Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 33733 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Riandhika Yudi Hendrianto
"Penelitian ini membahas mengenai teknik manufaktur dengan skala mikro yang dilakukan dengan metode micro-milling berbasis kepada olah citra 2D. Tekstur part mikro dihasilkan dengan mesin micro-milling 3 axis. Pada metode olah citra yang dikembangkan pada metode olah citra 2D ini data input citra akan mengalami tiga proses sebelum dilakukan pemesinan. Pertama, data mapping digunakan untuk mengkonversi data yang di dapat dari input citra (intensitas pixel dan resolusi citra) menjadi data ukuran untuk pemesinan: tinggi maksimum, panjang dan lebar (mm) dari tekstur. Pada penelitian ini intensitas citra digunakan sebagai pengontrol kontur dari tekstur mikro dan resolusi sebagai pengatur luas pengerjaan pada benda kerja. Kedua, data intensitas dari citra tersebut dikonversi menjadi data kontur 3D dari tekstur mikro yang telah ditentukan pada langkah pertama. Ketiga, digunakan algoritma smoothing pada data kontur untuk mendapakan permukaan smooth yang dapat dilakukan pemesinan. Untuk koordinat pergerakan pemakanan pada proses pemesinan digunakan metode gouging avoidance sehingga pergerakan pemakanan mengikuti pola citra 2D yang digunakan. Hal ini dilakukan dengan citra beresolusi 127x150 pixel dan 254x300 pixel. Setelah data 3D dari tekstur mikro sudah dapat dihasilkan, perancangan tool path dilakukan untuk mendapatkan part mikro dengan tekstur yang sudah dirancang pada metode olah citra yang dilakukan pada tahapan sebelumnya. Pemesinan sudah dapat dilakukan dan dari metode olah citra 2D yang dibahas pada penelitian ini dapat dijadikan salah satu metode untuk pemesinan permukaan part mikro.

This research focuses on developing method to produce 3D micro-texture on micro-part based on 2D image. The micro-texture itself is manufactured by 3-axis micro-milling. In the developed method, a 2D square image with desired pattern is used as input data and a three processing-step is required afterward. First, three prescaled-mapping values are set accordingly and used to convert the image data (pixel intensity and image resolution) into specified dimension: maximum height, length and width (mm) of the texture. In this case, the image intensity is used to control maximum contour height of micro-texture, and the resolution is used to set desired dimension of the texture. Second, pixel intensity data of the image is then converted into 3D contour-height data of micro-texture based on the prescaled-mapping values determined in the first step. Third, smoothing algorithm is then carried out to the contour-height data to obtain a more reasonably smooth surface. The movement coordinate data of the machining process is generated with gouging avoidance methods that follow the pattern of 2D images. 2D input images with different resolution: 127 x 150 pixels and 254 x 300 pixels were used to test the algorithm. Once the 3D micro-texture data is ready, tool path generation is then carried out to produce micro-part with the designated texture on it. The result shows that the developed method can successfully produce 3D micro-texture thus can be further used for micro-texture surface machining."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42659
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Handryanto
"ABSTRAK
Micro-milling adalah pemesinan milling dalam skala mikro, dimana terdapat beberapa kesulitan dalam konversi dari skala makro ke skala mikro. Produk berskala mikro belakangan menjadi kebutuhan di bidang kesehatan, energi, manufaktur, bahkan pertahanan Pada umumnya untuk pemesinan pada micro-milling digunakan mata pahat dengan diameter kurang dari 600 μm sampai dengan 100 μm.Penelitian yang dilakukan adalah pembuatan tekstur permukaan (micro-texture) produk mikro berbasis dari citra 2D. Proses dilakukan dengan melakukan rekayasa terhadap suatu citra dimana nilai intensitas warna menjadi nilai level ketinggian. Pada perancangan tool path, dilakukan proses gouging avoidance untuk menhindari terjadinya over cut pada saat pemesinan. Nilai intensitas tersebut yang dijadikan kumpulan CL-Point yang selanjutnya akan dikonversi menjadi NC-File untuk dilakukan pemesinan.Pemesinan menggunakan benda kerja berbahan material aluminium A1100 dengan ukuran 3 x 3 x 3 mm. Dengan tingkat kekerasan 28 HRC, ini menjadi pertimbangan dalam penentuan kedalaman pemakanan (Depth of Cut) dan kecepatan pemakanan (Feed rate). Sebagai masukan data yang menjadi CL-File digunakan citra berukuran resolusi 150 x 127 piksel dan 300 x 254 piksel. Dengan metode rekayasa citra telah dapat dihasilkan 2 micro-texture part berbeda dengan menggunakan metode ini.

