Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 168488 dokumen yang sesuai dengan query
cover
TM Fachrur Rozi
"Komponen biaya material merupakan suatu bahan yang menjadi peranan utama dalam menyelesaikan suatu pengerjaan proyek. Material besi beton adalah salah satu dari bahan konstruksi yang paling penting dari segi harga dan fungsi. Material besi beton mengambil porsi yang paling besar dari biaya total pembelanjaan material struktural pada proyek konstruksi. Untuk itu, perlu dilakukan identifikasi faktor resiko yang menyebabkan terjadinya cost overrun dalam manajemen biaya material.
Hasil penelitian memperlihatkan tingkat resiko dominan penyebab cost overrun di PT. X meliputi faktor metode pelaksanaan pekerjaan, materials control/penggunaan, dan didapat rekomendasi risk respon terjadinya penyimpangan biaya material besi beton di PT. X.
Material cost component is the major role in completing a work project. Reinforcing steel is one of the most important construction materials in terms of price and functionality. Reinforcing steel take the largest portion of the total purchase cost of structural material in construction projects. Therefore, it is necessary to identify risk factors that lead to cost overrun in the cost of materials management.
The results show the dominant cause of cost overrun risk at PT. X includes factors work execution methods, materials control/use, and how the experts give recommendations of the risk of cost overrun material response of reinforcing steel in PT. X.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42723
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hadya Utama
"Seiring perkembangan teknologi, ditemukannya metode dan material baru didunia konstruksi. Salah satunya adalah penggunaan baja sebagai material struktur. Tidak hanya untuk tulangan pada beton saja tapi baja digunakan sebagai komponen struktur secara menyeluruh dari suatu bangunan. Setiap proyek konstruksi mempunyai risiko yang dapat mempengaruhi sasaran dari proyek tersebut baik dari segi biaya, waktu dan kualitas proyek.
Pada penelitian ini penulis mengidentifikasi risiko-risiko pada konstruksi baja, setelah mendapat variabel risiko yang berpengaruh terhadap kinerja biaya, dilakukan penyebaran kuesioner, lalu penulis menganalisa dampak dari risiko tersebut dengan metode AHP dan level risiko SNI, lalu dari dampak paling dominan dilakukan wawancara untuk mengetahui respon dari risiko tersebut. Dari Hasil penelitian didapatkan kategori risiko site proyek dan kategori material dan peralatan merupakan kategori risiko dominan.

Along with the development of technology, the discovery of new methods and materials in the world of construction. One is the use of steel as a structural material. Not only for reinforcement in concrete but steel is used as a component of the overall structure of a building. Any construction project has risks that may affect the goals of the project in terms of cost, time and quality.
In this study, the authors identified risks in the construction of steel buildings, After obtaining risk variables that affect to the performance of the costs, with the distribution of questionnaires the authors analyze the impact of the risk by the method of AHP and risk level of SNI to obtain a dominant risk factor, and to determine measures of prevention of risks do interviewed to the experts of steel construction. Results obtained the dominant risk category are risk category of the project site, and the risk category of material and equipment.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S44476
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sebayang, Maya Pehulisa
"ABSTRAK
Pekerja di Laboratorium Aplikasi Makanan dan Minuman PT X wilayah Jakarta Pusat
berpotensi terkena risiko Musculoskeletal Disorders (MSDs). Hal ini dikarenakan pekerja
melakukan aktivitas berulang dengan adanya penambahan beban angkut dan postur kerja
yang janggal. Untuk mengurangi keluhan MSDs, peneliti melakukan analisis faktor risiko
postur kerja dengan metode deskriptif analitik menggunakan instrumen Rapid Entire Body
Assestment (REBA), menyebarkan kuesioner terhadap keluhan MSDs dengan Nordic Body
Map (NBM), pengukuran faktor risiko individu (jenis kelamin, antropometri), pengukuran
faktor lingkungan (intensitas cahaya, suhu, dan kelembaban), faktor peralatan (meja kerja).
Hasil pengukuran faktor lingkungan kerja (suhu, kelembaban, intensitas cahaya) tidak
memenuhi syarat sehingga diperlukan adanya tindakan perbaikan. Penelitian ini dilakukan
dengan metode total sampling yaitu seluruh aktivitas (7 aktivitas). Untuk hasil pengukuran
postur kerja menggunakan REBA menunjukkan 1 aktivitas berisiko sedang, 3 aktivitas
berisiko tinggi, 3 aktivitas berisiko sangat tinggi. Keluhan MSDs pekerja selama 1 minggu
dan 1 tahun terakhir, para pekerja di laboratorium aplikasi makanan dan minuman PT X
mengeluhkan dibagian leher atas, bahu kiri, lutut kanan kiri, kaki kanan kiri.

