Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4678 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dewa Ngakan Gede Anom
"Penelitian ini membahas tentang satuan lingual ?e yang terdapat pada teks Cantakaparwa. Satuan lingual ?e tersebut dibagi menurut varian, kategori, dan peranannya. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian adalah metode deskriptif analisis. Penelitian ini bertujuan untuk melihat apa saja varian, kategori, dan peranan satuan lingual ?e yang terdapat pada teks Cantakaparwa.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa terdapat beberapa bentuk varian, kategori dan peranan satuan lingual ?e.
This research discuss about lingual unit of ?e in the Cantakaparwa manuscript. lingual unit of ?e are divided according to variants, categories, and roles. The research method used in research is descriptive method of analysis. This research aims to see what variants, categories, and the role of lingual unit of ?e in the Cantakaparwa manuscript.
The results show that there are several variant forms, categories and the role of lingual unit of ?e.
"
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S42697
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Larasati Purwahyuningtyas
"Kearifan lokal menjadi budaya bagi masyarakat Jawa, khususnya di Keraton Yogyakarta. Skripsi ini menjelaskan bagaimana abdi dalem di KHP Widya Budaya Keraton Yogyakarta melestarikan manuskrip dan bagaimana pihak keraton menyikapi perkembangan budaya modern. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode etnografi yang mana fokus kepada perlakuan abdi dalem sebagai pelaku pelestari manuskrip. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa KHP Widya Budaya Keraton Yogyakarta masih eksis hingga kini dengan cara kearifan lokal dan pihak keraton menerima adanya perkembangan budaya modern tanpa meninggalkan budaya tradisional.

Local wisdom becomes a culture for Javanese peoples, mostly in Keraton Yogyakarta. This mini - thesis describes about how abdi dalem preserving, conserving the manuscript in KHP Widya Budaya Keraton Yogyakarta also how abdi dalem responding the globalization. This research is qualitative etnography method. The focus of this study is abdi dalem as a preservator and conservator. The results suggest that KHP Widya Budaya Keraton Yogyakarta still exist until now with local wisdom and keraton accept the globalization."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S1975
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nadhila Khairina Isnan
" ABSTRAK
Jurnal ini membahas mengenai analisis kritis terhadap buku tarian bumi Bagaimana penulis buku melakukan framing mengenai realitas masyarakat adat Bali dari pandangan seorang penulis feminis yang pernah mengalami kehidupan dalam masyarakat bali yang sangat patriarkis Penulis menggunakan metode Critical Discourse Analysis milik Norman Fairclough Dalam analisis kritis ini menghasilkan bahwa buku ini berusah menjabarkan mengenai permasalahan yang ada dibalik masyarakat yang masih terkukung dalam sebuah sistem budaya yang sarat akan nilai patriarkis yang melegitimasikan subordinasi akan wanita dan juga merupakan bentuk media perlawanan dari penulis buku sendiri

ABSTRACTThis journal discusses the earth dance book on how did the author frame the reality of Bali indigenous peoples The book author captured a perspective of a feminist writer who has experienced life in Bali patriarchal society I use Critical Discourse Analysis method from Norman Fairclough Based on the critical analysis can be concluded that this book try to describe the problems that exist behind the people who are still shackled in a culture system that is full of patriarchal values which legitimized the women subordination This book reflecs the author rsquo s beliefs and also a form of media resistance from her "
[, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia], 2014
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Eka Safitri
"Penelitian ini bertujuan untuk untuk menganalisis preservasi indigenous knowledge masyarakat adat Osing Desa Kemiren Kabupaten Banyuwangi. Preservasi indigenous knowledge ini ditinjau berdasarkan tiga tahapan knowledge preservation, yaitu selection, storage, dan actualization. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa observasi non-partisipatoris, wawancara mendalam, serta analisis dokumen. Penentuan sampel menggunakan teknik purposive sampling dan snowball sampling. Hasil penelitian mengungkap bahwa indigenous knowledge masyarakat adat Osing Desa Kemiren mayoritas masih disimpan dan ditransfer secara lisan dari generasi ke generasi yang menimbulkan distorsi terhadap indigenous knowledge yang dimiliki. Akan tetapi, saat ini masyarakat adat Osing Desa Kemiren sudah mulai menerapkan tahapan knowledge preservation yang terdiri atas selection, storage, dan actualization meskipun belum secara keseluruhan. Implementasi tahap selection tampak pada upaya masyarakat Desa Kemiren untuk temu kenali dalam rangka membuat pemetaan partisipatif dan identifikasi potensi desa. Indigenous knowledge yang mereka miliki juga disimpan dalam bentuk elektronik dan tercetak. Selain itu, masyarakat adat Osing Desa Kemiren juga masih melibatkan indigenous knowledge dalam menentukan keputusan serta menjalankan berbagai ritual adat dalam kehidupan sehari-hari sebagai bentuk aktualisasi. Kendala yang dihadapi dalam preservasi indigenous knowledge ini adalah keterbatasan sumber daya manusia, biaya, dan waktu.

