Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 172955 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1994
S9184
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Oktaviarini Santi
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
S16241
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Erwin Ardiansyah
"Kemampuan sebuah perusahaan dalam menjalankan kegiatan bisnisnya biasanya dinilai dari kemampuan kinerjanya dalam meningkatkan nilai profitabilitas dan solvabilitasnya. Profitabilitas dan solvabilitas merupakan suatu besaran yang penting dalam proses analisa keuangan yang didasarkan pada laporan-laporan hasil kegiatan dan laporan keuangan sebuah perusahaan. Profitabilitas adalah tolak ukur kemampuan dan kelayakan sebuah perusahaan dalam mendapatkan keuntungan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang mereka kelola. Sedangkan solvabilitas menunjukkan reliability sebuah perusahaan untuk jangka panjang.
Berdasarkan rasio-rasio profitabilitas yang dihitung dari tahun 1999 sld tahun 2003, secara garis besar kondisi keuangan PT. Garuda Indonesia yang paling baik adalah pada tahun 1999 dimana pencapaian ROE sebesar 18,94%, ROA sebesar 8,78% lalu ROTC, NPM (Net Profit Margin) dan OPM (Operating Profit Margin) masing-masing 56,84%, 6,3% dan 86,63%. Lalu kemudian diikuti pada tahun 2002 dimana rasio ROA, ROE, ROTC, NPM dan OPM masing-masing sebesar 8,37%; 5,94%; 5,24%; 5,14% dan 94,16%. Prestasi tahun 1999 dan 2002 ini mengakibatkan PT. Garuda Indonesia mendapatkan net income sebesar 548 milyar dan 572,6 milyar. Untuk tahun 2000 hasilnya keseluruhan cukup bagus meskipun masih dibawah pencapaian tahun 1999 dan 2002. Lalu pada tahun 2001 meskipun rasio OPM yang didapat mencapai 96,21% tapi ROA, ROE, ROTC dan NPM yang didapat sangat kecil, hanya sebesar 0,04%; 0,03%; 0,03% dan 4,03% saja. Ini terjadi karena net incomeyang didapat hanya 2,8 milyar dengan operating income hanya 60 milyar. Dan pencapaian terburuk terjadi pada tahun 2001 dimana rasio ROA, ROE, ROTC dan NPM yang didapat bernilal negatif yaitu -2,62%; -1,27%; -1,64% dan -1,18% karena saat itu PT. Garuda Indonesia merugi sebesar 130 milyar.
Hasil perhitungan rasio-rasio solvabilitas menunjukkan bahwa derajat solvabilitas PT. Garuda Indonesia secara umum semakin baik dari tahun 1999 sampai tahun 2003, yang terburuk pada tahun 2000. Rasio Total Debt To Total Capital, Debt To equity, Long-Term Debt To equity dan Long-Term Debt to Asset Rasio semakin mengecil yaitu dari sebesar 109,76%; 366,71%; 109,03% dan 40,51% di tahun 2000 menjadi hanya 73,16%; 88,33%; 42% dan 33,38% ditahun 2003. Hasil yang bagus ini akibat restrukturisasi hutang yang dilakukan oleh PT. Garuda Indonesia sehingga komposisi hutang dalam permodalan dan asetnya semakin mengecil.
