Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 164207 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ivonne Junita Fabanjo
"Anak dengan HIV/AIDS membutuhkan terapi Antiretroviral (ARV) dan
merupakan suatu tantangan bagi keluarga untuk tetap mempertahankan
kepatuhan terhadap terapi. Penelitian kualitatif ini menggunakan pendekatan
fenomenologis deskriptif yang bertujuan mengeksplorasi pengalaman keluarga
merawat anak dengan HIV/AIDS yang menjalani terapi ARV. Partisipan yang
terlibat dalam penelitian ini adalah lima orang. Hasil penelitian ini
mengidentifikasi 5 tema yaitu 1) dimensi pemberian terapi ARV, 2) keyakinan
terhadap pengobatan, 3) dukungan dari tenaga kesehatan terhadap terapi ARV, 4)
merasa takut, 5) mengalami proses berduka. Hasil penelitian ini diharapkan dapat
meningkatkan pengetahuan, pengalaman dan masukan bagi perawat dalam
memberikan pelayanan keperawatan pada anak dengan HIV/AIDS

Abstract
Children living with HIV who undergo Antiretroviral (ARV) therapy give
challenge to their family in order to adhere to the therapy. This qualitative study
used descriptive phenomenology approach, the purpose of this study is to explore
family?s experience in caring children living with HIV who undergo
Antiretroviral (ARV) therapy. Five participants were involved in this study. Five
themes were identified, namely: 1) Antiretroviral (ARV) therapy dimension, 2)
faith on the therapy, 3) health professional support in Antiretroviral (ARV)
therapy, 4) feeling afraid, and 5) experienced grieving process. From this study, it
is suggested that nurses need to improve their knowledge and skill in caring
children living with HIV."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
T31030
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Noor Farida
"Penyakit HIV/AIDS yang merupakan salah satu dari 10 penyakit terbesar didunia yang memiliki angka mortalitas dan morbiditas tinggi. Pada tahun 2016 menurut Infodatin AIDS bahwa DKI Jakarta adalah yang tertinggi untuk penderita HIV. Salah satu cara penularannya adalah penularan secara vertikal dari ibu ke anak, saat kehamilan, persalinan dan menyusui. Penelitian ini ingin mengetahui apakah faktor sosidemografi ibu, faktor Ibu, faktor obstetri dan faktor anak berhubungan dengan penularan HIV/AIDS pada anak.
Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai dengan bulan Juli 2017 di RSUP Fatmawati. Pada penelitian ini menggunakan desain kasus kontrol dengan sample anak usia 2-5 tahun, sebesar 33 anak sebagai kasus (anak dengan HIV positif)dan 33 anak sebagai kontrol (anak denganHIV negatif) dari ibu yang menderita HIV positif.
Dari hasil analisis dengan menggunakan SPSS 20.0 didapatkan bahwa untuk variabel yang dinyatakan adanya hubungan adalah faktor sosioekonomi ( OR=4,7; CI=1,45-15,07), stadium klinis HIV (OR=26,7; CI=3,25-218,86), jumlah CD4 ibu (OR=19,3; CI=5,29-70,66), lama ibu minum ARV(OR=7,4; CI=1,87-29,84), cara persalinan (OR=6,7; CI=1,35-33,75) dan prematuritas anak saat kelahiran (OR=16,5; CI=3,37-80,31).Sedangkan variabel yang tidak ada hubungan adalah dari faktor sosiodemograi yaitu usia, pendidikan , pekerjaan dan paritas ibu menunjukan tidak adanya hubungan dengan penularan HIV/AIDS pada anak.

HIV / AIDS disease is one of the top 10 diseases in the world that have high mortality and morbidity. In 2016 according to Infodatin AIDS that DKI Jakarta is the highest for people with HIV. One way of transmission is vertical transmission from mother to child, during pregnancy, delivery and breastfeeding. This research wanted to know whether mother's sosidemography factor, mother factor, obstetric factor and child factor related to HIV / AIDS transmission in child.
This research was conducted from May until July 2017 at Fatmawati General Hospital. In this study used a control case design with a sample of 2-5 year olds, 33 children as a case (HIV positive children) and 33 children as control (HIV negative children) from HIV positive mothers.
