Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 93548 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Susi Nofianti
"Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) adalah salah satu sarana pemantauan pertumbuhan dan perkembangan balita yang sangat penting dan memiliki peran strategis dalam upaya pembentukan generasi penerus yang sehat, cerdas, dan berkualitas. Namun pemanfaatannya oleh ibu balita di wilayah kerja Puskesmas Maek masih jauh dari yang diharapkan, dimana cakupan D/S Puskesmas Maek hanya sebesar 62,6%. Angka ini masih jauh dibawah target Ditjen Bina Gizi dan KIA Kemenkes RI yaitu sebesar 85%.
Tujuan penelitian ini adalah adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku pemanfaatan posyandu oleh ibu balita di wilayah kerja Puskesmas Maek, Kabupaten Lima Puluh Kota tahun 2012. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain cross sectional. Populasinya adalah ibu balita yang mempunyai anak umur 4-59 bulan dengan sampel berjumlah 100 orang. Analisis menggunakan chisquare. Hasil penelitian diperoleh ibu balita yang mempunyai perilaku baik dalam pemanfaatan posyandu adalah sebesar 41%.
Dari hasil analisis data diperoleh faktor yang berhubungan secara bermakna dengan perilaku pemanfaatan posyandu oleh ibu balita adalah umur ibu (p=0,001), pekerjaan ibu (p=0,023), umur balita (p=0,000), urutan kelahiran balita (p=0,006) dan kepemilikan KMS (p=0.001). Disarankan agar semua pihak baik dari unsur kesehatan, kader, tokoh masyarakat maupun masyarakat sendiri bahu membahu dalam menggerakkan posyandu.

Integrated Service Post (Posyandu) is one of growth monitoring facilities and development of toddler is very important and has a strategic role in efforts to establish the next generation of healthy, intelligent, and quality. However, its utilization by mother of toddler in the working area of Community Health Center of Maek is still far from the expected, where the coverage of D/S CHC Of Maek only by 62,6%. This figure is still far below the target of Ditjen Gizi and KIA Kemenkes RI which is 85%.
The purpose of this study was to determine the factors associated with utilization behavior of integrated service post (posyandu) by mother who has toddler in the working area of Communitity Health Center of Maek, District of Lima Puluh Kota in 2012. This research is a descriptive study with cross sectional design. Population is the mother who has children aged 4-59 months with totaling sample of 100 people. The analysis using the chi-square.
The results of research obtained that mother toddler who have good behavior in utilization of integrated service post is 41%. From the analysis of data obtained factors significantly associated with utilization behavior of integrated service post (posyandu) by mother who has toddler is the mother's age (p=0,001), occupation (p=0.023), age toddlers (p=0,000), toddlers birth order (p=0,006) and ownership of KMS (p=0,001). It is recommended that all sector, both of the elements of health, cadre of health, community leaders and communities themselves to work together in improve performance the integrated service post.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Iwan Susilo Joko
"ABSTRAK
Latar Belakang : Gangguan otot rangka merupakan gangguan yang paling sering dialami oleh pekerja VDT yang salah satu faktor risikonya adalah posisi kerja yang tidak ergonomis. Untuk menilainya dapat dilakukan secara subjektif dengan suatu kuesioner yang valid supaya hasilnya yang diperoleh dapat akurat. Oleh karena itu, kami melakukan uji validasi dan reliabilitas terhadap VICO DSE Checklist sebagai instrumen penilai bahaya pajanan ergonomi pekerja VDT di kantor.
Metode : Penelitian potong lintang dengan mengambil data dari pekerja kantor Jakarta VICO Indonesia Desember 2013 – Januari 2014 dan menggunakan data sekunder VICO DSE checklist pada bulan Agustus 2013. Dikumpulkan karakteristik dari subjek penelitian, dan dilakukan analisis uji validasi dengan menggunakan korelasi product moment dari Pearson dan uji reliabilitas dengan Cronbach alpha.
Hasil : Dilakukan proses back translate-translate kuesioner VICO DSE Checklist, diskusi dengan tim panel, dan proses cognitive debriefing sehingga didapatkan kuesioner VICO DSE Checklist berbahasa Indonesia yang final. Terdapat 154 responden yang mengikuti penelitian ini dan hasilnya dibandingkan dengan data VICO DSE Checklist yang didapatkan pada bulan Agustus 2013. Hasil perhitungan korelasi product moment terhadap VICO DSE Checklist didapatkan hasil 15 butir pertanyaan tidak valid dan perlu dilakukan revisi serta 23 pertanyaan yang siap dipergunakan. Uji reliabilitas mendapatkan hasil yang baik dengan koefisien Cronbach alpha 0.715-0.815.
