Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 112386 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ruby Larasaty
"ABSTRAK
Tingkat stres pada mahasiswa dapat mempengaruhi kualitas tidur dan mempengaruhi munculnya
gangguan tidur seperti sleep paralysis. Penelitian ini membahas mengenai hubungan tingkat stres
dengan kejadian sleep paralysis pada mahasiswa FIK UI Angkatan 2008. Penelitian menggunakan
desain deskriptif korelatif. Sampel berjumlah 107 mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas
Indonesia angkatan 2008. Teknik sampling yang digunakan adalah accidental sampling. Responden
mengisi kuesioner berupa data demografi, 18 pernyataan yang merujuk kepada Depression Anxiety Stress
Scales (DASS), dan 8 pernyataan mengenai sleep paralysis yang disusun peneliti berdasarkan penelitian
Cheyne et al (1999). Melalui hasil analisis chi square menunjukkan terdapat hubungan antara tingkat stres
dengan kejadian sleep paralysis. Faktor yang mempengaruhi timbulnya kejadian sleep paralysis adalah
tingkat stres pada individu (p value 0,015; α 0,05). Hasil menunjukan mahasiswa dengan tingkat stres
sedang dan mengalami sleep paralysis (95,2%); mahasiswa dengan tingkat stres tinggi dan mengalami
sleep paralysis (95,2%); dan mahasiswa dengan tingkat stres ringan dan mengalami sleep paralysis
(78,66%). Saran bagi penelitian selanjutnya adalah memperluas topik penelitian seperti meneliti
perbedaan jenis halusinasi tiap budaya di Indonesia serta menggunakan teknik pengambilan data total
sampling sehingga terlihat gambaran kejadian secara keseluruhan dalam suatu populasi.

ABSTRACT
This study used descriptive correlative design which aimed to identify the relationship between
stress levels and the incidence of sleep paralysis. This research was using sample amounted 107
students come from Faculty of Nursing University of Indonesia. Researcher also used accidental
sampling. Respondents were given questionnaires which was consists of 3 statements about
demographic data, 18 statements about the level of stress which was refers to the Depression
Anxiety Stress Scales (DASS), and 8 statement of sleep paralysis which was composed by
researchers based on research from Cheyne et al (1999). The result showed there was bound
relationship between stress levels and the incidence of sleep paralysis (p value 0.015; α 0,05).
Results showed students with moderate levels of stress experienced sleep paralysis (95.2%);
students with high stress levels and experienced sleep paralysis (95.2%); and students with mild
stress levels and experienced sleep paralysis (78,66%). Researcher suggests for next research to
extend topic area (such as identifying different types of hallucinations in each region in all over
Indonesia). Researcher also suggests for using total sampling because it will probably describe
whole population."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S43113
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Masreni R.
"Tingkat stres pada mahasiswa dapat mempengaruhi kualitas tidur dan dapat mempengaruhi munculnya gangguan tidur. Penelitian ini membahas mengenai hubungan tingkat stres dengan gangguan tidur pada mahasiswa tingkat akhir FIK UI. Penelitian menggunakan desain deskriptif korelatif. Sampel berjumlah 70 mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan angkatan 2011. Teknik sampling yang digunakan adalah simple random sampling. Responden mengisi kuesioner berupa data demografi, 20 pernyataan kuesioner tingkat stres, dan 7 pertanyaan mengenai tidur SMH Questionnarie.
Melalui hasil analisis chi square menunjukkan terdapat hubungan antara tingkat stres dengan gangguan tidur (p value 0,018; α 0,05). Hasil menunjukkan mahasiswa dengan tingkat stres sedang dan mengalami gangguan tidur (67,6%); mahasiswa dengan tingkat stres ringan dan mengalami gangguan tidur (36,4%). Rekomendasi yang dapat dilakukan oleh perawat pada mahasiswa adalah melakukan manajemen stres dan meningkatkan kualitas tidur.

