Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 82824 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Grahita Aditya
"ABSTRAK
Straight Wire Appliance (SWA) merupakan sebuah sistem perawatan ortodonti
yang dirancang untuk memperoleh in-out, inklinasi dan angulasi akhir gigi-geligi
yang ideal. Perbedaan sudut torque dan nilai preskripsi akan mempengaruhi
inklinasi akhir gigi-geligi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui akurasi
torque braket MBT slot 0,022? yang beredar di Indonesia. Penelitian dilakukan
menggunakan SEM terhadap sudut torque antara basis braket dengan dasar slot
braket kaninus atas pada 3 produk ortodonti setelah diposisikan tegak lurus optik.
Uji statistik menyatakan terdapat perbedaan signifikan antara braket Agile Abzil
3M Unitek (-3,69°) dan Versaden (-3,85°) dengan preskripsi (-7°), namun tidak
terdapat perbedaan signifikan antara braket Ormco (-7,68°) dengan preskripsi.

ABSTRACT
Straight Wire Appliance (SWA) was designed to facilitateideal in-out, inclination
and angulation of the teeth. Variations between actual brackettorque valuesand
prescription values are considered essential to providing proper tooth inclination.
This study aims to determine the accuracy of the slot.022" MBT brackets
marketed in Indonesia. The measurement was conducted using the SEM to the
torque angle between the base of bracket and slot. Statistical analysis indicated
significant differences between Agile Abzil 3M Unitek (-3.69°) and
MBTprescription (-7°), as also Versaden (-3.85°).No significant differences found
between the Ormco bracket (-7.68°) and MBT prescription."
2012
T31125
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lukmannul Hakim
"Meningkatnya penggunaan dan pemanfaatan sinar-x serta bahan radioaktif pada bidang medis serta melihat hasil penelitian yang berhubungan dengan radiasi yang dapat menimbulkan dampak kesehatan dan keselamatan terhadap pekerja radiasi maka peneliti ingin memperoleh gambaran penggunaan alat pelindung diri serta diketahuinya faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku pekerja radiasi dalam penggunaan alat pelindung diri di beberapa rumah sakit di wilayah kota Palembang tahun 2004.
Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental dengan pendekatan "cross sectional" mengunakan teknik analisis data kuantitatif. Populasinya adalah seluruh pekerja radiasi yang bekerja pada medan radiasi di instalasi radiologi rumah sakit. Sampel adalah seluruh populasi sebanyak 53 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan wawancara menggunakan kuesioner dan observasi langsung pada pekerja radiasi yang bekerja pada instalasi radiologi rumah sakit. Data yang diperoleh kemudian diolah secara statistik menggunakan teknik analisis distribusi frekwensi, uji chi square serta analisis regresi logistik.
Dari hasil penelitian ini diperoleh lebih dari separuh pekerja radiasi (58,5%) tidak menggunakan APD. Hasil analisis statistik didapatkan pengetahuan, sikap, pelatihan dan penyuluhan tidak ada hubungan dengan perilaku penggunaan APD sedangkan fasilitas APD, kebijakan serta pola pengawasan secara statistik rnenunjukkan ada hubungan yang bermakna dengan perilaku penggunaan APD. Dari basil analisis ini pula dapat diketahui variabel yang mempunyai pengaruh paling besar terhadap pengunaan APD yaitu pola pengawasan, dimana pekerja radiasi yang menyatakan pola pengawasan baik berpeluang untuk menggunakan APD 5,370 kali dibandingkan dengan pekerja radiasi yang menyatakan pola pengawasan tidak baik.
Dengan melihat basil dari penelitian tersebut sebaiknya fasilitas APD disediakan yang sesuai dengan standar, serta dilakukan sosialisasi masalah kebijakan tentang penggunaan APD dan meningkatkan pola pengawasan terutama personil pengawasanya agar pekerja radiasi termotivasi untuk menggunakan APD pada saat mereka bekerja pada medan radiasi_ Oleh karenanya perlu dipikirkan keseimbangan antara pemberian sanksi dengan penghargaan yang bersifat individu terhadap pekerja radiasi.