Kesimpulan : VICO DSE checklist masih dapat digunakan untuk menilai pajanan ergonomis namun disertai catatan penjelasan khusus serta wawancara terarah pada pertanyaan yang kurang valid.

ABSTRACT
Background : Musculoscleteal disorder is the common disorder in VDT worker. One of the risk factor is unergonomical working position. We can evaluate the working position subjectively by valid checklist so we can get the accurate result. Therefore we will conduct validity and reliability test of VICO DSE Checklist as ergonomic hazard screening tool for VDT worker in the office.
Method : This was a cross sectional study performed by data collection from VICO Indonesia Jakarta office worker in December 2013-January 2014. Variable analyzed were characteristics of the subjects, validity test using Pearson’s product moment, and reliability test using Cronbach alpha.
Result : This study conducted back translate – translate process for VICO DSE Checklist, discussion with panel team, and cognitive debriefing process so it produced final VICO DSE Checklist Indonesian version. One hundred and fifty four subject was recruited and the result was compared to VICO DSE Checklist result done in August 2013. The product moment corelation of VICO DSE Checklist found that 15 questions are not valid and must be revised and 23 questions were able to used direclty in the questionnaire. Reliability test found good internal consistency with Cronbach alpha coefisien 0.715-0.815.
Conclusion : VICO DSE checklist can still be used as a ergonomic screening tool when it is conducted through guided interview with special note to unvalid questions.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
T59138
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ardi Findyartini
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
PGB-PDF
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Afriyenti
"Indonesia saat ini masih menghadapi beban ganda (Double Burden Disease) dalam pembangunan kesehalan, yaitu meningkatnya beberapa penyakit menular yang sebelumnya telah ada. munculnya kembali penyakit yang lama tidak terjadi. Selain itu juga terjadi peningkatan penyakit tidak menular, yang diiringi dengan munculnya penyakit baru. Peningkatan kasus penyakit diatas juga dialarni oleh Kabupaten Lima Puluh Kota. Pada tahun 2004 terjadi KLB Campak dengan CFR 5,3% dan Diare dangan CFR 1,02%. Adanya peningkatan kasus ISPA dari 54.352 kasus pada tahun 2005 menjadi 55.681 kasus pada tahun 2006. Hipertensi merupakan penyakit tidak menular yang menunjukkan adanya peningkatan jumlah kunjungan kasusnya dari 12.057 kasus pada tahun 2005 menjadi 13.420 kasus pada tahun 2006. Pengembangan sistem informasi surveilans terpadu penyakit berbasis wilayah ini menggunakan metodologi rapid applicalion development. Analisis terhadap sistem surveilans terpadu yang ada dilakukan melalui wawancara, observasi. dan te1aah dokurnen. Workshop dengan melibatkan jajaran pimpinan di Dinas Kesehatan Kabupaten Lima Puluh Kota serta pimpinan puskesmas dan petugas survei!ans dilakukan saat mengembangkan sistem baru. Tahap pengembangan sistem dihasilkan suatu aplikasi sistem infonnasi surveilans terpadu versi uji coba (!rial versions) yang dibangun menggunakan bahasa pemograman visual. Aplikasi ini dapat melakukan pengolahan dan analisis data STP puskesmas, STP rumah sakit, dan PWS KLB. Infonnasi yang dihasilkan berupa laporan bulanan kahupaten, grafik tren penyakit, peta penyebaran penyakit, peta potensial kcjadian luar biasa, angka insiden. angka prevalen, attack raie dan case fatality rate. Disimpulkan bahwa sistem inforrnasi surveilans terpadu penyakit berbasjs wilayah yang dikembangkan dapat menghasilkan informasi yang dapat digunakan oleh manajemen kesehatan sebagai decision support system dalam perencanaan program, karena telah memberikan kemungkinan pada stakeholder dinas kesehatan melihat dampak yang mungkin timbul dari program pencegahan yang telah dilaksanakan. Perlu dukungan dari manajemen berupa adanya legal aspek sehingga semua bentuk data yang dibutuhkan oleh sistem ini dapat dipenahi oleh somber data yaitu puskesmas dan rurnah sakit.Saat ini aplikasi ymg dikembangkan baru merupakan versi uji coba.

