Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 188848 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Andika Hadif Pratama
"ABSTRAK
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan agregat halus untuk campuran mortar semen yang dicampurkan dengan bahan limbah berupa limbah adukan beton atau Concrete Sludge Waste (CSW) dan Abu Sekam Padi (RHA) yang dicampurkan dengan semen. Sifat mekanik yang diuji meliputi Kuat Tarik Langsung sebanyak 75 benda uji sesuai standar ASTM C 307-03, Kuat Tarik Lentur sebanyak 25 benda uji sesuai dengan standar ASTM C 78 - 02, Modulus Elastisitas sebanyak 25 benda uji sesuai standar ASTM C-580-02, dan Kuat Geser sebanyak 25 benda uji. Pada setiap pengujian memiliki variasi campuran yang berbeda-beda yang diberi kode CHWM 121 sampai CHWM 125. Pada pengujian Kuat Tarik Langsung nilai terbesarnya ada pada campuran CHWM 122 dengan nilai 5,52 MPa, sedangkan nilai terendahnya ada pada campuran CHWM 123 dengan nilai 2,40 MPa. Pada pengujian dan Modulus Elastisitas nilai terbesarnya ada pada campuran CHWM 121, sedangkan nilai terendahnya ada pada campuran CHWM 125. Pada pengujian Kuat Geser nilai terbesarnya ada pada campuran CHWM 121 dengan nilai 2,88 MPa, sedangkan nilai terendahnya ada pada campuran CHWM 123 dengan nilai 1,47 MPa.
Dari pengujian Kuat Tarik Langsung disimpulkan bahwa campuran yang paling optimum untuk menahan Tegangan Tarik Langsung adalah campuran CHWM 122. Dari pengujian Kuat Tarik Lentur dan Modulus Elastisitas disimpulkan bahwa campuran yang paling optimum adalah CHWM 121. Dari pengujian Kuat Geser disimpulkan bahwa campuran yang paling optimum adalah CHWM 121.

ABSTRACT
In this study, researchers used a mixture of fine aggregate for cement mortar that is mixed with waste materials in the form of waste concrete or Concrete Sludge Waste (CSW) and Rice Husk Ash (RHA) is mixed with cement. Mechanical properties tested include Direct Tensile Strength as much as 75 specimens according to ASTM C 307-03, Flexural Strength Modulus of Ruptureas many as 25 test specimens in accordance with ASTM C 78-02, Modulus of Elasticity of 25 test specimens according to ASTM C-580-02 , and Shear of Strength much as 25 specimens. At each test has a variety of different mixtures are given a code CHWM CHWM 121 to 125. Direct Tensile of Strength on testing its greatest value is in the mixture CHWM 122 with a value of 5.52 MPa, while the lowest is in the mixture with a value of 2.40 CHWM 123 MPa. On Direct Tensile Strength testing and Modulus of Elasticity greatest value is in a mixture of CHWM 121, while the lowest is in the mixture CHWM 125. On Shear of Strength testing the greatest value is in the mixture CHWM 121 with a value of 2.88 MPa, while the lowest is in the mixture with a value of 1.47 CHWM 123 MPa.
From Direct Tensile Strength testing concluded that the most optimum mix to hold Direct Tensile is a mixture of CHWM 122. On Shear of Strength testing and Modulus of Elasticity is concluded that the most optimum mix is CHWM 121. Shear of Strength tests concluded that the most optimum mix is CHWM 121."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42658
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Latief
"Pada penelitian ini dilakukan pengujian kuat tarik langsung, kuat tarik lentur, susut dan density dengan jumlah benda uji 250 buah.
Pada penelitian ini dipakai 2 tipe Portland Composite Cement (PCC), Precious Slag Ball (PSB) dan Abu Sekam Padi (ASP) dengan komposisi campuran : 30% PCC (Portland Composite Cement) ? 30% ASP (Abu Sekam Padi) ? 40% PSB (Precious Slag Ball).
Standar penelitian mengacu pada standar ASTM. Dari penelitian ini didapatkan kuat tarik langsung pada umur 28 hari sebesar 0.740 MPa untuk campuran PCC tipe 1 dan sebesar 0.641 MPa untuk campuran PCC tipe 2. Kuat tarik lentur pada umur 28 hari sebesar 1.750 MPa untuk campuran PCC tipe 1 dan sebesar 1.550 MPa untuk campuiran PCC tipe 2. Nilai susut sebesar 0.0092 untuk campuran PCC tipe 1 dan sebesar 0.0088 untuk campuran PCC tipe 2. Density Sebesar 1.579 gr/cm2 untuk campuran PCC tipe 1 dan sebesar 1.602 gr/cm2 untuk campuran tipe 2.

