Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 34636 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dipo Aji Santiko
"ABSTRAK
Larutan KI 2% digunakan sebagai larutan utama yang dioksidasi untuk
menghasilkan iodine sebagai indikator terbentuknya agen pengoksidasi. Jumlah
iodine yang terbentuk dianalisa melalui metode analisis titrasi iodometri. Kondisi
operasi proses yang paling memengaruhi yakni besar lubang diameter discharge
injektor dan laju alir sirkulasi. Semakin kecil diameter lubang, efektifitas
pembentukan agen pengoksidasi semakin meningkat, pada diameter 4 mm
menghasilkan agen pengoksidasi sebesar 7,188 x 10-5 mol/L, diameter 5 mm
menghasilkan 6,563 x 10-5, dan diameter 6 mm menghasilkan 5,000 x 10-5.
Semakin besar laju alir maka cavitation number semakin kecil sehingga proses
kavitasi semakin efisien dan pembentukan agen pengoksidasi semakin optimum.

ABSTRACT
2% KI solution is used as the main solution is oxidized to produce iodine as an
indicator of the establishment of oxidizing agents. Amount of iodine formed was
analyzed by iodometric titration method. Operating conditions that most affect the
process is the hole diameter of the discharge injector and the circulation flow rate.
The smaller the diameter of the hole more effectiveness on the establishment of
oxidizing agents increases, the diameter of 4 mm produces oxidizing agents of
7.188 x 10-5 mol / L, diameter 5 mm yield 6.563 x 10-5, and a diameter of 6 mm
produces 5.000 x 10-5. The greater the flow rate so that the smaller the cavitation
number the more efficient the process of cavitation and the formation of the
optimum oxidizing agent."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43116
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Pristi Amalia Nurcahyani
"Pada penelitian ini, degradasi 100 ppm Blue KN-R dilakukan menggunakan ozonasi, kavitasi hidrodinamika, dan kombinasi keduanya dalam waktu 60 menit. Ketiga konfigurasi metode dioptimasi pada beberapa parameter seperti laju alir, pH awal, dan dosis ozon untuk mendapatkan degradasi maksimuum Blue KN-R. Proses ozonasi menghasilkan laju dekolorisasi sebesar 70,16 pada pH 11 dan 156,48 mg/jam dosis ozon, sementara proses kavitasi hidrodinamika menghasilkan laju dekolorisasi sebesar 1,79 pada pH 4. Dekolorisasi tertinggi dihasilkan oleh kombinasi ozonasi dan kavitasi hidrodinamika sebesar 79,39 pada pH 11 dan 156,48mg/jam dosis ozon. Penurunan TOC yang dihasilkan oleh metode ozonasi, kavitasi hidrodinamika, dan kombinasi keduanya adalah sebesar 14,81 ; 1,85 ; dan 19,9. Dengan menggunakan kondisi optimum, degradasi Blue KN-R dilakukan selama 120 menit dan menghasilkan dekolorisasi sebesar 92,63 dan penurunan TOC sebesar 24,54. Hasil dekolorisasi dan mineralisasi yang sinergis disebabkan oleh efek mekanis dan kimiawi dari kavitasi hirodinamika dalam meningkatkan kelarutan ozon dan produksi radikal hidroksil. Degradasi limbah batik dilakukan pada kondisi operasi optimum selama 120 menit. Hasil degradasi warna, COD, BOD, dan TSS adalah sebesar 69,82 ; 68,72 ; 66,54 ; dan 79,84.

In the present work, degradation of 100 ppm Blue KN R has been investigated using ozonation, hydrodynamic cavitation, and their combination for 60 min. Three configuration methods were optimized in terms of different operating parameters such as flowrate, initial pH, and ozone dosage to get the maximum degradation of Blue KN R. It has been found that the decolorization rate at pH 11 and 156.48 mg h of ozone by ozonation was 70.16, while the decolorization rate at pH 4 by hydrodynamic cavitation was 1.79. The highest decolorization by their combination was observed at pH 11 and 156.48 mg h of ozone with 79.39 decolorization rate. The percentage of TOC removal by ozonation, hydrodynamic cavitation, and their combination has been investigated resulting 14.81, 1.85, and 19.9, respectively. Following the optimization of hybrid method, degradation of Blue KN R was conducted for 120 min resulted 92.63 decolorization rate and 24.52 of TOC removal. The synergetic decolorization and mineralization rate is due to the mechanical and chemical effect of hydrodynamic cavitation to enhance ozone solubility and hydroxyl radicals production. Degradation of batik effluent has been investigated by optimum operational condition for 120 min. The color, COD, BOD, and TSS removal were 69.82, 68.72, 66.54, and 79.84, respectively."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T48039
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hammitt, Frederick G.
New York: McGraw-Hill, 1980
532.059 5 HAM c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Sihombing, Cristine Angelina Roma Uli
"Senyawa amonia seringkali ditemukan dalam jumlah yang cukup besar pada air permukaan yang dapat membahayakan manusia dan lingkungan apabila tidak diolah secara tepat. Penelitian ini merupakan studi tentang metode kavitasi hidrodinamika menggunakan orifice plate untuk mendegradasi amonia pada limbah cair sintetik. Larutan amonia disirkulasikan menggunakan pipa biasa lalu dilakukan kuantifikasi senyawa pengoksidasi dengan titrasi KMnO4 melalui variasi jumlah lubang orifice plate (6, 8 dan 17 lubang). Degradasi amonia dilanjutkan dengan variasi pH awal (4, 7 dan 10) dan variasi konsentrasi awal (10 mg/L, 25 mg/L dan 50 mg/L). Hasil persentase penyisihan amonia dengan pipa biasa sebesar 4,85%, orifice plate 17 lubang memproduksi senyawa pengoksidasi paling banyak, yaitu 39,95 mg/L dan amonia terdegradasi optimum pada pH 10,10 menggunakan orifice plate 17 lubang dengan konsentrasi awal 50 mg/L, yaitu sebesar 22,5 %.