From the result of the analysis by using SPSS 20.0 it is found that for the variable which stated the existence of the relation is socioeconomic factor (OR = 4,7; CI = 1,45-15,07), clinical stage HIV (OR = 26,7; CI = 3, 25-218,86), mother's CD4 cell count (OR = 19.3, CI = 5.29-70.66), duration of mother taking ARV (OR = 7,4; CI = 1.87-29,84), (OR = 6,7; CI = 1.35-33,75) and prematurity of the child at birth (OR = 16.5; CI = 3.37-80,31). While the variables that have no correlation are from sosiodemograi factor that is age, education, work and parity of mother showed no relation with HIV / AIDS transmission in child.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S69752
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitrian Rayasari
"Infeksi HIV/AIDS akan menimbulkan infeksi berkepanjangan dan gangguan pada semua sistem tubuh serta masalah psikologis seperti depresi dan akhirnya menimbulkan fatigue. Intervensi untuk mengatasi fatigue salah satunya dengan self care practice. Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi hubungan depresi dan self care practice dengan tingkat fatigue pada penderita HIV/AIDS. Metode penelitian menggunakan analitik korelasi dengan cross sectional, dan jumlah sempel 98 responden. Pengambilan sampel dengan tehnik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukan rata-rata usia 33,2 tahun, berjenis kelamin laki-laki 85,7%, berpendidikan tinggi 91,8%, berpenghasilan > UMR 73,5%, Telah mengkonsumsi ARV selama 36,96 bulan, rata-rata kadar CD4 310 cell/mm3, ratarata Hb 13 gr%.
Analisis hubungan menunjukan ada hubungan yang bermakna antara depresi, self care practice dengan tingkat fatigue (p<0,05). Analisis selanjutnya menunjukan responden yang mengalami depresi dan mempunyai self care practice yang kurang beresiko terjadi fatigue berat setelah dikontrol oleh kadar haemoglobin. Diketahui bahwa depresi merupakan faktor yang dominan yang berhubungan dengan fatigue. Rekomendasi peneliti adalah peningkatan peran perawat sebagai konselor terhadap gejala depresi dan fatigue pada pasien HIV dan dikembangkan strategi self care practice.

HIV/ AIDS infection will cause prolonged infection and disturbance to all body system and also psychological such as depression and eventually fatigueness. One of the interventions to deal with fatigue is by self care practice. The research?s goal is to identify the relation between depression and self care practice on fatigue level of HIV/AIDS patient. The method of the research applied correlation analysis with cross sectional. There were 98 respondents. Sample was taken by purposive sampling technique. The research showed that 85,7 % male respondents with 33,2 years of age in average, 91,8 % highly educated, 73,5 % earns higher than Regional Minimum Wage, has consumed ARV for 36 months, CD4 rate average of 310 cell/mm3, Hb rate 13 gr% in average.
The analysis showed that there was a significant relation between depression, self care practice with fatigue level of (p0,05). Further analysis showed that respondents that underwent depression and had lower self care practice will risk heavy fatigue after controlled by hemoglobin rate. It was found that depression is the dominant factor related to fatigue. The researcher recommends that there should be an increase of nurse?s role as counselor to depression symptom and fatigue of HIV patient. There should also efforts to develop self care practice.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nadya Puspa Lukitasari
"Skripsi ini membahas pembentukan pengetahuan dan praktik perawatan Anak dengan HIV/AIDS ADHA yang dilakukan di dalam keluarga. Penelitian dilakukan kepada dua orang tua dan seorang kakak yang bertanggung jawab dalam praktik perawatan ADHA. Wawancara mendalam, observasi dan life history dilakukan untuk mengetahui cara-cara yang dilakukan anggota keluarga untuk memperoleh pengetahuan mengenai HIV/AIDS serta tindakan yang dilaksanakan dalam praktik perawatan ADHA dalam kehidupan sehari-hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembentukan pengetahuan anggota keluarga mengenai HIV/AIDS berasal dari informasi yang diperoleh dari orang lain melalui aktivitas mendengar, bertanya maupun mengamati. Pengetahuan yang diperoleh kemudian menjadi pedoman bagi anggota keluarga dalam menjalankan praktik perawatan yang dibutuhkan ADHA.