ABSTRACT
Workers at the Central Jakarta Food and Beverage Application Laboratory PT X decided
the risk of Musculoskeletal Disorders (MSDs). This is related to workers who carry out
repetitive activities with the burden carried and awkward work postures. To reduce MSD
complaints, researchers conducted a risk factor analysis of work posture with a descriptive
analytical method using the Rapid All Body Assessment (REBA) instrument, asking for a
questionnaire against MSD complaints with Nordic Body Map (NBM), measuring
individual risk factors (gender, anthropometry) Measurement of environmental factors (light
intensity, temperature, and humidity), equipment factors (work table). The results of the
measurement of work environment factors (temperature, humidity, light intensity) This
study was carried out by the total sampling method, namely all activities (7 activities). For
the results of the measurement of work posture using REBA showing 1 medium risk activity,
3 high-risk activities, 3 very high-risk activities. MSD complaints of workers for the past 1
week and 12 months, workers in the PT X food and beverage application laboratory
complained about the upper neck, left shoulder, left right knee, right left leg.

"
2019
T52954
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Matelda Christiana Mauta
"Pada pembangunan jalan raya di kota Kupang Nusa Tenggara Timur, sering terjadi kenaikan biaya yang disebabkan oleh lemahnya sistem persediaan bahan, oleh karena itu perlu untuk meneliti faktor-faktor risiko dalam sistem persediaan bahan yang mempengaruhi kinerja biaya proyek. Penelitian yang dihasilkan menggunakan metode AHP menunjukkan bahwa ada 11 faktor risiko tinggi, 16 faktor risiko menengah, dan 26 faktor risiko rendah, yang kemudian di lakukan pencegahan dan tindakan korektif yang direkomendasikan oleh para ahli.

On highway construction in the city of East Nusa Tenggara Kupang, often occurs cost overruns that caused by weak of material inventory system, therefore it is necessary to research the risk factors in material inventory system that influences project cost performance. The research resulting using AHP method show that are 11 high risk factors, 16 medium risk factors, and 26 low risk factors, which then in the doing preventive and corrective actions that are recommended by experts."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T36030
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Isran
"Pengendalian biaya proyek dimaksudkan untuk mengusahakan agar kemajuan proyek yang dihasilkan sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan sebelumnya atau kegiatan di kantor pusat di lapangan yang telah direncanakan harus dipantau dan dikendalikan implementasinya agar hasilnya sesuai dengan sasaran yang telah ditentukan. Masalah yang sering dihadapi oleh sebuah proyek adalah biaya yang telah direncanakan dalam pengadaan material pada tahap perencanaan tidak selaras dengan tahap implementasi atau dengan kata lain actual cost dalam pengadaan material jauh lebih besar dibandingkan rencana biaya material. Masalah ini bisa muncul, karena kurangnya informasi/pengetahuan pihak kontraktor terhadap kegiatan-kegiatan apa saja pada manajemen material yang memiliki resiko yang tinggi dan kegiatan-kegiatan apa saja pada manajemen material yang dapat menurunkan kinerja biaya material. Untuk mengatasi permasalahan ini maka dibutuhkan suatu pengetahuan mengenai identifikasi faktor resiko pada manajemen material dan diperlukan suatu tindakan koreksi (corrective action) yang tepat dalam mengatasi ketidakselarasan ini agar penyimpangan yang terjadi dapat diminimisasi. Skripsi ini mengkaji berbagai faktor resiko serta dampaknya yang mungkin muncul dan juga tindakan koreksi yang diambil kontraktor dalam mengantisipasi berbagai penyimpangan yang terjadi pada biaya material. Dari analisa faktor resiko dapat kita tentukan faktor yang mempunyai tingkat pengaruh tinggi serta pengaruhnya terhadap kinerja biaya. akhirnya dengan semakin efektif dan efisiennya pengendalian biaya material maka tujuan dan sasaran akhir proyek yang ditetapkan sebelumnya akan dapat tercapai sesuai dengan rencana.

