Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 157089 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tri Puji Astuti
"Bahan aseptik merupakan bahan yang sulit untuk didaur ulang, dan proses daur ulangnya harus dengan cara hydra pulping (pemisahan lapisan) dimana dibutuhkan biaya yang cukup mahal sehingga jarang sekali dimanfaatkan untuk didaur ulang. Skripsi ini membahas mengenai genteng yang terbuat
dari proses daur ulang cacah kotak aseptik dengan ukuran cacah campuran 50 mm x 5 mm dan 25 mm x 5 mm dengan menggunakan persentase perbandingan berat 50% : 50%. Genteng ini terbuat dari bahan aseptik kemasan minuman kotak yang terdiri dari kertas, plastik dan alumunium.
Kotak aseptik dicacah dan dikempa dengan tekanan 30 kg/cm2 dan suhu pemanasan 170 oC sehingga terbentuk genteng dengan ukuran cacah campuran 50 mm x 5 mm dan 25 mm x 5 mm dan genteng ukuran cacah 50 mm x 5 mm (100%) sebagai pembanding untuk penelitian ini. Dari penelitian ini, hal yang ingin ditinjau adalah kemampuan menyerap air, ketahanan
terhadap rembesan air dari genteng daur ulang dan kuat lentur genteng daur ulang, sehingga dapat dijadikan produk genteng. Dari hasil penelitian, didapatkan kesimpulan bahwa genteng dengan ukuran cacah campuran 50 mm x 5 mm : 25 mm x 5 mm (50% : 50%) dan genteng ukuran cacah 50 mm x 5 mm (100%) tidak memenuhi persyaratan peraturan genteng beton SNI-
0096-2007 dan genteng keramik SNI-2095-1998. Maka dilakukan pelapisan genteng dengan waterproof untuk kemampuan daya serap air.

Aseptic carton material is difficult material to be recycled where the only possible
recycling process available is by conducting hydra pulping process (separation
layer). Aseptic beverage box consist of paper, plastic and alumunium layers.
However as it requires a significant financial cost, it is rarely used for recycling.
This final project discusses the investigation of roof tile which was made from the
recycling of aseptic boxes. For the roof material Shredded aseptic boxes of size 50
mm x 5 mm and 25 mm x 5 mm were mixed with a percentage ratio of weight
50% : 50%. Another mix using 100% of size 50 mm x 5 mm was used as a
comparison material. Shredded aseptic boxes were compressed with a pressure of
30 kg/cm2 and heating temperature 170 oC in order to make solid roof tile. This
research has reviewed the tile absorption to water, the resistance to water ingress
and its flexural strength. The result of this investigation showed roof tile made
from recycled shredded beverage cartoon using two combined size 50 mm x 5
mm : 25 mm x 5 mm (50% : 50%) and roof tile using 100% of size 50 mm x 5
mm do not fulfill the requirements of concrete tile regulation SNI-0096-2007 and
ceramic tile regulation SNI-2095-1998. However resistance to water can be
improved by coating the tile with waterproofing materials. Therefore, its ability to
with stand water and bending loads are better then, thus the improved tile can be
catagories as quality tile grade two SNI-2095-1998 tile ceramic regulation.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42236
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Julia Dian Ferdinand
"Masalah lingkungan menjadi tantangan besar dalam industri fesyen, terutama terkait limbah tekstil. Peningkatan kesadaran konsumen terhadap fesyen berkelanjutan menciptakan peluang bagi produk pakaian berbahan daur ulang. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh perceived customer value, environmental concern, dan e-social interaction terhadap sikap dan niat pembelian pakaian berbahan daur ulang di Indonesia. Dengan metode kuantitatif, data dikumpulkan melalui survey online terhadap 202 responden dan dianalisis menggunakan SEM-PLS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa epistemic value, environmental concern, e-WOM, dan social media information berpengaruh positif terhadap sikap konsumen dan niat pembelian. Sikap konsumen juga diketahui memediasi hubungan environmental concern dan e-WOM terhadap niat pembelian. Temuan ini menegaskan pentingnya edukasi dan informasi tentang nilai lingkungan dari produk daur ulang, serta pemanfaatan media sosial untuk meningkatkan kesadaran dan niat konsumen.