This study discusses the knowledge construction and care practice of children with HIV AIDS within the family. The study conducted to two parents and an older sibling who was in charge of ADHA care practice. In depth interviews, observation, and life history were conducted to find out the ways in which family members acquired knowledge about HIV AIDS and the actions implemented in ADHA care practices in everyday life. The results show that the knowledge construction of family members about HIV AIDS comes from information obtained from others through listening, inquiring or observing activities. The knowledge gained then becomes the guideline for family members in carrying out the necessary care practices for ADHA."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
S69059
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Friska Elita
"ABSTRAK
Upaya perawatan bagi penderita HIV/AIDS dilaksanakan di Klinik Mawar RSUD
dr. Abdul Aziz Kota Singkawang, Provinsi Kalimantan Barat sejak tahun 2004
sampai sekarang. Klinik Mawar merupakan salah satu tujuan rujukan bagi
penderita HIV/AIDS yang berasal dari Kabupaten Sambas dan Kabupaten
Bengkayang yang merupakan wilayah perbatasan antara Indonesia dengan
Malaysia.
Penelitian dengan desain cross sectional ini dilaksanakan untuk menganalisis
hubungan layanan vct mobile dengan adherence/kepatuhan penderita HIV/AIDS
dalam pengobatan ART di Klinik Mawar sejak tahun 2004 sampai bulan Februari
2016. Dari seluruh penderita HIV/AIDS yang teregister di Klinik Mawar
diketahui bahwa hanya 55,9% saja yang melakukan pengobatan ART sedangkan
yang patuh sebesar 24,5%. Untuk itu dilakukan analisis univariat, analisis missing
data, analisis bivariat dan multivariat untuk mengetahui gambaran
adherence/kepatuhan penderita HIV/AIDS dalam pengobatan ART
Hasil analisis multivariat menggunakan uji regresi logistik menunjukkan bahwa
layanan vct statis merupakan faktor protektif bagi layanan vct mobile bagi
penderita HIV/AIDS untuk patuh dalam pengobatan ART yang dipengaruhi oleh
pendidikan, tempat tinggal, suku dan lama ART

ABSTRACT
The efforts of care for people with HIV/AIDS implemented in Hospitals Mawar
Clinic dr. Abdul Aziz, Singkawang, West Kalimantan province since 2004 until
now. Mawar clinic is one of the purposes of referral for patients with HIV/AIDS
who came from the District of Sambas and Bengkayang which was the border
region between Indonesia with Malaysia
Design research with cross sectional was held to analyze the mobile vct services
relationship with adherence/compliance people with HIV/AIDS in the treatment
of Mawar ART at the clinic since 2004 until February 2016. Of the entire people
with HIV/AIDS are in clinical on register the Mawar note that only 55,9% are
doing the treatment of ART while the complience or adhere to ART amounting to
24,5%. For a univariate analysis was carried out, the analysis of missing data, the
multivariate analysis bivariat and to know the description of
adherence/compliance people with HIV/AIDS in the treatment of ART
Multivariate analysis using logistic regression test showed that the static VCT
services was a protective factor for mobile VCT services for people with HIV /
AIDS to adhere to antiretroviral treatment is influenced by education, place of
residence , ethnicity and duration of ART"
2016
T53624
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Selita Restuningtyas
"Pengetahuan tentang HIV / AIDS perlu diberikan kepada remaja untuk mengurangi terjadinya perilaku berisiko oleh remaja. Penelitian deskriptif analitik korelatif ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan HIV / AIDS dan perilaku berisiko dengan pendekatan cross-sectional yang melibatkan 418 siswa dari 10 SMA Negeri di Kota Bogor dengan menggunakan teknik proporsional stratified random sampling. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner IAQ-E (International AIDS Questionnaire English Version) untuk mengukur tingkat pengetahuan dan kuesioner YRBS (Youth Risk Behavior Survey) tentang perilaku berisiko pada remaja. Hasil analisis bivariat dengan uji Spearman menunjukkan bahwa pengetahuan HIV / AIDS berhubungan bermakna dengan perilaku berisiko (p = 0,009 α = 0,05; r = 0,128). Pendidikan kesehatan perlu dimasukkan dalam kurikulum pendidikan di sekolah untuk mengembangkan pengetahuan remaja tentang informasi kesehatan khususnya HIV / AIDS sehingga dapat mengurangi perilaku berisiko HIV / AIDS sejak usia dini.