This study used descriptive correlative design which anime to identify the relationship between stress levels and sleep disturbance in college students. This research was using sample amounted 70 students come from Faculty of Nursing University of Indonesia. Researcher also used simple random sampling. Respondents were given questionnaires which was consists of 3 statements about demographic data, 20 statements about the level of stress, and 7 statements of sleep disturbance SMH questionnaires.
The result showed there was bound relationship between stress levels and sleep disturbance (p value 0,018; α 0,05). Result showed students with moderate levels of stress and the incidence of sleep disturbance (67,6%); and students with mild stress levels and the incidence of sleep disturbance (36,4%). The recommendations can be done by nurses is performing management of stress and improve the quality of sleep.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
S64732
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kusuma Herawati
"Tidur adalah salah satu kebutuhan dasar manusia yang berfungsi mengembalikan fungsi tubuh dan stamina. Mahasiswa adalah kelompok dewasa awal yang berisiko tinggi memiliki kualitas tidur yang buruk. Kualitas tidur yang buruk dapat mempengaruhi kondisi fisik, psikologis, dan kognisi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi dan hubungan antara kualitas tidur dan tingkat stres di kalangan mahasiswa.
Desain penelitian ini bersifat analitik dengan pendekatan potong lintang (cross sectional). Sebanyak 450 mahasiswa diikutsertakan dan dipilih melalui teknik stratified random sampling di Universitas Indonesia. Instrumen yang digunakan untuk menilai kualitas tidur adalah Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI), dan tingkat stres dengan Perceived Stress Scale (PSS). Sampel penelitian yang berasal dari tiga rumpun ilmu yaitu kesehatan, sains dan teknologi, serta sosial dan humaniora.
Hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan uji Chi square dan memperlihatkan ada hubungan bermakna antara kualitas tidur dengan tingkat stres mahasiswa Universitas Indonesia (p=0,001; α=0,05). Penelitian juga memperlihatkan ada hubungan jenis kelamin dan aktivitas nonakademik dengan tingkat stres (p1=0,038; p2=0,032; α=0,05). Melalui hasil tersebut, maka diperlukan peningkatan kesadaran pentingnya pemenuhan kebutuhan akan tidur berkualitas guna meningkatkan status kesehatan fisik, psikolokis, maupun kognitif.

Sleeping is one of the basic human needs that importance to restore body function and stamina. Students are an early adult group who tend to have a poor sleep quality. Poor sleep quality can affect the physical, psychological, and cognition condition. This study estimated the prevalence of and the correlation between sleep quality and levels of stress among college students.
Design of this study is analytical with cross sectional approach. There are 450 college students who participated and chosen by a stratified random sampling technique in University of Indonesia. A self-administrated questionnaire are distributed to assess sleep quality used Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI), and the stress level by used the Perceived Stress Scale (PSS). The study samples came from three clusters are health, science and technology, and social humanities.
The result are analyzed using Chi square test and showed a significant relationship between sleep quality and level of stress among Students of Universitas Indonesia (p=0,001; α=0,05). This study also showed a significant relationship between gender and non academic activity with level of stress (p1=0,038; p2=0,032; α=0,05). Through the results, it is necessary to increase awareness for importance of quality sleep to improve physical, cognitive, and psychology health status.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Patmawati Laelasari
"Pendahuluan: Perawat merupakan profesi yang memiliki tanggung jawab besar dalam memberikan pelayanan kesehatan selama 24 jam, yang terbagi menjadi tiga shift kerja yaitu pagi, sore, dan malam. Perawat shift malam berisiko mengalami kualitas tidur buruk yang dapat memengaruhi kesehatan fisik dan mental, serta meningkatkan tingkat stres kerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kualitas tidur dengan stres kerja pada perawat shift malam. Metode: Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan teknik stratified random sampling dengan total responden 100 perawat yang ada di RSUP X di Jakarta. Hasil: Penelitian ini menunjukkan bahwa rentang usia 22-45 tahun, jenis kelamin perempuan 74%, masa kerja >5 tahun 59%, unit kerja ruang rawat inap 43%, pendidikan D3 83%, dan status pernikahan telah menikah 56%, kualitas tidur buruk 51%, dan stres kerja rendah pada responden 53%. Pada penelitian ini terdapat hubungan antara kualitas tidur dengan stres kerja dengan p = 0,003. Simpulan: Penelitian ini menunjukkan kualitas tidur dapat mempengaruhi psikologis perawat seperti stres kerja yang dapat menyebabkan terganggunya pelayanan asuhan keperawatan. Rekomendasi: Saran rumah sakit perlu mengatur jadwal shift malam dengan lebih adil serta mengevaluasi kembali perihal beban kerja perawat.

