Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 68713 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
S9407
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
S9341
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dedy Tri Hudaya
"Hanya memperhatikan keberadaan pelanggan sebagai end user tetapi ada satu pihak yang ikut berperan aktif dalam memasarkan kartu prabayar yaitu front liner. Front liner yang bekerj a di outlet-outlet menjual berbagai macam kartu sim card dan voucer isi ulang dengan harga yang beragam. Keadaan mulai berbalik arah dimana para frontliner mendapatkan prioritas untuk diberikan program-program yang menarik sehingga berpartisipasi pada kesempatan tersebut. Salah satu program yang dijalankan IM3 yaitu menjadikan front liner bergabung ke dalam Smart Crew dengan reward berupa insentif Rp 5000.
Program yang dibuat sesuai dengan tujuannya yaitu menjalin kerja sama jangka panjang, mempererat hubungan kedua belah pihak dan mempercepat aktifasi kartu perdana IM3. Program yang diselenggarakan diharapkan dapat memacu para frontliner menjual lebih banyak dan berpartisipasi kepada program yang diselenggarakan. IM3 melihat front liner sebagai aset yang bermanfaat untuk kelangsungan jangka panjang. Penanganan ini akan terbantu dengan CRM (Customer Relationship Management) dimana anggota Smart Crew dapat dilayani dengan cara yang efektif.
Tujuan penelitian ini mendeskripsikan program Smart Crew dengan insentif Rp 5000 dapat meningkatkan penjualan kartu IM3 Smart. Pemberlakuan CRM diharapkan dapat memberikan pelayanan yang baik kepada anggota Smart Crew sehingga mereka berpatisipasi kepada program tersebut. Dipilihnya penelitian deskriptif karena peneliti ingin mendapatkan gambaran dengan jelas dan memaparkan apa yang terjadi sebenamya dilapangan. Selain ilu penelitian deskripsi dapat melukisikan secara sistematis atau karateristik suatu pemasalahan tertentu.
Hasil temuan dilapangan menunjukan bahwa anggota Smart Crew sering mengalami kegagalam dalam sms. Kegagalan yang terus menerus menyebabkan partisipasi mereka sangat kurang sehingga tingkat aktifasi perdana menjadi ikut berkurang juga. Selain itu, anggola Smart Crew pada saat mcngecek claim point yang dikumpul ternyata berbada dengan yang tercatat pada sistem komputer. Disisi lain, pengaduan-pengaduan dari anggota Smart Crew harus dilayani dan berjalan dengan sistem CRM. Secara keseluruhan IM3 masih perlu menambahkan dan menyempurnakan program Smart Crew khususnya yang berkaitan dengan sistem, sumber daya manusia dan administrasi. Utamanya komitmen yang kuat dari semua pihak yang terkait.

In the future, all cellular operator not only give attention for end user but the other side is frontlines of hand phone because they are active marketing IM3 Sims card Prepaid. Frontlines who is work in outlet sales a few gsm prepaid and refill voucher with different price. Now condition is change which are frontlines have priority and IM3 give frontlines many program with interesting prize so they can participation in this program. The one of the program IM3 offer to frontlines is joint in Smart Crew and they get reward incentive Rp 5000 each active IM3 prepaid.
The program create its similar with IM3 objective that is make relationship for long term goal, serious relationship each other and make fast activation for prepaid IM3. Program create by 1M3 it hope stimulate front liner to sales much more and active for these program. 1M3 look at frontline as important asset for the use long term goals. The way of services it will help by CRM (Customer Relationship Management) which are Smart Crew members can feel effective service by 1M3.
Objective these research to descript Smart Crew with incentive Rp 5000 program it can increase prepaid IM3 sales. Using CRM it can give good service for Smart Crew members so that they can participation in this program. Researcher choose description research because want get describe clearly and introduce the reality. Beside that, description research can descript with systematically the one problem.