Environmental issues pose a significant challenge to the fashion industry, particularly concerning textile waste. The growing consumer awareness of sustainable fashion creates opportunities for recycled clothing products to thrive. This study aims to analyze the influence of perceived customer value, environmental concern, and e-social interaction on attitudes and purchase intentions toward recycled content clothing in Indonesia. Using a quantitative approach, data were collected through an online survey of 202 respondents and analyzed using SEM-PLS. The findings reveal that epistemic value, environmental concern, e-WOM, and social media information positively affect consumer attitudes and purchase intentions. Moreover, consumer attitudes mediate the relationship between environmental concern and e-WOM on purchase intentions. These findings highlight the importance of education and information on the environmental value of recycled products, as well as leveraging social media to enhance consumer awareness and purchase intentions. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2025
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mia Erpinda
"Kegiatan pengumpulan dan pemilahan material sampah daur ulang oleh pemulung individu dapat mengurangi timbulan sampah dari sumber TPS. Masalah dalam penelitian ini, tantangan yang dihadapi dalam meningkatkan peran pemulung untuk mewujudkan pengelolaan sampah berkelanjutan berbasis ekonomi sirkular. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis karakteristik pemulung TPS, recycling rate untuk jenis material botol plastik, kardus dan kertas bekas, alur distribusi material sampah rantai daur ulang pemulung, dan menyusun strategi peningkatan peran pemulung untuk mendukung ekonomi sirkular. Metode yang digunakan yaitu metode gabungan kuantitatif dan kualitatif berupa kuesioner, observasi dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata tingkat pengumpulan harian pemulung Pria adalah 10,43 kg/hari dan pemulung wanita sebanyak 7,92 kg/hari (kategori sampah: botol plastik, kardus, dan kertas bekas), dengan estimasi tingkat daur ulang 0,09%-0,89%. Sedangkan pengepul memiliki tingkat penjualan rata-rata 2-5,5 ton/bulan, dengan perkiraan tingkat daur ulang 1,5%. Nilai daur ulang pemulung dan pengepul seharusnya dapat lebih optimal jika industri pengguna material daur ulang terdapat di Kota Jambi, hal ini berdampak pada pendapatan rata-rata pemulung Rp. 581.250/bulan yang mengindikasikan bahwa penjualan material sampah belum memberikan kesejahteraan dan rantai pasok yang masih panjang. Kesimpulan penelitian ini karakteristik sosioekonomi dan kerja pemulung, alur distribusi material daur ulang mempengaruhi tingkat daur ulang pemulung yang menjadi peran penting pada ekonomi sirkular. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar pengembangan strategi integrasi pemulung dengan sektor formal dalam rangka meningkatkan implementasi ekonomi sirkular

Waste pickers in Jambi city reduce solid waste by collecting and sorting recycled waste at the ‘Solid Waste Temporary Shelters’ or Tempat Pembuangan Sementara (TPS). However, most waste pickers cannot improve their performance due to challenges confronting waste pickers and lack of attention from the government and the public. This research identifies and quantifies the solid waste collected and marketed by individual waste pickers and collectors. Convenience sampling methods with literature reviews, questionnaires, and interviews were carried out in this study. Most respondents were male waste pickers, 67%, and women, 33% (n=100). The average daily collection rate of male waste pickers is 10.43 kg/day. For female waste, pickers are 7.92 kg/day (waste category: plastic bottles, cardboard, and wastepaper), with an estimated recycling rate of 0.09%-0.89%. Meanwhile, collectors have an average sales rate of 2-5.5 tons/month, with an estimated recycling rate of 1.5%. The recycling value of waste pickers and collectors should be more optimal if the local industry uses recycled materials in Jambi City. This factor impacts the average income of waste pickers of Rp. 581,250/month indicates that the market of waste material has not provided welfare, and the supply chain is still long. The conclusion of this study is the socioeconomic and work characteristics of waste pickers, the distribution flow of recycled materials affects the recycling rate of waste pickers, which plays an essential role in the circular economy. The results of this study can be used as a basis for developing a strategy for integrating waste pickers with the formal sector to improve circular economy implementation.
"
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Halomoan, Alfa Antonius
"