Ammonia compound is often found in large numbers on the surface water that can harm humans and the environment if not treated appropriately. This research is a study of hydrodynamic cavitation method using orifice plate to degrade ammonia in synthetic wastewater. Ammonia solution was circulated using pipe and then tested the productivity of oxidizing compounds using permanganate titration by varying the orifice plate number of holes (6, 8 and 17 holes). Furthermire, degradation of ammonia followed by variations of initial pH (4, 7 and 10) and variation of initial concentration (10 mg/L, 25 mg/L and 50 mg/L). The results showed that the circulation using pipe can degrade ammonia by 4.85%, orifice plate with 17 hole produces most oxidizing compound which is 39,95% and ammonia is best degraded at pH 10,10 using orifice plate 17 holes with initial concentration 50 mg/L which is 22,5%."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
S46438
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khrist Prasatya
"Pada penelitian ini dilakukan pengolahan air Danau Kenanga dengan 2 titik pengambilan sampel yaitu 35 cm di bawah permukaan air dan 35 cm di atas dasar air. Metode yang digunakan adalah metode kavitasi hidrodinamika dengan menggunakan injektor water jet. Dari hasil penelitian, posisi injektor di atas permukaan air lebih banyak menghasilkan radikal OH yaitu sebesar 7,19E-5 mol/L dibanding injektor di dalam air sebesar 4,69E-5 mol/L. Kavitasi water jet terbukti dapat mendisinfeksi bakteri gram negatif dengan tingkat keberhasilan 99,99% dan mecapai konsentrasi akhir 15 CFU/mL. Bakteri gram positif memiliki tingkat keberhasilan 99,99% dan mencapai konsentrasi akhir 47CFU/mL pada menit ke-50. Komponen lain seperti logam dalam air dapat disisihkan dengan tingkat keberhasilan pada mangan mencapai 50%, zink mencapai 99,67%, kalium mencapai 99,13%, magnesium mencapai 30,77%, dan kalsium mencapai 86,5%.

There were two water sampling points of Kenanga Lake in this study, at 35 cm below the water surface and 35 cm above the bottom of the water. The method used was hydrodynamic cavitation using a water jet injector. The results showed that more OH radicals were produced with injector position on the surface of the water, which was equal to 7,19E-5 mol/L, compared to the position of water injector in the water which was produced 4,69E-5 mol/L of OH radical. It was proven that water jet cavitation can disinfect Gram-negative bacteria with a success rate of 99.99% and reach final concentration of 15 CFU/mL. It also had a success rate 99,99% on Gram-positive bacteria with a final concentration 47 CFU/mL after 50 minutes. Another components such as metals in the water can be eliminated with the success rate reaches 50% for manganese, 99.67% for zinc, 99.13% for potassium, 30.77% for magnesium, and 86.5% for calcium."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S47683
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Titen Pinasti
"Penelitian ini menggabungkan metode ozonasi dan kavitasi hidrodinamika dengan injektor waterjet. Tujuan dari penelitian ini adalah mengevaluasi pengaruh penggabungan metode ozonasi dan kavitasi hidrodinamika terhadap proses penyisihan limbah fenol. Untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan penyisihan dengan metode ozonasi tunggal dan kavitasi tunggal sebagai pembanding. Limbah yang digunakan merupakan limbah fenol sintetik dengan konsentrasi 10 mg/L. Untuk mengetahui kondisi terbaik pada proses penyisihan dilakukan variasi pH dan dosis ozon.
Hasil penelitian menunjukkan proses penyisihan fenol terbaik dengan menggunakan gabungan metode ozonasi dan kavitasi hidrodinamika dengan persentase penyisihan fenol sebesar 96,60%. Proses dilakukan pada kondisi pH basa, laju alir sirkulasi sebesar 8 L/menit dan konsentrasi ozon masuk ke dalam sistem sebesar 108,69 mg/jam. Hasil penyisihan tersebut dievaluasi dengan tingkat mineralisasi yang terukur dengan jumlah Total Organic Carbon tersisih sebesar 6,1 mg/L dan analisis GC-MS membuktikan senyawa antara yang terbentuk berupa senyawa alifatik dengan rantai panjang.