At present Indonesia deals with double burden disease in the health development such as the increase of some communicable diseases that have existed before, and the occurrence of diseases that appears again since for a long time. Besides, there is an increase of non-communicable disease that appears together with new disease. The incline of case mentioned before is also happened to Lima Puluh Kola District. In 2004, the outbreak of measles (CFR 5.3%) and diarrhea (CFR 1.02%) occurred. There was an increase of ISPA cases from 54,352 in 2005 to 55,681 in 2006. Hypertension was non­ I communicable disease that increased in number of cases visit from 12,507 to 13,420 in 2006. The integrated surveilance of disease is an activity that conducted in preventing Development of the system used rapid application development methodologies. Analysis on the existing system was conducted by the interview. observation and documents review, The workshop was conducted at the time developing new system. It was involved the leaders of the Lima Puluh Kota District Health Office together with the leaders of Health Centers and surveillance workers. The stage of system development generated a trial version of integrated surveillance information system application that developed using visual programming language. This application can do data processing and analysis of STP puskemas or health center integrated surveillance of disease. STP rumah sakit or hospital integrated surveiUance of disease, and PWS KLB or local monitoring of outbreak, be information that produced are monthly district report, graphic of disease trend, disease spreading map, outbreak potential map, incidence rate, prevalence rate, attack rate, and case fatality rate. The study concluded that development of integrated surveillance information system of region base disease could produce the information used by health managers as decision support system in program planning. It was possible to the stakeholders of health centers to assess the impact probably occurred from the prevention program that had been conducted. It is required a support from management such as aspect legal so all of data needed by the system can be met by other data sources like healtb centers and hospitals. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T21014
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Suci Widyahening
Jakarta : Sagung Seto, 2021
610.7 IND b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta : Sagung Seto, 2021
610.7 BUK
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta : Sagung Seto, 2021
610.7 BUK
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Yoanita Widjaja
"Latar Belakang: Umpan balik merupakan komponen penting dalam pendidikan kedokteran yang dapat meningkatkan pembelajaran. Umpan balik pada tahap akademik memegang peran penting dalam pembelajaran konsep dasar untuk persiapan tahap klinik. Banyak faktor yang mempengaruhi efektivitas proses umpan balik ini, salah satu di antaranya yaitu aspek budaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi aspek budaya dalam proses umpan balik pada peserta didik dan staf pengajar di pendidikan kedokteran tahap akademik.
Metode: Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan etnografi. Pengumpulan data dilakukan selama bulan Februari sampai Maret 2016 melalui Focus Group Discussion (FGD) peserta didik angkatan 2009 hingga 2014, observasi latihan KKD dan wawancara mendalam staf pengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara (FK UNTAR). Hasil FGD dan wawancara dituliskan dalam bentuk transkrip verbatim, kemudian dilanjutkan dengan analisis tematik dan koding. Analisis hasil observasi dilakukan dengan analisis tematik. Selanjutnya dilakukan reduksi dan penyajian data.
Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan banyaknya faktor yang berperan dalam proses umpan balik, baik pada saat pencarian maupun pada saat penerimaan dan pemberian umpan balik yang selanjutnya akan menentukan efektivitasnya. Aspek budaya berperan dalam beberapa hal. Budaya collectivism, high power distance dan sopan santun berperan dalam perilaku mencari umpan balik. Budaya femininity, masculinity pada peserta didik, serta terdapatnya kompetensi budaya pada staf pengajar dan dipegangnya prinsip pendidikan nasional Indonesia, Tut Wuri Handayani, berkontribusi dalam efektivitas umpan balik.
Kesimpulan: Aspek budaya memegang peran penting dalam proses umpan balik. Peran budaya tampak pada perilaku mencari umpan balik dan merupakan faktor penting untuk meningkatkan efektivitas umpan balik. Institusi perlu meningkatkan kemampuan staf pengajar dan peserta didik dalam memaknai proses umpan balik yang sadar budaya. Kompetensi budaya merupakan salah satu kemampuan yang dapat mendukung hal tersebut. Selain itu, institusi perlu menyusun kebijakan untuk membudayakan umpan balik pada lingkungan pendidikan kedokteran.

Background: Feedback is an important element in medical education since it can improve learning. Feedback has a significant role in learning in basic concepts during undergraduate medical program as a preparation for learning in the clinical years. A lot of factors influencing feedback process effectiveness, one of them is cultural aspect. This research was aimed at exploring cultural aspect related to feedback process within medical students and faculty in undergraduate medical education program.
Method: A qualitative study using an ethnography approach was applied as a research method. Data collection was conducted between February and March 2016 through Focus Group Discussion (FGD) with 2009-2014 batch of medical, direct observation of skills teaching in clinical skills laboratory and in-depth interview with the faculty members of Faculty of Medicine Tarumanagara University. Thematic analysis and coding were used to analyze FGD and in-depth interview transcripts and also observational data. Data reduction and presentation were then conducted.
