Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 123261 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1995
S9160
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Susan Aina
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1991
S9073
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Atmadi Arjoseto
"ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap daya saing industri udang beku Indonesia, dan
mengetahui kondisi, serta menentukan strategi untuk meningkatkannya.
Metodologi yang digunakan dalam penelitian adalah analisis faktor-faktor
lingkungan persaingan berdasarkan pendekatan faktor-faktor Diamond Porter,
yakni; 4 faktor daya saing nasional, ditambah peran pemerintah dan pengaruh
peluang-peluang (chances). Analisis dilakukan atas data primer hasil wawancara
dengan nara sumber yang ahli dalam industri udang beku dan data sekunder
yang dikumpulkan dari berbagai sumber kepustakaan, serta informasi lainnya
yang terkait dengan penelitian ini.
Hasil analisis menunjukkan bahwa kekuatan daya saing industri udang
beku Indonesia terutama bertumpu pada faktor sumber daya alam dan tenaga
kerja yang relatif murah, sedangkan faktor-faktor yang lain kondisinya masih perlu ditingkatkan agar keunggulan sumber daya alam tersebut dapat Iebih
digunakan untuk merebut dan memanfaatkan sebesar-besarnya peIuang-
peluang yang ada, sehingga diharapkan dapat menjadikan Indonesia sebagai
eksportir udang beku utama di pasar udang dunia.
Dari hasil analisis SWOT atas faktor-faktor daya saing didapatkan
beberapa piIihan strategi, dan yang sebaiknya dijadikan pilihan pertama adaIah
meningkatkan produksi, mengingat posisi industri udang beku Indonesia pada
strategi pertumbuhan. PiIihan strategi pendukungnya adalah meningkatkan
kualitas produk, karena kualitas berperan penting terhadap daya saing, terutama
untuk merebut pasar di negara-negara maju.
Sedangkan untuk mempertahankan daya saing dalam jangka panjang
selain dukungan dari kebijakan pemenntah, diharapkan usaha keras dari pihak
industri, termasuk peran dari asosiasi sebagai mediator antara dunia usaha
dengan pemerintah, sekaligus mitra strategis pemerintah dalam hal usaha
meningkatkan daya saing udang beku Indonesia.

"
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Judianto
"ABSTRAK
Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia dengan lebih dari 17.000
pulau. Kekayaan alam Indonesia sangat melimpah terutama kekayaan laut. Namun
kekayaan alam ini belum dimanfaatkan secara maksimal. Dari 5,8 juta kilometer persegi
wilayah laut Indonesia, diperkirakan hanya kurang dari 35 % yang tetah dimanfaatkan.
Udang yang merupakan salah satu kekayaan laut memiliki prospek yang cukup
baik untuk diekspor dalam bentuk udang segar dan beku dengan laju pertumbuhan rata
ratanya sebesar 2,04%. Salah satu perusahaan eksportir udang yang berlokasi di Jakarta
adalah PT. Nagamas Sakti Perkasa. Ekspor perusahaan ini ternyata mengalami penurunan
yang cukup besar dari tahun ke tahun.
Peluang Indonesia untuk pasaran udang dunia tampaknya masih terbuka lebar
karena ekspor udang di Indonesia baru mencapai 10 % dari jumlah seluruh ekspor dunia.
Sedangkan konsentrasi pasar masih berkutat pada Negara Jepang dan Amerika Serikat.
Adanya sistem perdagangan bebas, terbentuknya blok-blok perdagangan , terjadinya
krisis ekonomi yang melanda negara-negara Asia serta semakin ketatnya persaingan dan
makin banyaknya kompetitor industri periklanan yang juga mengekspor produk udang ke
Negara Jepang dan Amerika, mengharuskan PT. Nagamas Sakti Perkasa sebagai salah
satu perusahaan yang bergerak di bidang ekspor perikanan untuk bisa menyesuaikan diri,
mengatasi segala permasalahan, kendala dan merebut peluang pasar yang ada.