Project control is intended to make the project progress on project planned or the activity m Home office and field that lias been planned must be examined and controlled to make the result fit with the aim that has been decided. Problem that often associated with a project are the cost which have been planned in material procurement on planning phase, not compatible with those implementation phase, or in other word the actual costs in material procurement are far above than those in material cost planning. These problem can occur because contractors have lack of information about any high risk activities on material management and activities that can decrease the material cost performance. It is needed sufficient knowledge about material procurement risk factor identification, followed by corrective action to overcome the incompatible in order to minimize the deviation between actual cost and plan cost. This thesis tries to analyze various risk factor, the impacts that may occur, and corrective action taken by contractor to anticipate various deviations which happen in material cost. By analyzing risk factor, we can determined factor that has high effect and impact to cost performance. Finally, as material cost control are becoming more effective and efficient, thus the aim and project final target that has been established before can be achieved as planned. Keyword : Control Problem, Impacts, Corrective Action."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S35455
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasid
"Walaupun mesin sudah dibuat otomatis namun kecelakaan kerja tetap dapat terjadi. Kegagalan pada mesin merupakan salah satu penyebab terjadinya kecelakaan kerja. Penelitian ini melakukan pengkajian risiko pada proses radial tyre building dengan maksud untuk mengurangi kejadian kecelakaan kerja yang ada pada proses tersebut dengan menggunakan teknik FMEA. Teknik ini dipilih karena mampu mengidentifikasi penyebab sebelum terjadinya akibat.
Berdasarkan hasil analisis didapatkan bahwa aktivitas paling berisiko dalam proses ini adalah ketika pemasangan material. Penanganan manual dan kurangnya perangkat keamananan pada mesin menjadikan proses ini memiliki nilai risiko yang tinggi.

Even though automation in machine process has come a long way, accident still happens particularly when worker comes in contact with machine. Machine failure is one of the causes of those accidents. This study assessed risk involved in radial tire building process in tire industry. This study focused on failure mode in machine using FMEA in order to reduce accident. FMEA is identified as the appropriate risk assessment since it involves identifying system failure modes before actual failure.
This study discovered that activity which has the highest score of RPN was material assembly into shaft roll. Manual handling and lack of safeguards contribute the most into making this process has high RPN score.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T38912
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Najmi Tanziila
"Penelitian ini membahas tentang analisis pengelolaan risiko yang terkait dengan kasus near miss yang dilaporkan di PLTA (PT X) tahun 2020 – 2022. Trend manajemen risiko masih berfokus pada bahaya yang level risikonya tinggi. Oleh karena itu, perlu dikembangkan ide future risk untuk menganalisis risiko mulai dari kejadian near miss. Near miss merupakan salah satu pondasi kecelakaan menurut teori Heinrich dan Frank E. Bird. Selain itu, kejadian near miss juga dilatarbelakangi oleh beberapa kejadian unsafe act dan unsafe condition sehingga perlu dilakukan suatu penelitian analisis risiko dan pengendalian near miss serta keterkaitannya dengan unsafe act dan unsafe condition. Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan semi kuantitatif. Objek penelitian adalah kasus near miss, unsafe act, dan unsafe condition yang dilaporkan di PT X tahun 2020 – 2022. Pengumpulan data dilakukan menggunakan Aplikasi Near Miss PT X, wawancara, dan observasi. Analisis data mengacu proses manajemen risiko AS / NZS 4360 : 2004 dan analisis pengendaliannya mengacu Hirarki Pengendalian Risiko (Safe Work Australia) Dari hasil rekap kasus di PT X, ditemukan 164 kasus terkait K3 dan dikerucutkan menjadi 110 kasus near miss, unsafe act, dan unsafe condition. Setiap kasus ini dikelompokan sesuai kesamaan risiko kemudian 10 kelompok near miss akan dinilai risikonya secara kualitatif dan semi kuantitatif. Temuan dari penilaian risiko kualitatif adalah terdapat 7 keterkaitan kasus near misses dengan unsafe act & unsafe condition sedangkan dari penilaian risiko semi kuantitatif dapat digambarkan 10 risk ranking kasus near misses. Dari penilaian basic risk level hingga recommended risk level ditemukan penurunan risiko yang selanjutnya digambarkan menggunakan penilaian efektivitas existing program (50% - 93%) dan recommended program (50% - 97,8%) Berdasarkan hasil analisis data disimpulkan bahwa perlu terdapat perbaikan Aplikasi Near Miss, edukasi dan sosialisasi kasus terkait K3 untuk pekerja PT X, serta level risiko near miss dapat diturunkan dengan hasil rekomendasi pengendalian risiko.

