Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 52608 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
S9354
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
S9262
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadillah Meisy Fitriyandi
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana persepsi atau pandangan konsumen mengenai pemakaian harga ganjil pada Hero Supermarket Bintaro. Data dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner kepada 100 responden yaitu konsumen dari Hero Supermarket Bintaro. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Konsumen sulit untuk mengingat harga ganjil dengan tepat tanpa perintah yang eksplisit dari orang sekitar sebesar 71%; (2) Konsumen cenderung membaca atau menyebutkan harga ganjil dengan membulatkan ke atas sebesar 76%; (3) Konsumen menganggap bahwa tidak tepat jika produk yang dijual di supermarket menggunakan harga ganjil sebanyak 48%; (4) Konsumen menganggap bahwa harga ganjil memberi kesan bahwa harga yang rendah diberikan pada hampir semua barang yang ada di toko sebesar 46%; (5) Konsumen menganggap bahwa Hero Supermarket Bintaro memiliki kualitas yang baik meskipun memakai harga ganjil sebesar 85% dan (6) Konsumen tidak pernah merasa mendapat keuntungan jika harga produk ditetapkan dengan memakai harga ganjil sebesar 53%.

This research aims to find the perceptions of consumers about using odd prices at Hero Supermarket Bintaro. Data was collected through the distribution of questionnaires to 100 respondents who are consumers of Hero Supermarket Bintaro. The results of this study are: (1) 71% of respondents state that it is difficult for consumers to remember odd prices accurately without explicit instructions from others; (2) 76% of respondents state that consumers are likely to call or read the odd prices by rounding the prices; (3) 48% of respondents state that products sold in dupermarket are not appropriate to using odd pricing; (4) 46% of respondents state that consumers consider odd prices give the impression that low prices are given to almost all items in the store; (5) 85% of respondents state that Hero Supermarket Bintaro has a good quality even they used odd pricing and (6) 53% of respondents state that consumers never get any profit if the price of the product use odd prices."
Depok: Universitas Indonesia, 2014
S53848
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
S4644
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1990
S17892
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Defi Yanti
"Dewasa ini konsumen banyak disuguhi dengan berbagai macam merek untuk berbagai kategori produk. Menyadari pentingnya merek, kecenderungan trend saat ini menunjukkan bahwa mulai banyak bermunculan store brand Retailer mulai menyadari bahwa mereka memiliki potensi untuk menjadi pemain dalam dunia permerekan (Dlins, 2000). Hal ini tentunya akan merubah hubungan antara retailer dan manufaktur merek nasional dari hubungan kerjasama menjadi persaingan (Pauwels & Srinivasan, 2003). Jika store brand dan merek nasional menarik konsumen yang sama, maka akan muncul persaingan yang sangat ketat antara manufaktur dan retailer dalam merebut pangsa pasar.
Dari latar belakang permasalahan di atas, penulis ingin meneliti mengenai apakah nilai belanja konsumen store brand sama dengan nilai belanja konsumen merek nasional juga nilai belanja konsumen yang cenderung membeli ulang store brand daripada merek nasional dan nilai belanja konsumen yang cenderung membeli ulang merek nasional daripada store brand selanjutnya apakah nilai belanja konsumen berpengaruh secara signifikan pada pembelian ulang merek Unit analisis adalah konsumen Hero Supermarket Tbk yang dalam sebulan sedikitnya tiga kali berbelanja di supermarket ini dengan jumlah responden sebanyak 100 orang responden.
Adapun tujuan penelitian ini meliputi :
a. Untuk mengetahui segmen pasar pembeli ulang store brand atau merek nasional itu berbeda atau sama ditinjau dari nilai belanja.
b. Untuk mengetahui nilai belanja konsumen yang membeli ulang store brand dan merek nasional.
Penelitian dibatasi pada Hero Supermarket Tbk khususnya Hero Pondok lndah Mal, Hero Mampang dan Hero Depok Penelitian hanya menggunakan variabel nilai belanja konsumen dalam menentukan konsumen dalam hal pembelian ulang store brand atau merek nasional. Kategori produk yang diteliti adalah convenience goods.
Pengumpulan data dilakukan dengan alat penelitian berupa kuesioner untuk mengukur variabel penelitian yang mengacu pada penelitian Ailawadi et al (2001) dan Babin et al (1994). Penguuran variabel penelitian dengan kuesioner dilakukan dengan skala likert (metrik) dan category (non metrik).