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah
menentukan negara tujuan ekspor baru bagi PT. Nagamas Sakti Perkasa dalam
memperluas pemasaran produk udang beku ke mancanegara. Seperti di ketahui sat ini
negara tujuan ekspor udang perusahaan sebagian besar ke negara Jepang ( 70 % ) dan
Amerika ( 20 % ) dan sisanya negara-negara Asia dan Eropa. Pembahasan dilakukan
dengan cara mengidentifikasikan lingkungan potensi pasar dan analisis kekuatan industri
di Uni Eropa yang menjadi target pasar ekspor baru perusahaan, yang merupakan peluang
dan ancaman serta faktor-fakior internal yang merupakan kekuatan dan kelemahan
perusahaan. Dan menentukan alternatif strategi yang tepat untuk mengembangkan pasar
ekspor udang beku ke Uni Eropa.
Peluang yang dimiliki perusahaan adalah meningkatnya permintaan udang di Uni
Eropa ditunjang dengan pertumbuhan PDB negara-negara Uni Eropa yang makin
meningkat, mengakibatkan pendapatan perkapita tinggi sehingga diharapkan daya
belipun meningkat. Bertambahnya jumlah penduduk dan pola konsumsi udang yang
mengakibatkan meningkatnya permintaan udang di Eropa juga merupakan salah satu
peluang perusahaan untuk menembus pasar Eropa. Disamping adanya ancaman yang
berupa makin meningkatnya persaingan dengan adanya pesaing dari negara lain seperti
Thailand, Ekuador India, Vietnam, China, disamping persaingan dari perusahaan
perikanan Indonesia sendiri yang juga mencoba menerobos pasar Eropa.
Peluang dan ancaman tersebut di atas harus dapat di atasi oleh PT. Nagamas
Sakti Perkasa dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Kekuatan yang dimiliki
perusahaan adalah perusahaan sudah cukup lama berdiri dan memiliki pengalaman
dalam industri udang Disamping itu perusahaan memiliki fasilitas produksi untuk
pemrosesan udang secara lengkap dengan proses produksi yang cepat sehingga menjamin
kesinambungan ekspor.
Hal yang paling penting adalah produk memiliki standar kualitas yang cukup tinggi dan
diakui oleh importir, karena telah dilakukan pengujian mulai dari bahan baku masuk
sampai produk akhir di tunjang juga dengan sertifikat verifikasi HACCP Plan yang
dimiliki perusahaan dimana perusahaan lain yang sejenis jarang memiliki.
Dengan sederet kekuatan perusahaan bukan berarti PT. Nagamas Sakti Perkasa
tidak memiliki kelemahan yang harus segera diperbaiki yaitu tidak memiliki tambak
sendiri sehingga ketersediaan bahan balai yang sangat tergantung kepada suplier yakni
nelayan dan petani tambak ( karena bukan merupakan perusahaan yang integrated )
sehingga mempengaruhi aktivitas produksi dan ekspor di samping sumber daya manusia
yang tingkat pendidikannya rendah juga merupakan hambatan perusahaan dalam
memasarkan udang ke Eropa.
Sebagai hasil dari analisis peluang dan ancaman di negara Eropa serta kekuatan
dan kelemahan PT. Nagsari Balai Perkasa, maka berdasarkan analisis SWOT strategi
yang ditempuh perusahaan adalah strategi agresif dimana perusahaan memiliki banyak
peluang dan kekuatan sehingga perusahaan sebaiknya mengembangkan usahanya
semaksimal mungkin dan tentunya mampu untuk bersaing dalam memasarkan udang di
negara-negara Eropa.
Kondisi pasar udang di Eropa memperlihatkan prospek yang cukup baik, hal ini
dilihat dari konsumsi udang masyarakat Eropa cenderung trendnya terus meningkat,
terutama apabila nilai tukar mata uang memiliki kestabilan terhadap pasar. Sangat
terbatasnya supply udang di negara Uni Eropa sendiri, juga merupakan faktor
pendorong berkembangnya impor sebagai akibat meningkatnya permintaan. Pasaran
udang Eropa dalam bentuk segar dan telah diproses adalah yang terbesar dan umumnya
dalam keadaan frozen.
