Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 145930 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rudy
"Pemahaman karakteristik sel punca kanker merupakan salah satu cara untuk menemukan terapi yang tepat untuk mengobati penyakit kanker. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan pengaruh lingkungan mikro yang dihasilkan oleh sel fibroblas normal dan kanker terhadap pluripotensi sel punca kanker payudara. Sel fibroblas dan sel punca kanker payudara masing-masing dikultur dengan menggunakan medium kultur DMEM high glucose. Kemudian sel punca kanker diko-kultur dengan sel fibroblas, baik sel fibroblas normal maupun kanker. Pengukuran pluripotensi dilakukan dengan 2 cara, yaitu pengukuran ekspresi penanda permukaan CD44+/CD24+ dengan spektrofluorometer dan pengukuran ekspresi SOX2 dengan menggunakan reverse transcription-polymerase chain reaction. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa pluripotensi sel punca kanker payudara menurun pada sel punca kanker yang diko-kultur dengan sel fibroblas, baik fibroblas normal maupun kanker, namun, ekspresi penanda permukaan dan SOX2 pada sel punca kanker yang diko-kultur dengan sel fibroblas kanker lebih tinggi dibandingkan dengan yang diko-kultur dengan sel fibroblas normal. Dari hasil ini, kami menyimpulkan bahwa lingkungan mikro yang dihasilkan sel fibroblas normal dan kanker mampu menurunkan tingkat pluripotensi sel punca kanker payudara sehingga lingkungan mikro dapat dimanfaatkan sebagai sarana untuk menghilangkan sel punca kanker.

Understanding and figuring out the characteristics of cancer stem cells is believed as a way to find a perfect therapy in treating cancer disease. This research aims to find out the effect of the microenvironment provided by either normal fibroblast cells or cancer fibroblast cells toward the pluripotent characteristics of breast cancer stem cells. Both the fibroblast cells and the cancer stem cells were cultured independently using DMEM high glucose. The cancer stem cells were then cocultured into the fibroblast cells, both normal and cancer cells. The pluripotent characteristics were measured using two methods; expression of CD44+/CD24+ cell surface markers using fluorescent spectroscopy and expression of SOX2 using reverse transcription - polymerase chain reaction. Results showed that the expression of both CD44+/CD24+ cell surface markers and SOX2 decreased in breast cancer stem cells co-cultured with the fibroblast cells, whereas the expression in the cancer stem cells co-cultured with cancer fibroblast cells were higher than those co-cultured with the normal fibroblast cells. From the results, we suggest that the microenvironment created by either normal fibroblast cells or cancer fibroblast cells could decrease the pluripotent characteristics of breast cancer stem cells, hence microenvironment can be used as a tool to eradicate cancer stem cells.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2012
S42536
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Michelle Gozal
"Karakteristik sel punca kanker payudara sangat penting diketahui untuk memaksimalkan terapi kanker payudara. Interaksi antara sel punca dengan lingkungan mikronya merupakan salah satu karakter sel punca yang diteliti pada penelitian ini. Lingkungan mikro, misalnya sel fibroblas, dapat mempengaruhi proliferasi sel punca kanker payudara melalui suatu jalur persinyalan tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati perbedaan proliferasi sel punca kanker payudara dengan beberapa perlakuan berbeda, yaitu berupa pengko-kulturan dengan sel fibroblas normal dan kanker, dengan menggunakan uji MTT dan MTS. Sel punca kanker payudara yang diko-kultur dengan sel fibroblas dipanen pada hari kedua dan keempat untuk diamati secara mikroskopik dan diuji proliferasinya. Pengamatan secara mikroskopik, menunjukkan bahwa sel punca kanker payudara yang diko-kultur dengan sel fibroblas kanker mengalami peningkatan jumlah mammospheres yang mengindikasikan sifat kepuncaan sel kanker. Pengujian MTT dan MTS memperoleh hasil yang serupa, yaitu lingkungan mikro, dalam hal ini berupa sel fibroblas, dapat mempengaruhi tingkat proliferasi sel punca kanker payudara. Sel punca kanker payudara yang diko-kultur dengan sel fibroblas kanker menunjukkan tingkat proliferasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang diko-kultur dengan sel fibroblas normal.