Pada penelitian ini, pengolahan data menggunakan factor analysis guna melihat apakah variabel yang teramati memang dapat mengukur variabel laten yang bersangkutan. Data juga diolah dengan independent samples t test yang menunjukkan bahwa nilai belanja konsumen dari stare brand berbeda secara nyata dengan nilai belanja konsumen dari merek nasional. Hal ini menunjukkan bahwa retailer dan manufaktur dapat menghindari persaingan dengan fokus pada masing - masing segrnen. Selanjutnya data juga diolah dengan menggunakan logistic regression yang menunjukkan basil bahwa konsumen dengan nilai belanja utilitarian cenderung membeli clang store brand daripada merek nasional yang merupakan apathetic shopper dan ingin menyelesaikan kegiatan berbelanja dalam waktu singkat karena bagi konsumen ini berbelanja merupakan suatu tugas atau beban serta loyal pada retailer. Sebaliknya, konsumen dengan nilai belanja hedonik cenderung membeli ulang merek nasional daripada store brand yang merupakan active shopper dan menganggap berbelanja merupakan kegiatan yang menyenangkan serta tidak loyal pada retailer. Data juga diolah dengan menggunakan crosstab yang menunjukkan basil bahwa nilai belanja dan pembelian ulang merek produk memiliki asosiasi yang signifikan dimana konsumen dengan nilai belanja hedonik cenderung membeli ulang merek nasional sedangkan konsumen dengan nilai belanja utilitarian cenderung membeli ulang store brand. Hasil penelitian sesuai dengan yang diungkapkan oleh Ailawadi et al (2001) dimana dikatakan pengguna store brand dicirikan dengan psikografis yang berhubungan dengan nilai utilitarian, sedangkan pengguna merek nasional dicirikan dengan psikografis yang berhubungan dengan nilai hedonik.
Implikasi manajerial dari penelitian ini adalah dengan berbedanya segmen pasar store brand dan merek nasional serta asosiasi yang signifikan antara nilai belanja dan pembelian ulang merek produk dapat dimanfaatkan oleh retailer dan manufaktur untuk fokus dengan masing --masing segmen pasar. Retailer fokus pads konsumen dengan nilai belanja utilitarian dengan melakukan strategi pemasaran yang diarahkan guna mendorong pembelian lebih banyak dengan menambah kategori produk store brand, mengembangkan program membership, display produk yang menarik, meningkatkan kualitas produk, store brand diletakkan berdampingan dengan merek nasional, konsep serba ada sehingga konsumen tidak mencari ke tern pat lain. Manufaktur fokus pada konsumen dengan nilai belanja hedonik dengan membangun saluran distribusi yang baik sehingga produknya tersebar di berbagai retailer dan dapat diperoleh dengan mudah oleh konsumen, melakukan inovasi produk maupun pengembangan produk barn serta melakukan promosi yang gencar."
2004
T19331
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Septriani Noti Hapsari
"Pembelian spontan adalah suatu prilaku pembelian yang tidak terencana dari konsumen. Hal ini tergantung dari banyak faktor, eksternal maupun internal. Dari faktor eksternal bisa disebabkan oleh strategi promosi penjualannya, kemasan, faktor penyusunan di rak penjualan, dll. Sedangkan faktor internal adalah faktor dari dalam setiap individu. Dalam penelitian ini, faktor eksternal yang akan diteliti adalah dampak promosi penjualan (potongan harga) dan faktor internalnya adalah karakteristik prilaku konsumen itu sendiri berdasarkan gaya hidup. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat apakah ada pengaruh dampak promosi penjualan (potongan harga) dan karakteristik prilaku konsumen terhadap prilaku pembelian spontan. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif yang bersifat eksplanatif. Populasi penelitian ini adalah seluruh konsumen HERO. Sampel diambil 100 orang konsumen HERO yang terdapat di dua wilayah yaitu Bogor dan Jakarta Selatan. Cara penarikan sampel dilakukan dengan metode accidental sampling, dengan teknik analisa data menggunakan Korelasi Pearson dan Regresi Berganda dengan skala pengukuran interval. Korelasi Pearson digunakan untuk melihat korelasi antar variabel sedangkan Regresi Berganda digunakan untuk melihat adanya pengaruh antar variabelnya, yaitu antara dampak promosi penjualan (potongan harga) dan karakteristik prilaku konsumen terhadap prilaku pembelian spontan (impulse buying). Hasil penelitian mengungkapkan bahwa terdapat pengaruh dari variabel dampak promosi (potongan harga) dan karakteristik prilaku konsumen terhadap pembelian spontan (impulse buying) sebesar 22,2 %. Hal ini mengindikasikan bahwa faktor lain selain dampak promosi penjualan (potongan harga) dan karakteristik prilaku konsumen mempengaruhi prilaku pembelian spontan sebesar 77,8 %. Kemudian terungkap pula dari dua jenis karakteristik prilaku konsumen berdasarkan gaya hidup, yaitu experiencer dan makers, gaya hidup experiencer lah yang memiliki hubungan dengan prilaku pembelian spontan. Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa prilaku pembelian spontan pada tahapan pertama dipengaruhi oleh promosi penjualan (potongan harga) pada tingkat afeksi, yang kemudian didukung oleh faktor karakteristik prilaku konsumen sampai pada tahap konasinya.

