Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 41521 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
S10317
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tobing, Rosliana Tetty
"Sistem perpajakan hendaknya didasari oleh azas-azas perpajakan dalam pelaksanaannya, sehingga tidak menimbulkan perlawanan dari masyarakat. Azas-azas perpajakan yang disarankan para ahli antara lain equity, convenience, certainty dan economy. Dari azas-azas tersebut yang sering menjadi persoalan adalah azas keadilan karena keadilan sendiri mengandung pertentangan, dalam arti adil bagi seseorang belum tentu adil bagi yang lain.
Begitu juga halnya dengan pelaksanaan pengenaan pajak atas penghasilan dari kegiatan Multilevel Marketing (MLM). Sampai saat ini masih banyak perbedaan pandangan antara wajib pajak dalam hal ini perusahaan dan distributor yang melakukan kegiatan Multilevel Marketing dengan Direktorat Perpajakan. Perbedaan pandangan menyangkut rasa keadilan yang menurut Wajib Pajak tidak ada karena pajak yang dipungut berdasarkan penghasilan bruto, padahal ada biaya yang dikeluarkan dalam melakukan kegiatan MLM.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif artinya penelitian ini tidak menghubungkan variabel satu dengan variabel lain, hanya memberikan gambaran mengenai pokok permasalahan yang diajukan. Data diperoleh melalui wawancara dengan pihak perusahaan Multilevel Marketing, Pejabat Direktorat PPh Direktorat Jenderal Pajak dan kuesioner bagi distributor yang melakukan kegiatan Multilevel Marketing.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penghasilan yang diperoleh distributor Multilevel Marketing memenuhi hakekat ekonomi untuk dikenakan pajak Penghasilan Pasal 21. Mekanisme yang digunakan dalam memungut pajak adalah melalui perusahaan Multilevel Marketing yang paling mengetahui bagaimana jaringan bisnis distributor beserta groupnya. Ketentuan Perpajakan yang mengatur pengenaan PPh Pasal 21 atas Penghasilan dari kegiatan Multilevel Marketing telah memberikan kepastian hukum.
Saran yang bisa diberikan setelah dilakukan analisis adalah memberikan pengurangan berupa biaya jabatan kepada distributor MLM dan mengintensifkan pemungutan PPh badan bagi Perusahaan MLM dan bagi distributor yang sudah mencapai PTKP tetapi belum memiliki NPWP agar diefektifkan dengan menghimbau agar memiliki NPWP atau secara Jabatan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T9212
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
S10046
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Fahmi
"Penelitian ini membahas mengenai keuntungan harga jual yang diperoleh distributor Multi Level Marketing. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai bagaimana seharusnya proses perpajakannya, masalah, dan alternatif pemajakannya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam dan studi kepustakaan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa penerapan PPh atas keuntungan harga jual yang diperoleh Distributor MLM tidak berjalan baik dikarenakan ketidaktahuannya para distributor MLM bahwa keuntungan atas harga jual yang diperoleh Distributor termasuk dalam penghasilan yang harus ditambahkan di SPT Tahunan dari Distributor tersebut. Lebih lanjut, adanya PP 46 tahun 2013 menjadikan usaha dagang yang dilakukan Distributor MLM termasuk di dalam kriteria yang termasuk di dalamnya. Dalam hal ini Distributor MLM dapat disimpulkan telah memenuhi kriteria-kriteria Hard to Tax.

This research discusses the advantages derived by the sale price Multi Level Marketing Distributors. This study was conducted to get an idea of how the process is supposed to be taxed, about its issues, and its alternatives taxes. This research uses a qualitative approach for data collection through in depth interview and study literature. These results indicate that the application of income tax on gains income earned selling prices MLM distributors are not going well due to ignorance of the MLM distributors to add its gain to their annual income tax return. Furthermore, the presence of PP 46 in 2013 makes trading business conducted MLM Distributors included in the criteria included in it. In this case MLM Distributor can be categorized as Tax Payer that "Hard to Tax".
