Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 171187 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1996
S9203
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutabarat, Jemsly
"Karakteristìk pasar, Perilaku perusahaan serta Aturan main yang rnerupakan potensi perusahaan dalam pengembangan strategi telah mengalami perubahan yang signifikan pada era terakhir ini. Lingkungan eksternal bisnis penerbangan sebagal cerminan karakteristik pasar telah berada dalam keadaan lluks yang mengarah pada turbulensi dìskoritìnuitas. Aturan main yang menata kegiatan industri penerbangan telah mengalami deregulasi sehingga persaingan menjadi Intens dan mengarah kepada persaingan bisnis yang Iebih profesional walau terka dang harus mengorbankan aspek non ekonomis. Perilaku perusahaan yang terwujud dalam faktor hidden differences dan visible differences mengalami sedikit perubahan dalam batas yang masih dapat dikontrol oleh perusahaan.
Pengembangan strategi pada kondisi Iingkungan yang demikian membutuh kan suatu dasar yang lebìh stabil serta sulit untuk dìduplìkasi oleh pesaing. Kompe tensi inti sebagai aspek hidden differences merupakan dasar strategi yang cukup baik untuk dìkembangkan. Strategi dikembangkan dengan prinsip konvensional non omnia possumus omnes (we are not all capable of everything) dalam arti bahwa perusahaan mendasarkan strategi pada apa yang menjadi kapabilìtasnya.
Kondisi tersebut akan mempunyaì implikasi pada kerangka kerja 7Ss (Strategy, Structure. System, Skill, Staff, Style and Share valued) PT.Garuda Indonesia yang mempunyai karakteristik 7P (Padat Teknologi, Padet Modal, Padat Karya, Padat Informasi, Padat Disiplin, Padat Pelayanan dan Padat Perubahan). Perubahan terjadi pada seluruh aspek pemasaran perusahaan jasa yang meliputi 7Ps (Product. Price, Promotion, Place, Process, Physical evidence and People). Aspek 7Ss dan 7Ps akan berubah mengikuti Iingkungan eksternal maupun internahya. Perubahan yang signifikan terjadi pada lingkungan internal perusahaan dengan melibatkan faktor 7Ms aktivitas perusahaan (Man, Material, Machine/Facility, Money, Man agement, Motivation and Milieu) sebagai strategi yang Iebih mengarah ke dalam.
PT.Garuda Indonesia sebagai perusahaan penerbangan yang berwujud Badan Usaha Milik Negara sangat potensil untuk mengembangkan strategi berda sar kompetensi inti yang dimilikinya. Kompetensi intinya berada pada jalur kompetensi proses dan kompetensi isi. Rantai Nilai yang menjadi saluran kompetensi proses adalah unit teknik, operasi, sistem informasi dan unit pelayanan. Unit Teknik dengan kompetensi si Airframe & Power Plant dan Structure/Repair pada pesawat Boeing B-747Douglas DC-10 dan Fokker F-28. Unit Operasi pada seluruh kompetensi ¡si penerbang. Unit pelayanan pada kompetensi Cepat tanggap, Nyata dan Empati. Daerah (region) yang mempunyal prospek (indikasi kompetensi inti) adalah Jepang/Korea/Cina, Timur Tengah, Asia dan Pasifik Barat/Selatan.
Strategi dikembangkan berdasarkan kompetensi inti yang dimiliki perusahaan. Maksud strategik dalam wujud rnisi dan program perusahan dirangkai dengan beberapa arsítektur strategik dijadikan arahan dan dasar pengembangan strategi berdasar kompetensi inti. Arsitektur strategik dirancang dalam wujud penggunaan pesawat, perkembangan teknologi, pertumbuhan pasar, perubahan preferensi pelayanan serta beberapa masalah penting pada dekade terakhir ini.
Kompetensi proses dikembangkan berdasarkan arsitektur strategik dan kompetensi isi dikembangkan dan diciptakan pada jalur kompetensi proses. Strategi bisnis PT.Garuda Indonesia diinformasikan ke dalam wujud yang Iebih nampak ?produk inti?. Pengembangan armada diarahkan pada perampingan jenis pesawat Boeing B-747-400, Mc Douglas MD-i 1 serta Fokker F-100 dengan konfigurasi termodifikasi. First class dikurangi dan sebagai alternatif nya adalah penambahan pada economy class dan business class dan beberapa pesawat dipersiapkan untuk angkutan kargo terutama pesawat berbadan lebar B-747-400 dan MD-11.