abstract
Nowadays, micro products become more demanding in several aspects such as health, energy, manufacturing, even military. One of ways to produce micro products is by using micro-milling process. Micro-milling is machining in micro scale. In general, micro-milling uses cutting tool with diameter less than 600 μm. In some micro products, texturing of the part surface maybe needed. This research conducted the manufacture of micro-texture of micro part based on 2D image. The color intensity values of 2D image were converted or mapped into the contour of the texture of micro product in Cartesian domain. Then, toolpaths are generated based on the contour values with gouging avoidance. The CL-point of generated toolpaths were then post processed into NC-point also known as NC-file. The workpieces used for this micro-texturing are using Aluminium A1100 material size of 3 x 3 x 3 mm dimension. The hardness of this material is 28 HRC, which is for determine the dept of cut and feed rate. The toolpaths generated on different size of image resolution 150 x 127 pixels and 300 x 254 pixels. Two different workpieces were successfully produced using the above developed method."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42778
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
R. Budi Haryanto
"Kualitas permukaan produk hasil proses pemesinan adalah salah satu parameter penting dalam proses manufaktur. Metode yang paling umum untuk mengukur nilai kekasaran permukaan adalah metode kontak mekanik antara pergerakan jarum dengan permukaan produk. Metode ini memiliki banyak kelemahan karena bisa merusak permukaan poduk dan cenderung lama. Untuk itu maka dikembangkan teknologi optik-elektrik yang mampu mengevaluasi kekasaran permukaan berdasarkan image hasil identifikasi kamera digital.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi fitur permukaan produk hasil pemesinan turning dan melakukan analisa korelasi dengan nilai kekasaran rata-ratanya (Ra). Material yang diuji adalah carbonsteel dengan diameter 20 mm dan panjang 100 mm sejumlah 10 sampel. Pengukuran kekasaran rata-rata (Ra) memakai stylus-profile meter. Identifikasi profil permukaan menggunakan kamera digital Canon EOS 350D yang terhubung pada mikroskop dengan perbesaran 100 kali. Pencahayaan yang digunakan adalah 10 buah LED warna putih dengan sudut pencahayaan sebesar 45°. Software yang digunakan untuk melakukan image processing adalah Matlab.
Hasil yang dicapai menunjukan adanya pola yang khas pada image berupa garis hitam dan putih yang bervariasi. Lebar garis putih, jarak antar garis putih dan grafik histogram warna menunjukan adanya korelasi dengan nilai kekasaran rata-ratanya.

Surface quality of machined-part is an important parameter in manufacturing process. Recently, measuring of surface roughness is commonly performed by mechanical contact between stylus and product surface. However, this method is not fast enough and can potentialy damage the product. Therefore, a different method, which is used here, relied on optic-electric relationship has been developed based on digital camera images.
The objective of current study is to identify the surface features of turned-parts machining and their correlation with respect to Roughness average (Ra) of stylus-profile meter. Ten samples of carbonsteel specimen, i.e., 100 mm length and 20 mm wide, are used during experiment. The identification of surface features is done by Canon EOS 350D digital camera and 100 times microscope magnification using 10 white LED and 45 degrees angle lighting. Sample images produced by the identification is then processed in Matlab.
Finally, a unique pattern, i.e., black and white line, can be observed on the processed images which indicates correlation with roughness average.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
T26186
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yolanda Rudy Johan
"Kebutuhan akan produk yang terminiaturisasi telah meningkat tinggi di era konsumer dengan tuntutan tinggi dan dengan tren yang selalu berubah. Hal ini juga yang membuat perkembangan teknologi mikromanufaktur terjadi secara cepat untuk memenuhi kualitas produk yang diinginkan. Salah satu dari teknologi yang dikembangkan ini yaitu ultrasonic vibration assisted machining (UVAM). UVAM berbeda dengan pemesinan konvensional dikarenakan adanya fenomena engage -disengage dari alat potong terhadap benda kerja. Fenomena engage-disengage menghasilkan geometri chip yang berbeda, sehingga menghasilkan permukaan hasil pemesinan yang berbeda juga.
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari bagaimana UVAM dapat memberikan kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan pemesinan konvensional. Pendekatan yang dilakukan yaitu dengan menghitung posisi cutting edge relatif terhadap benda kerja, baik itu sebelum maupun setelah diaplikasikannya getaran. Simulasi model teoritis dibuat dan dipresentasikan dengan menggunakan MATLAB. Tidak hanya parameter pemotongan dan parameter getaran saja, pengaruh fitur geometri cutting edge juga dipertimbangkan dalam penelitian ini. Sistem UVAM yang digunakan adalah dua dimensi (2D) dan diaplikasikan pada benda kerja. Dari hasil analisis, model yang dikembangkan dapat merepresentasikan geometri chip dan geometri permukaan dari hasil proses UVAM.