This research observing the tensile strength, flexural strength, length change and density of mortar cement done to 250 specimens.
In this research two resources of Portland Composite Cement (PCC) produced by 2 industries were used in mortar mixing composed with Precious Slag Ball (PSB) and Rice Husk Ash (RHA) in proportion of 30% PCC; 30% RHA; 40% PSB. The terms used in this research relating to ASTM standards.
The results from this research give value of tensile strength of 28 days type 1 and type 2 are 0.740 MPa and 0.641 MPa; Flexural strength of 28 days type 1 and type 2 are 1.750 MPa and 1.550 MPa; Shrinkage type 1 and type 2 are 0.0092 and 0.0088. Density type 1 and type 2 are 1.579 gr/cm2 and 1.602 gr/cm2."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S1467
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Muhammad Wahid Bukhari
"Skripsi ini membahas tentang penggunaan Abu Sekam Padi (RHA) sebagai bahan subtitusi perekat semen dan penggunaan Limbah Adukan Beton (CSW) sebagai agregat halus untuk mengurangi penggunaan jumlah pasir pada beton. Penelitian dilakukan dengan membuat mix design dari beton normal fc’ 25 MPa dan dikembangkan pada lima variasi campuran dengan jumlah CSW 30%, 40%, 50%, 60% dan 70% dengan penggunaan RHA tetap yaitu 8% dari total pemakaian semen. Sifat mekanis beton yang diuji meliputi: kuat tarik lentur, kuat tarik belah, kuat geser dan susut. Pengujian dilakukan pada umur 28, 56 dan 90 hari terhadap lima benda uji pada setiap umur pengujian. Pada pengujian kuat tarik lentur, kuat tarik belah dan kuat geser nilai optimum terjadi pada campuran dengan jumlah CSW 30%, sedangkan prosentase susut terbesar terjadi pada beton dengan campuran CSW 70%. Dari penelitian ini diharapkan beton dengan campuran RHA dan CSW dapat diaplikasikan untuk perkerasan jalan

The focus of the study is observing the use of Rice Husk Ash (RHA) as a subtitute of portland cement and Concrete Sludge Waste (CSW) to reduce of sand in concrete. Refers to the mix design of normal concrete fc’ 25 MPa the mechanical properties tested in five variations with a percentage of CSW 30%, 40%, 50%, 60%, 70% and using fixed number 8% of RHA. The concrete were tested in flexural tensile strength, split tensile strength, shear strength and shrinkage at the age of 28,56 and 90 days for five specimens at each age of test. From the testing of flexural tensile strength, split tensile strength and shear strength obtained an optimum number of CSW 30%. And the largest percentage of shrinkage occurred in CSW 70%. From the result has been obtained, the concrete with RHA and CSW could be applied to the road pavement."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arya Imam
"Dalam penelitian ini meninjau penggunaan bahan limbah adukan beton siap pakai atau Concrete Sludge Waste (CSW) sebagai substitusi pasir untuk agregat halus dan penggunaan abu sekam padi Rice Husk Ash (RHA) sebagai substitusi perekat semen dalam campuran mortar yang diharapkan dapat dimanfaatkan dalam pembuatan paving block. CSW itu sendiri yaitu limbah sisa adukan beton yang sama sekali tidak terpakai dan menjadi suatu masalah bagi perusahaan produsen ready mix dalam hal tempat pembuangan akhirnya. Sifat mekanik campuran mortar yang diuji dengan total benda uji sebanyak 125 buah. Yang meliputi kuat tarik langsung 75 benda uji sesuai standar ASTM C 307-03, modulus elastisitas sebanyak 25 benda uji sesuai standar ASTM C 580-02, dan kuat geser sebanyak 25 benda uji.