Introduction: Nurses are a profession that has a great responsibility in providing health services for 24 hours, which is divided into three work shifts namely morning, afternoon and night. Night shift nurses are at risk of experiencing poor sleep quality which can affect physical and mental health and increase levels of work stress. This study aims to determine the relationship between sleep quality and work stress in night shift nurses. Methods: This study used a cross-sectional design. Sampling using stratified random sampling technique with a total of 100 nurses at General Hospital X in Jakarta. Results: This study shows that the age range is 22-45 years, female gender 74%, working period >5 years 59%, work unit in the inpatient room 43%, D3 education 83%, and marital status is married 56%, poor sleep quality 51%, and low work stress in respondents 53%. In this study there is a relationship between sleep quality and work stress with p = 0.003. Conclusion: This study shows that sleep quality can affect nurses' psychology such as work stress which can cause disruption of nursing care services. Recommendation: Hospital advice needs to organize the night shift schedule more fairly and re-evaluate the workload of nurses."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pradita Sheila Andrian
"Kelelahan mencakup kondisi fisik dan mental yang timbul akibat aktivitas atau tuntutan yang berlebihan. Dalam lingkungan kerja yang penuh tekanan, stres kerja diketahui menjadi faktor yang memicu perasaan kelelahan. Kelelahan di tempat kerja menciptakan tantangan baru, karyawan yang mengalami kelelahan kerja cenderung sulit tidur dan sering terbangun di malam hari. Penelitian ini bertujuan untuk menguji peran stres kerja terhadap kualitas tidur dengan kelelahan sebagai mediasi pada karyawan. Partisipan berjumlah 101 karyawan (70,3% perempuan, M usia= 26,61, SD= 5,259). Stres kerja diukur dengan Job Stress Survey (JSS), kualitas tidur diukur dengan The Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI), dan kelelahan diukur dengan Fatigue Assessment Survey (FAS). Analisis data menggunakan PROCESS Macro Model 4 dari Hayes menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara stres kerja dan kualitas tidur pada karyawan. Sementara, kelelahan ditemukan memiliki peran mediasi (fully mediate) yang signifikan pada hubungan antara stres kerja dan kualitas tidur pada karyawan.

Fatigue encompasses both physical and mental states that arise from excessive activity or demands. In stressful work environments, job stress is known to be a factor that triggers feelings of fatigue. Fatigue in the workplace creates new challenges, employees who experience job burnout tend to have difficulty sleeping and often wake up at night. This study aims to examine job stress on sleep quality with fatigue as a mediator in employees. Participants totaled 101 employees (70.3% female, M age= 26.61, SD= 5.259). Job stress was measured by Job Stress Survey (JSS), sleep quality was measured by The Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI), and fatigue was measured by Fatigue Assessment Survey (FAS). Data analysis using Hayes' PROCESS Macro Model 4 showed no significant relationship between job stress and sleep quality in employees. Meanwhile, fatigue was found to fully mediate the relationship between work stress and sleep quality in employees."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Satriyo Wiguno
"ABSTRAK
Rumah sakit menyediakan pelayanan kesehatan selama 24 jam. Perawat sebagai bagian terpenting dari pelayanan kesehatan perlu memenuhi pelayanan 24 jam tersebut melalui kerja shift. Namun, perawat kerja shift lebih memiliki risiko penurunan kualitas tidur dibanding non-shift, yang dapat berdampak pada penurunan performa/kinerja. Penelitian ini untuk mengetahui perbedaan kualitas tidur antara perawat kerja shift dan non-shift. Desain penelitian ini adalah deskriptif komparatif dengan pendekatan potong lintang yang melibatkan 162 perawat di RSUD dr. H. Soemarno Sosroatmodjo Tanjung Selor, yang dipilih dengan proportional random sampling. Data demografi diambil melalui kuesioner A, kerja shift melalui kuesioner B dan kualitas tidur melalui kuesioner C The Pittsburgh Scale Quality Index. Hasil analisis statistik menunjukkan proporsi kualitas tidur buruk pada perawat yang bekerja shift 35.2 lebih tinggi dibandingkan pada perawat yang bekerja non-shift 10.5 . Analisis lebih lanjut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dalam kualitas tidur antara perawat yang bekerja shift dan non-shift x2 161 = 5.205; p = .023 Kesimpulan dalam penelitian ini terdapat perbedaan kualitas tidur antara perawat kerja shift dan non-shift di RSUD dr. H. Soemarno Sosroatmodjo Tanjung Selor. Saran bagi manajemen dan keperawatan rumah sakit, untuk membuat kebijakan pengaturan jadwal kerja yang meminimalkan penurunan kualitas tidur dan peningkatan kualitas tidur seperti kebijakan napping.