Understanding the characteritics of breast cancer stem cell is essential to optimize breast cancer therapy. The interaction between stem cell and microenvironment is one of these characteristics which is examined in this study. Fibroblast cell as an example of stem cell microenvirontment can influence breast cancer stem cell proliferation through some particular signaling pathways. The objective of the study is to observe the difference of breast cancer stem cell proliferation under some conditions, which are co-cultured with normal fibroblast cell and cancer fibroblast cell, to understand the interaction of stem cell and its microenvironment. Breast cancer stem cell co-cultured with fibroblast cell was harvested on second day and fourth day to be examined microscopically and to be tested by using proliferation assay, such as MTT and MTS assay. Microscopic examination showed that breast cancer stem cell co-cultured with cancer fibroblast cell exhibited an increase amount of mammospehere, which indicate a stem cell like properties. MTT and MTS assay showed similar results, that microenvironment can influence breast cancer stem cell proliferation. Breast cancer stem cell co-cultured with cancer fibroblast cell showed a higher proliferation level compared to the one co-cultured with normal fibroblast cell.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S42502
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tris Febriana Chantika
"Keberadaan sel punca kanker payudara disebut sebagai penyebab resistennya kemoterapi pada penderita kanker payudara. Penelitian dewasa ini menyatakan bahwa lingkungan mikro memegang peranan besar dalam perkembangan tumor. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh lingkungan mikro khususnya fibroblas terhadap apoptosis sel punca kanker payudara. Sel punca kanker payudara diko-kultur dalam fibroblas normal dan fibroblas kanker. Sebagai kontrol ditanam sel punca kanker payudara tanpa adanya feeder layer fibroblas normal atau fibroblas kanker. Deteksi apoptosis dilakukan dengan dua metode, metode pertama adalah Annexin V-FITC dilanjutkan dengan analisis mikroskop konvokal dan sitometer, dan metode kedua adalah pengukuran pelepasan sitokrom c dengan prinsip immunoassay. Hasil penelitian memperlihatkan indeks apoptosis Annexin V dan pelepasan sitokrom c pada ko-kultur fibroblas normal lebih tinggi dibanding ko-kultur sel fibroblas kanker. Hasil ini menunjukkan bahwa ada pengaruh lingkungan mikro terutama fibroblas terhadap apoptosis sel punca kanker payudara."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S42688
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Liza Tiara
"Isolasi dan ekspansi sel punca kanker payudara secara in vitro tanpa menghilangkan sifat pluripotensi sel sangat diperlukan untuk mempelajari karakteristik sel punca kanker payudara. Penelitian ini bertujuan untuk mencari suatu kondisi kultur terbaik dengan sistem ko-kultur untuk mempertahankan sifat pluripotensi. Sel tersebut diko-kultur dengan feeder layer yang terbentuk dari Mouse Embryonic Fibroblast (MEF). Pengukuran ekspresi penanda permukaan CD44+/CD24-menggunakan metode spektrofluorometri, sedangkan pengukuran ekspresi gen SOX2 dilakukan secara kuantitatif dengan metode real time polymerase chain reaction. Pada pengukuran ekspresi gen SOX2 dilakukan normalisasi menggunakan house keeping gene PUM1 sebagai kontrol dalam.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekspresi CD44+/CD24-pada sel punca kanker payudara yang diko-kultur dengan MEFs menggunakan media CM dan DMEM lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak diko-kultur dengan MEF menggunakan CM dan DMEM. Ekspresi gen SOX2 meningkat pada sel yang diko-kultur dengan MEF di CM dan sel yang diko-kultur dengan MEF dalam DMEM yaitu berturut-turut 83,28 dan 48,33 kali dari kontrol masing masing. Hasil penelitian menunjukan bahwa kondisi kultur terbaik untuk mempertahankan pluripotensi sel punca kanker payudara adalah ko-kultur dengan MEF menggunakan CM sebagai media.