The result of research in the field showing that Smart Crew members often claim sms was failed. To failed continue it can cause Smart Crew member a minimum participation so that activation prepaid IM3 it will minimum. And then Smart Crew members when they check claim point collected but the reality not the same computer system. Beside that, the Smart Crew complain service and able with CRM system. From all, IM3 must improve and innovation Smart Crew program especially it connecting with aplication system, human resources and administration. Mainingly the good commitmen from all units by internal department.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14035
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alma Fanniya Idral
"Indosat M3 (IM3) didirikan untuk meramaikan peta operator selular di Indonesia pada awal Agustus 2001. Berbagai strategi pemasaran dilakukan oleh IM3 untuk bersaing dengan pendahulunya. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan awareness masyarakat dan juga pada akhirnya meningkatkan penjualan. Konsep Hierarchy of Effect perlu dipertimbangkan oleh new player dalam suatu industri yang baru. Hierarchy of Effect perlu dikaji untuk melihat tahap-tahap yang dilalui seseorang sebelum dia memutuskan membeli sesuatu. Konsep yang diperkenalkan oleh Lavidge dan Gary A. Steiner ini dapat memberikan pemahaman tahap pembelian konsumen dan juga membantu pemasar untuk merencanakan strategi komunikasi yang Iebih baik.
Setiap strategi promosi bertujuan untuk meningkatkan penjualan, dimana memiliki kekurangan serta kelebihan. Untuk mengetahui strategi promosi mana yang harus diperkuat, maka kita dapat menganalisanya dengan menggunakan discriminant analysis, dimana analisa ini dapat menunjukkan faktor pembeda diantara kelompok pembeli dan bukan pernbeli dalam keputusan pembelian. Setelah mengetahui faktor mana yang membedakan, maka dapat ditentukan, faktor mana yang harus diperkuat untuk keberhasilan strategi tersebut. Berdasarkan latar belakang di atas, maka penelitian ini dilakukan untuk menjawab beberapa permasalahan sebagai berikut :
Bagaimana strategi promosi yang dilakukan Indosat M3 terhadap target market IM3 Smart ?
Variabel - variabel independen apakah dari strategi promosi IM3-Smart yang membedakan perilaku pembeli dan bukan pembeli ?
Variabel - variabel independen apakah di luar strategi promosi yang membedakan perilaku pembeli dan bukan pembeli ?
Penelitian dengan metode survey dan bersifat eksplanatif ini dilakukan pada populasi anak muda, usia antara 20-27 tahun. Sampelnya dipiiih secara multistage random sampling. Samplenya adalah mahasiswa di 5 perguruan tinggi di Jakarta dengan total responden 323 orang.
Hasil pengolahan data dengan menggunakan discriminant analysis dalam penelitian ini menujukkan bahwa faktor yang membedakan kelompok pembeli dan bukan pembeli adalah afeksi terhadap produk, product knowledge, exhibition exposure dan publicity exposure. Keempat faktor ini memiliki efek langsung terhadap keputusan pembelian. Sementara dilakukan pula analisa lanjutan dengan menggunakan multiple regression yang hasilnya dalah faktor sales promotion exposure dan word of mouth exposure memiliki efek tidak langsung terhadap keputusan pembelian. Rekomendasi yang diberikan pada IM3 adalah agar membuat suatu program promosi dalam hal publicity dan exhibition, juga meningkatan kualitas produk baik harga, jaringan, tarif dan fitur. Sales promotion dan word of mouth juga dapat terus ditingkatkan karena juga merupakan variabel yang mempengaruhi keputusan pembelian.

Indosat M3 (IM3) established to participate in a game of cellular operator in Indonesia at the early of August 2001. Various promotional mix has been done to compete with their competitor to increase the awareness and at the end to increase sales. Hierarchy of effect concept needs to be considered by a new player in the new industry and also needs to be learned to expedite steps that should be taken by someone prior he/she decided to buy something. The concept introduced by Lavidge and Gary Steiner can give the comprehensiveness of consumer buying process dan also helps marketers to plan a better strategic of communication.
Every promotional strategy intends to increase the sales, with its own strength and weaknesses. Discriminated Analysis is used to show differentiated factors between two groups, buyer and non-buyers. To find out which strategy needs to be strengthened, thus we can analize using Discriminant Analysis, which this analysis points differiantated factor between buyers and non-buyers in making buying decission. After knowing the differiantated factor, then it would be possible to decide which factor needs to be strengthtened to the success of the strategy.
