Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 135909 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Roslina Fauziah
"Skripsi ini membahas tentang kaitan antara fenomena perceraian pada pasangan paruh baya yang terjadi di Jepang dengan sistem pembagian dana pensiun ketika bercerai. Penelitian ini bersifat kualitatif meskipun menggunakan data-data statistik sebagai salah satu sumber data. Hasil penelitian ini menemukan ada tiga kaitan antara jyukunen rikon dan nenkin bunkatsu, yaitu penguatan posisi perempuan dalam keputusan bercerai, terbukanya peluang mendapat pembagian dana pensiun lebih besar, dan berkurangnya kekhawatiran akan kehidupan hari tua karena memiliki dana pensiun meskipun telah bercerai.

This paper talks about relation between middle-aged divorce phenomenon in Japan and pension division system at divorce. This research is qualitative research, eventhough I also using statistical data as one of data sources. This research have found three relations between jyukunen rikon and nenkin bunkatsu. First, the position of woman that want to divorce are stronger than before. Second, a chance for woman to get more pension division at divorce is widely open. Third, there are no more worries of old age life eventhough the woman has divorced."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S42476
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Diana Utami
"Skripsi ini menganalisis tentang fenomena perceraian pasangan lanjut usia (jukunen rikon) setelah tahun 2007. Fenomena jukunen rikon menimbulkan pembicaraan tentang hubungan pernikahan yang ideal dan diharapkan masyarakat Jepang sebelum tahun 2007. Jukunen rikon juga diprediksi oleh masyarakat Jepang akan meningkat tajam setelah tahun 2007, tepat setelah diberlakukannya Sistem Pembagian Dana Pensiun dan pensiun massal baby boomer. Skripsi ini menggunakan teori dari tulisan Alexy Allison mengenai fenomena jukunen rikon sebelum 2007. Hasil penelitian menemukan bahwa fenomena jukunen rikon tidak meningkat tajam seperti yang diprediksikan masyarakat. Meskipun demikian, pembicaraan mengenai hubungan pernikahan yang ideal antara pasangan lanjut usia terus berlanjut setelah tahun 2007.

The focus of this work is to analize later-life divorce phenomenon (jukunen rikon) after 2007. Jukunen rikon phenomenon has provoked conversations about ideals and expectations of marital relationships in Japanese society. Jukunen rikon also predicted by Japanese society would icreased dramatically after 2007, coincides with enactment of pension division system and baby boomer retirement. This work was compiled using Alexy Allison’s theory based on her paper about jukunen rikon before 2007. This work found that jukunen rikon phenomenon is not increased like Japanese society prediction. However, conversations about ideals of marital relationship among elderly couple are continue after 2007."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S56607
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meydiana Widyaningsih
"Jurnal ini membahas tentang fenomena remaja yang disebut yankee sebagai salah satu bentuk premanisme di Jepang. Pembahasan ini menggunakan konsep budaya populer, penjelasan definisi dari kata premanisme serta konsep budaya anak muda (youth culture). Hal yang dianalisis akan difokuskan pada labeling premanisme yang diberikan masyarakat Jepang untuk remaja yankee serta bentuk-bentuk premanisme yang menjadi kebiasaan dari mereka. Penelitian dilakukan menggunakan metode analisis deskriptif melalui pendekatan definisi serta studi kepustakaan. Tujuan dari penulisan jurnal ini adalah untuk memberikan informasi serta pemahaman tentang satu budaya remaja di Jepang yang dinilai sebagai sebuah bentuk premanisme.

This journal discusses adolescent phenomenon called yankee as a form of thuggery in Japan. This discussion uses the concept of popular culture, the definition of the word thuggery explanation and the concept of youth culture (youth culture). The analysis will focus on labeling thuggery given to adolescents yankee Japanese society and the forms of thuggery is becoming a habit of them. The study was conducted using descriptive analysis approach and the definition of literary study. The purpose of this paper is to provide information as well as an understanding of the youth culture in Japan is considered as a form of thuggery.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Desy Retnawati
"Orang-orang yang meninggal dalam keadaan sendiri atau mungkin tanpa diketahui oleh orang lain sering ditemukan beberapa hari setelah hari kematiannya, bahkan dalam beberapa kasus lebih dari sebulan setelah kematian orang tersebut. Orang yang meninggal dalam kesendirian tersebut saat ini sedang meningkat jumlah kasusnya. Laki-laki menjadi korban terbanyak dalam kasus tersebut.

