Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3707 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta: Arsitek Muda Indonesia, 1990
910.095 98 ARS
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Arsitek Muda Indonesia, 1999
910.095 98 ARS
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Yona Melia
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1992
S41810
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bandung: Badan Litbang Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, {s.a.}
728 JUPKIM
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Soekandar Ridoean
"ABSTRAK
A. Problema
Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk mengungkapkan masalah-masalah yang panting sehubungan dengan perjanjian kredit pemilikan rumah, khususnya perjanjian kredit pemilikan rumah pada PT. Bina Arlin Muda Jakarta.
Istilah kredit tidak ditemui dalarn Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, tetapi dapat dijumpai dalam Undang-Undang Pokok-Pokok Perbankan.
Para ahli hukum setelah melihat unsur atau perumusan dari Undang-Undang Pokok-Pokok Perbankan memasukkan perjanjian kredit kedalam perjanjian pinjam-mengganti. Walaupun demikian tetap diakui perjanjian kredit mempunyai kekhususan dari perjanjian pinjam-mengganti, oleh karena itu perjanjian kredit disebut juga perjanjian bentuk khusus dari perjanjian pinjarn-mengganti.
Masalah yang mungkin timbul dari soal perjanjian kredit pemilihan rumah ialah masalah wanprestasi, misalnya debitur merobah bentuk atau konstruksi rumah
tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Bank. Di dalam skripsi inipun diugkapkan cara penyelesaian jika timbul sengketa. Penyelesaiannya jika timbul sengketa yaitu penyelesaian secara musyawarah dan rnelalui pengadilan.
B. Metode Penelitian
Didalarn penulisan skripsi ini dipergunakan dua metode dalam pengumpulan data :
1. Metode penelitian kepustakaan (Library research).
2. Metode penelitian lapangan ( field research ),
C. Hal-hal yang ditemukan
1. Bentuk, macam serta tujuan peraberian kredit telah berkembang dengan pesat dalam berbagai bidang kehidupan, namun demikian perkreditan ini tidaklah luput
dari berbagai masalah, adapun masalah yang berhubungan erat dengan sengketa adalah kredit macet. Didalam Surat Perjanjian Kredit Pemilikan Rurnah pada
PT. Bina Arlin Muda yang telah ditandatangani oleh kedua belah pihak upaya penyelesaian sengketa apabila terjadi perselisihan yang dicantumkan hanya melalui Pengadilan saja, tetapi dalam prakteknya, dalam hal terjadi perselisihan mengenai kredit macet sebelum diajukan ke Pengadilan terlebih dahulu diselesai
kan secara musyawarah dan seterusnya PUPN/BUPN.
2. Dalam praktek Bank Tabungan Negara, jaminan mutlak harus ada bagi setiap kredit yang dilepaskan yaitu jaminan utama dan jaminan tambahan. Perundang-undangan kita mengenai jaminan kebendaan dan jaminan per orangan dalam bentuk hynotik, kredietverband, pand, cecsie. Dalam Perbankan pand dianggap kurang praktis, sehingga muncul fiducia yang telah diakui yurispodensi. Hypotik juga dianggap kurang praktis sehingga muncul surat kuasa untuk memasang hypotik, namun belum ada pengakuan yurispodensi.
3. Perjanjian Kredit Pemilikan Puraah sudah ditentukan atau disiapkan oleh pihak kreditur( BTN ), debitur mau tidak mau harus menyetujuinya, sehingga debitur
selalu berada dalam posisi yang lemah.
D. Kesimpulan
Didalam praktek dunia perdagangan tidak selalu pihak penjual itu berhadapan dengan pembeli yang mampu membayar kontan. Untuk mengatasi hal ini maka dibuatlah perjanjian kredit, yaitu merupakan suatu pembelian dimana pembayarannya dilakukan secara berangsur.
