kjeldahl method. This method is expected to reduce the heavy metal content of cadmium in green mussels food safety so it is safe for consumption and can be used in household and restaurant scale.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Galuh Sekar Putih
"Dalam penelitian ini dilakukan studi mengenai depurasi logam berat Ni dan Cr yang diamati dari spesies Perna viridis atau Kerang Hijau yang diperoleh dari perairan Muara Kamal, Jakarta Utara. Terlebih dahulu ditentukan kadar logam Ni dan Cr dalam daging Perna viridis sebagai kontrol tanpa perlakuan. Kemudian dilakukan depurasi dengan perendaman asam asetat 1%, 3%, 5%, 10% serta air bersuhu 60 0C, 80 0C, dan 100 0C dengan variasi waktu 1, 2, dan 4 jam tanpa dan disertai pengadukan.
Hasil kadar logam Ni yang diperoleh untuk kelompok kontrol adalah 2.113 mg/kg dan untuk Cr adalah 3.426 mg/kg. Didapatkan penurunan kadar logam paling besar yaitu dengan perlakuan perendaman asam asetat 10% selama 4 jam disertai pengadukan, kadar logam untuk Ni menjadi 0.085 mg/kg dan Cr 1.492 mg/kg. Ditentukan juga kadar protein sebelum dan sesudah depurasi dengan metode Kjeldahl untuk menyelidiki kemungkinan kerusakan dan hilangnya asam amino. Kadar protein sebelum depurasi yaitu 20.544 % dan setelah depurasi untuk penurunan kadar logam paling besar yaitu 20.475 %.

In this research, the study of heavy metal depuration, Ni and Cr in marine species (Perna viridis) from Kamal Estuary, North Jakarta were observed. Firstly, the concentration of Ni and Cr in Perna viridis was determined as controls. Then, do the depuration with acetic acid dipping in various concentration 1%, 3%, 5%, 10% and in variation temperature of waters, that is 60 0C, 80 0C, 100 0C with time varieties 1, 2, and 4 hours without and with stirring.
For the control group, Ni metal content obtained was 2.113 mg/kg and for Cr was 3.426 mg/kg. The greatest decrease in metal content is by immersion treatment of 10% acetic acid for 4 hour with stirring, those are 0.085 mg/kg for Ni and 1.492 mg/kg for Cr after treatment. Protein content was also determined before and after depuration by Kjeldahl method to investigate the possibility of damage and loss of amino acids. Protein content before depuration is 20.544% and for treatment after depuration with the greatest decrease in metal content is 20.475%.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S45516
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Oktaviyanti
"Pencemaran logam berat menimbulkan dampak negatif bagi ekosistem perairan karena sifatnya yang persisten dan mudah terakumulasi dalam jaringan tubuh biota oleh sebab itu pada penelitian ini dilakukan uji toksisitas akut (EC50- 24h) dari logam berat Pb, Cd, Cr, Ni, dan As pada Daphnia magna yang mengacu pada OECD 202 Guidelines. Data immobilisasi yang diperoleh diolah menggunakan analisis probit (SPSS 15). Selain itu dilakukan pengujian toksisitas melalui simulasi fraksi sedimen dan analisis kadar logam berat dalam fraksi sedimen di Perairan Teluk Jakarta dengan ekstraksi menggunakan 3 variasi pH, yaitu pH 3, 5 dan 7. Pembuatan fraksi asam pH 3 dan 5 menggunakan prosedur TCLP (toxicity characteristic leaching prosedure). Sedimen yang telah dipreparasi di analisis dengan Atomic Absorbance Spectoscopy (AAS).