People who lonely death or may be unnoticed by others is frequently found several days after the day of his death, even in some cases for more than a month after the death of that person. The man who died in solitare is currently increasing the number of the case. Male are being the highest victims in such cases."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Antika Sesiadani
"Baby Boom adalah suatu keadaan dimana angka fertilitas suatu negara meningkat secara drastis dalam kurun waktu yang sangat singkat. Umumnya, Baby Boom terjadi di sejumlah negara maju, salah satunya adalah Jepang. Baby Boom di Jepang terjadi pasca Perang Dunia II. Hal ini terjadi selain karena perang tetapi juga dikarenakan bom yang dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki yang mengakibatkan jumlah penduduk Jepang saat itu menurun dengan drastis. Akibatnya, pemerintah Jepang saat itu pun memerintahkan untuk meningkatkan angka fertilitas di Jepang dalam waktu singkat. Keputusan yang dilakukan oleh pemerintah pun berhasil dan sedikit demi sedikit Jepang kembali menuju normal dan perekonomian pun semakin meningkat karena banyaknya tenaga kerja muda. Namun, hal ini tidak bertahan lama. Alasannya, penduduk yang lahir pada masa Baby Boom itu memasuki pensiun secara masal dan menjadi masalah yang cukup memberatkan pemerintah Jepang saat ini. Banyaknya lansia, berkurangnya tenaga kerja muda dan mahalnya pajak dan tunjangan menjadi faktor utama dalam masalah yang harus dihadapi baik oleh pemerintah maupun penduduk usia produktif dan membawa Jepang menuju kehancuran.

Baby Boom is a situation that fertility rate of a country growing rapidly in a very short time. Commonly, Baby Boom existed in a few of developed countries, such as Japan. Baby Boom in Japan was happened at Post-World War II. Beside war, other factor that Baby Boomer could happen was a bomb that had been dropped to Hiroshima and Nagasaki. At that time, population in Japan was in dangerous situation, so the government ordered to his citizen to increase the fertility rate. The decision that the government had been made was succeed, and step by step, Japan back to normal and also, economic sector had been developed in a good way because there are so many of young workers. However, this decision did not long last, citizen that was born in Baby Boom?s period was already in their pension time and they did it in mass. This thing become the country?s problem. The increasing of elderly, decreasing of young workers and expensive tax and pension fund are main factor that the government and young workers have to face and also bring Japan to the verge of collapse
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S57046
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Monica
"Skripsi ini menganalisis hubungan antara rasa kesepian yang dialami oleh laki-laki paruh baya Jepang dengan tingkat popularitas virtual idol dalam kasus Hatsune Miku di Jepang. Teori yang digunakan dalam skripsi ini adalah teori tentang rasa kesepian yang disebabkan oleh keterasingan secara emosional yang dikemukakan oleh Weiss dan teori tentang virtual idol yang dikemukakan oleh Black. Skripsi ini merupakan penelitian kuantitatif. Hasil penelitian menyatakan bahwa ketidakadaannya hubungan dengan kualitas kedekatan yang intim menjadi faktor utama penyebab rasa kesepian yang dialami oleh laki-laki paruh baya Jepang. Selanjutnya, virtual idol Hatsune Miku digunakan sebagai substitusi dari kondisi tersebut karena potensi yang dimilikinya.