According to the background mentioned, this research is taking place to answer the following problems:
How the promotional strategy implemented by Indosat M3 to the target market of IM3 Smart?
What Independent Variables of IM3's promotional strategy that differentiates the behavior of buyers and non buyers,
What Independent Variables apart from promotional strategy that differentiates the behavior of buyers and non buyers
A research using survey method with explanative character is being implemented to young population between age 20-27. The samples are chosen by multistage random sampling. The sample is 5 college students in 5 universities in Jakarta with total 323 respondents.
Result of data processing using discriminated analysis in the survey showing that differentiated factors for buyers and non-buyers is the affection of product, product knowledge, exhibition exposure and publicity exposure. These 4 factors have direct effect to buying decision. On the other hand, further analysis using multiple regression which results sales promotion exposure factor and word of mouth exposure have indirect affects to the buying decision. Recommendation given to IM3 is to create a promotional program in term of publicity and exhibition to increase the product quality of price, network, tariff and features. Sales promotion and word of mouth are continuously improvable that effect customer buying decision.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12138
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Poltak Renold
"Tesis ini bertujuan memformulasikan strategi yang tepat dalam pemasaran produk mobile broadband SMART melalui analisis Porter 5 Forces dan SWOT. Potensi kompetitif SMART bersarkan Porter 5 Forces berada di level Medium. Hasil analisis SWOT menunjukkan posisi SMART pada Kuadran IV (Kekuatan - Ancaman) yang selanjutnya mengarahkan pada alternatif strategi stabilisasi dalam Grand Strategy. Dari sejumlah strategi berdasarkan Porter 5 Forces dan Grand Strategy, dilakukan pendekatan QSPM untuk menentukan suatu strategi unggulan dalam pemasaran produk mobile broadband SMART. Hasilnya adalah strategi tetap mempertahankan diferensiasi produk unlimited murni untuk memperkuat penetrasi pasar.

The focus of this study is to formulate the best strategy of product marketing of SMART mobile broadband through Porter 5 Forces and SWOT analysis. Porter 5 shows the medium level of SMART competitive potential. SWOT results the Quadrant IV of SMART position (Strenght - Threats) that continuing into stabilization strategy in Grand Strategy. Using QSPM approach, available strategies from Porter 5 Forces and Grand Strategy are processed to perform a best strategy of product marketing of SMART mobile broadband which is to keep the product differentiation strategy of unlimited mobile broadband in strengthening the market penetration."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
T26767
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Happy Yennidia Ariyanus
"ABSTRAK
Karya akhir ini memiliki dua tujuan, pertama, meneliti hubungan keseimbangan jangka
panjang (long-run equilibrium relationships) dan hubungan jangka pendek (short-run relationships) antar indeks saham pasar modal Asia Timur (Thailand, Indonesia, Korea, Malaysia, Philipina, dan Taiwan). Kedua, menganalisa dan menyusun struktur hubungan antar
pasar modal Asia Timur. Rentang periode data mulai Agustus 1997 sampai dengan Desember
2001. Adanya kecenderungan bahwa negara Asia Timur mengalami krisis ekonomi secara
bersama-sama merupakan asumsi yang mendasari penelitian ini. Penelitian yang telah dilakukan
oleh Tracy Yang (2002) menemukan bahwa ada kointegrasi antar pasar modal di Asia Timur.
Metodologi yang digunakan untuk meneliti hubungan jangka panjang adalah Vector Error
Correction Model (VECM) dan prosedur Johansen-Juselius, sedangkan untuk meneliti hubungan
jangka pendek digunakan metode Granger-Causality, Impulse Response, dan Forecast Variance
Decomposition.
Hasil penelitian pada karya akhir ini menunjukkan bahwa pada terdapat satu persamaan
kointegrasi yang menunjukkan hubungan keseimbangan jangka panjang antar indeks saham
pasar modal Thailand, Indonesia, Korea, Malaysia, Philipina dan Taiwan. Pasar modal Thailand
dan Taiwan tidak terpengaruh oleh hubungan jangka panjang pasar modal Asia Timur. Namun
pasar modal Indonesia, Malaysia, Korea, dan Philipina terpengaruh oleh hubungan jangka
panjang pasar modal Asia Timur.