Knowledge about HIV / AIDS needs to be given to adolescents to reduce the occurrence of risky behavior by adolescents. This descriptive correlative analytic study aims to determine the relationship between HIV / AIDS knowledge and risky behavior using a cross-sectional approach involving 418 students from 10 public high schools in Bogor City using proportional stratified random sampling technique. The research instrument used the IAQ-E (International AIDS Questionnaire English Version) questionnaire to measure the level of knowledge and the YRBS (Youth Risk Behavior Survey) questionnaire about risk behavior in adolescents. The results of the bivariate analysis using the Spearman test showed that knowledge of HIV / AIDS was significantly associated with risky behavior (p = 0.009 α = 0.05; r = 0.128). Health education needs to be included in the education curriculum in schools to develop youth knowledge about health information, especially HIV / AIDS so that it can reduce HIV / AIDS risk behavior from an early age."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggia Erma Rini
"Voluntary Counseling and Testing (VCT) merupakan salah satu strategi kesehatan masyarakat yang dilakukan untuk menangani penyebaran HIV/AIDS. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya pemanfaatan layanan VCT oleh populasi berisiko tinggi HIV/AIDS di Indonesia. Banyak populasi berisiko tinggi HIV/AIDS yang belum pernah melakukan VCT. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Faktor-faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan layanan VCT pada populasi berisiko tinggi HIV/AIDS di Provinsi Banten tahun 2013. Penelitian menggunakan desain studi kuantitatif dengan desain crossesctional.
Berdasarkan hasil analisis multivariate (final model) terdapat tiga variabel yang berhubungan dengan pemnfaatan layanan VCT yaitu usia (p-value = 0,009), akses ke layanan VCT (p-value=0,039) dan variabel pengetahuan VCT (p-value = 0,0001). Variabel yang paling berpengaruh terhadap pemnfaatan layanan VCT adalah pengetahuan responden tentang VCT dengan nilai OR tertinggi yaitu 4,4 yang artinya responden dengan pengetahuan tentang VCT nya baik cenderung akan memanfaatkan layanan VCT 4,4 kali lebih besar dibanding dengan yang memiliki pengetahuan tentang VCT kurang baik.

Voluntary Counseling and Testing (VCT) is a public health strategy to response of HIV / AIDS . This research is based on the low number of utilization of VCT services by high -risk populations with HIV / AIDS in Indonesia. The most highrisk populations on HIV mostly don’t access to VCT services. This study aims to determine the associated factors with the utilization of VCT services in a population at high risk of HIV / AIDS in Banten province in 2013. The study uses a quantitative study design with cross-sectional design.