This research combined ozonation and hydrodinamic cavitation method with waterjet injector. The aim of the research is to evaluate the effect of ozonation and hydrodinamic cavitation combination method to remove phenol from wastewater. To advise the goal, elimination process with single ozonation method and single cavitation method was done as comparison. The wastewater used was phenol synthetic with 10 mg/L concentration. To know the best condition of phenol removal process, variation pH and ozone dossage was done.
The result of research showed that the best phenol removal process by using combination of ozonation and hydrodinamic cavitation method with percentage phenol removal is 96,60%. The process was done in the alkali condition, circulation rate is 8 L/min and ozone concentration was input to system is 108,69 mg/h. The result of phenol removal process was evaluated as mineralization level measured by Total Organic Carbon and GC-MS analysis showed that the intermediete compound was formed is aliphatic with long chain carbon compounds.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S64158
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nainggolan, Sarah Irene
"Senyawa fenolik merupakan salah satu kontaminan utama dan berbahaya dalam limbah cair karena sifatnya yang beracun bahkan pada konsentrasi yang rendah. Untuk mengatasi masalah ini beberapa proses yang dapat mengurangi kandungan fenol telah dilakukan. Salah satunya adalah proses ozonasi. Namun rendahnya kelarutan ozon dalam air serta kurang reaktifnya ozon dengan fenol menjadi kendala utama. Kavitasi (proses terbentuk, berkembang dan hancurnya gelmbung mikro) dapat menjawab kendala tersebut. Dalam penelitian ini dilakukan uji kinerja penyisihan fenol melalui proses ozonasi dan kavitasi (hidrodinamik dan/atau ultrasonik) dalam kondisi asam. Dari penelitian yang dilakukan ditemukan bahwa proses gabungan ozonasi/hidrodinamik/ultrasonik menghasilkan persentase penyisihan fenol yang paling besar.

Phenolic compound is one of the main and dangerous contaminants in waste water because of its hazardous properties even at low concentration. To solve this problem some processes that could reduce phenol concentration had been done. One of these processes is ozonation. But this process has main problems which are the small solubility of ozone in water and small reactivity of ozone and phenol. This research studied the performance of ozonation and cavitation (hydrodynamik and/or ultrasound) for phenol degradation. The result from this research showed that the combination processes of ozonation/hydrodynamic/ultrasound gave the biggest phenol degradation percentage."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51898
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rizka Izdihar
"Pada penelitian ini, kavitasi (hidrodinamik dan ultrasonik) digabungkan dengan ozonasi untuk menyisihkan campuran fenol dan amonia. Gabungan metode tersebut menghasilkan dua oksidator dengan karakterisik yang berbeda. Peran kedua oksidator dikaji melalui persentase penyisihan dan produk hasil oksidasi. Penyisihan dilakukan selama 60 menit dengan memvariasikan komposisi campuran dan pH larutan. Pada perbandingan konsentrasi fenol-amonia4:1, persentase penyisihan tertinggi dicapai pada pH 4 untuk fenol sebesar49,7% dandicapai pada pH 11untuk amonia sebesar 39,6%. Pada komposisi 1:4, persentase penyisihan tertinggi baik fenol maupun amonia dicapai pada pH 11 sebesar 98% dan 14,5%. Analisa GC-MS menunjukkan jumlah senyawa hasil oksidasi meningkatdengan bertambahnya pH. Komposisi campuran berpengaruh terhadap oksidator yang menjadi mekanisme kontrol penyisihan. Pada konsentrasi fenol yang tinggi, mekanisme kontrol penyisihan adalah reaksi selektif oleh ozon, sedangkan pada konsentrasi amonia yang tinggi, mekanisme kontrol penyisihan adalah reaksi nonselektif oleh radikal OH. Selain menghasilan produk oksidasi yang bersifat asam. Proses gabungan ozonasi dan kavitasi menghasilkan senyawa ? senyawa rantai panjang.