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S57535
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
S10350
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Mirza
"Penelitian ini membahas pemajakan atas floating crane ditinjau dari sisi Pajak Penghasilan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa perbedaan penafsiran dan sudut pandang mengenai floating crane menyebabkan adanya permasalahan dalam pengenaan PPh-nya. Implementasi dinilai sudah berjalan dengan baik dan sesuai dengan peraturan yang berlaku, namun disatu sisi terlihat tidak mengakomodir kebutuhan industry pelayaran khususnya pengusaha floating crane. Saran dari penelitian ini adalah agar pembuat kebijakan sebaiknya lebih mengkoordinasi dan melakukan komunikasi dengan baik antara pihak-pihak terkait agar kedepannya peraturan yang diterbitkan dapat lebih jelas, tepat dan mengakomodir industry dengan baik.

This study discusses the taxation of floating crane viewed from the perspective of the income tax. This study used a qualitative approach to the types of descriptive research. Results of the study concluded that the differences of interpretation and points of view regarding the floating crane causes the problems in the imposition of income tax. Implementation of the policy has been running fine and according to the regulations, but on the other side it does not accommodate the needs of cruise industry particularly floating crane company. Advice from the research is that policy-makers should better coordinate and communicate well between the parties related so the future regulation can be more clear, precise and accommodate the industry well."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S46600
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sugeng Wibowo
"Multi Level marketing is a marketing system based on compensation given to the community that causes a good transfers. In MLM system, the role of an independent distributor is to sell, to market and to promote the products of MLM. The role of the independent distributor is very important but he/she is not an employee of MLM.
MLM gives sales discount in the end of the month for distributor's service for marketing products of MLM and notes it as sales discount. The sales discount decreases/diminishes sales value price so that is necessary to do a research to examine that is really sales discount or sales a commission.
Special characteristic which mostly occur in MLM are :
1. Distributor do full payment when he/she orders products
2. in the end of the month, MLM enterprises count purchasing accumulation of a distributor and count how much sales discount received by distributor. This sales discount is the income deducted by Tax Income article 21.
3. In the end of the month, the enterprise issues tax invoice with tax base is sales price minus sales discount distributor.
4. For the damaged. good, MLM enterprise can receipt this good. Enterprises give the voucher for the distributor that use to buy same good, buy other good with the same price but no cash.
Multi Level Marketing enterprise is different with other distribution so necessary to verify what MLM enterprise can rule tax authority law. The writer is eager/curios to know that do implementation directions include all taxation aspect on MLM, can all taxation aspects be implemented by MLM and regulations in circular letter of Directorate General of Taxation fit to the hierarchy of laws.
The writer is eager/curios to know that do employees really know and understand the regulations and the mechanism of MLM and do they five the same treatment to all tax payers. Data collecting Method can implement to financial statement, annual tax return, intern tax return and Tax Examination on PT "X".
Based on case study known that there are some taxation aspects which are owned and implementation in MLM against Tax law or contradictory to Tax Law. Some part of contradictions are caused by Tax Payer's mistake, and others come from the characteristics of MLM which are different with conventional corporation/enterprise. Basically, in fact, the system and procedure of MLM are good customs in MLM so that is necessary to build/make special implementation directions/instructions which regulate all aspect in MLM. This authority/competence should be included on Tax laws and be delegated to the regulations of the same level with the Decision of Minister of Finance.
Even though Directorate General of Taxation has issued circular letter and concerning about tax treatment on MLM: but in fact the treatment given to braches of "PT X" ini many regions are not same. It means the understanding about MLM among Tax employees is not the same yet. That is why the understanding on laws and the development of human resources ini Directorate General of Taxation should be developed/increased."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T13350
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cornelius Djati Kusrianto
"PT. Centranusa Insancemerlang merupakan salah satu perusahaan Multi Level Marketing yang cukup besar di Indonesia, banyak orang mendaftar sebagai anggota dengan harapan Ingin cepat kaya. Di satu sisi bahwa menekuni usaha Multi Level Marketing dapat mendatangkan penghasilan yang berlipat ganda, di sisi lainnya ternyata banyak masyarakat yang tertipu oleh perusahaan
yang berkedok Multi Level Marketing.