Pengembangan daerah didasarkan pada jenis pesawat menurut pengembangan armada dan kompetensi intl pada servis. Jadwal disesualkan dengan jumlah dan jenis pesawat, sumber daya yang dimiliki dan permintaan pasar dengan kompetensi inti sebagal salah satu kendala.
Berdasarkan kompetensi inti pada servis dikembangkan strategi bersaing dalam memberikan pelayanan. Posisi relatif terhadap pesaing terbaik di domestik dan internasional merupakan dasar dalam pengembangan strategi berdasar kompetensi intl. PT.Garuda Indonesia sedikit lebih unggul datam memberikan pelayanan relatif terhadap pesaing terbaik domestik (skor 5,3368 > 5), sementara pada rute internasional masih berada dibawah pesaing terbaik (skor 2,8681 < 5). Posisi dan kompetensi intl yang dimiliki perusahaan dalam servis akan menghasilkan suatu strategi servis fokus dalam in flight Service pada rute domestik serta fokus dalam preflight service pada rute ¡nternasional.
Pada unit penunjang, PT.Garuda Indonesia mempunyal kompetensi inti pada Sistem Informasi dengan keahilan pada operator komputer. Pengembangan strategi berdasarkan kompetensi tersebut masih sangat terbatas, mengingat peran sistem informasi yang semakin besar dalam perkembangan bisnis penerbangan. Karenanya pada unit tersebut harus diciptakan kompetensi ¡si pada sistem analist dan programmer yang merupakan urat nadi aliran sistem informasi.
Pusdikiat sebagai media pengembangan kompetensi inti akan sangat besar peranannya dimasa mendatang. Sistem dan Pola pendidikan harus dibentuk dan disesualkan dengan pengembangari kompetensi inti."
1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
S10671
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andriansah Hendrianto
"Era globalisasi adalah era dimana tidak ada lagi batas antara satu negara dengan negara lainnya untuk saling berinteraksi. Lalu lintas orang barang, dan jasa sudah sangat ramai dan padat, sehingga kehidupan yang kita jalani semakin komplek dan dinamis menuntut kita dalam melakukan setiap tindakan harus Iebih berhati-hati dan harus memikirkan semua kemungkinan resiko yang akan terjadi agar tidak terjadi kerugian yang besar.
Melihat kenyataan ini maka diharapkan ada suatu lembaga atau badan yang dapat melindungi nasabah dan resiko. Untuk itu peranan jasa asuransi makin di butuhkan. Disamping sebagai sarana penjamin resiko, asuransi juga merupakan lembaga keuangan yang menghimpun dana masyarakat untuk menunjang aktivitas pembangunan. PT X adalah perusahaan yang bergerak dibidang asuransi, khususnya asuransi jiwa.
Asuransi adalah suatu jasa yang besifat khusus dimana jasa yang diberikan tidak dapat dirasakan secara langsung saat kita mengkonsumsinya, tetapi yang diterima adslah manfaat psikologis dalam bentuk perlindungan tehadap resiko yang mungkin dialami oleh nasabah dimasa datang. Hal ini berbeda dengan industri jasa lainnya yang manfaatnya dapat dirasakan secara langsung seperti jasa kesehatan, pariwisata, perfilman dan lain-lain.
Dengan adanya deregulasi pemerintah yang kita kenal dengan PAKDES 1988, UU no 2 tahun 1992 tentang perasuransian, dan dengan masuknya Indonesia sebagai negara anggota APEC membuat iklim investasi khususnya disektor jasa asuransi jiwa tumbuh dengan cepat. Dampak dan pertumbuhan ini sangat berpengaruh bagi perkembangan PT X yang bergerak di bìdang asuransi jiwa.
Selain itu dampak krisis ekonomi yang berkembang menjadi krisis kepercayaan juga sangat mempengaruhi perkembangan usaha dari PT X Dampak krisis diawali dengan krisis ekonomi yang berawal dan melemahnya nilai tukar mata uang Rupiah terhadap $ US, kemudian berkembang menjadi krisis kepercayaan, akibat dari penutupan (likuidasi) sejumlah Bank oleh pemerintah.