This research combinedhydrodynamic and ultrasonic cavitations with ozonation to degrade mixture of phenol and ammonia. The combination produced two oxidators with different characteristics. The role of both oxidator was assessed in degradation percentage and oxidation products. The degradation was carried out for 60 minutes with variations of compositions andpHs. At the ratio of phenol-ammonia 4:1, the highest degradation percentage was achieved at pH 4 for phenoland at pH 11 for ammonia in the amount of 49,7% and 39,6% respectively.At composition of 1:4, the highest degradation percentage was achieved at pH 11 for both of phenol and ammonia in the amount of 98% and 14,5% respectively. GC-MS analysis showed that oxidation products improved along with the increasing of pH. Composition influencing the control mechanism of degradation. At high concentration of phenol, the control mechanism was direct attack of ozon. Whereas at high concentration of ammonia, the control mechanism was attack of OH radicals. Besides producing acidic intermediate compounds. They also produced long-chained compounds."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S54825
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dina Isholawati
"Penelitian ini memanfaatkan karbon aktif dan zeolit sebagai adsorben untuk proses disinfeksi alternatif Escherichia coli. Metode alternative disinfeksi bakteri Escherichia coli yang potensial salah satunya menggunakan proses kavitasi hidrodinamika water jet. Untuk mengoptimalkan penelitian ini digunakan adsorben karbon aktif dan zeolit dengan variasi dosis adsorben. Pada laju alir disinfeksi 9 liter/menit menunjukkan hasil yang terbaik untuk disinfeksi bakteri Escherichia coli.
Dosis adsorben terbaik untuk karbon aktif maupun zeolit aktif yaitu dosis 2 gram/liter. Pada dosis tersebut menunjukkan jumlah bakteri pada konsentrasi awal berkisar 1.106 CFU/mL dan jumlah bakteri yang didisinfeksi pada menit ke 60 menggunakan karbon aktif dan zeolit aktif adalah 0 CFU/mL dan 291 CFU/mL. Adsorben dianalisis menggunakan karakterisasi Brunauer-Emmett-Teller (BET) Autosorb sebelum dan setelah disinfeksi, hasil presentase mengecilnya luas permukaan karbon aktif dan zeolit aktif adalah 28 % dan 18%.

This study utilizes activated carbon and zeolite as an adsorbent for alternative disinfection of Escherichia coli. Beside that to ability adsorbtion organic materials, theseadsorbents can also function as a disinfectant. Alternative method of disinfection of Escherichia coli bacteria that is potentially one of them using hydrodynamic cavitation process water jet.At a flow rate of disinfection 9 liters / min showed the best results for the disinfection of Escherichia coli bacteria.
The best dose ofadsorbent for activated carbon and active zeolite is2 grams / liter. In this study indicates that the number of bacteria in initial concentration range 1.106 CFU/mL and number of bacteria disinfected in 60 minutes uses activated carbon and zeolite active are 0 CFU / mL and 291 CFU / ml.Adsorbents were analyzed by Brunauer-Emmett-Teller (BET) Autosorb characterization before and after disinfection, the results of shrinking percentage of the surface area of activated carbon and zeolite active were 28% and 18%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S55085
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Linda Tjahjadi
"Ozonasi merupakan teknik oksidasi kimiawi yang menggunakan ozon sebagai oksidator kuat untuk mendegradasi fenol. Kekurangan dari penggunaan ozon adalah kelarutan dan stabilitasnya yang relatif rendah. Salah satu cara untuk meningkatkan kelarutan ozon adalah dengan kavitasi (hidrodinamik dan ultrasonik). Kavitasi merupakan fenomena pembentukan, pertumbuhan, dan hancurnya gelembung mikro dalam cairan.
Pada penelitian ini dilakukan studi penyisihan fenol pada proses gabungan ozonasi dan kavitasi (hidrodinamik dan ultrasonik) dengan variasi laju alir gas, intensitas ultrasonik, konsentrasi awal fenol, dan jenis asam yang digunakan. Dari penelitian yang dilakukan, penurunan jumlah absolut fenol optimum diperoleh pada laju alir gas 400 L/h, intensitas ultrasonik tinggi, konsentrasi awal fenol 100 ppm, dan penggunaan asam klorida (HCl).

Ozonation is a chemical oxidation process that using ozone as a strong oxidant to remove phenol. The weakness of ozonation process is about its relatively low solubility and stability in water. Cavitation is the phenomenon of the formation, growth, and collapse of micro bubbles in the liquid, which can be used to increase the solubility of ozone.
In this study, a combined process of ozonation and cavitation (hydrodynamic and ultrasonic) for removing phenol by varying the gas flow rate, ultrasonic intensity, initial phenol concentration, and type of acid used was conducted. The result showed that the highest degradation of phenol was obtained at gas flow rate of 400 L/h, high-intensity ultrasound, initial phenol concentration of 100 ppm, and the use of hydrochloric acid (HCl).
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51897
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>