Tujuan penulisan ini adalah untuk membuktikan bahwa dengan menekuni usaha Multi Level Marketing dapat memberikan penghasilan yang berlipat ganda dengan syarat mau bekerja keras sesuai komitmen bersama, dan untuk itulah penulis masuk menjadi salah satu anggota jaringan atau menjadi distributor salah satu kelompok jaringan yang cukup besar.
Dari penelitian yang di lakukan ternyata bahwa menekuni usaha Multi Level Marketing diperlukan kerja keras dan ketekunan2 tidak seperti yang di bayangkan, karena usaha Multi Level Marketing memerlukan interaksi jaringan sosial yang besar, sehingga untuk membuktikan bahwa berlipatnya penghasilan adalah karena berkembangnya Jaringan dl dalam kelompok, sehingga dari hasil uji secara statistik hal dimaksud dapat di buktikan.
Perlu di sampaikan di sini bahwa sebagai suatu Jenis usaha yang relatif baru, maka menekuni usaha ?Multi Level Marketing? dapat menciptakan lapangan kerja baru serta dapat mencetak wira usaha yang cukup tangguh, sehingga Sumber Daya Manusia yang ada dapat teruji kemampuan dan semangat juang yang tinggi, dapat di sarankan pula agar dalam kegiatan sponsorisasi anggota
jaringan untuk memperluas jarlngan penjualan, perlu Iebih selektif agar organisasi efektif, karena besarnya jaringan bukan jaminan untuk memperoleh penghasilan
besar, dengan kata lain bahwa yang terutama adalah kualitas para anggota bukan kuantitasnya.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T3837
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sylvia Hastarini
"Tingginya tingkat penetrasi terhadap ide Multi Level Marketing (MLM) yang ditandai dengan be-gitu banyak nya orang yang mendaftarkan diri menjadi distributor menunjukkan adanya respon yang luar biasa sebagai efek Komunikasi atas ide MLM tersebut. Hal ini mendorong peneliti untuk mengkaji lebih jauh mengenai respon dari Para distributor terhadap ide MLM; khususnya kognisi dan faktor-faktor yang memberikan kontribusi terhadapnya, Dalam hal ini dilakukan penelitian survey terhadap distributor perusahaan MLM PT Amway Indonesia Teknik penarikan sampel yang digunakan adaiah Sampel Purposive (sengaja) dengan menetapkan jatah (kuota) berdasarkan status kedistributorannya yakni: 50 distributor Peringkat dan 50 distributor Non Peringkat. Status kedistributoran merupakan jenjang yang ditetapkan perusahaan berdasarkan penjualan pribadi; penjualan kelompok dan konsistensi usaha dari bulan ke bulan. Dalam hal ini masing-masing kelompok; baik peringkat maupun non peringkat; dilihat sebagai suatu sub populasi walaupun kelompok non peringkat jumlahnya jauh lebih banyak daripada kelompok Peringkat. Pada kelompok Non Peringkat tingkat kognisinya cenderung sedang (72%) dan kelompok Peringkat; tingkat kognisinya mutlak tinggi (100%). Dari kedua kelompok tersebut; variabel Terpaan Media Internal terbukti signifikan terhadap tingkat kognisi responden. Terdapat indikasi bahwa distributor yang tingkat kognisinya tinggi adalah mereka yang terpaan media internalnya juga tinggi. Ia memanfaatkan media internal secara maksimal untuk memperluas wawasannya tentang MLM. Sebaliknya; sebagian Distributor non peringkat cenderung tidak memanfaatkan media internal secara maksimal; bahkan banyak diantara mereka yang tidak tahu mengenai media internal itu sendiri atau mereka tahu tapi belum pernah terterpa oleh media internal tersebut."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia , 1995
S4142
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Priyono
"Di dalam dunia bisnis ada 3 kelompok besar bisnis, yaitu bisnis konvensional, franchise dan network marketing. Umumnya bisnis konvensional memerlukan modal yang relatif besar dengan tingkat keberhasilan yang penuh ketidakpastian. Disisi lain bisnis franchise memerlukan modal yang relatif kecil dan mempunyai tingkat keberhasilan yang tinggi karena sistemnya yang telah teruji. Dan yang terakhir adalah network marketing atau multilevel marketing, yang modalnya sangat kecil dan hampir tanpa resiko.