This study aims to analyze the preservation of indigenous knowledge of the Osing indigenous people of Kemiren Village, Banyuwangi Regency. Preservation of indigenous knowledge is reviewed based on three stages of knowledge preservation: selection, storage, and actualization. The method used in this study is a qualitative research method with data collection techniques in the form of non-participatory observation, in-depth interviews, and document analysis. Determination of the sample using purposive sampling and snowball sampling techniques. The results of the study revealed that the majority of the indigenous knowledge of the Osing indigenous people of Kemiren Village is still stored and transferred orally from generation to generation which causes distortion of their indigenous knowledge. However, currently the Osing indigenous people of Kemiren Village have started implementing the knowledge preservation stages which consist of selection, storage, and actualization, although not in its entirety. The implementation of the selection phase can be seen in the efforts of the Kemiren Village community to meet and get to know each other in order to make participatory mapping and identify village potential. Their traditional knowledge is also stored in electronic and printed form. In addition, the Osing indigenous people of Kemiren Village still involve traditional knowledge in making decisions and carrying out various traditional rituals in their daily lives as a form of actualization. The obstacles faced in the preservation of indigenous knowledge are limited human resources, costs and time."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhadjir
Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 1992
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Revina Indra Putri
"Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap perspektif masyarakat lokal terhadap satuan-satuan lanskap serta mengungkap pengetahuan dan pemanfaatan sumber daya hayati, terutama sumber daya tumbuhan, oleh masyarakat lokal Pulau Serangan, Bali. Metode penelitian ini diadaptasi dari Multidisiplinary Landscape Assessment (MLA). Data dikumpulkan melalui wawancara, observasi langsung, diskusi kelompok fokus (FGD-Focus Group Discussion), metode distribusi kerikil (PDM-Pebble Distribution Method), serta analisis Local User?s Value Index (LUVI). Terdapat 146 spesies dari 55 famili tumbuhan yang dikenali masyarakat yang tersebar di berbagai satuan lanskap. Satuan-satuan lanskap tersebut yaitu karang/natah (80 spesies tumbuhan), bet muda (54 spesies tumbuhan), bet tua (79 spesies tumbuhan), padang-padang (11 spesies tumbuhan), pasih (7 spesies tumbuhan), kanal, lagun, danau, dan segara. Satuan lanskap pasih memperoleh nilai LUVI tertinggi (24 %). Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa terdapat 132 spesies tumbuhan yang dikenali masyarakat di Pulau Serangan, yang diketahui memiliki manfaat sebagai makanan (9,25 %), obat-obatan (6,94 %), kayu bakar (4,31 %). teknologi lokal dan seni (5,38 %), pewarna (3,50 %), sumber penghasilan (8,625 %), ritual/adat (6 %), bahan pakan ternak (5,31 %), dan penunjang rekreasi/wisata (6,75 %). Selain tumbuhan, masyarakat juga memanfaatkan sumber daya lain seperti fauna pesisir dan laut serta makroalga. Untuk pemanfaatan sumber daya hayati pulau secara keseluruhan, dua kategori pemanfaatan dengan nilai LUVI tertinggi berturut-turut yakni sumber penghasilan (19 %) dan bahan makanan (18 %).

This research attempts to reveal the relationship of the Serangan local people and their landscape, as well as their utilization of biological resources. Data were collected by conducting interview, direct observation in the site of the research, Focus Group Discussion (FGD), Pebble Distribution Method (PDM) and Local User?s Value Index (LUVI) analysis. A total of 146 plant species, distributed in 55 families were cited. The result also showed that Serangan local people identified nine landscape units, namely karang/natah (80 plant species), bet muda (54 plant species), bet tua (79 plant species), padang-padang (11 plant species), pasih (7 plant species), kanal, lagun, danau, and segara. Pasih, kanal, lagun, danau, and segara generally have potential in coastal and marine natural resources. Since each landscape unit differs in biological resources composition, the local people utilize and manage each of them differently. According to the local people?s perspective, the pasih landscape unit gained the highest LUVI score (24 %). The result also showed that a total of 132 useful plant species were used by Serangan people for food (9.25%), medicinal plant (6.94 %), firewood (4.31 %), local technology and art (5.38 %), food-coloring (3,50 %), revenue (8.625 %), ritual/tradition (6 %), livestock fodder (5.31 %), and recreation/tourism (6.75 %). Serangan people also utilize other biological resources such as coastal and marine fauna as well as macroalgae. In terms of utilization of the whole biological resources, two categories with the highest LUVI score respectively are revenue (19 %) and food (18 %)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
T35606
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Coelho, Paulo
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2014
091.089 COE m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Kusasi
"