Berdasarkan hasil analisa Dupont didapat bahwa rasio Profit Margin-nya menjadi lebih besar daripada hasil perhitungan dengan rasio profitabilitas. Profit Margin pada tahun 1999, 2000, 2002 dan 2003 yang didapat adalah sebesar 43,5%; 9,792%; 12,311% dan 0,053%.Ini karena dalam perhitungan Dupont menggunakan faktor Asset Utilization sebagai variabel tambahan dan juga faktor Leverage Multiplier sebagai variabel tambahan dalam menghitung ROA berdasarkan ROE. Hasil perhitungan ROA juga lebih besar menjadi 34,38% ditahun 1999; 11,8% ditahun 2000; 10,162% ditahun 2002 dan 0,05% pada tahun 2003. Sedangkan untuk tahun 2001 hasil Profit Margin dan ROA nya semakin kecil karena memang pada saat itu kondisinya sudah negatif akibat net loss yang besar (130 milyar)."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18193
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Riadinna Ganzsaniyanti
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi industri telekomunikasi saat ini, pengelolaan modal kerja, posisi dari likuiditas, profitabilitas dan solvabilitas pada perusahaan dengan jangka waktu penelitian selama sepuluh tahun. Dari hasil penelitian ini dapat dilihat bahwa kondisi industri telekomunikasi saat ini bergeser dari penggunaan sms dan telpon menjadi penggunaan internet. Hasil dari cash conversion cycle (CCC) pada perusahaan dengan pengelolaan modal kerja positif lebih cepat dibanding perusahaan dengan modal kerja negatif. Posisi likuiditas dari perusahaan modal kerja negatif lebih menghawatirkan dibanding dengan perusahaan modal kerja positif. Profitabilitas terhadap likuiditas lebih berpengaruh kuat dan signifikan pada perusahaan dengan modal kerja negatif. Sedangkan profitabilitas terhadap risiko modal kerja lebih berpengaruh pada perusahaan dengan modal kerja positif. Penilaian solvabilitas perusahaan dengan modal kerja negatif berada di zona abu-abu dan perusahaan dengan modal kerja positif selalu berada pada zona aman.

This study aims to determine the current condition of the telecommunications industry, working capital management, the position of liquidity, profitability and solvency of the company for a period of over ten years of research. From these results it can be seen that the condition of the telecommunications industry is currently shifting from the use of sms and calls into internet usage. The results of the cash conversion cycle (CCC) at the company with positive working capital management faster than companies with negative working capital. The liquidity position of the company is more worrying negative working capital compared with positive working capital companies. Profitability of the liquidity more robust and significant influence on the company with negative working capital. While the profitability of the risks of working capital have more influence on companies with positive working capital. Rate solvency of companies with negative working capital is in the gray zone and the company with positive working capital always be on the safe zone Liquidity.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fawaz Alfarizqi
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh risiko kredit, risiko likuiditas, modal bank, dan efisiensi biaya terhadap profitabilitas bank di ASEAN 5 yang terdiri dari Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand, dan Vietnam. Profitabilitas bank diukur menggunakan return on average assets (ROAA), return on average equity (ROAE), dan net interest margin (NIM). Adapun sampel dari penelitian ini sebanyak 47 bank di ASEAN 5 pada periode pengamatan selama 10 tahun (2010-2019). Peneliti menggunakan metode two-step system generalized method of moment (GMM) dalam mengestimasi secara empiris variabel penelitian. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara bersamaan variabel independen, variabel kontrol, dan variabel makroekonomi berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas bank. Variabel risiko kredit dan efisiensi biaya memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas bank. Sedangkan variabel risiko likuiditas dan modal bank memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas.

This study aims to determine the effect of credit risk, liquidity risk, bank capital, and cost efficiency on the profitability of banks in ASEAN 5 consists of Indonesia, Malaysia, the Philippines, Thailand, and Vietnam. Bank profitability is measured using return on average assets (ROAA), return on average equity (ROAE), and net interest margin (NIM). The sample from this study was 47 banks in ASEAN 5 during the 10-year observation period (2010-2019). The researcher uses the two-step system generalized method of moment (GMM) method in estimating the research variables empirically. The results of this study indicate that simultaneously independent variables, control variables, and macroeconomic variables have a significant effect on bank profitability. The credit risk and cost efficiency variables have a negative and significant impact on bank profitability. Meanwhile, liquidity risk and bank capital variables have a positive and significant impact on bank profitability."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laninca Swarintha Christine
"Tesis ini bertujuan untuk meneliti pengaruh risiko kredit yang ditunjukkan oleh pinjaman berisiko, yaitu pinjaman diberikan oleh pihak bank yang tidak dapat dibayarkan kembali oleh pihak peminjam, terhadap profitabilitas dan likuiditas bank yang ditunjukkan oleh nilai-nilai rasio kinerja pada bank, yaitu Net Interest Margin, Return on Assets, Return on Equity, dan Cash Flow to Total Assets. Risiko kredit menjadi salah satu masalah utama yang terjadi yang pada krisis keuangan, sehingga perlu diteliti lebih lanjut pengaruh risiko kredit terhadap kinerja perbankan dalam menghadapi krisis keuangan di masa mendatang. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data pada laporan keuangan dari perusahaan perbankan konvensional yang terdapat di Indonesia pada tahun 2010 hingga 2014. Pada penelitian ini digunakan metode analisis regresi data panel model Fixed Effect. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh negatif dari pinjaman berisiko yang diberikan oleh perusahaan perbankan terhadap profitabilitas dan likuiditas perusahaan tersebut.