The X-ray utilization and exploitation increase and radioactive material in medical realm along with research purposes correspond with radiation could be obtain an healthy and safety impact to its worker, so researcher expect to gain a utilization description, self protection tools and factors related to radiation worker's behavior in self protection tools utilization at several hospital in Palembang region, 2004.
This is a research as non-experimental with `cross sectional' approach, used quantitative analyze techniques data. Subject (population) is all of radiation worker in radiation installation hospital area. Samples are 53 workers, with data collection on interviews questioners' technique and direct observation to radiation workers in radiology installation in hospital. Data result the process it statistically used frequency - distribution analyze technique, chi-square test also logistic regression analyzes.
From this result of research gained more than half of radiation workers (58,5%) use no APD (self protection tools). Statistically, result of analyze found knowledge, attitude, training and illumination that not correlation to APD utilization behavior, if meanwhile APD facilities, policies and monitoring type statistically indicate there are useful correlation on utilization behavior of APD. From this result also known that variables which Its the biggest impact to APD are; illumination type, which workers who said that a good illumination of APD utilization 5, 370 times than radiation worker who said that illumination type is no good.
In sign as result of research, it should be better to facilitate APD as proper with standardized, and doing socialization on policy issues about API) utilization and increase monitoring model mainly observers personnel in order to radiation workers has motivated on APD utilization at time there do the job in their radiation area, also it need to equal between sanction conferral and reward as individual to radiation worker.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2004
T12909
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kukuh Prayogo
"

Iradiator gamma serbaguna kapasitas 2 Mci dibangun untuk mendukung ketahanan pangan di Indonesia. Pada saat tidak dioperasikan sumber Co-60 disimpan di dalam kolam agar radiasinya tidak menyebar. Dalam kondisi tersimpan Co-60 memancarkan sinar gamma sehingga dapat menaikkan temperatur dan mengakibatkan terjadinya penguapan pada air kolam. Kedua keadaan tersebut harus dihindari agar level air kolam tidak berkurang dan Iradiator Gamma tetap dalam kondisi aman. Pada kasus station blackout (SBO) berkepanjangan dan menyebabkan sistem pendingin aktif gagal, decay heat yang terus dibangkitkan dari sumber radioaktif gamma harus didinginkan agar radiasi tetap dapat dikendalikan untuk tidak keluar ke lingkungan dan menjaga integritas sistem Iradiator Gamma. Penggunaan teknologi pendingin pasif dengan vertical straight wickless-heat pipe digunakan untuk menyerap kalor di dalam kolam yang dihasilkan oleh sumber radioaktif Co-60 dan dibuang ke lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi karakteristik, fenomena perpindahan kalor, dan unjuk kerja termal dari vertical straight wickless-heat pipe dalam menyerap pembangkitan kalor yang dihasilkan di dalam kolam berisi air panas. Penelitian dilakukan secara eksperimental menggunakan vertical straight wickless-heat pipe terbuat dari bahan tembaga dengan panjang total 1000 mm dengan diameter luar dan dalam 41,35 dan 39,35 mm serta menggunakan fin di bagian condenser. Fluida kerja yang digunakan adalah air demineral dan refrigerant R134a. Parameter yang divariasikan untuk air demineral adalah filling ratio 55, 65, 75, 85%, temperatur air kolam 60, 70, 80, 90oC, kecepatan udara yang ditiupkan pada fin sebagai pengambil kalor di bagian condenser 1, 1,5, 2,1, 2,8 m/s. Parameter yang divariasikan untuk R134a adalah filling ratio 25, 35, 45, 55%, temperatur air kolam 35, 40, 45, 50, 55oC, variasi kecepatan udara pendingin sama dengan air demineral. Tahanan termal terendah pipa kalor hasil eksperimen dengan fluida kerja air demineral sebesar 0,03 °C/W. Tahanan termal ini diperoleh pada saat pipa kalor dioperasikan pada temperatur kolam 90°C, filling ratio 55%, dan kecepatan udara pendingin 1 m/s. Sedangkan tahanan termal terendah pipa kalor hasil eksperimen dengan fluida kerja R134a sebesar 0,09 °C/W. Tahanan termal ini diperoleh pada saat pipa kalor dioperasikan pada temperatur kolam 55°C, filling ratio 45%, dan kecepatan udara pendingin 2,8 m/s. Hasil penelitian menunjukkan vertical straight wickless-heat pipe mampu menyerap dan membuang kalor dengan baik dari sumbernya ke lingkungan dalam jangka waktu yang lama serta dapat menjaga temperatur dan level air kolam pada kondisi operasi yang diijinkan. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar pengetahuan mengenai vertical straight wickless-heat pipe yang akan diajukan sebagai pengambil panas sumber Co-60 di kolam iradiator gamma. Pengetahuan mengenai sistem pendingin pasif menggunakan vertical straight wickless-heat pipe ini diharapkan memiliki kontribusi terhadap manajemen termal kecelakaan nuklir di kolam iradiator gamma dan memberi tambahan pengetahuan secara umum terhadap sistem pendingin pasif di lingkungan nuklir.