Berdasarkan analisis pasar udang di Eropa maka dapat diambil kesimpulan bahwa
volume impor udang dan negara Eropa pada tahun 1997 adalah tertinggi yaitu sebesar
35,42 % dengan nilai import 2532% dari total impor dunia. Hal ini tentunya menjadi
suatu peluang PT Nagamas Sakti Perkasa untuk memperluas pasar ekspor udang ke
negara Eropa. Disamping itu juga kompetitor dan Indonesia masih sangat kecil hanya
7,62 % dan total ekspor udang Indonesia. Berdasarkan analisa potensi pasar dan
karateristik konsumen di Uni Eropa, maka negara yang menjadi sasaran utama
perusahaan untuk mengekspor udangnya adalah negara Perancis , Spanyol, yang
merupakan negara-negara pengimpor udang terbesar dan Uni Eropa
PT. Nagamas Sakti Perkasa hendaknya segera meningkatkan kualitas produk
perusahaan dengan lebih memfokuskan proses produksi sesuai sistem HACCP Plan serta
memperhatikan faktor sanitasi dan higienis sehingga produknya bisa lebih diterima di
pasaran Eropa disamping itu juga membentuk suatu sistem Plasma Inti Rakyat dengan
tujuan untuk menjaga persediaan bahan baku udang sehingga supply udang ke Eropa
dapat secara terus menerus tanpa adanya keluhan dari importir.
"
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
T3325
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"The purpose of this research is to analyze the intern and extern environment that create strategic factor;they are opportunity,threat,strengh,and weakness....."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Mochamad Amin Djohar
"PT (Persero) Indosat, Tbk. merupakan perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang jasa telekomunikasi internasional. Sejak tahun 1994 PT (Persero) Indosat, Tbk. telah menjadi perusahaan publik dengan melakukan perdagangan saham di luar maupun di dalam negeri, yaitu di New York Stock Exchange, Bursa Efek Jakarta dan Surabaya.
Dengan adanya perubahan tatanan regulasi yang dikeluarkan oleh Pemerintah RI dan perkembangan industri telekomunikasi, maka PT (Persero) Indosat, Tbk. perlu mempersiapkan diri untuk mengantisipasi perubahan-perubahan tersebut agar perusahaan dapat tetap eksis dan dapat bersaing dengan kompetitor. Perkembangan telekomunikasi di Indonesia juga akan diwarnai dengan masuknya operator luar negeri, pemberlakuan kawasan perdagangan babas Asia atau Asia Free Trade Area (AFTA) pada tahun 2003, peran globalisasi, serta kesepakatan Pemerintah Republik Indonesia dengan IMF pada tahun 2000 dalam rangka restrukturisasi bisnis telekomunikasi di Indonesia.
Seiring dengan adanya kompetisi bisnis telekomunikasi, maka untuk memenangkan persaingan PT. (Persero) Indosat, Tbk. menerapkan strategi "4 in 1". Strategi "4 in 1? ini digunakan untuk mentransformasikan perusahaan menjadi penyelenggara telekomunikasi yang terintegrasi penuh melalui kegiatan usaha utamanya yaitu Backbone (lnfrastruktur Jaringan), Telekomunikasi Tetap (Fixed), Telekomunikasi Bergerak (Mobile), Multimedia, Komunikasi Data dan Internet (MIDI), yang keempatnya berbasis pada Internet Protocol (1P Based Network Platform).
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis dampak penerapan strategi "4 in 1" terhadap PT (Persero) Indosat, Tbk. Untuk menganalisis penerapan strategi tersebut digunakan metoda Balanced Scorcard yang menggunakan empat aspek, yaitu : finansial, pelanggan, proses bisnis internal serta pertumbuhan dan pembelajaran. Sedangkan Penelitian dilakukan dengan pengumpulan data melalui hasil kuesioner, kemudian untuk analisis data lapangan digunakan metoda "Sign Test (Uji Tanda)".