This study discusses the analysis of risk management related to near miss cases reported at PLTA (PT X) year 2020 – 2022. The trend of risk management still focuses on hazards with a high level of risk. Therefore, it is necessary to develop the future risk idea to analyze risks starting from near miss events. Near miss is one of the foundations of accidents according to the theory of Heinrich and Frank E. Bird. Moreover, near miss events are also triggered by several unsafe acts and unsafe conditions, so it is necessary to conduct a research on risk analysis and control of near miss and its relationship with unsafe acts and unsafe conditions. Desain of research is descriptive analytic with a semi-quantitative approach and the objects are cases of near miss, unsafe act, and unsafe condition reported at PT X in 2020 – 2022. Data collection was carried out using the Near Miss PT X application, interviews, and observations. The data analysis refers to the risk management process AS / NZS 4360 : 2004 and the control analysis refers to the Hierarchy of Risk Control (Safe Work Australia). From the result of the case recap at PT X, 164cases related to K3 were found and were reduced to 110 near miss, unsafe act, dan unsafe condition cases. Each of these cases are grouped with the similarity of risk then 10 near miss groups are assessed for risk qualitatively and semi-quantitatively. The findings from the qualitative assessment are that there are 7 linkages between near misses with unsafe acts and unsafe conditions, while the semi-quantitative risk assessment can describe the 10 risk ranking of near misses. From the assessment of basic risk level until recommended risk level, a reduction in risk was found which was then described using an assessment of effectiveness of existing programs (50% - 93%) and recommended programs (50% - 97,8%) Based on that results, it is concluded that there are some improvements needed about Near Miss Application, education and socialization of cases related to K3 for PT X workers, and the risk level of near miss can be reduced by the risk control recommendations."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rafinska Giandita
"Memutuskan untuk menggunakan jasa subkontraktor adalah alternatif pilihan bagi kontraktor utama khususnya untuk melaksanakan pekerjaan konstruksi. Menggunakan jasa subkontraktor menjadi salah satu cara bagi kontraktor utama untuk dapat memindahkan risiko-risiko yang mungkin terjadi selama masa proyek berlangsung. Namun di sisi lain, risiko-risiko tersebut dapat menjadi risiko bagi kontraktor utama apabila penggunaan jasa subkontraktor tidak dikendalikan dengan baik dalam setiap prosesnya. Tingginya risiko dan ketidakpastian menggunakan jasa subkontraktor pada Proyek EPC dapat menjadi salah satu penyebab penyimpangan biaya proyek. Salah satu strategi pengendalian untuk meminimalkan terjadinya penyimpangan biaya adalah mendeteksi risiko-risiko yang mungkin terjadi dengan penggunaan subkontraktor, dan menelaah kembali setiap prosedur terkait proses subkontraktor yang dimiliki oleh Perusahaan, untuk kemudian dikembangkan suatu pedoman yang secara ditel menjelaskan langkah kerja yang dapat menjadi acuan setiap pihak dalam mengendalikan subkontraktor di setiap prosesnya.Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengembangkan suatu prosedur terkait proses pengendalian subkontraktor sehingga dapat diterapkan pada Perusahaan Kontraktor Proyek EPC untuk dapat meminimalisasi terjadinya deviasi biaya pada proyek.