ABSTRAK
Hospitals provide a 24 hour health services. Nurses as an integral part of health services at the hospital need to work in shifts in order to deliver uninterrupted nursing care. Nevertheless, shift work nurses have a higher risk of sleep deprivation than non shift, which may have an impact on performance degradation. This research aimed to identify the difference of sleep quality between shift and non shift work nurses. The design of this study was a comparative descriptive with cross sectional approach involving 162 nurses in RSUD dr. H. Soemarno Sosroatmodjo Tanjung Selor, selected by proportional random sampling. Demographic data were collected through questionnaire A, shift work through questionnaire B and sleep quality through Questionnaire C The Pittsburgh Scale Quality Index. The result of statistical analysis showed that the proportion of poor sleep quality in shift nurses 35.2 was higher than in non shift nurses 10.5 . Further analysis showed that there were significant differences in sleep quality between shift and non shift nurses x2 161 5.205 p .023 . Our study concluded the significant difference of sleep quality between shift and non shift working nurses at RSUD Tanjung Selor. This study suggested hospital and nursing management to create policy work schedule arrangements that could improve sleep quality. This study also suggested the development of policy with respect to napping for shift nurses."
2017
S66788
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Velika Wijaya
"ABSTRACT
Mahasiswa sering kali memiliki kualitas tidur yang kurang baik. Salah satu penyebab kualitas tidur yang kurang baik pada mahasiswa adalah tingginya tuntutan akademis di tingkat perguruan tinggi. Tingginya tuntutan akademik menyebabkan stres akademik. Sleep hygiene yang baik menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas tidur. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh moderasi sleep hygiene terhadap hubungan antara stres akademik dengan kualitas tidur mahasiswa. Partisipan penelitian berjumlah 328 orang dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Kualitas tidur diukur dengan Pittsburgh Sleep Quality Index PSQI, stres akademik diukur melalui Student-Life Stress Inventory SSI, dan sleep hygiene diukur dengan Sleep Hygiene Index SHI. Hasil penelitian menemukan bahwa model statistik signifikan.