Dari hasil analisis penerapan strategi "4 in 1" diperoleh bahwa penerapan strategi tersebut tidak memberikan dampak perubahan kepada perusahaan, sehingga perusahaan perlu mengkaji kembali strategi tersebut."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T1444
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sukma Nugraha
"Sektor properti mengalami pertumbuhan yang menggembirakan selama kurun waktu 2001-2007. Indikator-indikator semakin bergeraknya sektor properti diantaranya adalah perbankan mulai mengucurkan kredit pemilikan rumah dengan suku bunga yang menarik investasi, meningkatnya daya serap pasar terhadap produk-produk properti dan mulai bergeraknya kegiatan usaha properti yang tercermin dari pembangunan perumahan, perkantoran dan pusat-pusat perbelanjaan. Berdasarkan analisa dari KADIN (2007) prospek industri properti diperkirakan masih cukup cerah. Hal ini disebabkan masih besarnya potensi pasar yang belum termanfaatkan secara optimal, diantaranya: 1. Potensi jumlah penduduk yang besar dengan rasio pemilikan rumah dibanding Produk Domestik Bruto (PDB) yang cukup rendah dibandingkan dengan negara-negara tetangga. 2. Peningkatan daya serap pasar terhadap produk-produk properti 3. Kemudahan persyaratan investasi properti oleh pemerintah 4. Peningkatan jual beli perumahan 5. Naiknya daya beli masyarakat 6. Perbaikan suku bunga indonesia 7. Perbaikan kegiatan produksi dan investasi
Berdasarkan kondisi tersebut di atas pergerakan bisnis properti ini memberikan peluang bagi investasi pada sektor bisnis rangka atap baja ringan. Bisnis Rangka baja atap ringan ini masih merupakan bisnis baru di Indonesia namun sudah berkembang .Baja ringan sebagai alternatif baru material rangka atap pengganti bahan baku kayu ini semakin populer dan bahkan menjadi trend tersendiri, di tandai dengan banyaknya jumlah merk rangka atap baja ringan di Indonesia. Di satu sisi, jumlah merek yang banyak itu membuat konsumen dapat bebas memilih mana yang dianggap paling cocok dengan kebutuhan ataupun dana yang tersedia. Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan gambaran bagaimana pengaruh perubahan kondisi lingkungan eksternal terhadap tingkat penjualan atap baja ringan profil "UK" yang diikuti oleh tingkat persaingan bisnis yang semakin besar dan banyak pendatang baru dalam menawarkan produk yang lebih ekonomis dengan menawarkan produk dengan profil "C" yang besar potensi permintaan pasarnya., lalu untuk mengetahui apa yang menjadi keungulan kompetitif PT Genaba sehingga dapat bertahan dibandingkan dengan distributor lainnya yang sudah tutup di arena Jabodetabek diselaraskan dengan harapan pelangan , dan untuk mendapatkan strategi bisnis yang paling sesuai dalam menghadapi perjanjian dan merespon perubahan yang terjadi pada penjualan atap baja ringan Profil "UK" yang selalu menurun dan mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan . PT Genaba Nusantara merupakan salah satu distributor yang ditunjuk PT Jaindo Metal Industries sebagai produsen rangka atap baja ringan untuk memasarkan dan pemasangan produknya dengan merek "J-steel" dengan profil "UK" dimana profil dengan harga premium dan memiliki kualitas yang baik, Untuk pemasangan dilakukan oleh divisi baja ringan yang harus memiliki kompetensi yang baik karena dibutuhkan ketelitian dan akurasi dalam pemasangan. Terdapat tiga keunggulan kompetitif yang dimiliki oleh PT Genaba Nusantara dimana tetap bertahan dalam perubahan lingkungan eksternal, yaitu pertama memiliki Reputasi distributor yang sudah baik dengan memiliki pelayanan dalam pemasangan yang akurat dan cepat serta pelayanan purna jual, kedua Memasarkan produk dengan kualitas yang baik dibandingkan dengan produk lainnya yang ada di pasaran, Ketiga