In objective to understand the role and importance of breast cancer stem cells and the molecular and cellular events that occur during cancer development, it is essential to isolate and propagate breast cancer stem cells in long-term in vitro culture without loosing their pluripotency. This study aimed to find the best culture condition with co-cultured system to maintain the breast cancer stem cells pluripotency. The cell cultured on top of a feeder layer formed by mouse embryonic fibroblast (MEF). We observed the expression of breast stem cell markers CD44+/CD24-using spectrofluorometry and analyzed the expression of gene SOX2 using quantitative real-time polymerase chain reaction (qRT-PCR).
Fluorescence spectroscopy results showed that CD44+/CD24-expression of cancer stem cells co-cultured in CM and DMEM high glucose with MEF is higher than one cultured in CM or in DMEM high glucose without MEF only. After being normalized by using house keeping gene, PUM1, SOX2 gene expression levels in cells cultured in CM and DMEM with MEF i.e 83,28 and 48,33 times higher, respectively, compared to their control. Result showed that the best condition to maintain pluripotency of breast cancer stem cells was to co-culture the cells with MEF using CM as medium.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2011
S198
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hosea, Fransiscus Nikodemus
"ABSTRAK
Latar belakang: Cancer stem cells CSC merupakan sel kanker yang memiliki karakteristik sel punca. Kepuncaan CSC berperan dalam menjaga kestabilan jaringan tumor, sifat resisten terhadap terapi dan memicu kejadian relaps. Kepuncaan CSC diduga dapat ditarget secara non-protein specific dengan mengganggu berbagai jalur pensinyalan yang berperan dalam mempertahankan kepuncaan sekaligus menghambat microenvironment. Proses glikosilasi protein berperan dalam kestabilan, transportasi, dan maturasi protein. Glukosamin diduga dapat berpengaruh terhadap interaksi CSC dengan Cancer-associated fibroblast CAF melalui penghambatan glikosilasi. CAF merupakan sel fibroblast di microenvironment yang direkrut oleh sel kanker ke jaringan tumor. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efek glukosamin terhadap penurunan sifat kepuncaan sel punca kanker payudara ALDH dan hubungannya dengan penanda CAF pada stroma.Metode: Sel punca kanker payudara ALDH ditumbuhkan dalam medium yang mengandung glukosamin selama 24 jam. Conditioned medium yang diperoleh dari sel ALDH CSC-CM atau sel ALDH yang diberi perlakuan glukosamin CSC-CM G digunakan untuk menumbuhkan sel stroma payudara selama 48 jam. Nilai ekspresi gen relatif ALDH1, Oct-4, dan IGF-1 pada CSC, dan gen penanda CAF, ?-SMA dan FAP pada sel stroma diperiksa menggunakan Quantitative Real-Time Polymerase Chain Reaction qPCR .Hasil: Perlakuan glukosamin konsentrasi 4 mM selama 24 jam menyebabkan penurunan ekspresi ALDH1, gen marker CSC pada sel ALDH dan ekspresi Oct-4, gen karakteristik kepuncaan. Ekspresi gen Oct-4 tetap menurun walaupun glukosamin telah dikeluarkan dari medium kultur. Conditioned-medium CM yang diperoleh dari sel punca kanker payudara ALDH dapat memicu peningkatan ekspresi ?-SMA pada sel stroma. Peningkatan ekspresi gen ?-SMA dan FAP pada sel stroma yang diinduksi oleh CSC-CM dapat ditekan oleh CSC-CM G.Kesimpulan: Penghambatan N-glikosilasi oleh glukosamin menyebabkan penurunan ekspresi gen penanda CSC dan gen karakteristik kepuncaan pada sel punca kanker payudara ALDH Perlakuan glukosamin dapat mempengaruhi pensinyalan parakrin CSC-CAF melalui ekspresi gen penanda CAF.

