Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 56666 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Viola Kartika Risya
"Skripsi ini membahas dekonstruksi stereotipe yang terjadi pada tokoh-tokoh utama dalam novel My Revolutions karya Hari Kunzru, Ketiga tokoh tersebut adalah Anna Addison, Miranda Martin, dan Chris Varver alias Michael Frame. Tokoh perempuan memiliki sifat maskulin yang dominan daripada laki-laki, sedangkan tokoh laki-laki memiliki sifat feminin yang dominan daripada perempuan. Hal ini bertolak belakang dengan oposisi biner dan sistem patriarki yang dianut oleh masyarakat. Penulisan ini menggunakan metode kualitatif dengan analisis tekstual. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dekonstruksi stereotipe pada tokoh-tokoh di atas tidak saja terjadi karena perubahan stereotipe tetapi juga karena pilihan hiduap dan sitem patriarki itu sendiri."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S42538
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Kunzru, Hari
New York: Haru Kunzru, 2007
823.92 KUN m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
David Rici Ricardo
"Penelitian ini berjudul “Dekonstruksi dalam Novel Dadaisme Karya Dewi Sartika”. Penelitian ini bermaksud untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk dekonstruksi yang terdapat di dalam novel Dadaisme dan menginformasikan tokoh-tokoh di dalam novel Dadaisme yang memunculkan adanya bentuk dekonstruksi. Landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah dekonstruksi. Dekonstruksi menjelaskan bentuk penyimpangan cara pandang yang dilakukan tokoh-tokoh yang terdapat dalam novel Dadaisme. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode heuristik dan hermeneutik. Adapun kesimpulan yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah benar bahwa di dalam novel Dadaisme menunjukkan adanya bentuk-bentuk dekonstruksi. Bentuk dekonstruksi Nedena terdiri atasdekonstruksi warna langit, dekonstruksi warna matahari, dekonstruksi melindungi, dekonstruksi gambaran surga, dekonstruksi gambaran neraka, dan dekonstruksi warna air laut. Bentuk dekonstruksi dr. Aleda terdiri atasdekonstruksi alat pernapasan manusia, dekonstruksi perasaan romantis, dan dekonstruksi suara. Bentuk dekonstruksi Isabella adalah dekonstruksi malam pertama. Bentuk dekonstruksi Rendi adalah dekonstruksi tawa anak-anak. Bentuk dekonstruki Jo adalah dekonstruksi pakaian iblis. Bentuk dekonstruksi Flo adalah dekonstruksi membunuh. Bentuk dekonstruksi Michail adalah dekonstruksi malaikat, dekonstruksi malaikat terdiri atasdekonstruksi warna sayap dan dekonstruksi jumlah sayap"
ambon: Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan, 2020
400 JIKKT 8:1 (2020)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nila Ayu Utami
"This thesis will analyze the Marabar Cave incident in the novel A Passage to India as a mere hallucination experienced by Miss Quested. Psychoanalytical approach and interpretation of dreams will be used to analyze the hidden meaning of the hallucination. This analysis will prove that the hallucination is a form of Miss Quested's wish-fulfilment and that it is she who has hidden sexual desire towards Aziz. Then, by using the Orientalism theory by Edward Said, the relation of this meaning and the prejudice that black is lusty will be studied. It will be proved that the prejudice is a construction made to justify white domination. In the end, it is concluded that this novel is an effort of subversive colonial ideology and the empowerment of black man."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S13973
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Uman Rejo
"Pemikiran Abidah El-Khalieqy mengenai konsep fiqh yang selama ini dijadikan referensi hukum, ternyata banyak memunculkan ketimpangan gender. Kekuasaan dan otoritas pesantren yang selama ini dijadikan contoh masyarakat ternyata banyak memunculkan ketidakadilan hukum pada perempuan, sehingga muncul pemikiran Abidah El-Khalieqy untuk mendekonstruksinya. Hadis Nabi yang disampaikan pada zaman itu ditafsirkan oleh para ulama dengan perspektifnya dan dilegalkan menjadi hukum paten yang digunakan sepanjang masa. Untuk itu Abidah El-Khalieqy mendekonstruksi hadis tersebut dengan pertimbangan secara manusiawi, sehingga tidak terjadi ketimpangan antara hak laki-laki dan perempuan. Berdasarkan fenomena tersebut, maka fokus kajian yang didiskusikan dalam tulisan ini adalah bagaimana konsep fiqh membentuk pemikiran pengarang novel PBS dan bagaimana bentuk dekonstruksi fiqh yang dilakukan pengarang dalam novel PBS?. Kajian ini menggunakan pendekatan sosiologi sastra. Dari kajian tersebut dapat disimpulkan bahwa dekonstruksi fiqh yang dilakukan pengarang melalui novel PBS bukanlah mendekonstruksi isi hadis, melainkan menafsirkan kausalitas dari turunnya ucapan Nabi tersebut."