memiliki sumber daya manusia yang baik sesuai dengan kompetensi pada bidangnya khususnya di bidang rangka atap baja ringan baik dalam pernasaran dan teknikal pemasangan. Bedasarkan hasil analisa SWOT terdapat tiga sudut pandang yang digunakan yaitu analisis variable ekternal umum, Variabel eksternal industri, dan analisis variable internal. Dan untuk melihat kedudukan perusahaan dalam sebuah bisnis maka yang harus didahulukan adalah menganalisis variable eksternal dulu lalu kemudian membandingkan dengan variable internal. PT Genaba sebagai salah satu distributor atap rangka baja ringan dengan mengusung merk " J -Steel " yang diakui sebagai brand yang sudah kuat dalam produk tersebut dengan kualitas yang baik , telah membuktikan dari sisi penjualan produk atap baja ringan. Produk "UK" adalah produk yang langsung di pasarkan oleh PT Genaba untuk wilayah Jabodetabek, hal ini sebagai perjanjian kerjasama antara principle dalam hal ini PT Jaindo Metal Industries dan PT Genaba selaku distributor, yang membatasi PT Genaba sendiri untuk menjual produk lain dan merek lain selain hanya profil 'UK" dan merek J-Steel. Kunci dari keberhasilan strategi bisnis salah satunya adalah cepat merespon perubahan pasar, serta apa yang diinginkan konsumen sekarang ini."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T23048
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Novrizal Rais
"Penulisan karya akhir yang berjudul Strategi Bersaing PT. Texniaco Graha Busana dalam Era Pasea Krisìs tahun 2000 Stucli Kasus Produk "Accent" ini dimaksudkan adalah untuk memberikan solusi bagi perusahaan yang bersangkutan untuk menetapkan strategi bersaing dalam bisnis pakaian jadi, dimana Accent telah merubab pasar sasarannya dañ segmen wanita kelas menengah?bawah meniadi menengah-atas. Menetapkan strategi bersaing tersebut hams didukung oleh beberapa straetgic tools dan bauran strategi pemasaran yang hams hams saling komplementer, agar danat meniberikan daya saing Accent dalam menghadapi pesaing - pesaing di segmen yang baru tersebut.
Secara garis besar, permasalahan yang sangat mendasar yang menyebabkan Accent merubah pasar sasarannya adalah : permintaan yang menurun karena harga jual pakaian jadi yang hams dinaikkan, krisis ekonomi yang berkepanjangan mengakibatkan daya bell segmen kelas menengah-bawah menurun signifikan. Sehingga untuk rnenghadapi hal tersebut Accent hams rnenyusun strategi bersaing yang relevan dan perLunya merencanakan obyektíf jangka panjang agar dapat menguasai pasar pakaian jadi di segmen kelas menengah-atas.
Pada awal penulisan ringkasan eksekutif ¡ni perlu diketahui secara umum profil dan perusahaan yang bersangkutan. PT. Texmaco Graha Busana didirikan pada bulan Juni tahun 1994 yang merupakan strategic business unit dan Texmaco Group untuk perdagangan tekstil dan manufaktur (textil trading & manufktur), dengan meluncurkati berbagai produk pakalan jadi dengan merek produk Accent. Pada awalnya target pasa-Accent adalah wanita karir dan non karir yang termasuk pada segmen kelas menengah bawah. Jenis produk yang ditawarkan untuk pakaian jadi terdiri atas tiga kategori, yaltu: pakaian wanita karir, maternity dan relax. Disamping itu juga ada beberapa aksesoris warnta seperti dompet dan ikat pinggang.
Nilai penjualan Accent dan sejak diberdirikan hingga tahun 1999 memperlihatkan kecendrungan bertumbuh, dimana pertumbuhan paling besar terjadi pada tahun 1998 yaltu 116%, sedangkan untuk volume penjualan hingga tahun 1998 juga memperlihatkan pertumbuhan.. dimana petunibuhan pada tahun 1998 adalah sebesar 51,2%. Hanya pada tahun 1999 volume penjualan mengalami penurunan sebesar 9,6% dan diestimasi juga pada tahun 2000 akan terjadi penurunan penjualan sebesar 8.5%.
