Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 175376 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Indah Puji Lestari
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
S9372
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Otto Kadarisman
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
T40687
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kar Ferri Novezar
"Dengan terjadinya kegagalan pada sistim pencatu daya satelit Palapa Cl, maka PT Satelindo dihadapkan pada kenyataan harus melepaskan kepemilikan satelit ini kepada pihak asuransi terhitung sejak 15 Februari 1999. Setelah itu, beberapa masalah muncul seperti terjadinya pengurangan pemakaian transponder yang cukup tajam karena harus dipadatkan dari 2 satelit menjadi 1 satelit yang pada gilirannya menyebabkan occupancy rate satelit Palapa C2 menjadi cukup padat, dan disamping itu berkurangnya kemampuan bisnis satelit PT Satelindo karena tidak lagi mempunyai satelit back-up. Utilisasi transponder yang padat dapat menimbulkan masalah karena disamping banyaknya kemungkinan untuk terjadinya interferensi, juga tidak memberikan kemungkinan bagi direktorat satelit PT Satelindo untuk menambah pelanggan-pelanggan baru dan kecilnya kesempatan untuk melakukan pengembangan usaha.
Dan gambaran situasi satelit saat ini terlihat bahwa kelebihan kapasitas transponder dan pengaruh krisis ekonomi telah menyebabkan penurunan dalam tarif sewa transponder dan meningkatkan persaingan antar sesama operator satelit di kawasan ini. Dan dari kecenderungan bisnis satelit di kawasan ini terlihat bahwa industri satelit sedang mengalami evolusi dari network oriented menjadi user-oriented, dengan memberikan pelayanan langsung ke ujung pemakai (end-user).
Untuk mengatasi masalah-masalah di atas, dan juga dengan lambatnya pertumbuhan bisnis satelit PT Satelindo serta dengan peluang-peluang bisnis yang muncul, beberapa strategi dapat diambil yang secara umum dibagi atas strategi jangka pendek yang harus dicapai dalam waktu dekat dan strategi jangka panjang yang harus dicapai dalam waktu 3-5 tahun kedepan.
Diantara strategi yang harus diambil dalam waktu dekat adalah : dengan menyusun ulang carrier, digitalisasi, mencari altematif satelit backup, usaha promosi yang lebih agresif, penyesuaian tarif, pengembangan usaha dengan investasi minimum, disamping harus memperkuat lingkungan internal secara keseluruhan.
Sedangkan strategi yang akan dicapai dalam jangka panjang adalah : program satelit baru yang perencanaannya harus disesuaikan dengan permintaan akan jasa-jasa baru dan kecenderungannya, sehingga harus dilakukan beberapa modifikasi dari generasi satelit Palapa C sebelumnya. Dalam strategi jangka panjang ini juga dapat dilakukan pengembangan usaha yang salah satunya dapat ditujukan untuk mendukung program satelit barn dengan menciptakan demand yang lebih banyak akan transponder.

Due to the failure occurring in Palapa CI 's battery system, it became an unavoidable fact for PT Satelindo to release its satellite's ownership to insurance party since 15th February 1999. Since then, some problems appeared into surface such as the drastic decreasing amount of transponder usage due to the process of user's compressing from two satellites into one and the bigger occupancy rate of Palapa-C2 satellite while the capability of PT Satelindo's satellite business seemed decreasing towards satellite back-up case. The full utilization of transponder could cause some problems like the possibility of interference, less opportunities for PT Satelindo to increase new number of customers and business development as well.
Seeing the current situation of satellite business, it seems that the exceeding number of transponder capacity and economic crisis influence have made impact on the decreasing transponder lease tariff and the increasing competition among satellite operators in this Asia-Pacific region. From the trend of satellite business in this region has shown that satellite industry is also having evolution from network-oriented to user-oriented by providing services directly to the end user.
In solving those matters as well as the slow business growth of satellite directorate PT Satelindo along with the appearing business opportunities, some strategies must be taken i.e. generally divided on short-term to be implemented in the near time and long-term to be implemented in 3 - 5 years.
Among strategies to be taken in the near time are : re-arrange carriers, channels digitalization, satellite back-up alternative, aggressive promotion, tariff adjustment, business development with minimum investment, while the entire internal environment must also be strengthened.
While the strategy for long term are : program of new satellite that its implementation must be adjusted with the demand of new services and its trend, therefore, we need some modifications of previous Palapa-C satellite generation. In this long term strategies, we can also expand our businesses which is one of among goals is to support new satellite program by creating more demand on transponder.
"
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Yusup Widayanto
"Satelindo Telecast Services (Asia Link) merupakan suatu jenis layanan produk telekomunikasi dengan memanfaatkan teknologi transmisi satelit yang memiliki peluang bisnis yang cukup besar untuk meningkatkan pendapatan PT. Satelindo. Pada kenyataannya tingkat penggunaan layanan jasa telecast sejak mulai diluncurkan pada tahun 1998 hingga sekarang angka pertumbuhannya kecil dan cenderung fluktuatif serta sangat bergantung pada kondisi sosial, politik serta keamanan nasional.
Tulisan ini membahas tentang bagaimana perkembangan bisnis layanan jasa telecast dilihat dari produk yang sudah dipasarkan, dimana bila ditinjau dari sisi pertumbuhan pendapatan menunjukkan kurangnya minat pelanggan untuk menggunakan layanan jasa telecast.