Permasalahan yang ditimbulkan dari kedua masalah diatas adalah bagaimana perusahaan dapat memertahankan posisi kompetitif dalam persaingan industri asuransi jiwa yang semakin sengit.
Tujuan penulisan karya akhir ini adalah untuk mengetahui strategi bisnis yang dapat diambil PT X dalam menghadapi peluang dan ancaman sebagai danipak dan globalisasi dan kiisis ekonorni, agar perusahaan dapat mempertahankan posisi kompetitifnya dimasa depan.
Melalui analisis Iìngkungan usaha, yaitu analisis eksternal dan analisis industri diperoleh gambaran mengenai peluang dan ancaman yang akan dihadapi PT X dimasa depan. Beberapa peluang yang dihadapi PT X di masa depan adalah yang besar, perusakiaan asuransi jiwa dapat melakukan diversifikasi usaha seperti berusaha di bidang asuransi kesehatan, kecelakan, dan jaminan pensiun, perkembangan teknologi inforrnasi yang cepat, pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam kurun waktu 2-3 tahun ke depan akan mengalami perbaikan.
Terdapat beberapa ancaman yang dihadapi PT X dimasa depan, diantaranya adalah kesadaran masyarakat untuk berasuransi (Insurance minded) masih kurang, kemudahan yang diberikan oleh pemerintah kepada perusahaan asing (PMA) untuk berinvestasi di sektor asuransi jiwa sehingga makin banyak perusahaan asuransi jiwa baru yang muncul, krisis kepercayaan terhadap institusi lembaga keuangan.
Melalui analisa lingkungan internal, diperoleh gambaran bahwa PT X memiliki kekuatan dalam hal reputasi yang baik karena sudah memiliki pengalaman (learning curve), merek (brand) yang terkenal di Indonesia, penguasaan jalur distribusi, agen yang banyak, pangsa pasar yang besar, dan beroperasi secara efisien.
PT X juga mempunyai kelemahan yaitu terlambat dalam penguasaan teknologi, birokrasi yang sangat rumit, kurangnya sumber daya manusia yang berpendidikan tinggi, kurang melakukan promosi, struktur organisasi yang tidak fleksibel yang tidak mengarah ke konsumen seperti tidak adanya divisi R&D, riset pemasaran, hubungan masyarakat (public relation), dan manajemen informasi.
Berdasarkan kondisi eksternal dan internal perusahaan maka strategi tingkat bisnis yang dapat diambil oleh PT X adalah strategi fokus biaya rendah (low cost). Hal -hal yang disarankan untuk mendukung strategi fokus biaya rendah adalah melakukan restrukturisasi perusahaan, revitalisasi sumber daya yang dimiliki perusahaan, melakukan privatisasi, melakukan segmentasi dan reposisioning agar target pasar menjadi jelas, kerjasama dalam hal pembuatan produk dan pemasaran dengan perusahaan asuransi lain dan penguasaan teknologi informasi."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tambunan, Ferdinand N.
"ABSTRAK
Kebutuhan akan air bersih adalah suatu kebutuhan yang sangat penting didalam kehidupan manusia dan mempunyai sumber yang sangat terbatas. Oleh karena itu teknologi pengolahan air menjadi sangat penting untuk masyarakat dalam memenuhi kebutuhan akan air bersih tersebut. Kebutuhan akan air bersih tidak saja hanya untuk melayani masyarakat dalam konsumsi masyarakat tetapi juga untuk melayani kebutuhan industri dalam memenuhi kebutuhan konsumsi produksi.
PT Guna Elektro (GAE) dalam salah satu bidang usahanya berusaha untuk memmenuhi kebutuhan air bersih bagi masyarakat dan industri. Dalam menjalankan usahanya salah satu yang paling berperan dalam penyediaan unit instalasi air bersih adalah unit bisnis strategis mechanical. Dukungan kerjasama dengan kelompok usaha asing dalam persaingan bisnis unit pengolahan air telah dilakukan oleh PT GAE untuk memperkuat posisi persaingan usahanya. Kelompok usaha asing yang menguasai teknologi pendukung unit pengolahan air bersih membentuk usaha joint venture , dalam produksi dan pemasaran di Indonesia dengan PT GAE seperti AEG, Torishima Pump Manufacture, dan Hoppecke.