ABSTRACT
Background Cancer stem cells CSC is known as a subpopulation of cancer cells with stem cell like characteristics. CSC stemness is responsible for tumor maintenance and relapse. A therapeutic agent that is non protein specific yet intensely uptaken by CSC can be a good approach to disrupt the coordinated network in stemness maintenance and simultaneously affect corrupt stromal cells in tumor microenvironment. Glucosamine inhibits post translational glycosylation, essential for sustaining protein stability, trafficking, and maturation. Cancer associated fibroblast CAF differentiation and recruitment to tumor microenvironment is induced by CSC derived growth factors. This study investigated the effect of glucosamine on stemness in ALDH breast cancer stem cell and its ability to interact with stromal cells.Methods ALDH breast cancer stem cell were cultured in medium containing glucosamine for 24 h. Breast stromal cells were culture in conditioned medium obtained from ALDH cells CSC CM or glucosamine treated ALDH cells CSC CM G . Relative expression of ALDH1, Oct 4, and IGF 1 gene in CSC, and SMA and FAP gene in stromal cells were analyzed using Quantitative Real Time Polymerase Chain Reaction qPCR .Results Upon treatment with 4 mM glucosamine for 24 h, ALDH breast cancer stem cell showed significant decrease in expression of ALDH1, a marker of breast cancer stem cell. Under similar condition, Oct 4 stemness gene was also found to be downregulated. Downregulation of Oct 4 expression was maintained after removal of glucosamine. Stromal cells showed increased expression of SMA myofibroblast marker upon cultured in CSC CM. This upregulation was cancelled in CSC CM G exposed stromal cells.Conclusion N linked glycosylation inhibition by glucosamine results in downregulation of stem cell marker and stem cell gene expression in ALDH breast cancer stem cell. CSC rsquo s stemness influences paracrine interaction between CSC dan CAF via expression of CAF marker in stromal cells "
2017
T55617
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nibras Zakiyah
"Terapi penyakit degeneratif menggunakan sel punca mesenkim (SPM) dikembangkan dengan pendekatan seluler ataupun dengan conditioned medium (CM) yang mengandung faktor pertumbuhan dan vesikel ekstraseluer (VE). Sel punca kanker merupakan populasi kecil sel dalam jaringan kanker yang berkaitan dengan resistensi terapi. Belum diketahui dampak VE SPM tali pusat terhadap kepuncaan sel kanker payudara. Penelitian ini bertujuan menganalisis dampak pemberian VE SPM tali pusat terhadap kepuncaan sel kanker payudara. VE diisolasi dengan kromatografi kolom; diidentifikasi dengan mikroskop konfokal dan transmission electron microscope. Internalisasi VE oleh sel kanker payudara dikonfirmasi dengan mikroskop konfokal. Analisis viabilitas sel pasca kokultur VE dilakukan menggunakan trypan blue exclusion assay, ekspresi mRNA OCT4 dengan qRT-PCR, ekspresi protein OCT4 dengan Western Blot, aktivitas enzim ALDH dengan ALDEFLUOR™. Hasil, VE SPM tali pusat berhasil diisolasi serta diidentifikasi. Derajat internaliasasi VE oleh ketiga jenis sel kanker payudara berbeda. VE 5% meningkatkan viabilitas ketiga jenis sel serta ekspresi mRNA OCT4 sel MCF7 dan ALDH+. Tingkat ekspresi protein OCT4 sel MCF7 dan ALDH+ berbanding terbalik dengan peningkatan konsentrasi VE. VE 5% meningkatkan ekspresi protein OCT4 sel MDA-MB-231. VE 5% meningkatkan aktivitas ALDH ketiga sel kanker payudara. Pada VE 10%, aktivitas ALDH sel MDA-MB-231 dan MCF7 menurun, namun pada sel ALDH+ meningkat. Kesimpulan, pemberian VE SPM tali pusat dengan konsentrasi yang berbeda memberikan dampak berbeda terhadap kepuncaan berbagai sel kanker payudara, berkaitan dengan regulasi ekspresi OCT4 dan aktivitas ALDH.