ABSTRACT
College students are often subjected to poor sleep quality. High academic demand in university which leads to academic stress, becomes one of the reason for poor sleep quality. Good sleep hygiene has become a way to improve sleep quality. This study examine the effect of academic stress on sleep quality with sleep hygiene as the moderator in college students. This study was conducted on 328 participants from various universities in Indonesia. Sleep quality was measured using the Pittsburgh Sleep Quality Index PSQI, academic stress was measured by the Student Life Stress Inventory SSI, and sleep hygiene was measured by the Sleep Hygiene Index SHI. Results showed that the model was significant."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fathya Tazkiadini
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah trait mindfulness dapat memoderatori hubungan antara stres kerja dan kualitas tidur. Partisipan penelitian ini adalah karyawan startup dengan kelompok usia milenial yang bekerja di Jabodetabek. Jumlah partisipan perempuan sebanyak 93 orang dan jumlah partisipan laki-laki sebanyak 63 orang (N=150). Instrumen dalam penelitian ini adalah Pittsburgh’s Sleep Quality Index (PSQI) untuk mengukur kualitas tidur, Job Stress Survey (JSS) untuk mengukur stres kerja, dan Mindful Attention and Awareness Scale (MAAS) untuk mengukur trait mindfulness. Hasil penelitian menemukan bahwa model statistik signifikan (p< .05) dengan 17,80% varians skor kualitas tidur dapat dijelaskan oleh stres kerja dan trait mindfulness. Stres kerja (β=0,1099, t=2,5174, p<0,05) dan trait mindfulness (β=-0,0614, t=-3,2453, p<0,05) secara signifikan mempengaruhi kualitas tidur. Akan tetapi, trait mindfulness tidak ditemukan memoderasi kualitas tidur (β=-0,0036, t= -1,2363, p>0,05). Penelitian ini tidak membuktikan bahwa trait mindfulness dapat memberikan efek memoderasi hubungan antara stres kerja dan kualitas tidur
The purpose of this study was to find out whether trait mindfulness moderates the relationship between job stress and sleep quality. Participant in this study were startup employee in millenial age which located in Jabodetabek. There are 93 female participants and 63 male participants (N=150) in total. Instruments used in this study were Pittsburgh’s Sleep Quality Index (PSQI) for measuring sleep quality, Job Stress Survey (JSS) for measuring job stress, and Mindful Attention and Awareness Scale (MAAS) for measuring trait mindfulness. The result of this research found that statistic significant model (p< .05) with 17,80% variance of sleep quality was eplained by job stress and trait mindfulness. Job stress (β=0,1099, t=2,5174, p<0,05) and trait mindfulness (β=-0,0614, t=-3,2453, p<0,05) were significant predictors for sleep quality. However, trait mindfulness did not significantly moderates the relationship between job stress and sleep quality (β=-0,0036, t= -1,2363, p>0,05). This research did not proven the moderation effect of trait mindfulness in relationship between job stress and sleep quality."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Auliya Nanda Susmita
"Kualitas tidur dan tingkat stres merupakan aspek penting kesehatan mahasiswa, yang berpotensi dipengaruhi salah satunya oleh siklus menstruasi. Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan antara tingkat stres dan siklus menstruasi  dengan kualitas tidur pada mahasiswa S1 Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia tahun 2024 menggunakan desain cross-sectional dengan sampel 167 mahasiswa yang dipilih secara simple random sampling dari populasi 1070 mahasiswi. Data dikumpulkan melalui kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) untuk kualitas tidur, Perceived Stress Scale (PSS-10) untuk tingkat stres, dan kuesioner menstruasi  secara online, kemudian dianalisis dengan uji Chi-Square dan korelasi Spearman menggunakan SPSS. Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswi memiliki kualitas tidur buruk (81,2%) dan tingkat stres sedang (88,6%). Dengan siklus menstruasi yang normal pada seluruh responden. Analisis Chi-square menunjukkan tidak adanya hubungan signifikan antara tingkat stres dengan kualitas tidur (p-value = 0,347), antara tingkat stres dengan siklus menstruasi (p-value = 0,206), dan juga kualitas tidur dengan siklus menstruasi (p-value = 0,423). Namun, uji korelasi Spearman menunjukkan hubungan negatif yang lemah namun signifikan secara statistik antara tingkat stres dan siklus menstruasi (korelasi = -0,170, p = 0,028), serta antara kualitas tidur dan siklus menstruasi (korelasi = -0,155, p = 0,04). Hasil ini menunjukkan bahwa peningkatan tingkat stres dan penurunan kualitas tidur berhubungan dengan perubahan pada siklus menstruasi, meskipun kekuatan hubungan tergolong lemah. Penelitian ini memberikan gambaran awal mengenai interaksi antara stres, kualitas tidur, dan siklus menstruasi, yang menekankan pentingnya menjaga kesehatan mental dan pola tidur untuk mendukung kesehatan reproduksi mahasiswi, meskipun keterbatasan jumlah sampel dan metode survei online dapat memengaruhi hasil.  Penelitian lanjutan dengan desain yang lebih komprehensif disarankan untuk memvalidasi temuan ini.