Dari hasil pengujian granger-causality didapat bahwa dalam jangka pendek, pasar Korea
hanya dipengaruhi oleh pasar Thailand. Namun demikian, pasar Korea mempengaruhi banyak
pasar Asia Timur lainnya, seperti Thailand, Indonesia, Malaysia, Philipina, dan Taiwan.
Malaysia merupakan pasar Asia Timur yang banyak dipengaruhi oleh pasar Asia Timur,
diantaranya Thailand, Indonesia, Korea, Philipina, dan Taiwan. Pasar Malaysia banyak
mempengaruhi pasar modal lainnya, yaitu Thailand, Indonesia, Philipina, dan Taiwan.
Pasar Taiwan dipengaruhi oleh pasar Korea dan Malaysia, dan Pasar Taiwan mempengaruhi pasar Indonesia, Malaysia, dan Philipina. Pasar Thailand dipengaruhi oleh pasar Indonesia, Korea, Malaysia, Philipina, dan Taiwan, dan pasar Thailand mempengaruhi pasar Indonesia, Korea, malaysia, dan Philipina. Pasar Indonesia dipengaruhi oleh pasar Thailand, Korea, Malaysia, dan Pliilipina, dan pasar Indonesia mempengaruhi pasar Thailand, Malaysia, dan Philipina. Pasar Philipina dipengaruhi oleh pasar Thailand, Indonesia, Korea, Malaysia, dan Taiwan.
Berdasarkan hasil pengujian Granger-Causality juga didapat urutan terjadinya krisis di Asia Timur. Krisis Asia Timur terjadi pertama kali di Korea kemudian ke Taiwan ke Thailand ke Indonesia ke Malaysia dan terakhir ke Philipina.
Analisa forecast variance decomposition menunjukkan bahwa Thailand merupakan
variabel yang paling exogenous. Presentase variance decomposition Thailand, sebesar 92.61
persen dijelaskan oleh pasar Thailand sendiri. Philipina merupakan variabel yang paling
endogenus. Persentase variance decomposition Philipina yang dijelaskan oleh pasar Philipina
sebesar 42.66 persen. Pasar Thailand merupakan pasar Asia Timur yang memiliki banyak
pengaruh terhadap pasar Asia Timur lainnya. Pasar Malaysia merupakan pasar endogenous kedua
setelah pasar Philipina
Dari hasil analisa impulse response didapat bahwa dalam jangka pendek, pasar Thailand paling cepat merespon perubahan yang terjadi pada pasar Taiwan dibandingkan dengan pasar
Asia Timur lainnya. Respon Indonesia terhadap perubahan yang terjadi pada Thailand terjadi
dalam kurun waktu dua hari. Taiwan merespon perubahan pasar Korea dalam kurun waktu dua
hari. Pasar Philipina paling cepat merespon perubahan pasar Taiwan dibandingkan dengan pasar
Asia lainnya, yaitu dalam kurun waktu dua hari.
"
2002
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ashim Islam
"Sejak 10 Desember 1957, Pertamina telah berkecimpung sebagai perusahaan minyak dan gas bumi sebagai perusahaan yang dimiliki oleh pemerintah Indonesia. Setelah sukses menyediakan bahan bakar minyak (BBM) untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, saat ini Pertamina mulai kesulitan dalam memasok BBM dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan pasar. Melihat hal tersebut, Pertamina melihat pentingnya konversi bahan bakar dari BBM ke Bahan Bakar Gas yang berasal dari gas alam yang masih banyak persediaannya di Indonesia. Program konversi ini sebenarnya telah dicoba dari awal orde baru, namun masih belum teraplikasi dengan baik di Indonesia. Oleh karena itu, Pertamina membutuhkan perencanaan strategi komunikasi pemasaran yang sesuai, sehingga bisa menerapkan program konversi BBM ke BBG, khususnya pada sektor transportasi, kepada masyarakat Indonesia. Berdasarkan data pasar, diperoleh fakta bahwa program konversi BBM ke BBG memiliki masalah pada tingkat awareness. Oleh karena itu, diperlukan pemasaran yang bermaksud menciptakan awareness terhadap ide untuk melakukan konversi BBM ke BBG.