Deciding to use subcontractor is an alternative choice for main contractors in particular to carry out construction work. Using subcontractor is one way for main contractors to shifting the risks that may occur during the project period. On the other hand, those risks can be move back for main contractor if the subcontractor is not well controlled in every process. The high risk and uncertainty of using subcontractor on the EPC Project can be one of the causes of project cost deviations. One of the control strategies to minimize the occurrence of cost aberrations is to detect risks that may occur with using subcontractors, and review each procedure related to the subcontractor process owned by the Company, and then develop a guideline that explicitly describes the work steps that can be a reference each party in controlling subcontractors in each process.This study will be conducted with the aim of developing procedures related to the subcontractor control process so that it can be applied to EPC Project Contractor Company to be able to minimalize cost deviation on the project. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T50812
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novi Andriani
"Seiring dengan perkembangan di dunia industri sejak dimulainya Revolusi Industri, dunia tidak pernah lepas dari penggunaan bahan kimia. Salah satu bahan kimia yang digunakan adalah Hidrogen Klorida/Asam Klorida (HCl) yang merupakan bahan baku plastik PVC, bahan pembersih perabotan rumah, memproduksi gelatin, zat adiktif makanan, dan proses penyamakan kulit, maka risiko dari HCl sangat besar. Tak terkecuali terhadap material tangki sebagai tempat menyimpan bahan. Olehkarena itu sangat diperlukan penilaian tingkat risiko pada tahap desain tangki HCl 33% terhadap material tangki dan konsekuensi aspek finansial jika terjadi kebocoran pada tangki tersebut.
Dalam studi ini digunakan metode Quantitative Risk Analysis API-RBI 581:2008. Hasil Penelitian menunjukan bahwa Nilai Probability of Failure (PoF) yang didapat adalah 3909,24 berada pada kategori 5 (1000 < Df-total ≤10000), konsekuensi biaya jika terjadi lubang pada dinding tangki sebesar US$ 8.670.000 berada pada kategori D dan pada tingkat high risk. Sedangkan konsekuensi biaya jika terjadi lubang pada pelat dasar tangki sebesar US$ 21.500.000.000 berada pada kategori E pada tingkat high risk.

Along with the development of the world's industry and since the beginning of the industrial revolution, the world is never be separated from the use of chemicals. One of the chemicals used is hydrogen chloride/hydrochloric acid which is the raw material of plastic PVC, furniture cleaning materials, to produce gelatin, food addictive substances, and the leather tanning process, so the risk of HCL is very large. There is no exception for the tank material as the place to store materials. Therefore, it is very necessary need the level risk assessment in design phase HCl 33% storage tank againts tank material and financial consequences aspects if there is a leak at the tank.
In this study, the analysis of the risk assessment used the Quantitative Risk Analysis Methode API-RBI 581:2008. This study shows that the value of Probability of Failure (PoF) obtained is 3909,24 and is on category 5 (1000 < Df-total ≤10000), if there is a hole in the wall of the tank its cost of consequence is US$ 8.670.000, on category D and at the high level risk. While the cost of consequence if there is a hole at the plate of bottom tank is US$ 21.500.000.000 and is on category E and at the high risk level.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S44190
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Radityo Putra Paripurna
"Era globalisasi membuat Indonesia harus bersaing dengan dunia internasional, tidak terkecuali dalam industri jasa konstruksi. Industri jasa konstruksi ini harus beradaptasi dengan kontrak internasional yang terbilang masih awam bagi kontraktor lokal, sehingga kontraktor lokal perlu mewaspadai sumber-sumber dispute apa saja yang berpotensi dapat terjadi dengan menggunakan kontrak internasional. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus pada proyek dengan menggunakan kontrak internasional, yaitu dengan mewawancarai orang-orang yang memiliki tanggung jawab di proyek tersebut dan dengan menggunakan metode AHP dan pendekatan level resiko. Hasil yang didapat berdasarkan clusternya, sumber dispute yang didapat justru berasal dari faktor manajemen pada proyek tersebut dan faktor ketidakpastian pada internal proyek.

Globalization era has led Indonesia to compete with the international world, construction industry is not an exception. Construction industry must adapt to international contracts that are still relatively unfamiliar to local contractors, so that the local contractors should be aware of the sources of any dispute that can potentially occur with the use of international contracts. This study uses a case study on the project with international contracts, done by interviewing people who have responsibilities in the project and by using the AHP method and the level-ofrisk approach. Results obtained are based on cluster, the source of the dispute is obtained from management factor on the project and uncertainty factors in project's internal."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42902
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>