Pembahasan dilakukan dengan menggunakan alat bantu matrik internal dan eksternal, metode analisa SWOT, analisa produk serta analisa persaingan industri, dan dari hasil analisa tersebut diperoleh altematif strategi yang dianalisa dengan menggunakan matrik QSPM.
Dibandingkan dengan pesaingnya (PT Telkom), Asia Link masih lebih unggul dengan skor total 3,45 (skor PT Telkom: 3,32), serta berada pada kuadran I dengan strategi S-0 atau strategi agresif yaitu memanfaatkan peluang yang ada dengan kekuatan yang dimiliki perusahaan.
Berdasarkan hasil analisa diperoleh strategi pemasaran yang diusulkan, yaitu: Peningkatan jangkauan serta kualitas layanan dengan melakukan promosi yang lebih efektif serta diiringi dengan penyesuaian tarif yang sesuai bagi pelanggan atau pengguna layanan.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
T14943
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizal Munadi
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
TA3032
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
S9543
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widirianto Hendro T.
"ABSTRAK
Satelindo telah berkembang menjadi penyedia pelayanan seluler terbesar di
Indonesia, melewati saingan terdekatnya PT. Telkomsel. Hal ini Lebih dikarenakan
kebijakan pemerintah yang memungkingkan PT. Satelindo untuk meraup pasar terbesar,
seperti area Jakarta dan sekelilingnya. Sedangkan PT. Telkomsel Lebih menitik beratkan
meratanya investasi di seiuruh Indonesia.
Namun pada perkembangannya pada akhir 1996 muncul pesaing baru, PT.
Excelcomindo Pratama yang juga meluncurkan pelayanan teknologi seluler yang secara
teknologì memberikan kapabilitas yang lebih baik.
Persaingan ketiga operator ini menjadi semakin ketat dengan munculnya krisis
ekonomi pada akhir 1996 yang mendorong konsumen untuk memotong cost yang mereka
miliki. Munculnya isu bad-debt pada sistem pascabayar menjadi salah satu hal yang
mendorong dipakainya satu sistem yang belum matang, bahkan untuk negara Eropa
sekalipun. Sistim tersebut dikenal dengan sistim prabayar (prepaid system).
Dengan sistim ini Satelindo sangat mengandalkan strategi diferensiasi harga
(pricing-differentiation) pada strategi pemasaran kedua produk tersebut. Pembedaan yang
hanya dilakukan pada atribut harga, jelas merupakan solusi temporer bagi pelanggan
yang sangat price-sensitive karena krisis, dan mencegah brand switching ke produk lain.
Namun kondisi ini secara teknis juga membuat Satelindo harus menerima revenue yang
lebih rendah karena margin keuntungan prabayar yang sangat tipis. Selain itu strategi ini
hanya menguntungkan di jangka pendek.
Bahkan karena strategi pemasaran diatas muncul bias di pasar dimana produksen
sendiri tidak dapat mendefinisikan secara jelas profil pasar masing-masing produk dan
bagaimana perceived-value konsumen pada masing-masing produk. Untuk itu pada karya
akhir ini penulis melakukan riset untuk membaca persepsi konsurnen pada produk selular
yang beredar di pasar, khususnya produk GSM.
Diketahul beberapa atribut yang dipersepsikan konsumen sebagai hal terpenting
dalam pemilihan produk. dua urutan teratas adalah kemampuan jelajah dan harga. Hal
tersebut rnenjeíaskan mengapa Telkomsel dapat menjadi market-leader walaupun secara
atribut tidak mempunyai perbedaan yang signifikan dengan produk Satelindo. Beberapa
hal yang harus diperhatikan didasarkan pada persepsi konsumen atas produk yang ada
akan sangat membantu menjelaskan kondisi pasar untuk kemudian menentukan strategi
pemasaran yang tebraik untuk PT Satelindo.
Sudah menjadi keharusan untuk Satelindo melakukan regenerasi strategi
pemasarannya dengan memperhatikan kompopsisi inti mereka. Dimana strategi ini
menjadikan perusahaan mernpunyai daya saing tinggi dan kepemimpinan global pada
industri teleokomunikasi selular.
"
Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2000
T2617
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Inuk Pratiwi Arimurti
"Topik yang dibahas dalam skripsi ini adalah mengenai masalah pengetahuan tentang asuransi satelit dan penerapannya didalam pengoperasian satelit Palapa di Indonesia. Didalam penyusunan skripsi ini, metode penelitian yang digunakan adalah melakukan studi kepustakaan, studi lapangan serta melakukan analisa dan studi kasus mengenai pengoperasian satelit Palapa B-2 (B-2P) , proses underwriting dan penyelesaianan klaimnya. Berdasarkan analisa dan studi kasus yang dilakukan, penulis melihat mengenai perlunya penutupan asuransi terhadap pengoperasian satelit yang disebabkan adanya risiko yang cukup tinggi yang mungkin akan dihadapi. Selain itu karena jumlah pertanggungannya cukup besar maka diperlukan adanya reasuransi didalam penutupan asuransi satelit ini. Dari hasil analisa, maka penulis menyarankan agar perusahaan asuransi meningkatkan kemampuan sumber daya manusianya didalam menghadapi penutupan asuransi satelit selain itu juga melakukan analisa cost-benefit untuk menilai rugi atau tidaknya perusahaan tersebut menutup asuransi satelit. Disamping itu diperlukan perhatian pemerintah didalam penanganan asuransi satelit ini.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1993
S18620
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kar Ferri Novezar
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
TA3055
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>