Ambon: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, 2016
400 JIKKT 4:1 (2016) (2)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Tatang Iskarna
"Tesis ini akan menyajikan representasi atau gambaran jati diri perempuan dunia ketiga, khususnya perempuan kulit hitam Afrika, dari sudut pandang perempuan dunia ketiga itu sendiri dalam novel Second Class Citizen (1974) karya Buchi Emecheta, seorang pengarang perempuan Nigeria. Sebelum kaum perempuan dunia ketiga mulai berani menulis pada tahun 1970-an, karya-karya sastra didominasi oleh pengarang kolonial kulit putih dan pengarang laki-laki kulit berwarna. Perempuan Afrika sering direpresentasikan dari sudut pandang orang kulit putih atau kaum laki-laki Afrika sebagai sosok yang belum beradab, lemah dan bergantung pada laki-laki, menyerah terhadap ketertindasan, atau hanya terkait dengan urusan domestik.
Ketika gelombang feminisme mulai menyebar ke seluruh penjuru dunia dan gerakan nasionalisme dunia ketiga dengan gencar memberikan perlawanan terhadap dominasi Barat, para perempuan Afrika mulai berani berbicara mengenai siapa dirinya, apa yang mereka alami, rasakan, dan inginkan, serta bagaimana mereka menyikapi dominasi kaum laki-laki serta penindasan yang dilakukan oleh kaum kolonial. Semua hal di atas dapat digali melalui seorang perempuan yang bernama Adah, tokoh utama perempuan dalam novel Second Class Citizen. Dalam novel ini Buchi Emecheta mendekonstruksi representasi perempuan Afrika yang selama ini diberikan oleh kaum laki-laki Afrika maupun orang kulit putih.
Untuk menunjukkan adanya perbedaan dalam merepresentasikan perempuan Afrika, dalam tesis ini pula disajikan representasi perempuan Afrika yang dilakukan oleh pengarang kulit putih dan laki-laki Afrika. Karya-karya yang diambil adalah "No Witchcraft for Sale" (1960) karya novelis Inggris, Dorris Lessing, "Girls at War" (1972) karya sastrawan Nigeria, Chinua Achebe, dan "Song of Ocol" (1967) karya penyair Uganda Okot p'Bitek. Di sini perempuan Afrika direpresentasikan sebagai "the other" atau sosok lain yang berlawanan dengan orang kulit putih yang beradab dan "the marginal" atau kaum yang dipinggirkan oleh masyarakatnya karena konstruksi gender.
Dalam karya-karya di atas, para pengarang memang memberikan simpati kepada kaum perempuan. Namun demikian, simpati yang ditunjukkan tidak disertai dengan ditampilkannya kaum perempuan Afrika sebagai kaum yang memberikan perlawanan terhadap dominasi kaum laki-laki dan kaum kolonial.