Penelitian ini membahas Retensi Distributor Dalam Multilevel Marketing dan mengambil kasus MLM High Desert, sebuah perusahaan yang memproduksi food supplement, propolis, royal jelly, dan pollen. Perusahaan ini merupakan anak perusahaan CC Pollen Company yang berkantor pusat di Arizona, Amerika Serikat.
Dalam penelitian ini digunakan 7 variabel laten, yang terbagi dalam 39 pertanyaan yang merupakan indikator ketujuh variabel laten tersebut Ketujuh variabel Iaten tersebut adalah retensi distributor, kepercayaan, komitmen, support perusahaan, jiwa wirausaha distributor, kinerja dan kepuasan kerja distributor. Sedangkan respondennya adalah para distributor yang telah bergabung di High Desert minimum 1 tahun, dengan jumlah sampel 125 orang responden yang berasal dari Bandung dan Jakarta yang diambil dengan metode convenience sampling. Selanjutnya pengolahan data menggunakan 4 metode analisis, yaitu : analisis deskriptif, analisis faktor, analisis varian multivariate, disamping regresi berganda dan regresi polynomial.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 96 % responden yang bergabung 2-3 tahun minimum sudah menduduki posisi distributor director. Disamping itu lama bergabung, peringkat dan pendidikan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap ketujuh variabel laten tersebut, sedangkan jenis kelamin tidak mempunyai pengaruh yang sinifikan. Interaksi antara komitmen distributor dengan kepuasan kerja distributor mempunyai pengaruh yang sinifikan terhadap retensi distributor. Selanjutnya faktor utama support perusahaan, interaksi antara jiwa wirausaha distributor dengan support perusahaan, dan interaksi antara kepercayaan distributor dengan support perusahaan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap komitmen distributor. Komitmen distributor mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja distributor, dan kinerja distributor mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan kerja distributor.

There are 3 big groups in the business world, that is conventional business, franchise and network marketing. Generally, conventional business needs more capital with the highly uncertain efficacy storey. On the other hand; franchise business needs less capital and have the high efficacy storey; because its system have been tested. Finally, network marketing or multilevel marketing needs capital relatively small and almost without risk.
This research study the Distributor Retention In Multilevel Marketing and take the case AIM of High Desert, a company producing food supplement : propolis, royal jelly, and pollen. This company represent the subsidiary company of CC Pollen Company having a head office in Arizona, United States.
In this research used 7 latent variable, which divided in 39 question representing 7 latent variable mentioned before. The 7 latent variable consist of : distributor retention, trust, commitment, distributor support, entrepreneurship, performance and job satisfaction. While its respondent is all distributor joined in High Desert at minimum 1 year periods, with the sample amount 125 respondent who come from Bandung and Jakarta using convenience sampling methods. And data processing using 4 kind of analyzing method, that is : descriptive analysis, factor analysis, variant multivariate analysis, beside quadratic regression and polynomial regression.
The result of research indicate that 96 % respondents joining at minimum 3 years have occupied the position of distributor director. On the other hand, the joining periods and education having a significant influence toward 7 latent variable, while gender is not having a significant influence. The interaction between distributor commitment and job satisfaction having a significant influence toward distributor retention. Hereinafter main factor of distributor support, interaction between entrepreneurship and company support system, and interaction between trust and company support system having a significant influence toward distributor commitment. Distributor commitment having a significance influence toward distributor performance, and distributor performance having a significance influence toward job satisfaction."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T17841
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>