This study aims to investigate the effect of credit risk indicated by risky loans, the loans granted by the bank which cannot be repaid by the borrower, on the profitability and liquidity of banks indicated by the performance ratio on banks, which are Net Interest Margin, Return on Assets, Return on Equity, and Cash Flow to Total Assets. Credit risk becomes one of the main problems that occurred were in a financial crisis, so it needs to be further investigated the effect of credit risk on bank performance to face the financial crisis in the future. The data used in this study is data on the financial statements of the conventional banking firm located in Indonesia in 2010 to 2014. In this study used regression analysis of panel data models Fixed Effect. Results of this study indicate that there are negative effects of risky loans granted by the banking company to profitability and liquidity.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nia Dwikaruniandari
"Kondisi ekonomi di Indonesia beberapa tahun terakhir ini menurunkan kualitas Neraca dan Laporan laba rugi dalam rupiah sebagai alat analisis untuk menilai kineja perusahaan, khususnya pada industri yang rentan terhadap fluktuasi kurs akibat ketergantungan terhadap bahan baku impor, hutang luar negeri dan pembayaran royalti. Analisa laporan keuangan untuk menilai resiko likuiditas dan solvabilitas bisa menjadi bias jika hanya rnengandalkan analisa Neraca dan Laporan laba rugi. Untuk mendekati kenyataan sebenarnya, peranan analisa laporan arus kas sebaiknya ditingkatkan untuk melengkapi informasi yang kurang akurat akibat distorsi metode pencatatan/akuntansi.
Pada industri farmasi Indonesia, hasil analisa rasio tradisional yang menggunakan informasi Neraca dan Laporan laba rugi hasilnya tidak seakurat rasio yang menggunakan informasi Laporan arus kas. Hal tersebut terbukti dari analisa prediksi kesulitan keuangan (financial distress) perusahaan farmasi publik periode 1996-2000, Alasannya adalah rasio tradisional merupakan stock variable, sehingga hanya melihat pada saldo satu titik tertentu yaitu pada akhir periode tutup buku (cut off). Hasilnya akan menjadi sangat fluktuatif dan memberi peluang memanipulasi laporan keuangan (window dressing) serta terdistorsi kurs (seperti jumlah kewajiban mata uang asing yang meningkat, padahal sebenarnya tidak ada penambahan kas. Sementara ¡tu Operating cashfiow ratio bisa lebih tepat memberikan sinyal kesulitan keuangan Suatu perusahaan (early warning system) karena operating cashflow ratio bersifat variable sehingga tidak ada efek non cash allocation dan metode pencatatan akuntansi dan relatif lebih sulit untuk dimanipulasi.
Prediksi resiko likuiditas dan solvabilitas perusahaan farmasi publik di Indonesia, periode 1996-1997, perusahaan dengan operating cashflow ratio di atas rata-rata industri memberikan indikasi bahwa perusahaan pada satu tahun mendatang relatif tidak akan mengalami kesulitan keuangan. Sebaiiknya analisa rasio tradisional, seperti misalnya current ratio yang berada di atas rata-rata industri atau Z Score yang menyatakan kondisi keuangan perusahaan aman memberikan indikasi yang kurang tepat.
Pada periode 1998-2000, ìnformasi laporan keuangan terdistorsi fluktuasi kurs Rupiah terhadap mata uang asing. Analisa operating cashflow ratio yang berada diatas rata-rata industri tetap memberikan indikasi yang benar bahwa tahun mendatang kondisi keuangan perusahaan relatif aman, tetapi operating cashflow ratio yang rendah belum tentu mengindikasikan bahwa kondisi keuangan perusahaan di tahun mendatang berbahaya. Para analis harus meneliti Iebih jauh karakteristik produk, strategi penjualan, dan sebagainya. Beberapa perusahaan farmasi yang memiliki operating cathflow ratio rendah pada periode ini dan berhasil melakukan restrukturisasi hutang, perubahan strategi, rnelakukan inovasi produk atau promosi yang gencar untuk mendongak penjualan khususnya yang mengandalkan obat bebas (OTC) pada tahun berikutnya berhasil memperbaiki kondisi keuangan perusahaannya dengan mengambil kesempatan disaat krisis dimana masyarakat cenderung memilih swamedikasì dengan obat bebas seperti Tempo Scan dan Bayer. Sementara itu Kalbe Farma dan Dankos walaupun sudah berhasil mencetak keuntungan yang luar blasa masih harus menghadapì resiko likuiditas dan solvabilitas yang Cukup besar akibat kebijakan perusahaan yang agresif dibandingkan perusahaan sejenis dalam menggunakan pembiayaan eksternal hutang luar negeri.