Therapy of degenerative diseases using umbilical cord mesenchymal stem cells (UCMSCs) are currently developed either using the cell or the conditioned medium containing extracellular vesicles (EVs). Cancer stem cells are a minor subpopulation of cells within cancerous tissue that had been associated with therapy resistance. This study aimed to investigate the effect of EVs secreted by UCMSC (UCMSC-EVs) on the stemness of human breast cancer cells. UCMSC-EVs were isolated using SEC, then identified using confocal microscope and TEM. UCMSC-EV uptake by MDA-MB-231, MCF7, and ALDH+ cells was analyzed by confocal microscope. The viability of co-cultured breast cancer cells was determined using trypan blue exclusion assay, mRNA and protein expression of OCT4 as well as ALDH activity were analyzed qRT-PCR, Western Blot, and ALDEFLUOR™, respectively. As the result, UCMSC-EVs were successfully isolated and identified. The internalization ability of each type of breast cancer cell seemed different. Notably, 5% EVs increased the viability of those three cells. Five percent of EVs increased the mRNA expression of OCT4. On MCF7 and ALDH+ cells, the higher the EVs concentration given, the lower expression of OCT4 protein was. Supplementation of EVs 5% increased the ALDH activity of cells. In conclusion, supplementation of UCMSC-EVs in different concentrations gives different impacts in terms of stemness that was correlated with OCT4 and ALDH regulation within the treated cells."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purnamawati
"Latar Belakang: Sel punca mesenkimal SPM asal jaringan lemak ASCs dan tali pusat UCSCs merupakan sumber sel punca yang umum digunakan pada terapi seluler. SPM berkomunikasi dengan sel kanker diantaranya melalui berbagai faktor biologis aktif yang dinamakan sekretom. Lingkungan mikro kanker yang hipoksik dapat memberi pengaruh berbeda pada interaksi ini. Efek interaksi sekretom SPM terhadap agresivitas sel punca kanker payudara hingga kini belum banyak diketahui.
Tujuan: Menganalisis berbagai penanda agresivitas yang berkaitan dengan pertumbuhan dan ketahanan hidup viabilitas, proliferasi, sifat pluripotensi OCT4 dan SOX2, tumorigenik MFU, progresif-agresif TGF-?1 dan T?R1, penanda kepuncaan dan kemampuan detoksifikasi ALDH1A1 dan ALDH1A3, serta sifat invasif MMP2 dari sel punca kanker payudara BCSCs ALDH paska interaksi dengan sekretom dari conditioned medium CM SPM asal tali pusat dan jaringan adiposa yang diproduksi dalam kondisi normoksia maupun hipoksia.
Metode: Studi eksperimental in vitro menggunakan CM UCSCs dan ASCs normoksia dan hipoksia yang disuplementasikan pada medium asal DMEM-F12 dari sel punca kanker payudara BCSCs ALDH dengan konsentrasi 50 v/v selama 72 jam. Analisis uji viabilitas dan proliferasi, q-RT-PCR ekspresi mRNA ALDH1A1, ALDH1A3, OCT4, SOX2, MMP2, TGF-?1 dan T?R1 serta uji MFU dari BCSCs ALDH dilakukan untuk mengetahui efek dari sekretom dalam CM terhadap agresivitas BCSCs ALDH.