Multipurpose capacity of 2 Mci gamma irradiator was built to support food security in Indonesia. When not operated the Co-60 source is stored in the pool so the radiation does not spread. In stored conditions Co-60 emits gamma rays so that it can raise temperatures and cause evaporation of pool water. Both of these conditions must be avoided so that the pool water level is not reduced and the Gamma Irradiator remains safe. In the case of prolonged station blackout (SBO) and causing the active cooling system to fail, decay heat that is continuously generated from a radioactive gamma source must be cooled so that radiation can still be controlled not to go out into the environment and maintain the integrity of the Gamma Irradiator system. The use of passive cooling technology with vertical straight wickless-heat pipes is used to absorb heat in the pool produced by radioactive sources of Co-60 and discharged into the environment. This study aims to investigate the characteristics, the phenomenon of heat transfer, and the thermal performance of vertical straight wickless-heat pipes in absorbing heat generation produced in a pool of hot water. The research was carried out experimentally using a vertical straight wickless-heat pipe made of copper with a total length of 1000 mm with an outer and inner diameter of 41.35 and 39.35 mm and using fin in the condenser section. The working fluid used is demineralized water and R134a refrigerant. The parameters varied for demineralized water are filling ratio 55, 65, 75, 85%, pool water temperature 60, 70, 80, 90oC, air velocity blown on the fin as heat takers in the condenser parts 1, 1.5, 2.1, 2.8 m/s. The parameters varied for R134a are the filling ratio of 25, 35, 45, 55%, the temperature of the pool water 35, 40, 45, 50, 55oC, the variation in the speed of cooling air is the same as demineralized water. The lowest thermal resistance of the heat pipe from the experimental results with the working fluid of demineralized water is 0.03°C/W. This thermal resistance is obtained when the heat pipe is operated at a pool temperature of 90°C, a filling ratio of 55%, and a cooling air speed of 1 m/s. While the lowest thermal resistance of the heat pipe from the experimental results with the working fluid R134a was 0.09°C/W. This thermal resistance is obtained when the heat pipe is operated at a pool temperature of 55°C, a filling ratio of 45%, and a cooling air speed of 2.8 m/s. The results showed that vertical straight wickless-heat pipes were able to absorb and dispose of heat well from the source into the environment for a long period of time and could maintain the temperature and water level of the pond in the permitted operating conditions. The results of this study can be used as a knowledge base for vertical straight wickless-heat pipes to be proposed as Co-60 source heat takers in gamma irradiator pools. This knowledge of passive cooling systems using vertical straight wickless-heat pipes is expected to contribute to the thermal management of nuclear accidents in gamma irradiator pools and provide general knowledge of passive cooling systems in the nuclear environment.

"
2019
T53198
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tambunan, Atika Zairina
"Pendahuluan: Braket ortodonti merupakan komponen penting dalam piranti ortodonti cekat karena menghantarkan gaya dari kawat ke struktur gigi dan jaringan pendukungnya sehingga terjadi pergerakkan gigi. Komposisi logam dan proses manufaktur braket Stainless Steel mempengaruhi sifat fisik dan mekanis, salah satunya kekerasan dan kekuatan. Tetapi, beberapa pabrik mengurangi biaya produksi dengan mengabaikan proses manufaktur yang sesuai dengan standarisasi. Hal ini dapat menyebabkan deformasi slot braket khususnya saat diaplikasikan gaya torque. Deformasi slot braket dapat mengurangi besar gaya torque yang akan dihantarkan ke gigi dan jaringan pendukungnya sehingga hasil perawatan tidak efektif dan efisien. Beberapa braket Stainless Steel yang beredar dipasaran masih diragukan kualitasnya dalam perawatan ortodonti.