Privatisasi Perusahaan Daerah Air Minum saat ini sangat berperan dalam kelangsungan usaha PT GAE dalam unit instalasi air bersih di seluruh Indonesia. Hal ini sangat mewarnai pemilihan strategi usaha PT GAE mengingat keinginan dari tiap pemerintahan lokal untuk
merangsang pertumbuhan usaha pada masing-masing daerah dengan menggunakan kekuatan
perusahaan daerah.
Dalam pemilihan strategi alternatif untuk menghadapi persaingan di bidang usaha unit pengolahan air, dilakukan analisis lingkungan eksternal dan lingkungan internal dari perusahaan. Analisis faktor strategis lingkungan eksternal yang dilakukan menghasilkan titik berat persaingan terletak pada keinginan untuk meningkatkan usaha mengingat adanya peluang yang timbul akibat perbaikan ekonomi Indonesia secara keseluruhan. Namun dari analisis ini juga terlihat bahwa adanya ancaman peluang masuknya kontraktor EPC (Engineering, Procurement dan Contracting) dan kontraktor konstruksi nasional untuk mengerjakan paket pekerjaan unit pengolahan air bersih bersama dengan paket pekerjaan lainnya. Ancaman kontraktor asing pun sudah mulai dirasakan mengingat mudahnya mereka berusaha di Indonesia dan tingkat penguasaa teknologi dan sumber daya yang mereka miliki.
Analisis faktor strategis lingkungan internal yang dilakukan untuk memberikan strategi alternatif terbaik bagi PT GAE dalam strategi persaingan usahanya memperlihatkan adanya
kelemahan dalam jaringan pemasaran secara nasional. Kelemahan ini sangat perlu diperhatikan untuk diatasi mengingat kuatnya semangat otonomi daerah di Indonesia saat ini. Analisis ini juga memberikan kelemahan lainnya yaitu kurangnya reputasi PT GAE dalam segmen industri dan ketidakmampuan dalam mengerjakan pekerjaan konstruksi dimana hal ini sangat melemahkan posisi persaingan dengan perusahaan konstruksi nasional.
Strategi alternatif yang dapat dikemukakan adalah strategi yang mempertimbangkan faktor-faktor strategis dari lingkungan internal dan eksternal. Strategi-strategi tersebut dapat digambarkan dengan menggunakan TOWS matriks sehingga didapat strategi SO (StrengthOpportunities), strategi WO (Weakness-Opportunities), strategi ST (Strength-Threats), dan strategi WT (Weakness-Threats) dimana diharapkan strategi ini mampu memberikan posisi persaingan yang lebih baik untuk PT GAE dalam persaingan bisnisnya.
Hasil Analisis SWOT digunakan untuk menentukan strategi yang tepat untuk digunakan
oleh PT GAE. Pada analisis tersebut didapat strategi yang sesuai dengan situasi yang dihadapi oleh PT GAE adalah Strategi SO. Diantaranya adalah peningkatan kemampuan PT GAE dalam menjalin kerjasama internasional untuk memperbaiki strategi cost leadership pada unit bisnisnya, pengembangan jaringan ketjasama dengan perusahaan daerah dan pemerintah daerah dalam mengahadapi maraknya otonomi daerah, juga PT GAE harus meningkatkan kerjasama dengan perusahaan konstruksi dan EPC ( Engineering, Procurement, Contracting) multinasional di Indonesia. PT GAE juga harus mampu untuk
terus melakukan pembaharuan teknologi yang mereka miliki.
Untuk persaingan unit bisnis mekanikal sendiri dari PT GAE dapat memilih strategi untuk memasuki pasar unit pengolahan air untuk industri yaitu dengan menggunakan strategi focus differentiation yang dapat dilakukan dengan mengimplementasikan teknologi terbaik yang memberikan efisiensi operasi dari konsumen. Sementara strategi cost leadership yang diintegrasikan dengan strategi differentiation untuk melayani kebutuhan air bersih untuk sector masyarakat. Pemilihan strategi ini dilakukan dengan mempertimbangkan core competences yang dimiliki oleh PT GAE.