Di Indonesia, penggunaan material beton yang berkelanjutan sangat penting untuk pembangunan infrastruktur dari segi ekonomi, sosial, dan lingkungan. Konstruksi beton berkelanjutan adalah konstruksi yang dibangun dengan dampak paling kecil sepanjang siklus hidupnya. Setiap pemangku kepentingan, dalam makalah ini termasuk konsultan dan pemasok material yang memimpin keterlibatan dalam penerapan bangunan berkelanjutan, bertanggung jawab untuk memastikan prinsip berkelanjutan. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kesadaran dan pemahaman konsultan dan pemasok material mengenai penggunaan material beton berkelanjutan pada proyek infrastruktur di Indonesia. Pengetahuan konsultan dan pemasok material tentang penerapan material beton berkelanjutan akan meningkatkan minat mereka dan berdampak langsung pada tingkat kesadaran mereka. Metode penelitian yang digunakan akan menggunakan pilot survey dengan pertanyaan mengenai pemahaman dan pentingnya indikator material beton berkelanjutan, serta validasi ahli terhadap variabel penelitian dan survei kuesioner mengenai tingkat pemahaman dan kesadaran terhadap indikator material beton berkelanjutan. Hasilnya menunjukkan konsultan dan pemasok material di Indonesia sudah memiliki pengetahuan dan kesadaran terhadap material beton berkelanjutan meskipun belum memenuhi seluruh kriteria tiga pilar keberlanjutan.


In Indonesia, the use of sustainable concrete materials is critical for infrastructure development in terms of economic, social, and environmental factors. A sustainable concrete construction is one that is built to have the least amount of impact during its whole life cycle. Each stakeholder, for this paper including the consultants and material supplier who leads the involvement in the implementation of sustainable building, takes responsibility for ensuring the sustainable principle. As a result, the goal of this study is to determine the level of awareness and understanding of consultants and material suppliers regarding the use of sustainable concrete materials in infrastructure projects in Indonesia. The knowledge of consultants and material suppliers about the application of sustainable concrete materials will boost their interest and have a direct impact on their awareness level. The study method used will be using a pilot survey with questions about understanding and importance of sustainable concrete material indicators, as well as expert validation on the research variable and questionnaire survey regarding level of understanding and awareness of sustainable concrete material indicators. The outcome demonstrates consultant and material supplier in Indonesia already have knowledge and awareness towards sustainable concrete material even though haven’t met all the criteria for the three sustainability pillars.

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Napitupulu, Julieta Tiurma
"Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor determinasi environmental attitude, peran moderasi skepticism, dan pengaruhnya terhadap green repurchasing behavior dalam studi kasus konsumen muda produk Love Beauty & Planet. Environmental attitude memiliki tiga anteseden, yaitu interpersonal influence, green perceived value, dan environmental knowledge. Penelitian ini bersifat deskriptif konklusif. Metode pengumpulan data menggunakan survei, yang didistribusikan melalui internet menggunakan Google Form melalui sosial media. Jumlah sampel yang diambil menggunakan metode purposive sampling terdiri dari 118 orang yang dianggap valid, yaitu pernah membeli produk Love Beauty & Planet, tergabung dalam komunitas pemerhati lingkungan, serta berwawasan keberlanjutan. Covariance based Structural Equation Modeling (CB-SEM) digunakan untuk menganalisis data dengan LISREL 10.2.  Hasil studi menunjukkan bahwa variabel interpersonal influence, green perceived value, dan environmental knowledge berpengaruh signifikan terhadap environmental attitude. Kemudian, variabel moderasi skepticism signifikan secara negatif mempengaruhi hubungan antara environmental attitude dengan green repurchasing behavior.