Hasil: Sekretom dalam CM-UCSCs dapat meningkatkan agresivitas BCSCs melalui peningkatan penanda invasif ndash;agresif dan detoksifikasi. Sekretom dalam CM-ASCs dapat meningkatkan agresivitas BCSCs melalui peningkatan penanda pluripotensi, invasif dan detoksifikasi. Prekondisi hipoksia pada CM-SPM dapat meningkatkan potensi agresivitas lebih tinggi daripada CM normoksia. Perbedaan regulasi viabilitas dan proliferasi serta turunnya penanda tumorigenik BCSCs paska suplementasi CM perlu diinterpretasikan dengan hati-hati dan masih memerlukan verifikasi.
Kesimpulan: Sekretom dalam CM UCSCs maupun ASCs dapat memberikan efek meningkatkan sifat agresif dari BCSCs ALDH. Preparasi hipoksia pada produksi CM cendrung lebih mendukung sifat agresif dari BCSCs ALDH dibandingkan CM normoksianya. Perbedaan regulasi viabilitas dan proliferasi serta turunnya penanda tumorigenik pada BCSCs paska suplementasi CM SPM masih membutuhkan penelitian lebih lanjut untuk menganalisis dasar molekuler yang menyebabkannya.

Background: Adipose and umbilical cord tissue derived mesenchymal stem cells MSCs are the most common sources that are used in various cellular therapies. MSCs are known to communicate with cancer cells through their secretomes. The hypoxic microenvironment of cancer may cause different effects on this interaction. Effects of MSC secretomes against the aggressiveness of breast cancer stem cells BCSCs ALDH have not been widely investigated.
Aim: To analyze various markers of aggressiveness that are associated with growth and survival viability, proliferation, pluripotency OCT4 and SOX2, tumorigenic MFU, progressive aggressive TGF 1 and T R1, stemness and detoxification ALDH1A1 and ALDH1A3, as well as the invasive nature MMP2 of BCSCs ALDH post interaction with both normoxic and hypoxic MSC secretomes.
Methods: The in vitro experimental study using conditioned medium CM of MSCs produced in normoxic and hypoxic condition that were supplemented in medium of BCSCs ALDH with concentrations of 50 v v for 72 hours. Analysis of viability, proliferation, and q RT PCR of ALDH1A1, ALDH1A3, OCT4, SOX2, MMP2, TGF 1 and T R1 mRNA as well as MFU assay were performed to determine the effect of secretomes on the aggressiveness of BCSCs ALDH.
Results: Secretomes of UCSCs supported the aggressiveness by increasing invasive aggressive and detoxification markers, while secretomes of ASCs supported the aggressiveness by increased pluripotency, invasive and detoxification markers. Hypoxic preconditioning of MSC secretomes increased the potential for aggressiveness higher than normoxic secretomes. Differences in viability and proliferation regulation and the decrease in BCSCs tumorigenic post secretomes supplementation need to be interpreted carefully and further verification.
Conclusion: Supplementation of MSC secretomes increased the aggressive properties of BCSCs ALDH. The hypoxic secretomes tend to favor the aggressive nature of BCSCs ALDH compared to its counterpart. Differences in viability and proliferation regulation as well as the decrease in tumorigenic markers in BCSCs after MSC secretomes supplementation still need further research to analyze the molecular underlying basis.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lee, Thung Sen
"Kanker payudara adalah kanker dengan insidensi dan tingkat mortalitas tertinggi untuk wanita di Indonesia berdasarkan Cancer Country Profile oleh WHO pada 2014. Salah satu hipotesis terbaru dalam dunia onkologi adalah keberadaan sel punca kanker yang mendorong tumorigenesis, metastasis, therapy resistance dan remission pada kasus kanker ganas. Sel punca kanker dianggap hidup dalam kondisi hipoksia in vivo, sejalan dengan keadaan sel punca pada umumnya. Kondisi inilah yang mendorong sel punca kanker untuk memiliki karakteristik stemness yang menganugerahkan mereka kapasitas self-renewal dan pluripotency hingga akhirnya memperoleh ciri malignansi. Sebagai salah satu cara untuk mendalami sifat unik ini, kultur sel punca kanker payudara yang telah difraksinasi menggunakan marker CD44 /CD24-, diekspos terhadap hipoksia dengan interval berbeda. Perubahan ekspresi dari Oct4 sebagai core regulator dan ALDH1 sebagai modulator dari stemness akan diukur dan dibandingkan dalam kondisi hipoksia dan normoksia.