Since December 10, 1957, Pertamina has been a company that work in oil and gas sector that owned by the government of Indonesia. After the successful era of supplying gasoline to the people, Pertamina starts to find it hard to supply enough quantity of gasoline to fulfill the consumer, s needs. Pertamina sees the importance of gasoline conversion from oil to natural gas that still a lot of it in Indonesia. This conversion program was started back in orde baru era, but there wasn, t any well application that happened in Indonesia. That, s why, Pertamina needs a marketing communication plan that fit, so the conversion program can be implemented, especially in transportation sector, to the people of Indonesia. From the market data, there is a fact that the conversion program has a problem in awareness level. That means Pertamina needs a marketing to create awareness to the idea to do the conversion from oil to natural gas. Solution for this problem is to do some campaign with a big idea "Conversion for Nation". That idea born from insight that there is a energy nationalization issue in target market, s environment. This campaign will be held around 5 months, starts from August until December 2012."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Putu Riska Komala Putri
"Perumusan alokasi aset merupakan suatu proses investasi yang harus dilakukan secara berkala tidak hanya dilakukan satu kali diawal saja, karena mengingat kondisi market akan selalu mengalami perubahan. Industri pelayanan keuangan selalu menekankan perlunya melakukan rebalancing sebagai salah satu strategi yang memberikan nilai lebih bagi investasi. Rebalancing dicapai dengan menjual sebagian porsi investasi yang melampaui target pertumbuhan dan membeli investasi yang di bawah dari tingkat hasil yang diharapkan dimana dalam penelitian kali ini dilakukan setiap periode 6 bulanan dan 12 bulanan (1 tahunan). Komposisi portfolio optimal didapat dengan menggunakan model Markowitz. Analisis ini dilakukan simulasi terhadap 6 kelompok kombinasi aset portfolio yang terdiri dari 3 reksa dana saham dan 2 reksadana pendapatan tetap yang dipilih secara acak oleh penulis. Periode data selama 6 tahun mulai dari Desember 2003 sampai dengan Desember 2009. Hasil dari analisis menyatakan secara rata-rata, strategi rebalancing tidak memberikan kenaikan imbal hasil yang maksimal terutama jika kita melakukan rebalancing terlalu sering, namun rebalancing dapat mengurangi tingkat risiko (standar deviasi) secara keseluruhan. Hasil analisis juga menggambarkan bahwa pada saat krisis (Desember 2008) strategi rebalancing memberikan imbal hasil yang lebih baik dibandingkan dengan kinerja tanpa rebalancing.

The asset allocation decision is part of a dynamic investment process, not a one-time act that can be performed and then forgotten. The financial services industry always tout portfolio rebalancing as a value-adding strategy. The idea is that every year we should sell a little of that 6 and 12 months? winners and use them to buy the current losers so that we bring our portfolios back into alignment with their original ratio of asset allocation. This paper use a Markowitz model to find an optimal portfolio of asset allocation. The rebalancing analysis used in a study assumes a 6 group combination-asset portfolio of equity mutual fund and fixed income mutual fund over a 6 -year period beginning December 31, 2003, and ending December 31, 2009. Portfolio assets included in this analysis are 3 equity mutual funds and 2 fixed income mutual funds which are randomly choosen. The first thing that stands out is that rebalancing cuts our risks, but the more frequently we rebalance, the worse our returns. The next obvious point of rebalancing is that the terminal account values of the combinations are higher than non rebalancing strategy when market crisis (December 2008).