Dalam novel Second Class Citizen, perempuan Afrika direpresentasikan sebagai perempuan yang memang berada dalam ketertindasan ganda atau "doubly colonized", baik oleh orang kulit putih dari segi ras maupun kaum laki-laki Afrika dari segi gender. Namun demikian, kaum perempuan Afrika gigih dalam memberikan perlawanannya terhadap dominasi laki-laki Afrika serta diskriminasi orang kulit putih. Perempuan Afrika direpresentasikan sebagai "the feminist" karena mereka benar-benar melawan setiap usaha kaum laki-laki Afrika untuk menempatkan perempuan pads posisi inferior dan marginal. Dalam novel ini pula Emecheta merepresntasikan perempuan Afrika sebagai sosok yang memiliki posisi tawar yang tinggi dalam melakukan negosiasi identitas dalam himpitan diskriminasi ras yang dilakukan oleh orang kulit putih inggris. Di samping itu, perempuan Afrika direpresentasikan sebagai "the diasporic", yaitu sosok yang sadar dan memiliki kekuatan dalam menentukan identitas budayanya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2002
T3041
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Syifa Alifa Husna
"Penelitian ini berisi tentang petualangan dari Novel Kita Pergi Hari Ini karya dari Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie. Pada penelitian ini akan berfokus mengenai unsur-unsur petualangan yang membangun novel Kita Pergi Hari Ini. Selain dari itu penelitian ini juga akan membahas kajian struktural dalam novel. Penelitian ini menggunakan pendekatan struktural dengan metode deskriptif kualitatif, yaitu akan mencari makna dari sastra tersebut menggunakan korpus yang diteliti. Selain itu penelitian ini dilakukan secara deskriptif, dengan cara mengumpulkan fakta, mengidentifikasi, dan merumuskan hubungan dalam dan antara variabel. Petualangan memiliki unsur tokoh utama protagonis atau hero yang berusaha melawan penjahat yang menghadapi banyak kesulitan. Penelitian ini akan mengambil permasalahan unsur-unsur petualangan dalam karya sastra. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat unsur petualangan dalam novel Kita Pergi Hari Ini. Hal itu disebabkan oleh adanya perjuangan dan kemenangan yang diraih oleh tokoh protagonis dalam karya sastra. Selain itu, unsur-unsur sastra lainnya seperti tokoh dan latar mendukung menjadi sebuah karya sastra yang utuh.

This research is about the adventures of the novel Kita Pergi Hari Ini by Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie. In this study, we will focus on the elements of adventure that build the novelKita Pergi Hari Ini. Apart from that, this research will also discuss structural studies in the novel. This study uses a structural approach with a qualitative descriptive method, which will seek the meaning of the literature using the corpus under study. In addition, this research was conducted descriptively, by collecting facts, identifying, and formulating relationships within and between variables. Adventure has elements of the main protagonist or hero trying to fight a villain who faces many difficulties. This research will take the problem of adventure elements in literary works. The result of this research is that there is an element of adventure in the novel Kita Pergi Hari Ini. This is due to the struggles and victories achieved by the protagonist in literary works. In addition, other literary elements such as characters and background support to become a complete literary work."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dita Sabariah
"Dalam skripsi ini, penulis menganalisis tokoh dan penokohan Mata Hari dan Mata Hari sebagai perempuan intelijen. Analisis tokoh dan penokohan dilakukan untuk mengetahui penyebab Mata hari menjadi perempuan intelijen dan analisis dilakukan menggunakan perspektif gender. Dalam analisis tokoh dan penokohan, sifat-sifat Mata Hari dan gambaran kehidupan Mata Hari yang sesuai dengan konsep gender dan tidak sesuai akan dijelaskan. Hal itu merupakan jembatan untuk mengetahui apa penyebab Mata hari terjun dalam dunia intelijen. Setelah diketahui penyebabnya, dalam analisis Mata Hari sebagai perempuan intelijen akan dijelaskan bagaimana sikap Mata Hari dan cara kerja Mata Hari mengumpulkan informasi penting ketika menjadi seorang perempuan intelijen. Hal ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana perempuaan bekerja dalam dunia intelijen.Teknik penulisan yang digunakan adalah deskriptif analitis. Hasil akhir dari penelitian menunjukan bahwa sebagai perempuan, Mata Hari mampu menjadi seorang intelijen yang berhasil.

In this scientific work, the writer analyzes character and characterization of Mata Hari and Mata Hari as an intelligent woman. Analysis of character and and characterization in this scientific work is done to know the reason why Mata Hari becomes an intelligent woman and use gender perspective. In character and characterization analysis, Mata hari characteristic and stereotype of Mata Hari?s life will be explained according to gender concept. This shows the reason why Mata hari goes to intelligent field. After knowing the reason, in analysis of Mata Hari as intelligent woman will be explained how Mata hari?s attitude and the way she collects the essential information when she is as an intelligent woman. It is done to know how woman works in intelligent field. The writing technique uses descriptive analysis. The result of this research shows that as a woman, Mata Hari is able to be a success intelligent."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S7
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Dibi Irnawan
"[ ABSTRAK
Makalah ini membahas dimensi sosio-psikologis dalam seni lukis yang
digambarkan dalam novel ?My Name is Red? karya Orhan Pamuk. Penulis
melalui makalah ini berpendapat bahwa dalam kontes antara liberalisme dan
religiusitas seni lukis di era Sultan Murat III, sebagaimana digambarkan dalam
novel tersebut, elemen psikologis mewujud dalam narsisme. Ide ini termanifestasi
dalam bentuk perilaku Velijan Effendi yang di satu sisi memegang teguh prinsipprinsip
Timur namun secara estetika tidak dapat menolak keunggulan prinsipprinsip
Barat. Hal ini mencerminkan bagaimana dua budaya bertemu dan
menghasilkan gejolak psikologis pada diri individu terkait isu pembuktian diri.