Penurunan volume penjualan ini sangat didominasi oleb karena menurunnya daya beli masyarakat. termasuk segmen kelas menengah bawah yang meniadi pasar sasaran Accent. Dampak menurunnya daya beli ini sangat terasa pada kalangan segmen bawah. Penyebab menurunnya daya bell ini disebabkan oleh gejolak krisis moneter di Indonesia yang mulai dirasakan pada awal pertengahan tahun 1998, namun dampaknya yang paling parah barii dirasakan pada ta.hun 1999 hirigga 2000, dimana dimulainya penurunan volume penjualan Accent.
Penurunan daya bell pada segmen ketas menengah bawah ini merupakan ancaman serius bagi Accent baik sekarang maupun untuk dimasa mendatang, oleh karena itu pihak manajemen PTTGB segera memberikan respon dan mengambil langkah strategik untuk beralih ke segmen kelas menengah atas. Pada segmen kelas menengah atas ini relatif tidak begitu besar terja.di penurunan daya beli akibat imbas dan knisis moneter, mereka tetap membelanjakaI uang mereka untuk memenuhi kebutuhan yang sifatnya sangat personal. personality tersebut membenkan simbol/ status tersendiri bagi mereka yang meningkatkan self-esteem dan rasa percaya diri.
Setelah Accent memasuki pasar barn tersebut, maka banyak diadakan perubahan dalam penerapan strategi bersaing generik dan program strategi bauran peinasaraflflYa. Untuk bauran pemasafan banyak tetjadi perubahan strategi, beberapa produk busana formil (jas keija wanita) sudah dibuat dan bahan serat katun impor dan bahari polyester hanya untuk busana relax dan maternity, harga sudah dinaikan sesuai dengan segmen menengab atas, jalur distribusi sudali melalui mal atau plaza terkemuka, promosi dan ildan sudah meialui media yang di konsumsi oleh wanita eksklusif. Hanya untuk strategi bersaing generik inasih mengandalkan biaya rendab! low cost sala seperti yang teijadi hingga saat ini, oleh karena itu penulis mengusulkail urituk meng-integrasikan antara strategi generik low cost dengan diferensiaSi. Diferensiasi yang dimasudkafl adalah pada bauran pemasaran.
Apabila strategi genenik diferensiasi ini berhasil diterapkaii dengan konsisten dan didukung oleh bauran pemasaran, maka slogan Accent ?speak fashion with an Accent? da pat disesuaikan dengan positioning Accent sebagai pakaian jadi untuk wamta eksklusif. Sehíngga diharapkan dapat mengkomurlikaSikan kepada konsumennya dengan baik dan dapat memberikan persepsi dan image bahwa Accent sekarang bukan lagi Accent yang dulu. Membangun image Accent sangat penting, karena apabila image yang melekat pada Accent masih sebagal bu sana untuk segmen menengah bawab, maka konsumen segmen menengab atas alcan enggan untuk membeLi produk Accent, karena adanya perbedaan customer perceived value di antara kedua segmen tersebut. Penerapan strategi pemasaran yang baru ini ternyata telah dapat mengangkat nilai penjualan pada pertengahan tahun 2000 ini, yaitu pada bulan Juli hingga Oktober 2000. Sedangkan volume penjualan diestimasikan hingga akhir tahun 2000 masih tetap akan mengalami penurunan dibandingkafl tahun 1999 sebesar 8,5%.
Usulan untuk mengintegrasikan strategi bersaing low cost dengan differentiation ini akan dikemukakan lebih jelas clalam hab analisa, termasuk di dalamnya keuntungan dan resiko apa yang akan dihadapi oleh Accent saat ini dan dimasa mendatang."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2000
T6338
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Utami Dadiarto
"ABSTRAK
Industri pakan temak di Indonesia yang sebagian besar adalah industri pakan temak unggas yang merupakan komponen paling penting dalam agribisnis ayam ras, sangat tergantung pada bahan baku impor khususnya jagung, kedele dan tepung ikan. Industri ini mempunyai posisi yang strategis dalam industri petemakan khususnya perunggasan karena 70% dari biaya produksi perunggasan berasal dari biaya pakan. Apalagi hasil dari industri petemakan seperti ayam dan telur serta daging sapi termasuk
dalam sembilan bahan pokok. Oleh karenanya industri pakan temak memiliki peranan penting dalam penyediaan sumber protein yang dibutuhkan masyarakat.