Based on the results of multivariate analysis ( final model) , there are three variables relate to the utilization of VCT services , namely age ( p - value = 0.009 ), access to VCT services (p-value = 0.039) and VCT knowledge variables ( p - value = 0.0001 ). The most influence variables on the utilization of VCT services is the knowledge on VCT, with the highest OR value is 4.4 , it is means that the respondent with good knowledge of VCT likely to utilize VCT services 4.4 times greater thanwho has less of good knowledge in VCT.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T38881
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Tujuan: Epidemi AIDS berdampak negatif terhadap kehidupan sosial-ekonomi keluarga. Tujuan penelitian ini menilai dampak HIV/AIDS dalam keluarga terhadap kualitas hidup anak, dan mengidentifi kasi faktor-faktor yang ikut berperan. Metode: Studi ini menggunakan data hasil survei HIV/AIDS yang dilakukan Pusat Penelitian Kesehatan-UI PPKUI (2007) di tujuh propinsi, terdiri dari 379 rumah tangga (RT) dengan HIV dan 370 RT tanpa HIV. Kualitas hidup anak diukur pada usia 5-11 tahun (anak pra-remaja) melalui variabel komposit tiga dimensi (pendidikan, lingkungan sosial dan aktifi tas fi sik) dengan nilai kategori ?kurang baik? dan ?baik?. Regresi logistik ganda dilakukan untuk menilai pengaruh faktor HIV/AIDS, faktor rumah tangga dan faktor anak terhadap kualitas hidup anak. Hasil: Pertama, adanya HIV/AIDS dalam RT, peluang risiko kualitas hidup anak menjadi ?kurang baik? sebesar 1,59 kali dibanding anak dari RT tanpa HIV/AIDS. Kedua, bila anak dalam RT tersebut perempuan, peluang risiko kualitas hidup anak tersebut ?kurang baik? sebesar 1,50 kali dibanding bila anak tersebut laki-laki. Ketiga, anak yang mendapat praktek pengasuhan ?kurang baik?, peluang risiko kualitas hidup anak ?kurang baik? 1,55 kali dibanding bila anak mendapat pengasuhan?baik?. Keempat, pada anak usia lebih muda (5-7 tahun), peluang risiko kualitas hidup anak ?kurang baik? sebesar 1,60 kali dibanding bila anak berusia lebih tua (8-11 tahun). Kesimpulan: Studi ini menunjukkan bahwa adanya salah satu anggota keluarga yang terinfeksi HIV dalam rumah tangga berpengaruh negatif terhadap kualitas hidup anak pra-remaja. Pengaruh negatif tersebut lebih besar apabila anak tersebut perempuan, kurang mendapat pengasuhan, dan berusia lebih muda.

Abstract
Aim: An AIDS epidemic has a negative social and economic impact to the families. The aim of the study is to explore the impact of HIV/AIDS in the family to the quality of life of the children, including other factors that might interfere.
Methods: The study utilized the data of a survey conducted by the Health Research Center of the University of Indonesia (2007), in seven provinces consisting of 379 households (HH) with HIV and 370 HH without HIV. Child?s quality of life was measured at ages 5 to 11 years (pre-adolescent) using a composite of three variables (education,
social environment, and physical activity), and was scored as ?poor? and ?good?. Multiple logistic regression was performed to examine the impact of HIV/AIDS, household and child factor towards the child?s quality of life.
Results: The presence of an HIV/AIDS patient in the HH increases the risk of poor quality of life 1.59 times compared to the risk in HH without HIV/AIDS. If the child is a female, the risk of poor quality of life increases 1.50 times compared to male children. A child who is poorly taken care of faces a 1.55 times higher risk of poor quality of life compared to children who are well taken care of. In younger children (5-7 yrs) the risk of poor quality of life increases 1.60 times compared to older children (8-11 yrs).
Conclusion: The study showed that when a member of the family is infected with HIV, it will negatively affect the quality of life of a pre-teen child in that family. This negative effect is higher when the child is a female, does not receive proper care, and of younger age."
[Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Universitas Indonesia], 2010
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Siahaan, Richard Hudson
"Keluarga inti merupakan sistem pendukung utama dalam perawatan kesehatan terhadap anggotanya. Dukungan keluarga sangat berpengaruh terhadap kepatuhan minum obat pada pasien pengidap HIV/AIDS yang memiliki durasi pengobatan seumur hidup. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi hubungan dukungan keluarga inti dengan kepatuhan minum obat ARV pada pasien HIV/AIDS di RS Penyakit Infeksi Sulianti Saroso.
Penelitian ini menggunakan studi kuantitatif, dan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling dengan jumlah sampel 337 responden. Variabel independen menggunakan kuesioner dukungan keluarga yang meliputi 4 aspek yaitu dukungan emosional, dukungan instrumen, dukungan informasi, dukungan penghargaan. Variabel dependen menggunakan instrumen Morisky Scale. Uji data menggunakan Chi Square.
Hasil penelitian terdapat hubungan yang signifikan pada dukungan emosional (p=0,032; OR=3,427) dan dukungan informasi (p=0,048; OR=3,365) dengan kepatuhan minum obat ARV. Responden yang mendapatkan dukungan emosional memiliki peluang 3,427 kali lebih besar untuk patuh mengkonsumsi ARV dibandingkan responden yang tidak mendapatkan dukungan emosional keluarga inti. Dukungan penghargaan (p=0,227) dan dukungan instrumental (p=0,243) tidak menunjukkan hubungan dengan kepatuhan minum obat ARV.