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T28211
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Poltak Reinold
"Tesis ini bertujuan memformulasikan strategi yang tepat dalam pemasaran produk mobile broadband SMART melalui analisis Porter 5 Forces dan SWOT. Potensi kompetitif SMART bersarkan Porter 5 Forces berada di level Medium. Hasil analisis SWOT menunjukkan posisi SMART pada Kuadran IV (Kekuatan - Ancaman) yang selanjutnya mengarahkan pada alternatif strategi stabilisasi dalam Grand Strategy. Dari sejumlah strategi berdasarkan Porter 5 Forces dan Grand Strategy, dilakukan pendekatan QSPM untuk menentukan suatu strategi unggulan dalam pemasaran produk mobile broadband SMART. Hasilnya adalah strategi tetap mempertahankan diferensiasi produk unlimited murni untuk memperkuat penetrasi pasar.

The focus of this study is to formulate the best strategy of product marketing of SMART mobile broadband through Porter 5 Forces and SWOT analysis. Porter 5 shows the medium level of SMART competitive potential. SWOT results the Quadrant IV of SMART position (Strenght - Threats) that continuing into stabilization strategy in Grand Strategy. Using QSPM approach, available strategies from Porter 5 Forces and Grand Strategy are processed to perform a best strategy of product marketing of SMART mobile broadband which is to keep the product differentiation strategy of unlimited mobile broadband in strengthening the market penetration."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
T40872
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ghaizani Annisa Pradipta
"Profil Perusahaan
Him & him Patisserie merupakan toko kue online yang berbasis di Cinere, Depok. Berdiri sejak tahun 2016, Him & him berspesialisasi pada baked goods premium dan autentik. Him & him Patisserie menawarkan aneka makanan penutup dengan bahan terbaik, tanpa bahan pengawet, dan perasa buatan. Hal ini dikarenakan Him & him Patisserie meyakini bahwa bahan-bahan terbaik akan menghasilkan produk terbaik pula.
Analisis Situasi
Strength
1. Pemilik menjalankan usaha secara penuh waktu, sehingga dapat memfokuskan perhatiannya terhadap Him & him Patisserie
2. Pemilik yang memiliki kecintaan terhadap dessert dan telah melalui pelatihan kuliner mendorong untuk menciptakan produk terbaik
3. Menawarkan rangkaian produk yang beragam dengan harga yang beragam
4. Penggunaan bahan baku berkualitas, tanpa bahan pengawet dan perasa buatan
Weakness
1. Bisnis yang bergantung hanya kepada satu orang mengakibatkan sulitnya memaksimalisasi seluruh aspek perusahaan
2. Mayoritas pembeli masih berasal dari kerabat pemilik
3. Pengelolaan media sosial yang belum maksimal dan bervariasi, kurang interaktif, padahal media sosial merupakan satu-satunya alat promosi Him & him Patisserie
4. Jangkauan area penjualan yang masih minim, hanya melayani pengiriman ke area Jakarta, Depok dan Tangerang.
5. Penggunaan sistem pre-order yang membuat calon pembeli tidak dapat mendapatkan produk kapanpun diinginkan
Opportunities
1. Mengonsumsi camilan sudah menjadi kebiasaan masyarakat Indonesia
2. Cookies dan kue, dua produk unggulan Him & him Patisserie, termasuk dalam tiga jenis camilan yang paling digemari
Threats
1. Pasar belum cukup mementingkan aspek kualitas, yang merupakan keunggulan yang ditawarkan Him & him Patisserie, dan lebih memperhatikan faktor lain seperti harga dan rasa
2. Loyalitas khalayak sasaran terhadap produk camilan yang rendah
3. Banyaknya kompetitor yang menawarkan produk serupa
4. Kompetitor yang lebih aktif dan kreatif dalam mengelola kanal media dengan aktivitas digitalnya
Rumusan Masalah
Kurang maksimalnya aktivitas pemasaran media sosial mengakibatkan kurangnya kesadaran khalayak terhadap Him & him Patisserie. Keunggulan dan keunikan Him & him Patisserie belum berhasil dikomunikasikan.