Saran yang dapat diberikan kepada PT GAE dalam memperbaiki kemampuan daya saingnya adalah bahwa PT GAE harus lebih mampu untuk membangun kerjasama dengan pihak lain seperti kontraktor unit pengolahan air bersih lokal, kontraktor konstruksi skala nasional, perusahaan EPC skala nasional dan membangun jaringan kerjasama pula dengan pihak asing
untuk menghadirkan teknologi tinggi yang tepat dan efisien.
"
2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hindradjid Harsono
"Berkembangnya trend konvergensi antara industri komputer, Informasi dan komunikasi salah satunya adalah VoIP, sehingga berkembang menjadi suatu bisnis. Untuk itu bisnis VoIP membutuhkan strategi yang tepat agar dapat bersaing dalam bisnis VoIP ini.
Penelitian ini bermaksud menganalisis kondisi lingkungan eksternal dan internal yang dihadapi oleh PT. XYZ dan memetakan posisi persaingan/ competitive position PT. XYZ. Faktor-faktor utama yang dapat dijadikan penyusunan strategi dengan berbasis kompetensi inti untuk digunakan oleh PT. XYZ, merancang dan menemukan arsitektur strategik dalam bisnis VoIP, sehingga dapat dijadikan sebagai arahan dan petunjuk dalam pengembangan strategi.
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitis. Populasi penelitian adalah para karyawan yang dinilai ahli dan berkompeten. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara riset pustaka dan lapangan melalui daftar kuesioner dilanjutkan dengan menggunakan wawancara tidak terstruktur. Penelitian ini menggunakan aliran strategi konfigurasi, dengan aliran posisi untuk memposisikan diri (PT.XYZ) dan aliran pembelajaran guna pengembangan strategi.
Analisis strategi mengenai lingkungan eksternal dan internal menggunakan aliran posisi yang berbasis pasar/market based dengan memetakan Matriks General Electric. Sedangkan pada tahap pengembangan strategi bisnis VoIP dengan menggunakan aliran pembelajaran yang berbasis sumber dayalresource based dengan mengidentifikasikan kompetensi inti yang ada dan yang dibutuhkan pada PT. XYZ, dilanjutkan dengan memetakan pohon kompetensi inti bisnis VoIP pada PT. XYZ, yang pada akhirnya dapat mengetahui implementasi dan pengembangan strategi bisnis VoIP. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produk atau Iayanan inti PT.XYZ adalah sistem, jaringan dan komunikasi. Sedangkan kompetensi inti yang dikembangkan adalah manajemen operasional, fleksibilitas, dan pengembangan sumber daya manusia perusahaan.
Berdasarkan hasil penelitian, disarankan agar PT.XYZ menciptakan kompetensi isi pada jalur kompetensi proses, mengadakan analisis pada Iingkungan internal agar dapat ditingkatkan secara cermat, bagian sumber daya manusia, dan pelatihan sebaiknya ditingkatkan, mengembangkan jaringan kerja sama pada pihak pemasok (akses dan perizinan), pengembangan keunggulan bersaing dengan pendekatan kompetensi inti. Di samping itu, mempertimbangkan penggunaan aliran lainnya di dalam pengembangan strategi bersaingnya scbagai bagian dari penggunaan aliran konfigurasi."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T2449
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadila Paramitha
"Tesis ini membahas perancangan strategi pengembangan industri batik di Kota Pekalongan dengan basis kompetensi inti. Pemilihan kompetensi inti batik di Kota Pekalongan berdasarkan dari tiga jenis alternatif industri batik yaitu batik tulis, batik cap, dan batik printing. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Hasil penelitian menyimpulkan kompetensi inti industri di Kota Pekalongan didapatkan yaitu jenis industri batik tulis, yang telah diperoleh dari hasil perhitungan dengan metode Analytical Hierarchy Process AHP . Implementasi strategi pengembangan kompetensi inti untuk industri batik tulis di Kota Pekalongan dibuat berdasarkan tiga tahapan yaitu tahap awal, tahap inti, dan tahap akhir.