Tujuan: Untuk membandingkan besar gaya torque akibat sudut puntir 300dan 450 kawat Stainless Steel serta deformasi slot permanen akibat gaya torque tersebut antara kelompok merk braket (3M, Biom, Versadent, Ormco dan Shinye).
Metode Penelitiian: Lima puluh braket Stainless Steel edgewise dari 5 kelompok merk braket (n=10) di lem ke akrilik. Masing-masing braket dilakukan pengukuran tinggi slot dengan mikroskop stereoskopi, lalu diaplikasikan puntiran kawat melalui alat yang sudah dibuat pada penelitian ini sehingga diperoleh besar gaya torque. Setelah uji torque, dilakukan kembali pengukuran tinggi slot braket. Deformasi slot pemanen dihitung dari selisih dua tahapan pengukuran tinggi slot yaitu sebelum dan sesudah aplikasi gaya torque.
Hasil: Analisis statistik menunjukkan perbedaan bermakna besar gaya torque pada sudut puntir 300 dan 450 antara Biom dan Shinye dengan Omrco. Gaya torque paling besar yaitu pada merk braket 3M (300= 442,12 gmcm dan 450= 567,99 gmcm), sedangkan yang terkecil adalah Biom (300= 285,50 gmcm, 450=361,38 gmcm). Perbedaan deformasi slot braket terjadi hampir pada semua kelompok merk braket. Deformasi slot braket hanya terjadi pada merk braket Biom (2,82 µm) dan Shinye (2,52 µm).
Kesimpulan: Bentuk geometri slot, komposisi, proses manufaktur braket Stainless Steel dan sudut puntir kawat mempengaruhi besar gaya torque. Komposisi AISI 303 dan 17-4 PH serta proses manufaktur melalui MIM menghasilkan deformasi slot braket yang kecil dan secara klinis tidak signifikan.

Introduction: Orthodontic bracket is an important component in fixed orthodontic appliances for distributing force to the structure of the tooth and its supporting tissues, causing tooth movement. Alloy composition and manufacturing process Stainless Steel bracket affects the physical and mechanical properties, one of which hardness and strength. However, some manufacturers reduce costs at the manufacturing process in accordance with standards. This can cause deformation of the bracket slot especially when applied torque force. In addition, slot deformation can reduce the torque force that will be transmitted to the tooth and its supporting tissues so that the treatment is ineffective and inefficient. Therefore, some Stainless Steel brackets quality in the market is still questionable for orthodontic treatments.
Objective: To determine the deformation of the bracket slot of five brands (3M, Biom, Versadent, Ormco and Shinye) due to the force Stainless Steel wire with torsional angle of 45° and the amount of torque force with torsional angle of 30° and 45°.
Methods: Fifty Stainless Steel Edgewise brackets from five bracket groups brands (n = 10) is attached onto an acrylic. Each bracket slot height was measured with a microscope stereoscopy, then applied torsion wire through torque apparatus that has been made for this study to obtain the amount of torque force. Once the torque test has been done, then the width of bracket slot is re-measured. Deformation slot calculated from measurements of height difference between before and after the torque test.
Results: Statistical analysis shows differences in slot bracket deformation in all group of bracket brands. But, clinically permanent slot deformation deformation occurs only on Biom (2.82 µm) and Shinye (2.52 µm). Repeated measure ANOVA comparison showed significant differences in the amount of torque at torsion angle of 300 and 450 between Biom and Shinye with Omrco. The 3M transmitted highest load (300 = 442,12 gmcm and 450 = 567,99 gmcm), while the lowest is Biom (300 = 285,50 gmcm and 450 = 361,38 gmcm).