Breast cancer has the highest incidence and mortality rate in Indonesian women based on WHO Cancer Country Profiles 2014. One of the emerging hypothesis in the oncology world is on cancer stem cells, which are responsible for the tumorigenesis, metastasis, therapy resistance and remission in many cancer types and cases. Similar to stem cells, cancer stem cells live around hypoxic surrounding in vivo and this condition granted the cancer stem cells pluripotency and self renewal capability, thus the characteristic of stemness and malignancy. Breast cancer has been shown to also contain cancer stem cells and so to study the unique trait under hypoxic condition, the cells, which have been fractionated by markers CD44 and CD24 , are subjected to hypoxia. The expression of Oct4 and ALDH1 as the core regulator and modulator of stemness respectively are assessed and further compared between hypoxic and normoxic groups."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S70409
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jessica Halim
"Latar Belakang : Kanker payudara adalah kanker kedua tersering pada wanita dengan
angka kcmatian yang tinggi. Keganasan, cherno-resistance, dan kegagaJan tempi untuk menyembuhkan kanker payudara disebabkan oleb adanya sel punca kanker payudara (BCSCs). BCSCs mengekspresikan multigen untuk kelangsungan hidup, kemampuan self-renewal, dan kemampuan bennetastasis. LingkWlgan hipoksia memicu sel tumor untuk mengekspresikan gen pro-survival dan beradaptasi secara metabolik terhadap stres, sehingga memlcu pertumbuhan sel kanker.
Inhibitor of Apoptosis Prolein
(lAP), mengatur supresi apoptosis, kontrol pembelahan sel, dan promosi angiogenesis.
Ekspresi gen survivin sangat tinggi di sei tumor Wltuk kclangsungan hidup.
perkembangan tumor dan keganasan. Survivin sangat papuler dijadikan sebagai gen target kanker. Mendalami peran SUrYivin dalam kondisi hipoksia akan menjanjikan
manfaat terapeutik yang lebih baik. Dalam percobaan ini, ekspresi survivin akan diamati di BCSCs yang dibiakkan dalam media bebas serum yang diberi perlakuan hipoksia 1%dengan periode berbeda.
Mctode : Sel punca diekstrak dari kanker payudara, kemudian diberi perlakuan hipoksia. RNA kemudian diisolasi dan diukur dengan spectrophotometry Wltuk menentukan kadar kemumian sampeL Setelah itu, One-Step qRT-PCR dilakukan untuk mendapatkan hasH ekspresi relatif gen survivin. Produk peR tersebut kemudian diproses dengan electrophoresis uotuk memastikan gen yang telat diamplifikasi.
HasH : Kadar ekspresi gen survivin rnengalami penurunan di sci pWlca kanker payudara selama proses hypoxia dengan interval yang berbeda.
Kesimpulan : Sci punca kanker payudara yang diberi perlakuan hypoxia yang berbeda
menunjukkan kadar ekspresi gen survi.vin yang rendah. Ada kemungkinan bahwa seI
tersebut telah berdiferensiasi dalam popuJasi sel puncak. Penelitian tambahan perlu dilaksanakan untuk memastikan aktivitas apoptosis di sel puncak kanker payudara dalam kondisi hypoxia."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S70453
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Suraduhita
"Latar Belakang: Penggunaan doksorubisin untuk terapi kanker masih menjadi pilihan utama karena terbukti poten.Namun, terjadinya resistensi pada sel kanker terhadap kemoterapi merupakan salah satu penghambat keberhasilan dari pengobatan ini. Sel punca kanker payudara berperan pada terjadinya resistensi terapi yang ditandai dengan adanya peningkatan ekspresi survivin. Survivin adalah protein bifungsional yang dapat menekan apoptosis dan mengatur pembelahan sel. Penelitian terbaru menyarankan untuk mengkombinasikan terapi kanker konvensional dengan senyawa aktif bahan alam untuk mencegah resistensi sel kanker terhadap kemoterapi seperti andrografolida. Oleh karena itu senyawa andrografolida diharapkan dapat digunakan sebagai kemosensitizer terhadap doksorubisin. penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran andrografolida dalam mengatasi resistensi dan meningkatkan efektivitas doksorubisin pada sel punca kanker payudara melalui penekanan aktivitas survivin pada jalur apoptosis intrinsik.