Pengujian sifat mekanis mortar dibagi kedalam 5 variasi campuran mortar dengan penambahan komposisi CSW sebanyak 30%,40%,50%,60%,70% untuk setiap masing-masing variasi campuran. Dalam pengujian ini didapatkan nilai kekuatan terbesar untuk campuran mortar dengan komposisi semen, agregat halus 1:3, yang terdiri dari 92% Semen, 8% RHA, 70% Pasir, 30% CSW mencapai nilai kuat tarik optimum sebesar 4.98 MPa, modulus elastistas sebesar 10299.224 MPa, dan nilai kuat geser sebesar 1.09 MPa.

In this research reviewed the use of waste material concrete ready mix or Concrete Sludge Waste (CSW) as a substitute sand for fine aggregate and the use of Rice Husk Ash (RHA) as a substitute for cement adhesive in the mix mortar that is expected to be utilized in the manufacture of paving blocks . CSW's own residual waste concrete that is completely unused and become a problem for ready mix manufacturers company in landfills. Mechanical properties of mortar mixtures were tested with a total 125 specimens. Which includes 75 direct tensile test specimens according to ASTM C 307-03, modulus of elasticity with 25 test specimens according to ASTM C 580-02, and the shear strength with 25 specimens.
Testing the mechanical properties of mortar mixtures were divided into five variations of the composition mortar with the addition of CSW as much as 30%, 40%, 50%, 60%, 70% for each variation of mixture. In this test the value obtained for the greatest strength of mortar mixed with the composition of cement, fine aggregate ratio 1:3, which consists of 92% cement, 8% RHA, 70% sand, 30% CSW getting optimum tensile strength value 4.98 MPa, modulus of elasticity 10299.224 MPa, and shear strength 1.09 MPa.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43237
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Arif Rahman
"ABSTRAK
Mortar yang terbuat dari semen dan agregat halus dengan perbandingan 1:4, dimodifikasi dengan menambahkan abu sekam padi sebagai material subtitusi parsial yang menggantikan sejumlah proporsi agregat halus sebesar 10%, 20%, 30% dan 40% dari berat agregat halus. Serangkaian uji coba di laboratorium dilakukan untuk melihat pengaruhnya terhadap kuat tekan, modulus elastisitas dan permeabilitas mortar. Hasil evaluasi data hingga saat ini memberikan kesimpulan sebagai berikut :
1. Penggunaan abu sekam padi dalam campuran mortar mengakibatkan terjadinya penurunan kekuatan mortar. Semakin banyak penggunaan abu sekam padi semakin besar penurunan kekuatan mortar.
2. Penggunaan abu sekam padi pada campuran mortar menurunkan modulus elastisitas mortar. Semakin banyak penggunaan abu sekam padi semakin besar penurunan modulus elastisitas mortar.
3. Penggunaan abu sekam padi pada campuran mortar menaikkan permeabilitas mortar. Semakin banyak penggunaan abu sekam padi semakin besar permeabilitas mortar."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1502
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Farah Dini Sofyani
"Penelitian ini membahas tentang penggunaan Abu Sekam Padi (RHA) sebagai bahan subtitusi perekat semen dan penggunaan Limbah Adukan Beton (CSW) sebagai agregat halus untuk mengurangi penggunaan jumlah pasir pada beton. Penelitian dilakukan dengan membuat mortar dengan lima variasi campuran dengan jumlah CSW 30%, 40%, 50%, 60% dan 70% dengan penggunaan RHA tetap yaitu 8% dari total pemakaian semen. Sifat mekanis beton yang diuji meliputi: kuat tekan, densitas atau kerapatan, absorbsi atau penyerapan air dan uji susut. Pengujian kuat tekan dilakukan pada umur 3, 7, 14, 21, 28, 56 dan 90 hari. Untuk pengujian densitas dan absorbsi dilakukan pada umur 28 hari. Sedangkan untuk pengujian susut dilakukan pada umur 1-28 hari secara terus-menerus. Pada pengujian-pengujian yang sudah dilakukan, nilai optimum terjadi pada campuran dengan jumlah CSW 30%, karena memiliki nilai kuat tekan dan densitas paling tinggi, serta penyerapan air dan penyusutan yang paling rendah. Dari penelitian ini diharapkan mortar dengan campuran RHA dan CSW dapat diaplikasikan untuk pembuatan bahan konstruksi ramah lingkungan.