E. Saran
Perjanjian kredit menguntungkan pihak pembeli karena dapat memiliki rumah idaman dengan pernbayaran secara angsuran, sedangkan dipihak penjual/developer rumah-rumah cepat laku.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1986
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
New York: Macmillan, 1972
301.54 FRE
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Sinta Lestari
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui transisi merumah (housing transition) kelompok dewasa muda di Kota Depok, Jawa Barat, dengan fokus pada fenomena migrasi internal perumahan yang membentuk perkembangan kota. Kota Depok yang merupakan bagian dari di wilayah metropolitan Jabodetabek, 83% wilayah kota ini diperuntukkan bagi perumahan sesuai dengan rencana tata ruang wilayah (RTRW). Sehingga, penting untuk mengkaji bagaimana pertumbuhan penduduk yang pesat dan perluasan kota di kota ini dalam mempengaruhi transisi merumah (housing transition). Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan wawasan tentang pola transisi merumah (housing transition), korelasinya dengan infrastruktur perkotaan, serta faktor-faktor demografi dan sosial ekonomi yang mempengaruhinya. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan sampel sebanyak 123 responden dan menggunakan sistem Informasi Geografis (GIS) digunakan untuk analisis spasial. Temuan menunjukkan bahwa pendapatan dan metode pembiayaan memiliki dampak yang signifikan terhadap kemampuan membayar perumahan (Pendapatan: p=0.000, Metode Pembiayaan: p=0.007). Status pekerjaan menjadi faktor paling berpengaruh dalam transisi merumah (housing transition) (p=0,015). Hal ini menunjukkan bahwa stabilitas keuangan dan kesempatan kerja memainkan peran penting dalam memfasilitasi transisi merumah (housing transition). Secara spasial terlihat adanya kecenderungan penduduk untuk pindah ke wilayah (kecamatan) yang sama jika memiliki kondisi finansial yang baik. Namun, untuk yang tidak mampu membeli rumah di wilayah di pusat kota cenderung memilih pindah ke wilayah yang lebih terjangkau di selatan. Secara keseluruhan, penelitian ini menyoroti pentingnya mengembangkan pilihan perumahan yang bisa dijangkau oleh beragam segmen masyarakat agar perkembangan perumahan dan kota bermanfaat bagi semua penduduk kota.

This research aims to investigate the process of housing transition of young adults in Depok City, West Java, a specific phenomenon on intra housing migration, which has a significant impact on urban development. Depok City is situated in Jabodetabek metropolitan area, with approximately 83% of its land designated for housing purposes according to regional spatial plan (RTRW). Consequently, it is crucial to examine how the city's rapid population growth and urban sprawl influence the housing transition. The primary objective of this study is to gain an understanding of the patterns of housing transition, along with their correlation with urban infrastructure, as well as the demographic and socio-economic factors. The research adopts a quantitative approach, with a sample of 123 respondents, and utilizes Geographic Information System (GIS) for spatial analysis. The findings reveal income and financing methods significantly impact ability to pay for housing (Income: p=0.000, Financing Method: p=0.007). Employment status emerges as the most influential factor in housing transition process (p=0.015). These results indicate that financial stability and employment opportunities play a crucial role in facilitating the housing transition. Spatially, it is observed that residents tend to relocate within the same sub-district when they possess favourable financial conditions. However, individuals who cannot afford to purchase a house within the city centre often opt for more affordable alternatives in the southern areas. In comprehen, this research highlights the significance of developing housing options that are accessible to various segments of society, thereby ensuring that housing and urban development are beneficial to all residents."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lale Garjita Kusumaring Puji
"Sensus penduduk 2020 menunjukkan 25,87% penduduk Indonesia merupakan generasi milenial dengan usia produktif dan dalam fase membangun keluarga atau disebut keluarga muda. Kemunculan keluarga muda meningkatkan kebutuhan hunian, namun tidak diikuti oleh peningkatan penyediaanya, sehingga menimbulkan backlog. Salah satu solusi dan pilihan bagi generasi milenial adalah rumah subsidi. Rumah disubsidi oleh pemerintah sehingga terjangkau bagi keluarga muda dengan kondisi finansial yang belum stabil. Unit rumah disebut sebagai rumah inti dan berisi ruang yang dianggap esensial, yaitu kamar tidur, kamar mandi, dan ruang terbuka serbaguna. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui bentuk-bentuk adaptasi keluarga muda dalam memfungsikan ruang pada kondisi tersebut. Pengamatan dilakukan dengan melihat pengembangan yang dilakukan terhadap rumah inti serta motivasi di baliknya. Dari pengamatan yang dilakukan, dapat ditarik kesimpulan yaitu, bentuk adaptasi bervariasi dan unik pada tiap keluarga. Motivasi pengembangan didominasi oleh kebutuhan terhadap ruang dengan fungsi tertentu. Untuk ke depannya, saya berharap bahasan dalam skripsi ini dapat dikembangkan mengingat periode huni dan waktu pengamatan yang singkat.

Indonesia’s 2020 census shows that 25,87% of the population consists of the millennials in their productive working age and is also in the family forming phase. Their emergence raises the demand for housing and causes backlogs by the lack of provision of affordable housing. One of the options and solutions to this problem is the subsidized housing, a program to aid the low-income class to access the housing market and help financially unstable young families. The base house contains the most basic room, a bedroom, a bathroom, and a multifunctional room. This study aims to observe the form of adaptation performed by the family to utilize the essential rooms in their base house. The observation was performed by looking at the developments and the motivations behind them. It concluded that the process and the form of adaptations are unique and differ from one family to another. It also shows the similarity of the needs of specific room functions as the most dominant development motivation. In the future, I hope this study developed considering the briefness of the inhabiting period and the lack of observation period."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kusgiyarto
"Penelitian ini bertujuan memberikan gambaran secara objektif tentang kehidupan sosial komunitas di rumah susun Bidaracina Jakarta Timur. Isinya mengungkapkan bagaimana keadaan kepentingan bersama permasalahan yang muncul dan mereka hadapi bersama, institusi sosial apa yang diharapkan dapat menanganinya serta faktor sosial yang memiliki peranan di sana. Disamping itu melalui penelitian ini juga untuk mengetahui gambaran komunitas di rumah susun. Kemudian bagaimana aspirasi yang mereka harapkan tentang manajemen pengembangan rumah susun yang akan datang. Manajemen pengembangan tersebut diharapkan menjadi model pengembangan komunitas rumah susun yang akan datang.