Sedangkan perusahaan yang mengandalkan obat resep (ethical) seperti Schering Plough, Squibb dan Dana Varia yang telah menaikan harga obat cukup tinggi untuk mengkompensasi pembayaran royalti dalam mata uang asing pada saat daya beli masyarakat lemah, pada periode 1998-2000 mengalami kesulitan keuangan yang sangat berbahaya karena penjualannya menurun drastis. Hanya Merck yang tetap mampu memelihara kondisi keuangan tetap baik karena gencar menerapkan strategi promosi penjualan obat ethical melalui simposium ilmiah dan mendapat dukungan berupa pinjaman dan induk perusahan Merck KgaA untuk mènyehatkan kondisi keuangan perusahaan di saat bunga pinjaman sangat tinggi."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T1540
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Uun Sunarsih
"Perusahaan mulai menunjukkan perhatian terhadap kegiatan sosial. Akuntansi sebagai bagian dari dunia usaha dituntut untuk merespon perkembangan perusahaan tersebut. Peran akuntansi ditunjukkan dengan munculnya akuntansi sosial, perusahaan dapat mengkomunikasikan aktivitas sosialnya serta memperoleh legitimasi dan memenuhi pertanggungjawaban baik kepada direct stakeholders maupun indirect stakeholders.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengungkapan aspek sosial ekonomi pada perusahaan yang terdaftar di JII dan di Non-JII serta untuk mengetahui hubungan antara variabel size, likuiditas, solvabilitas dan struktur kepemilikan dengan pengungkapan aspek sosial ekonomi pada perusahaan yang terdaftar di Jll dan di Non-JII.
Sampel penelitian terdiri dari perusahaan yang tergolong agricultural, mining and mining service, food and beverage, automotive, consumer goods, communication, transportation service, plastic and glass product, pharmaceuticals, real estate and property, lumber and wood product, electronic and office equipment and cement yang terdaftar di JII dan Non-JIIperiode 2004. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah two different mean dan analisis logistik.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata pengungkapan aspek sosial ekonomi pada perusahaan yang terdaftar di JII lebih banyak bila dibanding dengan perusahaan yang terdaftar di Non-JII. Hal ini terlihat dari rata-rata pengungkapan aspek sosial ekonomi di JII sebesar 15 atau sebesar 38,53% dan yang paling banyak diungkap adalah tema konsumen dan produk sebesar 63,33% tema ketenagakerjaan 57,43%, tema kemasyarakatan 19,67%, tema lingkungan hidup dan energi 13,67% sedangkan di Non-JII sebesar 13 pengungkapan aspek sosial ekonomi atau sebesar 34.11% dan yang paling banyak diungkap adalah tema ketenagakerjaan sebesar 59,95% dan tema konsumen dan produk 45,98%, tema kemasyarakatan 18,56% dan tema lingkungan hidup dan energi sebesar 11,95%. Sedangkan hubungan antara variabel size, likuiditas, solvabilitas dan struktur kepemilikan pada perusahaan di JII setelah melalui uji reduksi variabel yang signifikan pada α = 5% hanya In size dan struktur kepemilikan sedangkan pada perusahaan yang terdaftar di Non-JII hanya struktur kepemilikan yang signifikan pada. α = 5%.

Today, companies start to have concern with social activities. Accounting as a business tool is required to respond business development. Accounting's role emerges with social accounting to communicate companies? social activities in order to get legitimating and to fulfill social accountability from both direct and indirect stakeholders.
This research is aimed to know the disclosure of socio economic aspect of companies listed both at JII and Non-JII and its relation with size, liquidity, solvability and ownership structure.