The focus of this study is observing the use of Rice Husk Ash (RHA) as a subtitute of portland cement and Concrete Sludge Waste (CSW) to reduce of sand in concrete. Five compotitions are made in this study with precentages of CSW are 30%, 40%, 50%, 60% and 70% and fixed amount 8% of RHA. The concrete were tested in compressive strength test at the age of 3, 7, 14, 21, 28, 56 and 90 days. Density test and absorption test at the age of 28 days. And Shrinkage test at the age of 1-28 days. From the result of those tests obtained an optimum number of CSW 30% because has the biggest compressive strength and density, thelowestabsorption and percentage of shrinkage. From the result has been obtained, the concrete with RHA and CSW could be applied to building material."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S57865
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imam Muhid
"Skripsi ini membahas tentang penggunaan Abu Sekam Padi (RHA) sebagai bahan subtitusi perekat semen dan penggunaan Limbah Adukan Beton (CSW) sebagai agregat halus untuk mengurangi penggunaan jumlah pasir pada beton. Penelitian dilakukan dengan membuat mix design dari beton normal fc? 35 MPa dan dikembangkan pada lima variasi campuran dengan jumlah CSW 30%, 40%, 50%, 60% dan 70% dengan penggunaan RHA tetap yaitu 8% dari total pemakaian semen. Sifat mekanis beton yang diuji meliputi: kuat tarik lentur, kuat tarik belah, kuat geser dan susut.
Pengujian dilakukan pada umur 28, 56 dan 90 hari terhadap lima benda uji pada setiap umur pengujian. Pada pengujian kuat tarik lentur, kuat tarik belah dan kuat geser nilai optimum terjadi pada campuran dengan jumlah CSW 30%, sedangkan prosentase susut terbesar terjadi pada beton dengan campuran CSW 70%. Dari penelitian ini diharapkan beton dengan campuran RHA dan CSW dapat diaplikasikan untuk perkerasan jalan.

The focus of the study is observing the use of Rice Husk Ash (RHA) as a subtitute of portland cement and Concrete Sludge Waste (CSW) to reduce of sand in concrete. Refers to the mix design of normal concrete fc? 35 MPa the mechanical properties tested in five variations with a percentage of CSW 30%, 40%, 50%, 60%, 70% and using fixed number 8% of RHA.
The concrete were tested in flexural tensile strength, split tensile strength, shear strength and shrinkage at the age of 28,56 and 90 days for five specimens at each age of test. From the testing of flexural tensile strength, split tensile strength and shear strength obtained an optimum number of CSW 30%. And the largest percentage of shrinkage occurred in CSW 70%. From the result has been obtained, the concrete with RHA and CSW could be applied to the road pavement.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43333
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Sheba Bilqis
"Penelitian tentang penggunaan Rice Husk Ash (RHA) sebagai substitusi perekat semen hidrolis jenis PCC dengan campuran Concrete Sludge Waste (CSW) sebagai substitusi pasir sebagai campuran mortar telah dilakukan dilaboratorium untuk menguji sifat mekanik mortar dengan total benda uji sebanyak 250 buah. Mortar yang di uji dibedakan menjadi 5 variasi yang meliputi kuat tekan sebanyak 175 buah yang diuji sesuai standar ASTM C 579-01sehingga dalam pengujian ini didapat kuat tekan optimum sebesar 20.09 Mpa; Pengujian kerapatan (density) sebanyak 25 buah yang diuji sesuai standar ASTM C 905-01dengan nilai density rata-rata sebesar 1.626 gr/cm3 ;Pengujian absorpsi sebanyak 25 benda uji sesuai standar ASTM C 1403-00 dengan nilai absorpsi rata-rata pada umur 24 jam sebesar 138 gr/cm2 ; Pengujian susut sebanyak 25 benda uji sesuai standar ASTM C531-00 dengan nilai susut rata-rata sebesar 0.1466% dari total panjang benda uji. Dengan nilai kuat tekan sebesar 20.09 MPa dengan komposisi 92% semen, 8% RHA, 50% Pasir, 50% CSW, diharapkan dapat diaplikasikan dalam pembuatan bata beton (paving blok) kelas pedestrian.