The aim of this research is to analyze the determining factors of environmental attitude, the moderating role of skepticism, and the influences on green repurchasing behavior in a case study of young consumers of Love Beauty & Planet products. Environmental attitude has three antecedents, namely interpersonal influence, green perceived value, and environmental knowledge. This research is conclusive descriptive in nature. The data collection method uses surveys, which are distributed via the internet using Google Forms via social media. The number of samples taken using the purposive sampling method consisted of 118 people who were considered valid, who had purchased Love Beauty & Planet products, were members of an environmental observer community, and had a sustainability perspective. Covariance based Structural Equation Modeling (CB-SEM) was used to analyze data with LISREL 10.2. The study results show that the variables interpersonal influence, green perceived value, and environmental knowledge have a significant effect on environmental attitude. Then, the moderating variable skepticism significantly negatively influences the relationship between environmental attitude and green repurchasing behavior."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Aditya Candra
"Bahan aseptik merupakan material yang sulit untuk didaur ulang, dan proses daur ulangnya harus dengan cara hydra pulping (pemisahan lapisan) dimana dibutuhkan biaya yang cukup mahal sehingga jarang sekali dimanfaatkan untuk didaur ulang.
Skripsi ini membahas mengenai genteng yang terbuat dari proses daur ulang cacah kotak aseptik dengan ukuran cacah campuran 75mm x 5mm dan 25mm x 5mm dengan persentase perbandingan berat 50%:50%. Genteng ini dibuat dari bahan dasar aseptik kemasan minuman kotak yang terdiri dari kertas, plastik dan alumunium. Kotak aseptik dicacah dan dikempa dengan tekanan 30 kg/cm2 dan suhu pemanasan $plusminus;170 $deg;C, sehingga terbentuk genteng dengan ukuran cacah campuran 75mm x 5mm dan 25mm x 5mm (50%:50%) dan genteng ukuran cacah 50mm x Smm (100%) sebagai pembanding utama. Dari penelitian ini, hal yang ditinjau adalah sifat fisis dan sifat mekanis genteng berupa kemampuan menyerap air, ketahanan terhadap rembesan air dari genteng daur ulang dan kemampuan genteng daur ulang dalam menerima beban lentur, sehingga dapat dijadikan produk genteng.
Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan kesimpulan bahwa genteng dengan ukuran cacah campuran 75mm x 5mm dan 25mm x 5mm belum dapat memenuhi persyaratan peraturan genteng beton SNI-0096-2007 dan genteng keramik SNI-2095-1998. Namun genteng dengan ukuran cacah campuran 75mm x 5mm dan 25mm x 5mm (50%:50%) jika diberi lapisan kawat nyamuk alumunium (alumunium wiremeshlinsect screen) serta lapis cat waterproofing,ternyata meningkatkan kemampuannya dalam menahan beban lentur dan dalam menahan daya serap air,sehingga dapat masuk kategori kualitas genteng mutu 3 SNI-2095-2998:Tentang Genteng Keramik

Aseptic carton material is difficult material to be recycled where the only possible
recycling process available is by conducting hydra pulping process (separation layer). Aseptic beverage box consist of paper, plastic and alumunium layer. However as it requires a significant financial cost, it is rarely used for recycling.
This final project discusses the investigation of roof tile which was made from the recycling of aseptic boxes. For the roof material shredded aseptic boxes of size 75 mm x 5 rnm and 25 mm x 5 mm were mixed with a percentage ratio of weight 50% : 50% was used. Another mix using 100% of size 50 rnm x 5 mm was utilized as a main comparison material. Shredded aseptic boxes were compressed with a pressure of 30 kg/cm2 and heating temperature $plusminus;170 $deg;C in order to make solid roof tile. This research has reviewed the . tile absorption to water, the resistance to water ingress and its flexural strength.
The result showed roof tile made from recycled shredded beverage cartoon using twocombined size 75 mm x 5 rnm and 25 mm x 5 mm doesn't fulfill the requirements of concrete tile regulation SNI-0096-2007 and ceramic tile regulation SNI-2095-1998. However bending strength of tile has been improved when a layer of aluminum insect screens (aluminum wiremesh) was placed inside the the tile and the resistance to water was also improved by coating the tile with waterproofing material. It's ability to withstand water and bending loads are better, thus the improved tile can be categorize as quality tile grade 3 SNI-2095-2998:Tile Ceramic Regulation."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42427
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Baron Rifky Abdillah
"Pesatnya perkembangan industri membuat jumlah limbah plastik meningkat. Sulitnya limbah plastik untuk terdegradasi membuat penanganannya menjadi penting guna menghindari pencemaran lingkungan. Penelitian ini mengubah limbah plastik menjadi produk karbon bernilai ekonomi dalam upaya meningkatkan penerapan metode daur ulang sekaligus mendorong penggunaan energi terbarukan dengan menjadikan karbon tersebut sebagai bahan anoda baterai membentuk komposit LTO/C. Li4Ti5O12 memiliki keunggulan sebagai baterai litium ion seperti tingkat keamanan dan stabilitas termal yang baik namun konduktivitasnya buruk. Karbon hasil daur ulang tersebut diaktifasi menggunakan NaOH untuk mendapatkan struktur berpori yang dapat meningkatkan konduktifitas komposit tersebut. Penelitian ini ditujukan untuk mempelajari pengaruh penambahan karbon aktif hasil daur ulang terhadap kinerja baterai keseluruhan. Penelitian ini mensintesis LTO/C menggunakan metode ball mill dengan variasi waktu 90 menit, 120 menit, dan 150 menit guna mengetahui waktu sintesis komposit yang optimum untuk baterai. Uji EIS menunjukan penambahan karbon aktif hasil daurulang mampu meningkatkan konduktivitas LTO. Berdasarkan hasil uji EIS, CV dan CD waktu ball mill optimal adalah 90 menit untuk menghasilkan baterai dengan kinerja terbaik dan memiliki hambatan terendah dan kapasitas spesifik sebesar 149,8 Ω.