The needs of miniaturized products have increased a lot in this ever-changing era. This also makes the micromanufacturing technologies develop fast in order to meet the required quality of a product. One of the developed technologies is ultrasonic vibration assisted machining (UVAM). UVAM is different than conventional machining because of the way the cutting tool and the workpiece engage and disengage. This engage and disengage phenomenon produces a different chip geometry, hence also produces a different machined surface geometry.
The purpose of this sstudy is to give an understanding about how UVAM can have several advantages compared to conventional machining. The approach used in this study is by calculating where the cutting edge position relative to the workpiece, before and after vibration is applied. Simulated theoritical models are made and presented using MATLAB. Not only cutting parameters and vibration parameters, the influence of the geometry feature of cutting edge is also considered in this study. The UVAM system used is two-dimensional (2D) and induced on the workpiece. From the analysis result, the developed model can present the geometry of chip and geometry of machined surface from UVAM proccess.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zulfan Yus Andi
"Kekasaran suatu produk merupakan salah satu standar keakuratan dan kualitas permukaan produk yang dihasilkan dari suatu proses permesinan. Nilai kekasaran ini sangat bervariatif, dilihat dari proses permesinan dan parameternya. Semakin halus permukaannya, semakin tinggi kualitas permukaan yang dihasilkan. Metode pengukuran kekasaraan dapat dilakukan dengan metode kontak dan metode nonkontak, salah satunya metode pengenalan citra, yaitu identifikasi citra dan pengolahannya. Hal ini disebut dengan sistem metode machine vision.
Cakupan penelitian ini meliputi pembuatan sistem pengukuran machine vision dengan menggunakan kamera pocket digital pembesaran 4x, mikroskop pembesaran 20x, pencahayaan (lighting) dan benda kerja CNC bubut 36x50 mm. Selanjutya pemrosesan image/citra dengan perangkat lunak, yaitu identifikasi profil permukaan pelat kalibrator sebagai dasar pengukuran dan pengukuran terhadap benda ujinya. Pengukuran dilakukan dari puncak profil hingga lembah profil, sehingga memberikan kedalaman permukaan ukur. Dengan pengukuran machine vision pengenalan citra ini lebih mendekati nilai analitis, artinya tingkat kepresisian yang dihasilkan lebih mendekati nilai Ra natural, dengan rata-rata persentase penyimpangan yang dihasilkan 6.00%.

Roughness of a product is one of the standards of accuracy and surface quality of products resulted from a machining process. The roughness value has variance depends on the machining process used. The finer the surface, the higher the surface quality produced. The roughness measurement method can be performed by contacts and non-contact method. One of non-contact method is image recognition, that is identification and image processing. This is called the machine vision method.
This research includes of making the measurement system of machine vision consists of a pocket digital camera in scale of zoom 4 times, and microscope in scale of zoom 20 times, lighting, and CNC turning of workpiece with dimension 36x50mm. And then development software for image processing, and measuring surface roughness of workpieces. Roughness average is measured from peaks and valleys of surface profile, hence yields depth of average from surface roughness. By machine vision method for measuring depth of average from surface roughness, it is shown that the result more acurate from the contact method with percentage of deviation is 6.00%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
T29818
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Poly
"