Nuclear Family is one of the esssential support in health caring for family member. Family support influence the level of adherence to antiretroviral (ARV) medication consumption in people living with HIV/AIDS who have a duration treatment for a lifetime. The aim of this research was to identify the relationship between family support and adherence to ARV people living with HIV/AIDS at Sulianti Saroso Hospital.
This study used the quantitative study, and cross sectional design. The sampling was 337 total respondents. The independent variable uses a questionnaire support family that includes four aspects: emotional support, information support, award support, and instrumental support. The Morisky Scale instrument was used to assess level of adherence. The data test used Chi Square.
There is a significant results in the emotional support (p=0,032; OR=3,427) and information support (p=0,048; OR=3,365) with the adherence in taking to ARV. The respondents who received the support of emotional were 3,427 more likely to adherence than those who did not receive emotional support from nuclear family. The awards support (p=0,227) and instrumental support (p=0,243) did not show significant relationship with adherence in taking to ARV.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
S61218
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erna Widyastuti
"HIV/AIDS di Indonesia semakin menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia, dan telah mengalami perubahan dari epidemik rendah menjadi epidemik terkonsentrasi. Salah satu program pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS adalah dengan upaya promotif berupa penyuluhan baik secara individu maupun secara kelompok untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat. Pengetahuan tentang HIV/AIDS perlu diberikan pada masyarakat dengan memperhatikan dan menyesuaikan dengan karakteristik masyarakat. Penelitian ini adalah analisis data SDKI tahun 2007 tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan pengetahuan tentang HIV/AIDS pada wanita usia subur di Indonesia. Variabel independen adalah karakteristik wanita usia subur (umur, status perkawinan, pendidikan, tipe daerah tempat tinggal, status ekonomi) dan keterpajanan terhadap media massa.
Hasil analisis menunjukkan ada hubungan antara pengetahuan tentang HIV/AIDS dengan karakteristik wanita usia subur dan keterpajanan terhadap media massa. Wanita usia subur dengan umur 20 – 35 tahun, yang tinggal diperkotaan dan berstatus kawin, memiliki tingkat pendidikan tinggi, dan tingkat status ekonomi teratas serta terpajan terhadap media massa, memiliki pengetahuan yang baik tentang HIV/AIDS. Variabel yang paling berpengaruh terhadap pengetahuan tentang HIV/AIDS adalah variabel pendidikan tinggi (OR : 13.9, 95% CI : 10.4-18.6), semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka berpeluang memiliki pengetahuan yang baik tentang HIV/AIDS 13.9 kali dibandingkan responden dengan tingkat pendidikan rendah. Berdasarkan hasil analisis, maka disarankan agar para kader/petugas kesehatan, perlu melakukan intervensi yang terus menerus pada kelompok masyarakat desa, dengan tingkat pendidikan rendah dan status ekonomi rendah melalui seringnya mengadakan penyuluhan tentang HIV/AIDS dengan cara penyampaian yang lugas dan mudah dipahami.

This research had analyze the SDKI 2007 data to know the factors related to HIV/AIDS knowledge at the Indonesia young woman. The independent variable is Indonesia young woman (by age, marital status, education, life place, economic status) and the information access. The result show there is correlation between HIV/AIDS knowledge and the characteristic Indonesia young woman and the information accessibility to media information. Indonesia young woman at the age 20 – 35 years that live at the urban area, married, high education, and good access to media information have good knowledge about HIV/AIDS.
The high score that give contribution to HIV/AIDS knowledge at the Indonesia young women is the education status (OR : 13.9, 95%; CI : 10.4-18.6). More higher young woman education make their knowledge more better about HIV/AIDS. The ratio status education in the higher education 13.9 time than the lower education. Base in this result the health adviser can focus give more access information about HIV/AIDS to Indonesia young women at suburban, lower education and lower economic status.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S44230
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>