The rapid development of the industry makes the amount of plastic waste increase. The difficulty of plastic waste to be degraded makes its handling important to avoid environmental pollution. This research converts plastic waste into carbon products with economic value in an effort to increase the application of recycling methods while encouraging the use of renewable energy by making the carbon as an anode material for batteries to form LTO/C composites. Li4Ti5O12 has advantages as a lithium ion battery such as a good level of safety and thermal stability but poor conductivity. The recycled carbon is activated using NaOH to obtain a porous structure that can increase the conductivity of the composite. This study aimed to study the effect of adding recycled activated carbon to the overall battery performance. This study synthesized LTO/C using the ball mill method with variations in time of 90 minutes, 120 minutes, and 150 minutes in order to determine the optimum composite synthesis time for the battery. The EIS test showed that the addition of recycled activated carbon was able to increase the LTO conductivity. Based on the results of EIS, CV and CD the optimal ball mill time is 90 minutes to produce a battery with the best performance and has the lowest resistance and a specific capacity of 149.8 Ω."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deborah Dwipartidrisa
"Pajanan timbal lingkungan masih mengintai masyarakat dari kegiatan daur ulang aki bekas informal. Saat ini, kegiatan tersebut menjadi industri pencemar yang paling buruk dan menyebabkan DALYs sebesar 2.000.000-4.800.000 di negara berpendapatan menengah ke bawah. Mengingat daur ulang aki bekas informal masih banyak dilakukan di berbagai negara di dunia, termasuk Indonesia, dan anak-anak adalah kelompok paling rentan, maka dibutuhkan penelitian terkait faktor-faktor risiko yang berhubungan dengan pajanan timbal lingkungan pada anak di sekitar lokasi tersebut. Menggunakan desain systematic review dengan pendekatan kualitatif dan berpedoman pada PRISMA-P (Preferred Reporting Items for Systematic reviews and Meta-Analyse Protocols), sebanyak 10 artikel jurnal dan penelitian akademis ditinjau. Sampel diperoleh dari pangkalan data Google Scholar dan Perpustakaan Universitas Indonesia (UI) yang dipublikasikan dalam 10 tahun terakhir (2011-2021). Pada kelompok usia 1-5 tahun, 47% anak memiliki kadar timbal darah sebesar ≥5 µg/dL dan 9% sebesar ≥10 µg/dL dan anak usia sekolah sebesar 16,65±13,18 µg/dL. Kadar tersebut telah melebihi rekomendasi (<5 µg/dL). Rata-rata konsentrasi timbal lingkungan di udara dan tanah masing-masing sebesar 2,94±10,7 µg/mᶾ dan 2254,5±1925,25 mg/kg. Faktor risiko yang berhubungan diantaranya usia, status ekonomi, pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua, sumber dan pola asupan nutrisi, kebiasaan dan perilaku anak, lokasi rumah, dan konsentrasi timbal di lingkungan.