Penelitian ini bertujuan untuk mendesain dan mengembangkan sistem Ultrasonic Vibration Assisted Machining Dua Dimensi (2D UVAM) pada mesin micro-milling 5 axis Hadia Micromill-5X. Getaran ultrasonik dua dimensi yang dihasilkan oleh sistem 2D UVAM digunakan untuk menggetarkan benda kerja pada proses micro-milling. Sistem yang dikembangkan menggunakan prinsip dua buah Langevin piezoelectric transducer yang memiliki kemampuan untuk menghasilkan getaran dalam rentang ultrasonik dan dengan amplitudo getaran kecil yang masih berada dalam rentang mikrometer. Proses optimasi desain 2D UVAM dilakukan melalui metode Finite Element Analysis pada software ANSYS Workbench 17.0. Kedua buah Langevin piezoelectric transducer dirancang agar memiliki mode getaran simetris dan asimetris dengan frekuensi natural yang sama, sehingga dapat dihasilkan getaran dengan pola elips pada benda kerja. Sistem 2D UVAM beroperasi pada frekuensi natural 24 kHz dan memiliki estimasi total perpindahan pada sumbu normal dan tangensial berturut-turut adalah 0,766 μm dan 0,382 μm. Dua buah sumber listrik dengan frekuensi 24 kHz, dengan beda fase 90 derajat, dan tegangan Peak-Peak 212 Volt disuplai oleh sebuah ultrasonic generator untuk mengeksitasi kedua buah Langevin piezoelectric transducer. Untuk mengkonfirmasi sistem 2D UVAM yang dikembangkan, dilakukan eksperimen untuk membandingkan kekasaran permukaan pada Aluminium 6061-T6 melalui pemesinan micro-milling dengan metode konvensional dan dengan tambahan sistem 2D UVAM. Verifikasi kekasaran permukaan dilakukan melalui proses slot milling dengan pahat potong carbide berdiameter 1 mm. Variasi kecepatan putaran spindle dan feed rate digunakan sebagai pendukung proses analisa dari kualitas permukaan hasil pemesinan. Dari hasil eksperimen pemesinan Aluminium 6061-T6, diperoleh bahwa getaran ultrasonik yang dihasilkan oleh sistem 2D UVAM mempunyai dampak positif dalam meningkatkan kualitas permukaan pada proses pemesinan dengan kecepatan spindle rendah yaitu dalam rentang 3.000 RPM sampai dengan 15.000 RPM, namun sebaliknya menurunkan kualitas permukaan pada proses pemesinan dengan kecepatan spindle tinggi yaitu dalam rentang 30.000 RPM sampai dengan 80.000 RPM.


This study aims to design and develop a Two-Dimensional Ultrasonic Vibration Assisted Machining (2D UVAM) system on the Hadia Micromill-5X 5-axis micro-milling machine. Two-dimensional ultrasonic vibrations produced by 2D UVAM systems are used to vibrate the workpiece in the micro-milling process. The system is developed using the principle of two Langevin piezoelectric transducers which have the ability to produce vibrations in the ultrasonic range and with small vibration amplitude that is still within the micrometer range. The process of 2D UVAM design optimization is done through the Finite Element Analysis method in the ANSYS Workbench 17.0 software. The two Langevin piezoelectric transducers are designed to have symmetrical and asymmetrical vibration modes with the same natural frequency, so that elliptical pattern vibrations can be generated on the workpiece. The 2D UVAM system operates at a natural frequency of 24 kHz and has an estimated total displacement on the normal and tangential axes respectively 0.766 μm and 0.382 μm. Two power sources with frequency of 24 kHz, phase difference of 90 degrees, and peak-peak voltage of 212 volt are supplied by an ultrasonic generator to excite both of the Langevin piezoelectric transducers. To confirm the developed 2D UVAM system, experiments were conducted to compare the surface roughness of Aluminum 6061-T6 through micro-milling with conventional method and with additional of the 2D UVAM system. Surface roughness verification is done by slot milling with a carbide cutting tool with diameter of 1 mm.Variations in spindle speed and feed rate are used to support the analysis process of the machined surface quality. From the results of the Aluminum 6061-T6 machining experiment, it was found that the ultrasonic vibrations produced by 2D UVAM system have positive impact on improving surface quality in machining processes with low spindle speeds, in the range of 3,000 RPM up to 15,000 RPM, but on the contrary it reduces the surface quality in machining process with high spindle speeds of 30,000 RPM up to 80,000 RPM.