Research sample consisted of the following industries listed in 2004: agricultural. mining and mining service, food and beverage, automotive, consumer goods, communication, transportation service, plastic and glass product, pharmaceuticals, real estate and property, lumber and wood product, electronic and office equipment and cement. Data analysis used in this study is two different mean and logistic analyzes.
The research finds that the average of social aspect disclosure for companies listed at Jli are larger than companies listed at Non-JII. This can be seen that the average of socio economic aspect disclosure at JII reached 38,53% and the most disclosed are consumer and product issue as of 63,33% followed by labor issue 57,43%, community issue 19,67% and environment and energy issue 13,67%. While for companies listed at Non-JII, the average of socio economic disclosure aspect reached 34,11% and the most disclosed are labor issue as of 59,95% followed by consumer and product issue 45,98%, community issue 18,56% and environment and energy issue 11,95%.
The relation between size, liquidity, solvability and ownership structure for companies listed at JII after having variable reduction test, the result shows that only In size and ownership structure which are significant at α = 5%, whereas for the companies listed at Non-JII only ownership structure which is significant at α = 5%.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2005
T15189
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pane, Zhikita Ralia
"Menggunakan data dari 89 Bank Umum Konvensional di Indonesia dari periode 2006 hingga 2012, penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pertumbuhan kredit abnormal terhadap risiko kredit, profitabilitas dan solvabilitas bank. Hasil penelitian dengan menggunakan teknik estimasi Fixed Effect Model menunjukan bahwa pertumbuhan kredit abnormal memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap risiko kredit, sedangkan pertumbuhan kredit abnormal memiliki pengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas dan solvabilitas Bank Umum Konvensional di Indonesia.

Using data from 89 Conventional Banks in Indonesia from period 2006 to 2012, this reasearch examines how abnormal loan growth affects credit risk, bank profitability and bank solvability. Estimation results from Fixed Effect Model show that abnormal loan growth has a negative significant impact on credit risk, while abnormal loan growth has a positive significant impact on profitability and solvability of Conventional Banks in Indonesia."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S56222
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sonny David Perdana Bangun
"Penelitian mengenai kepemilikan bank tetap menjadi topik yang menarik untuk dikaji. Dengan meneliti kelompok kepemilikan yang didefinisikan Bank Indonesia, ditemukan perbedaan kinerja yang berbeda antara kelompok kepemilikan tersebut. Menggunakan data set yang berbeda (antara tahun 2002 sampai dengan 2008), penelitian ini menemukan bahwa ada keterkaitan antara kepemilikan bank dengan profitabilitas, struktur permodalan dan likuiditas, kualitas aset dan pencadangan serta risiko bank. Hasil yang diperoleh sejalan dengan penelitian sebelunmya, bahwa profitabilitas dan risiko bank asing lebih baik tinggi dibanding bank domestik, yaitu bank swasta dan pesero. Namun hal ini tidak berlaku kepada Bank BPD dimana profitabilitas lebih tinggi dari bank asing. Kelompok Bank BPD juga memiliki keunikan dalam hal operasi, yang non devisa membuat perbedaan sifat dengan bank domestik lain. Bank PESERO yang dihipotesakan memiliki profitabilitas yang lebih rendah, ternyata masih lebih baik dari profitabilitas bank swasta nasional. Dengan membandingkan struktur modal, kualitas aset serta risiko, terlihat bahwa bank domestik lebih memilih risiko yang sedang dibanding bank asing, sehingga menghasilkan profitabilitas yang sedang juga. Hal ini dapat menjadi referensi mengenai perilaku pengambilan risiko antar bank yang berbeda kepemikan.

Bank ownership is still important and interesting. Using ownership categories defined by Bank Indonesia, this paper found different performance between them. With different dataset (between 2002 and 2008) this paper found evident of relationships between bank ownership, profitability, capital structure and liquidity, asset quality and provisions, and risk. These foundings preserve recent findings that foreign bank produced more profitability than domestic banks, government owned and private owned. But these findings do not apply to state government owned banks (BPD) which bad higher profitability than foreign banks. BPD had uniqe characteristics which include limited operations, or non devisa that differ from other ownership type. Government owned banks assume to have lower profitability, turns out to outperforme private owned banks. By examining capital structure, asset quality and risk, we found domestic banks have lower risk taking opposite to foreign banks hence their profitability also lower. This shows risk taking behaviour that differ between different ownerships."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T21276
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>