Kerajaan Indragiri di Pulau Sumatra dikenal sebagai kerajaan yang berperan penting dalam sejarah kerajaan di Nusantara. Di bagian timur, Kerajaan Indragiri berbatas langsung dengan Selat Malaka, sebuah kawasan yang dikenal sebagai pusat perdagangan sejak abad ke-14. Selain itu, Sungai Indragiri dapat dilayari dari pesisir timur hingga pedalaman Sumatra bagian tengah. Faktor geografis yang strategis membuat kerajaan tersebut berhubungan dengan kerajaan-kerajaan lain. Mereka juga membina hubungan dengan pemerintah kolonial Belanda. Hal tersebut terekam dalam sejumlah naskah yang saat ini disimpan di ANRI sebagai mana yang dicatat dalam Katalog 86 ANRI berjudul “Daftar Arsip Kontrak antara Pribumi di Kalimantan, Bali, Surakarta dan Sumatera”. Berdasarkan topiknya, ada enam naskah yang berisi tentang kontrak yang dibuat oleh Kerajaan Indragiri dengan Pemerintah Kolonial, yaitu Katalog 86 ANRI sub-bab Sumatra, bernomor 166, 167, 168, 170, 173 dan 174.  Keenam naskah berasal dari abad ke-19 dan ditulis dalam aksara jawi berbahasa Melayu. Keenam teks dialihaksarakan dengan cara kerja filologi. Hasil alih aksara digunakan untuk menganalisis isi kontrak tersebut. Tulisan ini membahas teks enam kontrak dari segi hukum antarbangsa yang dikemukakan Brierly (1996). Menurut Brierly, hukum antarbangsa adalah kaidah dan asas tindakan yang mengikat bagi negara beradab dalam hubungan mereka antara satu negara dengan lainnya.  Dalam kasus Kerajaan Indragiri dengan Pemerintah Hindia Belanda, hubungan tersebut diikat dalam bentuk kontrak. Berdasarkan analisis pada pasal-pasal yang terdapat dalam keenam kontrak, terlihat bahwa Kerajaan Indragiri telah berstatus sebagai negara protektorat/vasal dari Pemerintah Hindia Belanda sejak tahun 1838 sehingga yurisdiksi negara pemberi perlindungan lebih dominan dibanding negara yang dilindungi.


 

Located in the Island of Sumatra, the Kingdom of Indragiri was famous of its role on the history of the kingdom in Indonesia. The Straits of Malacca, known as a commercial center since the 14th century, bordered the Kingdom of Indragiri in the east. The Indragiri River can be navigated from the east coast to the inner part of Central Sumatra. Its strategic location strengthens the Kingdom of Indragiri’s association with other kingdoms. Furthermore, the Kingdom also maintains its relationship with the Dutch colonial government, which is evidenced from the manuscripts stored in ANRI and recorded in Catalog 86 ANRI entitled "List of Archives of Contracts between Indonesian Society in Kalimantan, Bali, Surakarta and Sumatera". Based on the topic, there are six manuscripts encompassing contracts made by the Kingdom of Indragiri with the Colonial Government, namely manuscripts 166, 167, 168, 170, 173 and 174. The six manuscripts were written in the 19th century in Malay language. For the analysis, the six manuscripts are transliterated philologically. This paper discusses the text of six contracts in terms of international law proposed by Brierly (1996).

The law among nations examined in this study refer to Brierly (1996) who maintains that the law among nations is the principle and the act of binding action for the civilized state in their relationship between one country and another. In the case of the Kingdom of Indragiri with the Government of the Netherlands East Indies, the relationship was bound in the form of a contract. The analysis of the issue reveals that the Kingdom of Indragiri has been a protectorate/vassal state of the Dutch Indies Government since the year of 1838. Consequently, the jurisdiction of the protectionist country is more dominant than the protected state.

"
2018
T51988
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: 577, 2000
341.522 RAJ a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Kumar, Ann
Jakarta: The Lontar Foundation, 1996
R 499.211 KUM i
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>