Environmental lead exposure still lurking from the informal recycling of used lead-acid batteries (ULAB). Currently, it is the industry's worst polluter and causes DALYs of 2,000,000-4,800,000 in LMIC. Considering that informal ULAB recycling is still widely practiced in the world, including Indonesia, and children are the most vulnerable group, research is needed on risk factors associated with environmental lead exposure in children around these locations. Using a systematic review design with a qualitative approach and guided by PRISMA-P (Preferred Reporting Items for Systematic reviews and Meta-Analyse Protocols), 10 journal articles and academic research were reviewed. The sample was obtained from the Google Scholar and the University of Indonesia (UI) Library published in the last 10 years (2011-2021). In the age group 1-5 years, 47% of children had blood lead levels of ≥5 µg/dL and 9% of ≥10 µg/dL and school-age children have an average of 16.65±13.18 µg/dL. These levels have exceeded the recommendation (<5 g/dL). The average concentrations of environmental lead in the air and soil were 2.94±10.7 g/mᶾ and 2254.5±1925.25 mg/kg. The associated risk factors are age, economic status, parental education and occupation, sources and patterns of nutritional intake, children's habits and behavior, home location, and environmental lead concentrations."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Cahya Ningrum
"Reclaimed Asphalt Pavement (RAP) merupakan limbah perkerasan lentur yang telah rusak ataupun telah habis umur layannya. Di dalam RAP masih terdapat aspal dan agregat sehingga RAP dapat digunakan kembali sebagai campuran aspal baru. Namun, dalam pemanfaatan RAP diperlukan suatu bahan peremaja maupun bahan substitusi lainnya untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas RAP yang telah mengalami penurunan akibat penghamparan selama masa layannya. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan material RAP sebagai bahan daur ulang aspal dan bertujuan untuk menyelidiki pengaruh oli bekas sebagai bahan peremaja serta pengaruh limbah plastik LDPE sebagai material substitusi untuk meningkatkan ketahanan campuran dalam menahan deformasi. Penggunaan oli bekas 9% terhadap bitumen RAP mampu meningkatkan penetrasi bitumen sehingga memenuhi persyaratan untuk aspal penetrasi 60/70. Variasi limbah plastik LDPE yang digunakan adalah 5%, 6%, dan 8% dari berat aspal total. Pengaruh plastik dari hasil pengujian marshall menunjukkan penurunan stabilitas akibat limbah plastik yang belum meleleh pada suhu pencampuran (154°C) sehingga meningkatkan kebutuhan selimut aspal. Dari hasil pengujian marshall dan perbandingan variasi kadar plastik, dipilih kadar plastik terbaik 6% dari berat total aspal. Penelitian lebih lanjut untuk mengetahui laju deformasi dan stabilitas dinamis campuran dilakukan pengujian Wheel Tracking Machine (WTM) pada suhu 26°C, 35°C, 45°C dan 60°C. Dari hasil penelitian, penggunaan limbah plastik mempengaruhi kekakuan campuran yang ditunjukkan dengan nilai consolidated deformation (d0) yang lebih rendah. Selain itu, plastik juga mampu meningkatkan interlocking antar agregat sehingga meningkatkan stabilitas dinamis campuran dan menurunkan laju deformasi.

Reclaimed Asphalt Pavement (RAP) is pavement waste that has been damaged or has exhausted its service life. In the RAP there is still asphalt and aggregate so RAP can be reused as a new asphalt mixture, but its need a rejuvenating agent or other substiture material to improve the quality RAP. This research was conducted using RAP material as asphalt recycling and investigating the effect of used waste engine oil as RAP rejuvenator and the effect of LDPE plastic waste in resisting deformation. The use of 9% oil engine waste for RAP bitumen is able to increase penetration and reduce the softening point of bitumen RAP so that it meets the requirements for 60/70 penetration asphalt. The variations of LDPE plastic waste used are 5%, 6%, and 8% the total asphalt weight. The effect of plastics on the RAP mixture shows a decrease in stability due to the plastic waste that does not melt at the mixing temperature (154°C) and this increases the need for asphalt blankets. From the results of the Marshall test and the comparison of variations in plastic content, the best plastic content is 6% of the total asphalt weight selected. Further tests to determine the rate of deformation and dynamics stability were carried out by Wheel Tracking Machine (WTM) test at temperatures of 26°C, 35°C, 45°C, and 60°C. From the results, the plastic waste mixture has better deformation resistance because plastic affects the stiffness of the mixture seen from the consolidated deformation (d0) which is greater than the mixture without plastic at any temperature variation. In addition, plastics can increase interlocking between aggregates so increase dynamic stability and decrease rate of deformation.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>