Selama tahun 1998 industri pakan temak nasional mengalami penurunan kinerja yang cukup tajam. Hampir seluruh produsen pakan temak mengalami penurunan kinerja sekitar 50%, bahkan beberapa diantaranya sempat terpaksa menghentikan usahanya. Industri pakan temak dalam beberapa tahun terakhir terlihat mulai bangkit dari keterpurukannya di tahun 1998 akibat terjadinya krisis ekonomi. Bangkitnya industri pakan temak ini tidak terlepas dari mulai membaiknya permintaan, terutama oleh usaha temak ayam ras baik petelur maupun pedaging dalam beberapa tahun terakhir ini.
Pada industri ini, kualitas merupakan aspek yang sangat penting dalam bersaing dengan produk kompetitor dan secara umum dalam strategi manajemen. Selain aspek yang penting juga merupakan suatu masalah yang sangat sensitif dalam menghadapi persaingan, dan satu-satunya faktor yang langsung menentukan perusahaan. Kualitas juga merupakan faktor yang sangat penting guna bersaing dan dapat menjadi halangan bagi pesaing yang selalu ingin meningkatkan kualitas produknya. Selain itu, kualitas merupakan cerminan dari tingkat kemampuan suatu produksi dalam memformulasikan bahan baku pakan dan terlihat bagaimana produknya dapat bersaing di pasaran.
Strategi bisnis yang digunakan sangat tergantung bentuk pasar, jenis produk, produk pemula atau bukan, tingkat atau level konsumen yang akan dituju dan tujuan dari perusahaan itu sendiri. Setiap strategi mempunyai metodenya masing-masing, ada berbagai macam strategi bisnis yaitu low cost production dan concentration yang dapat berpengaruh untuk menghadapi persaingan.
Proses analisis strategi bisnis dimulai dengan menganalisis tujuan dan misi perusahaan, serta profil perusahaan, menentukan bentuk pasar kemudian menganalisis strategi bisnis perusahaan dan struktur usaha yang akan dikembangkan dalam bentuk bisnis terintergrasi. Analisis lingkungan usaha mencakup tiga faktor lingkungan yaitu lingkungan ekstemal, lingkungan internal dan lingkungan industri. Lingkungan ekstemal terdiri dari faktor ekonomi, teknologi, politik, sosial dan ekologi. Lingkungan internal terdiri dari ancaman pendatang baru, produk substitusi, kekuatan tawar-menawar dan intensitas persaingan industri sejenis.
Pembahasan mencakup kegiatan utama yaitu produksi, sistem pemasaran, struktur usaha PT. ABC pada saat ini dan aktivitas pendukung dalam penentuan harga yang diterapkan. PT. ABC akan mengembangkan struktur usahanya ke arah bisnis integrasi sampai dengan tahap pembuatan Rumah Pemotongan Ayam dan Cold Storage. Kedua usaha itu merupakan tahap yang baru dapat dilakukan oleh PT. ABC untuk menciptakan integrasi vertikal dari hulu ke hilir yang dapat mendukung industri pakan ternaknya. Hasil perbandingan pada Competitive Profile Matrix (CPM) PT. ABC menduduki urutan kedua setelah pesaing utamanya. Keunggulan utama pada CPM tersebut adalah kualitas produk dan referensi pelanggan.
Untuk menghadapi era globalisasi nanti, pihak manajemen PT. ABC harus dapat mengantisipasinya dengan cara meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan program pelatihan untuk meningkatkan performa sumber daya manusianya sendiri. Penyebaran agen distribusi barn harus segera dilaksanakan dalam waktu dekat untuk mengantisipasi ekspansi bisnis, misalkan ke luar Pulau Jawa atau daerah-daerah yang berpotensi untuk membangun petemakan. Meningkatkan jumlah populasi kemitraan dengan menambah jumlah petemak mitra, hal ini dilakukan untuk dapat menyalurkan pakan temak dan DOC. Hasil dari kemitraan ini yaitu ayam broiler, dapat digunakan untuk kepentingan perusahaan ataupun dijual ke pasaran.
"
2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>