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
St. Nawal Jaya
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas citra USG 2D dan evaluasi
parameter untuk phantom polyurethane sebagai test unjuk kerja dan akurasi USG
2D. Untuk mencapai tujuan tersebut maka dilakukan tahap pre-processing,
intermediate-processing, dan post-processing menggunakan software Matlab
secara offline. Pre-processing terdiri dari cropping dan filtering, intermediateprocessing
berupa segmentasi menggunakan algoritma FCM, dan post-processing
mengevaluasi parameter-parameter dari citra phantom polyurethane. Hasil dari
pre-processing yaitu dimensi citra menjadi kecil, resolusi turun, dan citra menjadi
blur. Algoritma FCM yang diimplementasikan mempartisi objek citra ke dalam
empat cluster berdasarkan similaritas derajat keabuannya. Tahap terakhir,
menampilkan jarak, diameter, dan titik konsentrasi objek pada parameter tertentu
dari citra. Segmentasi merupakan inti dari peningkatan kualitas citra yang mana
algoritma FCM menghasilkan citra yang tersegmentasi secara tepat namun
evaluasi beberapa parameter masih kurang signifikan (lihat Tabel 4.1).

ABSTRACT
The research aim to upgrade image quality of USG 2D and to evaluate parameter
for polyurethane phantom as performance test and accuracy of USG 2D. The
goals could be reached via pre-processing, intermediate-processing, and postprocessing
step using Matlab software in offline. Pre-processing consist of
cropping and filtering process. Intermediate-processing is segmentation that using
Fuzzy C-Means (FCM) algorithm and post-processing evaluated parameter of
polyurethane phantom image. Result of pre-processing is polyurethane phantom
image with small dimension, low resolution, and blur. FCM algorithm was
implementation make partition image object into four cluster based on similarity
its gray scale. The last step display distance, diameter, and concentration dot of
object in particular parameter of image. Segmentation is main step of
enhancement of image quality which FCM algorithm that produced image
segmentation accurately however evaluation of any parameter did not still quite
significant (look at Table 4.1)."
2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Rizki Setiadi
"Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan dan menerapkan algoritma untuk verifikasi distribusi dosis dua dimensi berdasarkan citra Gafchromic Film EBT2. Kalibrasi dan percobaan dilakukan dengan menggunakan Varian Clinac Trilogy, Inc. Film yang telah disinar kemudian dipindai menggunakan scanner Epson Perfection V700 ke dalam format tagged image file (.TIFF ) dengan 300 dpi dan RGB 48 bit yang kemudian dianalisis dengan menggunakan algoritma in-house.
Lima kasus perencanaan IMRT yang dihitung TPS Eclipse ver.10 digunakan untuk mengevaluasi algoritma dosimetri film. Sebagai perbandingan, film dan MATRIXX diletakkan ke dalam tempat yang tersedia pada phantom multi Cube pada isosenter dengan SAD 100 cm dan ketebalan multi Cube 11 cm.
Untuk memvalidasi keakuratan algoritma in-house, dilakukan pengukuran distribusi dosis pada sudut gantri tetap di 0o dan sudut gantri sesuai perencanaan. Selain itu, dilakukan evaluasi dengan membandingkan gamma indeks dari film dosimetri dan MatriXX.
Hasilnya didapatkan rerata perbedaan dosis pada titik isosenter pada film yang dibandingkan dengan perhitungan TPS yakni sebesar 4.9 % untuk penyinaran sudut gantri sesuai perencanaan 2.6 % untuk sudut tetap 0o. Perbedaan gamma indeks untuk detektor 2D array Matrixx, yang diolah dengan software OmniPro I'mRT, dibandingkan film dosimetri didapatkan sebesar -0.85 % untuk penyinaran pada sudut gantri tetap 0o dan -4.53 % untuk sudut gantri sesuai perencanaan.