Impulse buying is a consumer unplanned buying behavior, which depends on external and internal factor. The external factors are such as promotional sales strategy, packaging, store shelf-arrangement factor, etc. And an internal factor comes within consumer themselves. The external factor that is going to be examined is the sales promotional impact (discount) and the internal factor is consumer behavior characteristics. This research is aimed to perceive whether sales promotional impact (discount) and consumer behavior characteristics have influence on impulse buying behavior. This research is an explanatory quantitative research which uses accidental sampling. The population of this research is the entire HERO consumers. Sample is taken from 100 people, inhabit in two cities, Bogor and South Jakarta. Pearson Correlation and Multiple Regression are conducted to identify the correlation of interval scale variables and the influence of independent variables [sales promotional impact (discount); and consumer behavior characteristics) on dependent variables [impulse buying behavior]. This research shows that there is an influence of 22,2 % sales promotional impact (discount) and consumer behavior characteristic on impulse buying behavior. This indicates that other factors beside sales promotional impact (discount) and consumer behavior characteristics has 77,8% of influence. And is also revealed that from two kinds of consumer characteristics (experiencer and makers), the experiencer characteristic has the significant correlation with impulse buying behavior. This research concludes that impulse buying behavior, in the first phase is affected by sales promotion (discount) on the affection stage, and then endorsed also by the consumer characteristic factor until action stage (buying).
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
S4265
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rosita Jusuf Sumintapura
"ABSTRAK
Pertumbuhan bisnis eceran mengalami kemajuan yang pesat dewasa ini. Hal ini dapat dilihat dari semakin banyaknya jumlah pengecer modern yang berskala seperti jarrngan pasar swalayan, convenience store, dam toko serba ada, yang semakin mendominasi bisnis eceran dan menggeser pengecer tradisional contohnya pasar swalayan. Tetapi karena adanya krisis ekonomi pada tahun 1997 yang lalu, mengakibatkan menurunnya daya beli masyarakat. Untuk mengatasi hal tersebut para pengusaha harus pandai-pandai mencari strategi. Strategi yang dilakukan yaitu dengan membuat private labels untuk produk-produk tertentu dengan tujuan meningkatkan daya beli konsumen.
Definisi private label atau private brand atau house brand menurut Fitzell(1982), adalah : "House brand yaitu produk-produk dengan merek pribadi yang hanya dipasarkan dalam rumah pengecer, grosir, maupun distributor tertentu dan sama sekali tidak dijual ditempat lain".
Penelitian ini bertujuan untuk memahami jenis private label yang dikeluarkan oleh supermarket & hypermarket di Indonesia. Mengetahui jenis produk private label yang dibeli oleh konsumen. Terakhir mengetahui atribut yang mempengaruhi konsumen dalam pemilihan private label. Menurut Harvard Business Review jika suatu perusahaan memproduksi private label, hal yang penting yang harus dilakukan ialah memperkirakan efek private label pada bisnis mereka secara keseluruhan dan mengontrol operasi private label. Untuk kesuksesan private label, retailer harus memperhatikan kualitas produk yang berhubungan dengan private label seperti packaging, labeling, brand image, termasuk image dari toko itu sendiri yang mungkin akan mentransfer persepsi konsumen terhadap kualitas private label.
Metodologi penelitian yang digunakan adalah exploratory research dan descriptive research. Exploratory research bertujuan untuk memberikan gagasan, wawasan dan pemahamam atas situasi permasalahan yang dihadapi peneliti. Descriptive research yaitu tipe tipe riset konklusif yang bertujuan utama mencari informasi data primer berupa data kuantitatif. Pengumpulan data primer dlakukan dengan melakukan cross sectional study, yaitu pengukuran populasi dalam waktu tertentu. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan metode kuantitatif sample survey, yaitu mengambil sample dengan jumlah tertentu untuk menjelaskan keseluruhan populasi yang diteliti. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data didalam sample survey ini adalah kuesioner. Dalam penelitian ini, responden mengisi sendiri kuesioner (selfadministered survey), yang diberikan kepadanya dengan cara drop-off Metode analisis data yang digunakan dalam descriptive research adalah descriptive analysis, paired sample t-test dan top of two boxes.
Dari hasil penelitian ditemukan produk private label yang dikeluarkan oleh Hero dan Makro merupakan low involvement product. Atribut yang dipentingkan oleh konsumen adalah harga. Hal ini sesuai dengan positioning dari private label yaitu menjual produk dengan harga murah tetapi kualitasnya setara atau lebih baik dari merek pabrikan. Produk yang sering dibeli konsumen adalah produk yang dikonsumsi secara. teratur (frequency of use/consumption), misalnya beras, minyak goreng, gula, garam, kecap (sembako) dan produk-produk toiletries seperti sabun, shampoo, tisu dan kapas. Keputusan pembelian produk diputuskan di supermarket/hypermarket.
Merek private label Hero dan Makro hendaknya mencantumkan merek supermarket/ hypermarketnya sebagai penyokong. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan image dan kredibilitas kepada merek tersebut serta meyakinkan konsumen. Supermarket/hypermarket sebaiknya melakukan packaging dan point of purchase advertising untuk meningkatkan awareness konsumen. Misalnya dengan memperbaiki disain kemasan menjadi menarik, menampilkan motion display, poster, POP, radio shopping, cart advertising, shelf talkers dan memberikan kupon. Hero dan Makro sebaiknya melakukan komunikasi positioning penggunaan produk secara teratur/berkala (position for frequent or regular use) untuk produk-produk private labelnya."
2002
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
S9306
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>