Dari hasil pengujian diperkirakan nilai EC50-24h Cd, As, Ni, Cr, Pb terhadap Daphnia magna adalah 1,663 μg/l; 2,369 mg/l; 2,471 mg/l; 12,225 mg/l, 23,136 mg/l. EC50-24h Pb jauh lebih besar dari literatur karena terjadi pengendapan yang diduga menurunkan bioavailabilitas logam terhadap Daphnia. Hasil dari analisa logam berat dalam sedimen diperoleh kadar logam berat dengan fraksi pH 3 umumnya lebih besar dari fraksi pH 5 dan 7. Hasil pengamatan toksisitas dari simulasi fraksi sedimen menunjukkan toksisitas pada keseluruhan hewan uji yang menandakan bahwa Perairan Teluk Jakarta berpotensi membahayakan bagi kehidupan biota. Pengujian toksisitas campuran logam Cd-Cr-Ni-As dengan konsentrasi yang mengacu pada nilai EC50-24h Cd memperlihatkan efek sinergis walaupun tidak signifikan.

Heavy metals pollution adverse impacts on aquatic ecosystems because of its persistent and easy to accumulate in biota tissue and therefore in this study tested the acute toxicity (EC50-24h) of the heavy metals Pb, Cd, Cr, Ni, and As in Daphnia magna which refers to the OECD Guidelines 202. The data obtained were statistically evaluated with probit analysis method (SPSS 15). In addition, it has also been conducted of toxicity test through simulation of sediment fraction and observation heavy metals content in the sediment fraction at Jakarta bay waters by extraction using 3 variations of pH such as pH 3, 5 and 7. Preparation pH 3 and 5 acid fraction using the TCLP procedure (toxicity characteristic leaching prosedure). Heavy metals content in sediment has analysed by Atomic Absorbance Spectroscopy (AAS).
The EC50-24h of Cd, As, Ni, Cr, Pb to Daphnia magna was estimated to be 1,663 μg/l; 2,369 mg/l; 2,471 mg/l; 12,225 mg/l, 23,136 mg/l, respectively. The EC50-24h of Pb has larger value than literature due to the precipitation reaction which reduce the bioavailability of this metal to Daphnia. The result of heavy metals content in sediment showed that the average concentration in pH 3 fraction was higher than pH 5 and pH 7 fraction. The toxicity result from sediment fraction simulation showed the overall toxicity in organism test which indicated Jakarta bay waters are potentially harmfull to aquatic ecosystem. Testing the toxicity of Cd-Cr-Ni-As mixture which refers to EC50-24h of Cd showed a synergistic effect, although not significantly.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S43422
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rizki Ade Kurnia Putri
"Kerang hijau bersifat sebagai filter feeder dalam perairan, sehingga komoditi ini sangat rentan terhadap akumulasi logam berat dalam tubuhnya. Diperlukan suatu usaha untuk meminimalkan kandungan logam berat pada kerang hijau, salah satu yang dapat dilakukan adalah proses depurasi. Pada penelitian ini, proses depurasi dilakukan denga metode kontinu, diskontinu dan ekstraksi asam. Waktu optimum depurasi metode kontinu adalah 1,5 jam, dengan kecepatan sirkulasi 250 L/jam dan didapatkan penurunan kadar logam Pb sebesar 30,048% dan 29,748% untuk logam Cu.
Pada metode diskontinu, hasil optimum dicapai saat suhu 100°C dengan menggunakan media air PAM pada lama perendaman 3 jam dengan penurunan kadar logam Pb sebesar 35,001% dan kadar logam Cu 39,015%. Pada metode ekstraksi, kondisi optimum dicapai menggunakan pelarut asam asetat 11 % dengan penurunan logam Pb dan Cu masing-masing sebesar 88,243% dan 76,298%. Akibat proses depurasi ini, penurunan protein paling besar terjadi dengan perlakuan ekstraksi asam asetat 11%, dengan penurunan kadar protein sebesar 59,051% menggunakan metode Lowry dan 36,655 % menggunakan metode Kjeldahl.

Green mussels are filter feeder in water hence, these commodities are susceptible to accumulate heavy metals in their body. Required an effort to minimize the content of heavy metals in green mussels, one that can be done by depuration process. In this study, the process conducted through continuous method, discontinuous method, and acid extraction methods. The optimum time of continuous method was 1.5 hours, with a circulation rate of 250 L/h and decreased levels of Pb obtained by 30,048% and 29,748% for Cu.