The focus of this study is to analize the relationship between loneliness experienced by Japanese middle aged men and the popularity of virtual idol Hatsune Miku in Japan. This paper was compiled using Weiss's loneliness of emotional isolation theory and Black's virtual idol theory. This paper was a quantitative research. The research proved that the absence of specific relational provision is the main cause for Japanese middle aged men loneliness. Hence, virtual idol Hatsune Miku, who can be owned and controlled individually is being used as a remedy for their loneliness.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S56329
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadilla Choirunnisa
"Skripsi ini membahas budaya partisipasi pada internet dalam fenomena konsumsi naratif josei-muke kontentsu konten untuk perempuan di Jepang. Budaya partisipasi menandakan pergeseran peran konsumen yang tidak hanya mengonsumsi konten namun juga aktif dalam sirkulasi informasi konten. Skripsi ini menggunakan teori budaya partisipasi yang dikemukakan oleh Henry Jenkins, serta teori konsumsi naratif oleh Otsuka Eiji dan media mix oleh Marc Steinberg sebagai teori pendukung untuk menganalisis pemasaran narasi produk josei-muke kontensu, konsumsi naratif konsumen, budaya partisipasi konsumen di Jepang pada internet, serta hubungan ketiga fenomena tersebut.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analisis. Dalam skripsi ini ditemukan bahwa budaya partisipasi konsumen josei-muke kontentsu memang terjadi dalam konsumsi naratif karena adanya tumpang tindih narasi konten. Melalui budaya partisipasi konsumen juga menegaskan identitasnya sebagai penggemar yang menjadi bagian dari sebuah fandom yang semakin membuka akses untuk mendapatkan narasi. Di sisi lain, produsen memanfaatkan budaya partisipasi konsumen untuk penyebaran informasi dan mempertahankan eksistensi konten dalam pasar industri josei-muke kontentsu di Jepang.

This study discusses the participatory culture on the internet in the phenomenon of narrative consumption of josei muke kontentsu contents for female in Japan. Participatory culture shows a shift in the role of consumers who are not only passively consume contents but also actively play a role in driving the flow of contents information. This study uses the theory of participatory culture by Henry Jenkins, as well as the theory of Narrative Consumption by Otsuka Eiji and Media Mix by Marc Steinberg as supporting theories to analyze the narrative marketing of josei muke kontentsu products, consumers rsquo narrative consumption, consumers rsquo participatory culture in Japan on the internet, and the relationship of these three phenomena.
The research method used is descriptive analysis method. The result of this study indicates that the participatory culture of josei muke kontentsu consumers indeed occur in narrative consumption due to the overlapping narrative of the contents. Through participatory culture, consumers also affirm their identity as a fan that becomes part of a fandom that increasingly opens access to get the narrative of the contents. On the other hand, producers utilize the participatory culture for information dissemination and maintain the existence of contents in the josei muke kontentsu industry market in Japan.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tiara Irene Putri
"Prevalensi gangguan mental emosional atau distres psikologik di Indonesia semakin bertambah seiring dengan semakin tuanya kelompok umur. Salah satu penyakit yang dapat ditimbulkan dari adanya gangguan mental emosional ini adalah hipertensi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat ada tidaknya hubungan gangguan mental emosional dengan hipertensi antara pra-lansia dan lansia di Indonesia setelah dikontrol variabel kovariat. Desain studi potong lintang, dengan menggunakan data riskesdas 2013. Sampel penelitian pra-lansia (45-59 tahun) dan lansia (≥60 tahun) yang memiliki data variabel lengkap sebesar 149175 sampel. Variabel kovariat penelitian umur, jenis kelamin, status perkawinan, pekerjaan, pendidikan, perilaku merokok. Hubungan variabel dinilai dengan analisis bivariat dan multivariat. Hasil penelitian menunjukkan persentase penduduk dengan gangguan mental emosional yang mengalami hipertensi 44,2%. Faktor-faktor terbesar yang berhubungan dengan hipertensi gangguan mental emosional (OR = 1,604; CI=1,539-1,672), Kelompok Umur Lansia (OR = 2,684; CI = 2,624-2,745), Cerai (OR=2,153; CI=2,093-2,215), tidak bekerja (OR=2,472; CI=2,365-2,583) dan tingkat pendidikan rendah (OR=1,626; CI=1,543-1,715). Pra-lansia dan lansia dengan gangguan mental emosional memiliki peluang 1,297 kali lebih tinggi untuk mengalami hipertensi dibandingkan pra-lansia dan lansia yang tidak mengalami gangguan mental emosional setelah dikontrol dengan variabel kovariat. Diperlukan penelitian lebih lanjut dengan memasukkan lebih banyak variabel kovariat.