This study was aimed to develop and implement in–house algorithm to verify two-dimensional dose distribution based on Gafchromic film EBT2. The calibration and experiments were done using Clinac Varian Trilogy, Inc. The exposed films were scanned using Epson Perfection V700 scanner into the tagged image file format (.TIFF) with 300 dpi and RGB 48 bit and then analyzed using in-house algorithm.
Five cases IMRT planning which was calculated TPS Eclipse ver. 10. are used for evaluated the film dosimetry algorithm. For comparison, film and MatriXX were laid in the space on the Multi Cube phantom at the isocenter with SAD 100 cm and 11 cm Multi Cube thickness.
To verify the accuracy of in-house algorithm, we measured the dose distribution for fixed gantry angle of 0o and real gantry irradiation. Furthermore, we evaluated and compared the gamma index of film dosimetry and detector measurements.
The result is the average of dose differences at isocenter point on the film compared to TPS calculation spans of 4.9 % and 2.6 % for real gantry irradiation and fixed angle 0o irradiation, respectively. On the other hand, differences of gamma index for 2D array Matrixx detector OmniProI'mRT software compared to film dosimetry was found at -0.85 % and -4.53 % for fixed 0o gantry angle and real gantry planning irradiation.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S53519
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vinsensius Ricko Handaya
"Mesin milling di era sekarang sudah banyak yang menggunakan arah pergerakan 5-aksis. Dengan begitu mampu mengerjakan kontur yang sulit dan daerah yang tidak terjangkau oleh pemakanan milling 3-aksis biasa. Pada kontur tertentu pahat akan melakukan perubahan sudut pemakanan terhadap benda. Dengan adanya perubahan sudut pemakanan maka diperkirakan akan mempengaruhi kualitas permukaan hasil pemesinan. Pada skripsi ini meneliti efek yang terjadi ketika pahat melakukan manufer saat melakukan pemakanan dengan sudut kemiringan tertentu. Sudut ini disebut sudut inklinasi. Pada skripsi ini juga dibahas pengaruh kecepatan perubahan inklinasi ini terhadap kekasaran permukaan yang terbentuk dan juga kemunculan gelombang (waviness) pada daerah perubahan inklinasi dari pahat.

Milling machines now has been used 5-axis feed direction. Depend on that it able to finish any difficult contour and complex region which can?t reached in 3-axis machining. In some difficult contour tool will change the angel direction depend on its workpiece. With this changing suppose there is will effect the quality of machining surface. This final project will examine the effect changing at an angel in some direction that happen in machining process. This angle called the inclination angel. In this final project will be observed the effect of rapidity in inclination changing to the surface roughness and also the possibility of waviness in the region of inclination changing of the tool."
2008
S50733
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Maurivi Putri Islamey
"Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi geologi bawah permukaan pada lokasi penelitian serta memanfaatkan informasi geologi tersebut untuk mendukung rencana pembangunan Tol Trans Sumatera, seperti melihat adanya stuktur patahan, lapisan batuan lunak dan keras, dan air tanah pada lokasi penelitian. Penelitian ini menggunakan metode resistivitas. Data yang digunakan adalah data resistivitas. Data ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Pengukuran dilakukan di 2 segmen yang masing-masing segmen terdapat 4 lintasan. Menggunakan Konfigurasi Wenner-Schlumberger. Hasil pengolahan data resistivitas dikorelasikan dengan peta geologi regional, klasifikasi nilai resistivitas batuan (Telford, 1990), dan data bor. Pengolahan dilakukan dengan metode inversi dua dimensi dan pemodelan tiga dimensi. Dari hasil pengolahan dan analisis terdapat beberapa jenis litologi dengan distibusi resistivitas yaitu litologi batu pasir dengan nilai resistivitas sebesar 80-200 Ωm dan nilai SPT 30. Litologi kedua yaitu lapisan lempung dengan nilai resistivitas sebesar 0-80 Ωm dan nilai SPT 20. Litologi ketiga yaitu lapisan Andesit dengan nilai resistivitas lebih dari 200 Ωm dan nilai SPT 50. Ditemukan juga adanya struktur patahan pada lintasan 5, serta potensi air tanah yang menyebar pada litologi batuan pasir yang ada pada setiap lintasan.

This research was conducted to identify subsurface geological at the research location and utilize this geological information to support the Sumatra Highway development plan, such as looking at fault structures, soft and hard rock layers, and groundwater at the research location. This study uses the resistivity method. The data used is resistivity data. This data is secondary data obtained from the Agency for the Assessment and Application of Technology (BPPT). Measurements were carried out in 2 segments where each segment has 4 tracks. Using the Wenner-Schlumberger Configuration. The results of resistivity data processing are correlated with regional geological maps, rock resistivity value classification (Telford, 1990), and drill data. Processing is done by two dimensional inversion method and three-dimensional modeling. From the processing and analysis results, there are several types of lithology with resistivity distribution, namely sandstone lithology with a resistivity value of 80-200 Ωm and an SPT value of 30. The second lithology is a layer of clay with a resistivity value of 0-80 Ωm and an SPT value of 20. The third lithology is andesite layer with a resistivity value of more than 200 Ωm and an SPT value of 50. There was also a fault structure on track 5, as well as the potential for groundwater spreading in the sandstone lithology on each track."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>