Makalah ini juga menyorot potensi ketidaksesuaian gambaran narsisme yang
dipaparkan Orhan Pamuk dengan pemahaman masa kini terkait narsisme. Hasil
analisis menunjukkan kalau gambaran Velijan atau Olive dalam novel My Name
Is Red tetap sejalan dengan gambaran individu narsisme dalam literatur ilmiah.
Velijan Effendi menjadi sosok narsis karena hasil dari kebutuhannya untuk diakui,
untuk eksis dalam hidupnya yang tertekan dan menggunakan lukisan-lukisannya
sebagai media untuk menyalurkan kebutuhannya tersebut.
ABSTRACTThis paper discuss about socio-psychological dimension in paintings
pictured in Orhan Pamuk?s novel ?My Name is Red?. The novel shows us fine
examples about how paintings can be a media of painters who lived in a
repressive era of Sultan Murat III which established rigid rules adopted from
Islamic principles of how a painting should be done. This idea manifested in the
characters? behaviour, especially Velijan Effendi, who hold the Islamic or East
principles but dilemmatically fond of Western principles as an aesthetic way of
painting. This kind of dilemma born from the presence of East and West
principles intertwined in Turkey at the era pictured in the novel. Results
determined that Velijan Effendi is narcistic as a result of his needs to be
acknowledged and to express his self-manifestation; to be existent in his repressed
life. He uses his paintings as the media of expressing his needs.;This paper discuss about socio-psychological dimension in paintings
pictured in Orhan Pamuk?s novel ?My Name is Red?. The novel shows us fine
examples about how paintings can be a media of painters who lived in a
repressive era of Sultan Murat III which established rigid rules adopted from
Islamic principles of how a painting should be done. This idea manifested in the
characters? behaviour, especially Velijan Effendi, who hold the Islamic or East
principles but dilemmatically fond of Western principles as an aesthetic way of
painting. This kind of dilemma born from the presence of East and West
principles intertwined in Turkey at the era pictured in the novel. Results
determined that Velijan Effendi is narcistic as a result of his needs to be
acknowledged and to express his self-manifestation; to be existent in his repressed
life. He uses his paintings as the media of expressing his needs.;This paper discuss about socio-psychological dimension in paintings
pictured in Orhan Pamuk?s novel ?My Name is Red?. The novel shows us fine
examples about how paintings can be a media of painters who lived in a
repressive era of Sultan Murat III which established rigid rules adopted from
Islamic principles of how a painting should be done. This idea manifested in the
characters? behaviour, especially Velijan Effendi, who hold the Islamic or East
principles but dilemmatically fond of Western principles as an aesthetic way of
painting. This kind of dilemma born from the presence of East and West
principles intertwined in Turkey at the era pictured in the novel. Results
determined that Velijan Effendi is narcistic as a result of his needs to be
acknowledged and to express his self-manifestation; to be existent in his repressed
life. He uses his paintings as the media of expressing his needs., This paper discuss about socio-psychological dimension in paintings
pictured in Orhan Pamuk’s novel “My Name is Red”. The novel shows us fine
examples about how paintings can be a media of painters who lived in a
repressive era of Sultan Murat III which established rigid rules adopted from
Islamic principles of how a painting should be done. This idea manifested in the
characters’ behaviour, especially Velijan Effendi, who hold the Islamic or East
principles but dilemmatically fond of Western principles as an aesthetic way of
painting. This kind of dilemma born from the presence of East and West
principles intertwined in Turkey at the era pictured in the novel. Results
determined that Velijan Effendi is narcistic as a result of his needs to be
acknowledged and to express his self-manifestation; to be existent in his repressed
life. He uses his paintings as the media of expressing his needs.]"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>