Metode: Sel punca kanker payudara (CD24-/CD44+) diberikan doksorubisin 0,1μM. Setelah 14 hari perlakuan maka dilakukan kombinasi doksorubisin 0,1μM dan andrografolida 0,285 mM hingga hari ke-22. Setiap 2 hari, sel dipanen dan dihitung dengan metode eksklusi trypan blue. Analisis ekspresi mRNA Caspase-9, Caspase-3, dan Survivin dilakukan dengan qRT-PCR, sedangkan uji apoptosis dilakukan dengan metode flow cytometry.
Hasil: Pemberian doksorubisin tunggal dapat mengurangi viabilitas sel punca kanker payudara (CD24-/CD44+). Setelah 12 hari pemberian, viabilitas sel punca kanker payudara (CD24-/CD44+). dan ekspresi mRNA survivin meningkat, tetapi ekspresi mRNA caspase 9 dan caspase 3 ditekan. Sedangkan kombinasi doksorubisin dan andrografolida dapat menurunkan viabilitas sel punca kanker payudara (CD24- /CD44+) pada hari ke 16, sejalan dengan penurunan ekspresi survivin mRNA dan peningkatan ekspresi mRNA caspase-9 dan caspase-3.
Kesimpulan: Andrografolida dapat berfungsi sebagai kemosensitizer untuk meningkatkan apoptosis intrinsik pada sel punca kanker payudara yang telah diberikan doksorubisin berulang.

Background: Doxorubicin is still the main option for cancer treatment because it has proven to be effective. However, the resistance of cancer cells to chemotherapy is one of the obstacles to the success of this treatment. Breast cancer stem cells play a role in the development of treatment resistance, which is indicated by the increase in survivin expression. Survivin is a bifunctional protein that suppresses apoptosis and regulates cell division. Recent studies had suggested using additional substances to prevent cancer cell resistance to chemotherapy such as andrographolide. Hence, andrographolide compounds are expected to be used as chemosensitizer against the doxorubicin. This study aimed to analyze the role of andrographolide to overcome the resistance and improve the effectiveness of doxorubicin in human BCSC through suppressing survivin activity on the intrinsic apoptosis pathway.
Method: BCSCs (CD24-/CD44+) were treated with 0.1μM doxorubicin. After 14 days of treatment, the cells were treated with a combination of 0.1μM doxorubicin and 0.285 mM andrographolide until the 22nd day. Every 2 days, the cells were harvested and counted by using the trypan blue exclusion method. The analysis of Caspase-9, Caspase-3, and Survivin mRNA expression was performed by using qRT-PCR, while apoptotic assay was done using flow cytometry.
Result: The single treatment of doxorubicin could reduce BCSCs viability. After 12 days of treatment, the survivin mRNA expression was increased following BCSCs viability, but the caspase 9 and caspase 3 mRNA expressions were suppressed. Meanwhile, the combination of doxorubicin and andrographolide could decrease BCSCs viability on the 16th day, in line with the decreased expression of survivin mRNA, there was an improvement of caspase-9 and caspase-3 mRNA expression levels.
Conclusion: Andrographolide could be considered as chemosensitizer to increase intrinsic apoptosis in breast cancer stem cells that given repeated doxorubicin administration.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>