Penulis melakukan penelitian ini dengan melakukan studi kasus terhadap komunitas penghuni rumah susun Bidaracina Jakarta Timur, Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Metode yang digunakan dengan pendekatan kualitatif melalui wawancara mendalam dengan 6 orang informan. Untuk mempertajam analisis penelitian ini didukung oleh data kuantitatif melalui kegiatan survei sampel dengan menyebarkan kuesioner kepada 100 orang responden di samping menggunakan studi kepustakaan. Rumah susun ini secara spesifik merupakan bangunan gedung bertingkat dilengkapi sarana fasilitas dan utilitas, taman terbuka, tempat bermain anak - anak, tempat usaha dan mushola serta halaman parkir semuanya diperuntukkan bagi komunitas penghuni. Rumah Susun Bidaracina merupakan hasil dari program urban renewal DAS Ciliwung dengan membangun kembali sebanyak 688 unit hunian rumah susun. Bila dilihat secara makro program ini telah berhasil mengatasi daerah kumuh daerah perkotaan dan memberikan kontribusi sebanyak 688 unit rumah susun atau 7 % terhadap target Pemda DKI Jakarta sebanyak 9.750 unit rumah susun setiap tahun untuk memenuhi kebutuhan akan perumahan bagi warga yang berpenghasilan rendah. Sedangkan secara mikro program ini telah berhasil membangun 688 unit (tipe 18 ) hunian rumah susun yang layak huni. Namun hal ini masih dirasakan terlalu sempit terutama bagi keluarga yang jumlahnya lebih dari 3 orang. Mereka mendambakan suatu rumah yang memeperhatikan kepentingan dan kebutuhan penghuninya ( Hayward, 1987 ).
Mereka yang sekarang menempati rumah susun memiliki kehidupan sosial yang mencerminkan keanekaragaman asal suku, agama maupun jenis pekerjaan. Sebagai komunitas di rumah susun secara bersama - sama mereka menghadapi permasalahan akan kebutuhan yang yang mendesak seperti : air bersih, keamanan dan kebersihan. Pemenuhan kebutuhan ini diserahkan kepada institusi lokal seperti PPRS maupun RT - RW.
Dari penelitian ini juga menunjukkan bahwa komunitas di rumah susun. Telah berkembang. Namun pengembangannya mengalami beberapa hambatan seperti : adanya kelonggaran aturan dan kurangnya sanksi bagi si pelanggar sehingga menimbulkan konflik antara yang mau tertib dan disiplin dengan mereka yang tidak mau tertib (tak mau membayar iuran wajib ). Konflik ini juga menghambat kelancaran PPRS dan RT - RW. Kendala lain berupa rusaknya sebuah mesin pendorong air sehingga kebutuhan air bersih mengalami hambatan.
Gejala lainnya adalah organisasi informal lokal (akar rumput) dapat mengambil peran mengupayakan sebagian kebutuhan komunitas yang tidak dapat dipenuhi oleh organisasi formal. Organisasi ini memberikan kontribusi dalam pengembangan komunitas rumah susun. Atas dasar pengalaman selama ini dan aspirasi para penghuni (individu, rumah tangga dan komunitas) mereka mendambakan pengembangan komunitas rumah susun yang akan datang agar menghiraukan aspek manusia atau memperhatikan kepentingan dan kebutuhan para penghuni. Pengembangan tersebut merupakan manajemen yang dirumuskan dalam suatu Model Pengembangan Komunitas Rumah Susun Yang Hirau Aspek Manusia. Pelaksanaanya meliputi 5 aspek kegiatan pengembangan komunitas (Korten, 1986) dengan berperinsip kepada pelayanan berbasis kebutuhan lokal dan pengembangan masyarakat berbasis organisasi akin rumput. Melalui manajemen pengembangan komunitas tersebut diharapkan komunitas rumah susun berkembang. Pengembangan ini ditandai dengan indikator terpenuhinya kebutuhan komunitas dengan sumber lokal yang ada dan kehidupan komunitas menjadi lebih baik.
Akhirnya di sampaikan pula rekomendasi untuk pengembangan komunitas rumah susun yang akan datang agar mempergunakan manajemen pengembangan model tersebut, termasuk untuk pengembangan komunitas di rumah susun Bidaracina."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T3643
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>