The prevalence of mental emotional disorders or psychological distress in Indonesia is increasing along with the older age groups. One of the diseases that can be caused by this mental emotional disorder is hypertension. This study aims to see whether there is an Associated between Mental Emotional Disorders and Hypertension Among Middle-aged and Elderly in Indonesia after controlled by covariate variables. Cross-sectional study design, using data from riskesdas 2013. The samples are Middle-aged (45-59 years) and elderly (≥60 years) who have complete variable data. The total samples are 149175 samples. Research covariate variables were age, sex, marital status, employment, education, smoking behavior. The association between each variables were assessed by bivariate and multivariate analysis. The results showed the percentage of residents with mental emotional disorders who experienced hypertension 44.2%. The biggest factors associated with hypertension were mental emotional disorders (OR = 1,604; CI = 1,539-1,672), Elderly Age Group (OR = 2,684; CI = 2,624-2,745), Divorce (OR = 2,153; CI = 2,093-2,215), not working (OR = 2.472; CI = 2.365-2,583) and low education level (OR = 1,626; CI = 1,543-1,715). Middle-aged and elderly with mental emotional disorders have a chance 1,297 times higher for hypertension than middle-aged and elderly people who do not experience mental emotional disorders after being controlled by covariate variables. Further research is needed by including more covariate variables."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anita Sawitri Dradjat
"ABSTRAK
Pet Boom merupakan tren memelihara hewan di Jepang yang berkembang sejak tahun 1996. Tren ini berkembang dikarenakan faktor-faktor internal dan eksternal. Salah satu faktor eksternal adalah berubahnya struktur masyarakat yang menambah jumlah lansia yang hidup seorang diri dalam masyarakat Jepang. Skripsi ini membahas mengenai perkembangan pet boom, khususnya kaitannya dengan perubahan struktur keluarga Jepang yang berdampak terhadap kaum lansia di Jepang, berakibat pada renggangnya hubungan antar manusia yang menjadikan memelihara binatang sebagai sesuatu kebutuhan. Hal tersebut memberi peningkatan terhadap perkembangan perboom.

Abstract
Pet boom is a trend on owning pets in Japan, that has occurred since 1996. This trend is affected by internal and external factors. One of the external factor is the change of family structure which raises number of elder people living alone among the Japanese society. This thesis discusses the development of pet boom, especially its relation to the change of family structure in Japan, in which affected elderly in the society. This thesis uses deductive-analytic method. The analysis of this study concludes that the change of family structure in the Japanese society has cause a bigger gap between human relations, which makes owning pets as a necessity. This gives an improvement in the development of pet boom."
2010
S13473
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Eda Arthaputri
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara body image dengan kepuasan seksual pada wanita dewasa madya. Penelitian ini termasuk ke dalam tipe penelitian korelasional, dan kuantitatif dengan desain penelitian cross-sectional study, retrospektif, dan non eksperimental. Partisipan dalam penelitian ini adalah 51 wanita dewasa madya yang sudah mengalami menopause dan yang memiliki pasangan. Teknik pengambilan sampel menggunakan incidental sampling. Melalui korelasi Pearson, hasil penelitian menunjukkan adanya korelasi signifikan antara body image dengan kepuasan seksual pada wanita dewasa madya.

The purpose of this research is to find the correlation between body image and sexual satisfaction among middle aged women. This study belongs to the type of correlational and quantitative research designed with cross-sectional studies, retrospective and non-experimental studies. Participants in this study were 51 middle aged women in the menopausal status who still have spouse. This research uses incidental sampling as the sampling technique. Using Pearson Correlation, the result shows significant correlation between body image and sexual satisfaction among middle aged women."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S44608
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>