Pada tahap awal dilakukan pada 2019-202, kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah melakukan tahapan pengembangan awal. Pengembangan yang dilakukan terdiri dari pengembangan sumber daya manusia dan pengembangan terhadap teknologi. Pada tahap inti dilakukan pada 2020-2022, strategi yang dilakukan pada tahap ini adalah perluasan area pemasaran batik, pengembangan media informasi batik Pekalongan, dan pembuatan perkumpulan asosiasi batik atau kampung batik. Pada tahap akhir dilakukan pada 2019-2023, strategi pengembangan yang dapat dilakukan adalah membuat pergerakan penjualan online, peningkatan pengembangan bahan baku dan hasil olahan batik, dan pendampingan usaha dari pihak pemerintah.

This thesis discusses the design of batik industry development strategy in Pekalongan City with core competency base. The selection of batik core competencies in Pekalongan City is based on three types of batik industry alternatives namely batik ldquo tulis rdquo , batik ldquo cap rdquo , and batik printing. This research is a qualitative research with descriptive design. The result of the research concludes the core competence of the industry in Pekalongan City is the type of batik industry, which has been obtained from the calculation with Analytical Hierarchy Process AHP method. the implementation of core competency development strategy for batik industry in Pekalongan City is made based on three stages namely the initial stage, the core stage, and the final stage.
In the early stages carried out in 2019 202, the activities undertaken at this stage is to conduct the initial development stage. The development consists of human resource development and technology development. At the core stage conducted in 2020 2022, the strategy undertaken at this stage is the expansion of batik marketing area, the development of information media Pekalongan batik, and making associations of batik or batik village. In the final stage done in 2019 2023, the development strategy that can be done is to make online sales movement, increase the development of raw materials and processed batik, and business assistance from the government.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T51594
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Niken Saptarini W.
"Kondisi dunia usaha yang semakin kompetitif dan dinamis, menuntut perusahaan untuk mampu memilih dan menerapkan strategi yang mampu memenangkannya dalam persaingan. Pengembangan Core Competence sebagai sebuah paradioma baru dalam manajemen strategi, berusaha memberikan keunggulan yang berkelanjutan dalam persaingan melalui pengembangan kapabilitas internal yang superior yang sulit ditiru oleh pesaing. Industri kecil sebagai salah satu pelaku bisnis tidak pula terlepas dari keniscayaan untuk menerapkan strategi yang handal dalam persaingan yang dinamis. Penulis dalam penelitian ini mengaksentuasikan sigi pada industri kecil sepatu kulit di Indonesia, yang pada realitanya menunjukkan pertumbuhan yang relatif lambat dibandingkan dengan perkembangan industri sepatu secara keseluruhan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1994
S18805
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fuad Fadli
"Derasnya arus reformasi dan informasi membuat bisnis media berkembang menjadi suatu bisnis yang sangat kompetitif. Untuk itu bisnis media membutuhkan strategi yang tepat agar dapat bersaing dalam bisnis media ini. Penelitian ini bermaksud menganalisis kondisi lingkungan eksternal dan internal yang dihadapi oleh Harian X dan memetakan posisi persaingan/competitive position. Harian X, Faktor-faktor utama yang dapat dijadikan penyusunan strategi dengan berbasis kompetensi inti untuk digunakan oleh Harian X, merancang dan menemukan arsitektur strategik dalam bisnis media. Sehingga dapat dijadikan sebagai arahan dan petunjuk dalam pengembangan strategi. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitis. Populasi penelitian adalah para karyawan yang dinilai ahli dan berkompeten. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara riset pustaka dan lapangan melalui daftar kuesioner dilanjutkan dengan menggunakan wawancara tidak terstruktur.
Penelitian ini menggunakan aliran strategi konfigurasi, dengan aliran posisi untuk memposisikan diri (Harian X) dan aliran pembelajaran guna pengembangan strategi. Teori inti menggunakan peta posisi bersaing/competitive position atau yang biasa disebut dengan Matriks GE dengan didukung Metode pengambilan keputusan menggunakan The Analytic Hierarchy Process/AHP (Saaty; 1993) melalui program Expert Choice for Windows Version 9.0. Harian X dalam bisnis media memiliki kondisi eksternal dengan total nilai 3,4211 menunjukkan adanya daya tarik industri media ini termasuk sedang. Sedangkan kondisi pada lingkungan internal dengan total nilai 3,5684 secara umum adalah sedang cenderung tinggi yang menggambarkan kekuatan bisnis media pada Harian X. Pemetaan di posisi Matriks GE berada pada sel ke V, oleh karena itu investasi harus dilaksanakan secara Selektif. Strategi diarahkan dengan mengidentifikasi segmen pasar yang bertumbuh, pengembangan produk dan pasar, sedangkan investasi dilakukan selektif dan dipusatkan pada segmen dengan laba yang baik dan resiko yang rendah.