Research about using of waste materials called rice husk ash (RHA) as a substitute of adhesive hydraulic cement type of PCC mixed with concrete sludge waste (CSW) as a substitute of sand for mixed cement mortars have been done on laboratory. The mechanical properties tested in the laboratory with 250 samples of total samples. Comprising 175 samples for testing of the compressive strength refer to ASTM C 579-01 the result from this test is 20.09 Mpa, 25 sample for testing of density refer to ASTM C 905-01and the average result from this test is 1.626 gr/cm3, 25 samples for testing of absorption refer to ASTM C 1403-00 01and the average result from this test until 24 hours is 138 gr/cm2 , and 25 samples for testing of length change refer to ASTM C 531-00 01and the average result from this test is 0.1466% total length. The optimum compressive strength is 20.09 MPa, with composition cement, Aggregate 1:3, consist of 92% cement 8% RHA as an adhesive materials and 50% Sand, 50% CSW hoped can be applied in the manufacture of concrete bricks (paving blocks) for pedestrian class."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S1495
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dini Rahmadhanti
"Cangkang kelapa sawit merupakan limbah hasil sektor pertanian yang memiliki potensi produksi yang tinggi namun belum dimanfaatkan secara maksimal di Indonesia. Penggunaan cangkang kelapa sawit sebagai pengganti agregat kasar pada beton telah banyak dilakukan. Dengan berat isi yang cukup ringan, cangkang kelapa sawit dapat menghasilkan beton ringan dengan berat jenis ±1900 kg/m3. Portland Composite Cemen (PCC) merupakan semen umum yang digunakan dipasaran. Semen ini memiliki butiran yang lebih halus sehingga menghasilkan panas hidrasi yang lebih rendah. Pada penelitian ini akan dilakukan studi eksperimen pada balok yang menggunakan cangkang kelapa sawit dari berbagai campuran jenis dan semen PCC sebagai pengikatnya. Pengujian yang dilakukan adalah uji kerakteristik beton (uji kuat tekan, kuat tarik belah, kuat lentur, permeabilitas, dan susut) serta pengujian pembebanan terhadap balok berukuran 300 x 15 x 25 cm3 menggunakan four-point loading serta pengamatan dengan metode Digital Image Correlation (DIC). Analisis yang dilakukan meliputi respon struktur balok akibat pembebanan, pola retak yang dihasilkan, serta bukaan retak yang terjadi selama proses pembebanan dilakukan. Hasil eksperimen menunjukkan karakteristik beton yang kurang memuaskan dimana hanya diperoleh kuat tekan sebesar 12,41 MPa. Balok beton bertulang cangkang kelapa sawit pada penelitian ini mampu menerima beban hingga 7000 kg. Pola retak yang terbentuk sudah sesuai dengan pembebanan yang dilakukan dan evolusi dari pembukaan retak yang diamati dapat terlihat dengan baik menggunakan metode DIC. Bukaan retak yang dihasilkan berkisar antara 100-300 μm. Meskipun menghasilkan respon struktur yang cukup baik, balok beton bertulang cangkang kelapa sawit tidak dapat dijadikan sebagai komponen struktural karena kecilnya kuat tekan yang dihasilkan. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terkait dengan penggunaan cangkang kelapa sawit sebagai pengganti agregat kasar dalam campuran beton untuk komponen non-struktural.

Oil palm shells are agricultural waste with high production potential that has not been fully utilized in Indonesia. The use of oil palm shells as a replacement for coarse aggregates in concrete has been widely explored. With its relatively low density, oil palm shells can produce lightweight concrete with a density of approximately 1900 kg/m3. Portland Composite Cement (PCC) is a commonly used cement in the market. It has finer particles, resulting in lower hydration heat. This study aims to conduct experimental studies on beams using oil palm shells in various mixtures and PCC as the binder. The testing includes characterization of the concrete (compressive strength, splitting tensile strength, flexural strength, permeability, and shrinkage), as well as load testing on 300 x 15 x 25 cm3 beams using four-point loading and observation using Digital Image Correlation (DIC) method. The analysis includes studying the structural response of the beams under loading, crack patterns, and crack opening during the loading process. The experimental results indicate unsatisfactory characteristics of the concrete, as only a compressive strength of 12.41 MPa was obtained. The reinforced concrete beams with oil palm shells in this study can sustain loads up to 7000 kg. The crack patterns formed are consistent with the applied loading, and the evolution of crack opening can be well observed using the DIC method. The crack openings range from 100 to 300 μm. Although the beams exhibit satisfactory structural response, they cannot be used as structural components due to their low compressive strength. Further research is needed regarding the use of palm kernel shells as a substitute for coarse aggregate in concrete mixtures for non-structural components."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>