Conclusion: Stainless Steel bracket slot deformation is influenced by several factors specifically geometry bracket slot, the composition of the metal, manufacture and torsional angle wire. Alloy composition of AISI 303 and 17-4 PH and manufacture by the method of metal injection molding (MIM) has the smallest deformation.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanaria Putri Sari Effrianto
"Pendahuluan: Berbagai pilihan produk braket dan kawat ortodonti tersedia di pasaran
sehingga para ortodontis harus lebih cermat dalam melakukan seleksi terhadap produk
braket dan kawat yang digunakan. Ukuran tinggi slot braket dan dan diameter kawat
ortodonti yang tercantum pada label kemasan dapat berbeda dengan ukuran hasil
pengukuran. Hal ini dapat mempengaruhi hasil pergerakan gigi yang terjadi selama
perawatan ortodonti. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ukuran tinggi
slot braket dan diameter kawat sebenernya dari produk 3M/Unitek, Ormco, dan
Dentaurum serta menganalisis perbedaannya dengan ukuran yang tertera pada kemasan.
Metode: Sampel penelitian terdiri dari 30 braket gigi insisif atas slot 0.022 inci dan 45
kawat ukuran 0,019 x 0,025 inci yang terdiri dari merk 3M/Unitek, Ormco, dan
Dentaurum. Pengukuran tinggi slot braket dan diameter kawat ortodonti dilakukan
menggunakan Mikroskop Stereoskop Discovery V12 (Carl Zeiss Microimaging GmbH,
Jerman) disertai perangkat komputer dan AxioCam.
Hasil: Nilai rerata ukuran tinggi slot braket Ormco hasil pengukuran adalah 0,488 mm,
3M/Unitek adalah 0,491 mm, Dentaurum adalah 0,538 mm. Nilai rerata ukuran
diameter kawat Ormco berupa tinggi kawat hasil pengukuran adalah 0,413 mm dan
lebar kawat hasil pengukuran adalah 0,496 mm, nilai rerata ukuran diameter kawat
3M/Unitek berupa tinggi kawat hasil pengukuran adalah 0,413 mm dan lebar kawat
hasil pengukuran adalah 0,500 mm, nilai rerata ukuran diameter kawat Dentaurum
berupa tinggi kawat hasil pengukuran adalah 0,419 mm dan lebar kawat hasil
pengukuran adalah 0,510 mm.
Kesimpulan: Terdapat perbedaan bermakna rerata ukuran tinggi slot braket dan
diameter berupa tinggi dan lebar kawat ortodonti produk 3M/Unitek, Ormco, dan
Dentaurum pada hasil pengukuran dengan ukuran pada kemasan.

Introduction: A wide selection of orthodontic brackets and wire products are available so
orthodontists must be more careful in selecting the bracket and wire products used. The
height of the bracket slot and the diameter of the orthodontic wire indicated on the
packaging label may differ from the result of the real measurement. This can affect
tooth movement that occurs during orthodontic treatment. The purpose of this study was
to determine the size of the bracket slot height and wire diameter of the 3M/Unitek,
Ormco, and Dentaurum products and to analyze the difference with the sizes listed on
the packaging.
Method: The research sample consisted of 30 incisor brackets which have 0.559 mm
(0.022 inch) slot and 45 wires which have 0,48 x 0,64 mm (0.019 x 0.025 inch)
diameter consisting of the 3M/Unitek, Ormco, and Dentaurum brands. The
measurement of the bracket slot height and the diameter of the orthodontic wire was
carried out using the Discovery V12 Stereoscopic Microscope (Carl Zeiss
Microimaging GmbH, Germany) along with a computer and an AxioCam.
Results: The mean value of the measured Ormco bracket slot height measurement is
0.488 mm, 3M/Unitek is 0.491 mm, Dentaurum is 0.538 mm. The average value of the
Ormco wire diameter in measured wire height is 0.413 mm and the measured wire
width is 0.496 mm, the mean value of 3M/Unitek wire diameter in measured wire height
is 0.413 mm and the measured wire width is 0.500 mm, the mean value the diameter of
the Dentaurum wire in measured wire height is 0.419 mm and the measured wire width
is 0.510 mm.