In the discontinuous method, the optimum result was achieved when using PAM aqueous media at 3 hours soaking time and 100°C of temperature. This method given decreased levels of Pb and Cu in 35,001% and 39.015%. In the extraction method, the optimum condition was achieved in a solvent extraction using 11 % acetic acid with decreased levels of Pb and Cu was 88,243% and 76,298%. For the determination of protein content, decreasing levels of the protein was obtained by treatment with 11% acetic acid extraction showed a decrease in protein content of 59,051% based on the Lowry method and 36,656% by the Kjeldahl method.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S54811
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Meisya
"Dalam penelitian ini dilakukan suatu simulasi pencemaran logam berat timbal Pb melalui jalur pakan. Sehingga didapatkan pemodelan bioakumulasi ion Pb pada Perna viridis yang diperoleh dari Pulau Laki, Kepulauan Seribu, Jakarta Utara. Perna viridis dalam mendapatkan makanannya dengan cara menyaring zooplankton, fitoplankton, detritus, diatom dan bahan organik dari perairan. Cara mendapatkan makanan yang demikian memungkinkan logam berat yang terlarut didalamnya ikut masuk kedalam tubuh Perna viridis. Oleh karena itu, untuk mengurangi kadar ion logam Pb yang terkandung di dalam Perna viridis dibutuhkan metode depurasi.
Metode depurasi yang digunakan pada penelitian ini adalah metode pengaliran air berulang. Setelah itu, dilihat pengaruh metode depurasi pengaliran air terhadap kandungan pada protein Perna viridis.
Berdasarkan hasil analisa diperoleh nilai ku yang didapat dari perlakuan paparan ion logam Pb selama 10 hari adalah 3,70 mg/Kg.hari-1. Nilai ke untuk perlakuan depurasi dengan metode pengaliran air berulang adalah 0,14 mg/Kg.hari-1. Nilai BCF pada jalur pakan adalah 26,43 mg/Kg.hari-1. Nilai BAF yang diperoleh adalah 214,29 mg/Kg.hari-1. Dilakukan pula pengukuran kadar logam Pb pada Perna viridis yang berasal dari Muara Kamal, Jakarta Utara dengan metode depurasi pengaliran air berulang dan perendaman asam asetat dan asam sitrat dengan berbagai konsentrasi dan waktu. Hal ini dilakukan sebagai informasi tambahan dalam upaya pemenuhan kondisi food safety, yang dapat diaplikasikan pada skala rumah tangga maupun restoran.

This research was conducted on heavy metal contamination of lead Pb through food pathway. The bioaccumulation model of Pb ion was analyzed in Perna viridis which obtained from Laki Island, Kepulauan Seribu, North Jakarta. Perna viridis in getting food by filtering zooplankton, phytoplankton, detritus, diatoms and organic matter from water environment. Based on that way, heavy metals may dissolve in Perna viridis. Therefore, to reduce the level of Pb metal ion contained in the Perna viridis needs depuration method.
The method of depuration carried out in this research is the method of water flow recirculating. After that, seen the influence of depuration method of water flow recirculating depuration on protein content.
Based on the analysis results uptake value ku obtained from metal ion Pb exposure during 10 days is 3.70 mg Kg.day 1. The value to for depuration ke treatment with a water flow recirculating method is 0.14 mg Kg.day 1. The value of BCF in food pathway is 26,43 mg Kg.day 1. BAF values obtained were 214.29 mg Kg.day 1. Similarly, the measurement of Pb metal content in Perna viridis derived from Muara Kamal, North Jakarta with the method of depuration of water flow recirculating and depuration using acetic acid and citric acid with various concentrations and time. As additional information of fulfilling food safety conditions, which can be applied at a household and restaurant scale.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Moch. Indro Buwono
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
T39446
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>