Results: The themes emerged are related to influencing factors in feedback-seeking behaviour, feedback process and feedback effectiveness. Cultural aspects play an important role at some points within the feedback process. Collectivism, high power distance and politeness are cultural aspects found in feedback-seeking behaviour. Femininity-masculinity in medical students along with cultural competence of faculty members and also the principle of ?Tut Wuri Handayani? (the identity of Indonesian national education) are contributing factors in feedback effectiveness.
Conclusion: Cultural aspects are the key to understand the influencing factors in feedback-seeking behaviour and feedback effectiveness. There is a need for medical education institution to encourage faculty and medical students‟ cultural awareness within the feedback process. Cultural competence is an important component fit for that purpose. Moreover, institution needs to set a policy in order to establish feedback culture in medical education.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
T55671
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ansari Adista
"Latar Belakang:Presentasi kasus merupakan bagian dari experiential learning dalam Kolb's learning cylce yaitu dalam fase refleksi. Pelaksanaan presentasi kasus saat ini tidak optimal sehingga terjadi penurunan kualitas. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan persepsi antara peserta didik dan dosen klinik mengenai manfaat pelaksanaan presentasi kasus. Penelitian ini menggali secara mendalam proses pelaksanaan presentasi kasus dan mengidentifikasi kendala pelaksanaannya di rumah sakit pendidikan FK Unsyiah.
Metode: Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kualitatif, dengan rancangan studi kasus. Penelitian dilakukan dengan melakukan wawancara mendalam terhadap 6 koordinator pendidikan dan 18 dosen klinik, Focus Group Discussion FGD terhadap 57 peserta didik, studi dokumen dan observasi dari 6 Bagian yang diteliti, yaitu Ilmu Penyakit Dalam, Ilmu Kesehatan Anak, Ilmu Bedah, Obstetri dan Ginekologi, Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin dan Ilmu Penyakit Saraf. Data dianalisis melalui tiga tahapan yang meliputi reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Hasil: Presentasi kasus merupakan metode pembelajaran yang sangat bermanfaat bagi peserta didik dan dosen klinik. Namun, dalam pelaksanaannya terdapat kendala yang dapat mempengaruhi kualitas presentasi kasus. Kendala utama yang teridentifikasi dari dosen klinik adalah kurangnya waktu yang dialokasikan untuk pelaksanaan presentasi kasus. kendala dari peserta didik yaitu kesungguhan dalam mengerjakan dan pemahaman mengenai manfaat terhadap presentasi kasus. Kendala sarana dan prasarana berupa ruangan diskusi yang masih kurang serta format penyusunan dan format penilaian belum dimiliki oleh seluruh Bagian. Kendala dari rumah sakit berupa variasi kasus yang kurang bervariasi karena sistem rujukan bertingkat.
Kesimpulan: Kendala dalam pelaksanaan presentasi kasus harus menjadi bahan evaluasi bagi pengelola program pendidikan profesi dokter, agar manfaat presentasi kasus dapat maksimal diraih oleh peserta didik tahap klinik.

Background: Case presentation is a part of reflection in experiential learning in Kolb rsquo s learning cycle. Literatures demonstrates many benefits that students can reach with a good case presentation. But, there is a mismatch between clinical educators rsquo expectation and students rsquo perceptions of case presentation, so that the students cannot obtain an optimum benefits of case presentation. This research was conducted to explore in depth process of case presentation implementation and also to identify its implementation barriers in teaching hospital of Unsyiah Medical School.
Methods: Qualitative research with case study design was used for this research. Study casetheme used is case presentation implementation in Dr.Zainoel Abidin teaching hospital Banda Aceh. Data were taken using in depth interview with 6 education coordinators and 18 clinical teachers, focus group discussions with 57 students, observation, and documentation studies, from six departments. Followed by analysis through three stages including data reduction, data presentation, and conclusions.
Results: Case presentation is an useful and effective teaching method in clinical eduation. But, there were various barriers from clinical teacher, students, teaching hospital and learning support that can influence the benefit of case presentation identified. Factors identified in the clinical teachers are lack of time allotted. Factors identified in the students are lack of preparations about case presentation, and also lack understanding about case presentation method. Factors identified in the teaching hospitals are less variation of patients in some cases. Means of learning support in the form of modules containing learning outcomes and objectives clearly, form of assessment and also comfortable rooms supporting case presentation is yet exist.
Conclussion: There are various barrier factors of case presentation implementation which have been identified in this qualitative study. This barriers must becoming parameters on monitoring and program evaluation to improve the quality of a case presentation.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>