Conclusions: There is a significant difference in the mean diameter size in the form of
height and width of the orthodontic wire of 3M/Unitek, Ormco, and Dentaurum
products measured by the size on the packaging.
"
2019: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2019
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Telah dilakukan beberapa pengujian terhadap roket pada dasar Polibutadiena yang diberi kawat katalis pada daerah sumbunnya. Diharapkan pemberian kawat katalis ini dapat menurunkan temperatur dinding roket sehingga kekuatan sifat mekanik tabung dapat terjaga"
620 LAP 2:1 (2000)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yudhi Adi Permadi
"Derek (Crane) merupakan sarana penting dan utama pada industri manufakiur alal berat dimana aplikasinya telah diterapkan sedemikian Iuas sehingga dapat mempermudah dalam membawa dan memindahan material/komponen saat produksi maupun pengiriman. Salah satu komponen penting dari crane adalah tali (rape) atau tali baja (steel wire rope) pada industri alat berat. Sedemikian pentingnya komponen ini karena dapat mempertahankan stabilitas dalam pengoperasian crane saat mengangkat dan memindahkan materi, sehingga karakteristik tali harus benar-benar diperhatikan seperti kekuatan bahan (tegangan), dimensi, beban maksimum dan konstruksi tali dimana mempengaruhi kinerja crane.
Namun kadang-kadang, terjadi kerusakkan pada tali crane yang dapat menimbulkan hambatan bagi kemampuan produksi perusahaan, seperti diakibatkan oleh ketidakseimbangan beban waktu mengangkat atau posisi tali tidak sesuai alur pada drum/puli serta sebab lainnya. Maka suatu prediksi, perencanaan dan analisa yang balk terhadap kekuatan tali crane yang meliputi konstruksi tali, beban maksimum, tcgangan tali, hingga umur pakai tali sangat penting sehingga hasilnya dapal dijadikan acuan maupun referensi dalam pengoperasian dilapangan serta pemilihan material tali sesuai kebutuhan. Hal ini tentunya bermanfaat dalam memperpanjang umur pakai tali yang berimplikasi pada peningkatan efisiensi waktu dan efektifitas kerja perusahaan.

Crane is an important and main equipment facility in heavy equipment industrial manufacture where this application have been applied so that its make easy to carry and moving material/component for fabrication or delivery. One kind of component of crane is rope, or steel wire rope in heavy equipment industry. So important this component because it can maintain stability in crane operation when lifting and moving malerial, so they rope characteristics must exactly become OUI attention like strengthen of material dimension, maximal load and rope construction where its influence performance of crane.
But sometimes rope is being failure that can cause barrier or obstruction for produclion company capacity, like non balancing load when lifting (misalignment) or position of rope does'nt march will: line in drum/pulley or other cause. So, a good prediction, planning and analyzing of rope material life rope construction, maximum load rope stress until rope is very important in other that result can be as a guide or reference when operating in factory and choice rope material that match with our need. This step is useful for increasing rope life that make good implication io increase eficiency and company working effectively.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S37082
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Taufiq Afandi
"Dalam industri kawat konduktor listrik paduan Aluminium, proses pembuatannya sangat menekankan dalam hal sifat konduktivitas listrik, kekuatan tarik dan elongosinya. Biasanya paduan Aluminium yang sering digunakan adalah kelompok 6XXX, salah satunya yaitu type 6201. Untuk memperoleh karakteristik spesifikasi standar PLN dilakukan proses aging buatan (penuaan). Penelitian yang dilakukan menggunakan temperatur aging 200 °C dengan waktu bervariasi antara 15 hingga 60 menit. Hasil pengujian menunjukkan bahwa waktu aging ,30 menit memberikan hasil yang paling baik dibandingkan 15. 45 ataupun 60 menit. Berdasarkan kaidah bahwa penggunaan temperatur aging yang lebih tinggi akan menurunkan penggunaan waktu aging, maka sumbangan yang dapat dberikan dari hasil penelitian ini adalah didapatkannya alternatif baru penggunaan waktu dan temperatur aging saat pembuatan konduktor listrik sehingga dapat memenuhi standar PLN."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S41945