Sleep quality and stress levels are essential aspects of student health, potentially influenced by the menstrual cycle. This study aims to analyze the relationship between stress levels and sleep quality based on the menstrual cycle in undergraduate students of the Faculty of Public Health, University of Indonesia in 2024. The study used a cross-sectional design with a sample of 167 students selected by simple random sampling from a population of 1070 female students. Data were collected through the Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) questionnaire for sleep quality, the Perceived Stress Scale (PSS-10) for stress levels, and an online menstrual questionnaire, then analyzed using the Chi-Square test and Spearman correlation using SPSS. The results of the descriptive analysis showed that the majority of female students had poor sleep quality (81.2%) and moderate stress levels (88.6%). With a normal menstrual cycle in all respondents. Chi-square analysis showed no significant relationship between stress levels and sleep quality (p-value = 0.347), between stress levels and the menstrual cycle (p-value = 0.206), and also sleep quality with the menstrual cycle (p-value = 0.423). However, Spearman's correlation test showed a weak but statistically significant negative relationship between stress level and menstrual cycle (correlation = -0.170, p = 0.028), and between sleep quality and menstrual cycle (correlation = -0.155, p = 0.04). These results indicate that increased stress level and decreased sleep quality are associated with changes in menstrual cycle, although the strength of the relationship is relatively weak. This study provides an initial overview of the interaction between stress, sleep quality, and menstrual cycle, emphasizing the importance of maintaining mental health and sleep patterns to support female students' reproductive health, although the limited number of samples and online survey method may affect the results. Further research with a more comprehensive design is recommended to validate these findings."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indinesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khairunnisa
"Pendidikan jenjang profesi dibutuhkan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang benar untuk menjadi perawat yang profesional. Namun ditemukan banyak faktor yang dapat memicu stres selama proses pembelajaran praktik klinik, karena mahasiswa dituntut untuk dapat memberikan asuhan keperawatan secara langsung dan akuntabel. Spiritualitas sebagai salah satu sumber koping yang memiliki aspek makna dan tujuan hidup serta keyakinan spiritual yang dikemukakan mampu mengurangi stres. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat spiritualitas dengan tingkat stres mahasiswa reguler program profesi ners FIK UI tahun akademik 2018/2019. Desain penelitian ini menggunakan deskriptif korelatif dan pendekatan secara cross-sectional, Penelitian ini memiliki 99 responden mahasiswa reguler program profesi ners FIK UI dengan menggunakan metode total sampling. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini berupa Spirituality Attitude and Involvement List (SAIL) dan Perceived Stress Scale (PSS). Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara tingkat spiritualitas dan tingkat stres dengan arah korelasi negatif dan memiliki kekuatan sedang (p = 0,031; α = 0,05). Penelitian ini merekomendasikan agar mahasiswa keperawatan dapat meningkatkan spiritualitasnya dengan menjalin hubungan baik dengan orang lain, lingkungan sekitar, dan dengan Tuhan atau kekuatan yang lebih tinggi.

Professional level education is needed to improve the knowledge, skills and attitudes to become professional nurses. However, there are many factors that can overcome stress during the clinical practice learning process, because students are required to be able to provide nursing care directly and accountably. Spirituality as a source of coping that has aspects of the meaning and purpose of life and the beliefs expressed can help deal with stress. This study aims to determine the relationship between the level of spirituality and the stress level of regular student profession programs FIK UI academic year 2018/2019. The design of this study used a descriptive correlative and cross-sectional design. This study had 99 respondents of regular student profession programs FIK UI using the total sampling method. The questionnaires used in this study included a List of Attitudes and Engagement Spirituality (SAIL) and Perception Stress Scale (PSS). The results of this study indicate the relationship between spirituality level and stress level with negative direction and have moderate strength (p = 0.031; α = 0.05). This research increases so that nursing students can improve their spirituality by establishing good relations with other people, the environment, and with God or a higher power."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>