Bila ditinjau dari industri foresight dan rancangan arsitektur strategis, maka jenis kompetensi harian X adalah kelompok keahlian dalam menyajikan rubrik kriminal, berita, karikatur, ekonomi/politik/hukum, kelompok keahlian dalam menyajikan berita iklan dan problem seks, kelompok keahlian dalam menyajikan berita info keluarga, kelompok keahlian dalam menyajikan berita lowongan kerja, kelompok keahlian dalam menyajikan berita aktual dan banyak iklan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12117
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurahma Hajat
"Strategi bersaing dengan konsep kompetensi yang bertumpu pada sumberdaya perusahaan, merupakan strategi yang dapat membuat perusahaan tetap unggul. Ini semua disebabkan karena strategi ini sulit ditiru pesaing akibat sumber keunggulannya berasal dari dalam perusahaan yang tidak dimiliki pesaing.
Menjamurnya perusahaan pengembang perkotaan dan perumahan, menyebabkan kelompok perusahaan ini sulit bertahan. PT Lippo Karawaci Tbk, Tangerang yang termasuk dalam kelompok usaha ini, harus cepat mengantisipasi keadaan. Atas dasar pertimbangan di atas, maka perlu dilakukan penelitian untuk mencari keunggulan bersaing yang mengacu pada sumberdaya perusahaan, yang sulit ditiru pesaing.
Penelitian ini merupakan studi kasus karena hanya membahas satu masalah dalam hal penelitian ini, strategi bersaing. Permasalahan yang diajukan : Pertama, sumberdaya apa saja yang dimiliki PT Lippo Karawaci Tbk; Kedua, kompetensi inti apa saja yang dimiliki PT Lippo Karawaci Tbk; Ketiga, bisnis apa saja yang dapat dikembangkan berdasarkan kompetensi inti yang dimiliki PT Lippo Karawaci Tbk.
Pengumpulan data penelitian, dilakukan dengan observasi dan mewawancarai para direktur di lingkungan PT Lippo Karawaci Tbk. Data dianalis secara kualitatif dan kuantitatif.
Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah :
Pertama, sumberdaya PT Lippo Karawaci Tbk terdiri dari : sumberdaya kasat mata, dibagi menjadi sumberdaya fisik (lokasi, produksi dan produk serta pemasaran) dan keuangan; sumberdaya tidak kasat mata dibagi sumberdaya teknologi (pengelolaan air limbah dan bersih, desain rumah, komputerisasi bidang manajemen) dan sumberdaya reputasi (konsep penjualan dan klub pemasaran; pusat perbelanjaan terluas di Jakarta; apartemen tertinggi di Jakarta; pelopor desain Mediteranean dan Town House); sumberdaya manusia (keteraturan manajemen, keunggulan karyawan pemasaran, kehandalan petugas keamanan).
Kedua, kompetensi inti PT Lippo Karawaci Tbk, adalah : konsep penjualan (pre﷓project selling), kerjasama dengan perusahaan lain.
Ketiga, pengembangan bisnis berdasar kompetensi inti PT Lippo Karawaci Tbk : perpanjangan waktu pembayaran uang muka dan cicilan (konsep penjualan); mendirikan toko, perpustakaan umum, pusat kursus, bengkel mobil, rent a car, pasar onderdil dan tradisional (aliansi strategis); mendirikan sarana olahraga, peribadatan, taman rekreasi, penitipan bayi, asrama mahasiswa/karyawan, pusat jajan, pengembangan jalur angkutan se-Jabotabek, pengadaan taksi (fasilitas pendukung keberadaan kota baru); pembayaran telepon di kawasan Lippo Karawaci (pelayanan purna jual); peningkatan bonus dan jumlah tenaga penjual, membuka usaha jual beli rumah (SDM pemasaran); pembelian saham perusahaan yang lebih rendah harga tanahnya dari kawasan Lippo Karawaci (akuisisi saham)."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>