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Frederik Felani
"Tali baja (wire rope) digunakan sebagai tali penyeimbang (guylines)/tali penahan pada menara pengeboran minyak bumi atau gas alam (mast) untuk menahan gayagaya horisontal yang terjadi apabila menara akan rubuh. Gaya horisontal ini dapat disebabkan oleh gaya luar yang mengakibatkan keseimbangan menara terganggu mis: semburan liar (blow out), bencana alam, atau gaya-gaya pada keadaan operasional menara ini, seperti: gaya akibat berat tubing yang disandarkan pada tubing board, angin, momen gaya yang terjadi pada saat pengangkatan tubing, dsb. Pada spesifikasi API recommended practice 4G second edition, Oktober 1998 dengan judul : Recommended Practice for Maintenance and Use of Drilling and Well Servicing Structures. Mengatur tentang besar gaya pengencangan awal yang dianjurkan/aman pada tali baja penyeimbang ini, indikator untuk mengetahui besar gaya pengencangan awal dapat diukur dari simpangan/kekenduran tali baja yang diinstalasikan. Untuk mengukur besar simpangan yang terjadi yaitu salah satunya dengan cara mengukur gaya tegang tali baja (wire rope) dengan alat yang disebut dynamometer pada ujung bawah tumpuan tali baja (dekat jangkar). Analisa yang dilakukan yaitu memahami mekanisme dan kapasitas semua bagian yang berhubungan dengan lingkup ini dan mencoba mendesain model alat ukur ini dengan pelat alumunium yang ditempel strain gage yang cara kerjanya mirip dengan dynamometer, dan menguji fungsional dan keefektifan dari alat ukur ini dengan model pengganti tali baja yaitu dengan rantai. Hasil penelitian dari model alat ukur ini diharapkan akan diteruskan untuk pembuatan prototype dan terus dikembangkan lagi, sampai akhirnya mampu memproduksi alat ini yang memenuhi standar safety dan dapat dilempar ke pasaran.

Wire rope has been use as guylines in a mast/rig for countering horizontal load of the mast/rig from collapsing. This horizontal load could produce from external load which produce unbalance resultant exp: blow out, natural catastrophe or from operational load of this mast, like: weight of tubing string on the tubing board, wind load, moment load because of tubing lifting, etc. On the API recommended practice 4G second edition, October 1996 with title: Recommended Practice Maintenance and Use of Drilling and Well Servicing Structures. Contained of several rule for pretension load on the wire rope and the sag. This term is made in order to have a safe condition in the working area. Indicator for knowing the pretension load, is from the sag on guylines. And the technique for measuring the sag we can calculate it from the pretension load, one technique for measuring load at the ground end of guylines is by the load indicator of dynamometer that attached at that point. Research on this paper is to know the mechanism and capacity of all part that related with this topic and then we can determine the specification of the measuring device and try to design a measuring device model using aluminum plate bonded with strain gage as stress sensor which have same mechanism with dynamometer. This measuring device is tested for function and ability on the model guylines using chain. The result of this model experiment should develop to the prototype and finally can produce high quality measuring device according to API standard, then it can be use by the society."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S37558
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sekean
"Proses perlakuan panas dalam industri penarikan kawat bertujuan untuk memulihkan struktur sarta menghilangkan pengerasan keija yang terjadi akibat deformasi plastis. Jenis perlakuan panas pada kawat perlitik (baja karbon tinggi) adalah proses "Patenting". Proses patenting dalam peneiitian ini ada dua jenis yakni Lead Patenting (LP) dan Fluidized-beds Patenting (FDP).
Hasil penelitian menunjukkan lead patenting memiliki kekuatan, kekerasan serta struktur mikro yang lebih baik dibanding dengan tiuidized-beds patenting. Sedangkan kondisi patenting untuk mendapatkan kekuatan tertinggi pada kawat SWRS-B2B terjadi pada temperatur 525 ºC dengan waktu tahan 1 menit. Kondisi ini berlaku untuk lead patenting maupun fluidized-bed patenting. Seiain itu struktur mikro (fasa perlit) hasil presses patenting temyata lebih halus dibanding proses aniling biasa."
Depok: Universitas Indonesia, 1996
S41216
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>