Tujuan
1. Meningkatkan kesadaran khalayak terhadap Him & him Patisserie
2. Memperkuat positioning Him & him Patisserie sebagai brand makanan penutup yang berkualitas
Khalayak Sasaran
Demografis
1. Laki-laki dan perempuan
2. Usia 18 – 34 tahun
3. SES A-B
Geografis
1. Jakarta, Depok, dan Tangerang
Psikografis
1. Menghargai kualitas suatu produk
2. Senang bersosialisasi
3. Mendengarkan dan dapat percaya terhadap pendapat orang lain
4. Rasa keingintahuan tinggi
Perilaku
1. Gemar mengemil
2. Pengguna aktif media sosial
3. Mengikuti dan mencoba tren kuliner terbaru
4. Membeli camilan manis secara regular
Pesan Kunci
“Him & him Patisserie is a one-stop dessert place to get you accompanied.”
Program
‘Convenience in a Companion’ adalah program yang telah disusun untuk menjawab permasalahan terkait kesadaran khalayak dan identitas yang dimiliki oleh Him & him Patisserie. Program ini berjalan dengan empat strategi utama yaitu optimalisasi kanal media sosial dengan content marketing, pembukaan akun TikTok, memanfaatkan influencer marketing, dan menggunakan iklan pada media sosial Instagram.
Jadwal
Agustus - Desember 2022
Anggaran
Rp8.900.000
Evaluasi
Input: Memastikan kegiatan terlaksana sesuai dengan linimasa dan rencana.
Output: Melakukan evaluasi terhadap setiap kegiatan yang dilakukan.
Outcome: Melakukan pengukuran dampak dan evaluasi dari pelaksanaan kegiatan.

Company Profile
Him & Him Patisserie is an online-based bakery located in Cinere, Depok. Since 2016, Him & him Patisserie has served premium and authentic baked goods. Him & Him Patisserie offers a variety of desserts with the best ingredients, no preservatives, and artificial flavors because of their belief that the best ingredients will give the best results
Situation Analysis
Strengths
Running Him & him Patisserie is the Owner's full-time job
The owner's love for dessert and culinary training pushes her to create the best products
Offers a diverse range of products with various prices
The use of high-quality materials
Weaknesses
Him & him Patisserie depends on only the owner to run the business making it difficult to maximize all aspects of the company
The majority of past buyers are from the owner's relatives
Not optimal enough social media management
Minimal sales area coverage (Jakarta, Depok, and Tangerang)
The use of the pre-order system makes potential buyers unable to get the product whenever they want
Opportunities
1.Snacking has become a habit of Indonesian
2.Cookies and cakes, two of Him & Him Patisserie's signature products, are among the three most popular types of snacks
Threats
The market has not paid enough attention to the quality aspect, which is something that Him & him Patisserie offers and is paying more attention to other factors such as price and taste
The target audience's low loyalty to snack products
The number of competitors who offer similar products
Competitors who are more active and creative in managing media promotion channels with their digital activities
Problem Statement
Not maximal enough social media marketing activities resulted in the lack of Him & him Patisserie’s brand awareness. Him & him Patisserie's uniqueness and excellence not succesfully communicated to the target audiences yet.
Goals
1. Increase Him & him Patisserie’s brand awareness
2. Strengthen Him & him Patisserie’s positioning as a high-quality dessert brand
Target Audience
Demographic
1.Male and female
2.18 – 34 years old
3.SES A – B
Geographic
1.Jakarta, Depok and Tangerang
Psychographic
1.Appreciate the quality of a product
2.Enjoys socializing
3.Listens and trust others’ opinions
4.High-curiousity
Behavior
1.Loves snacking
2.Active social media user
3.Latest culinary trends followers (foodies)
4.Buy desserts regularly
Key Message
“Him & him Patisserie is a one-stop dessert place to get you accompanied.”
Program
‘Convenience in a Companion’ is a program that has been prepared to answer problems related to brand awareness that Him & him Patisserie has. This program runs with four main strategies, namely optimizing social media channels with content marketing, opening a TikTok account, utilizing influencer marketing, and using advertising on Instagram.
Schedule
August – December 2022
Budget
Rp8.900.000
Evaluation
Input: Ensure that all activities are executed according to timeline and plan.
Output: Evaluate results of implementation.
Outcome: Measure impact and evaluation of implementation.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>