Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 143701 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Industry structure influences production and productivity of a sector because industry structure
determines the number of asset production such as number of equipment, human resources, and labor as
well as technology employed within the sector. Industry structure are determined by investment program
of the industry player which is determined by their strategy based on their perception of market size
opportunity, easiness of doing business, transaction cost economy, time horizon considered within the
_frame work of business sustainability and competitiveness. Strategy choice .available are based on the two
basic business strategy which are resources base strategy or market base strategy. Consequences of the
choice will a_/_'feet the investment direction within the industry and in turn the asset production will be
accumulated accordingly then to form industry structure. In research Cause and Eject between variable
will be determined a-priori wise _first to check whether this a-priori assumption is correct and accurate
enough then followed by confirmatory analysis using Structural Equation Modeling will be performed.
Relation parameters are estimated using factor scores regression. Casuall relation are developed based
on Fisman & Sarria - Alende pervious research. Investment are determined by industry players strategy
which is based on transaction cost economy, entry regulation easyness for the industry and by analogy of
Simon Theory is also determined by long term vision, availability of resources, capacity of the company,
and market size. Specialization strategy trends is driven by long term vision, low transaction cost
economy. Generalization strategy trends is driven by smaller market size, and entry regulation easiness
to enter for the industry. Casual relation as found by Sarria - Alende, and theory postulated by Simon did
not materialize in the construction industry case.
"
Jurnal Teknologi, Vol. 21(1) Maret 2007 : 94-101, 2007
JUTE-21-2-Jun2007-94
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
A. Sutjipto
"ABSTRAK
Pada dasarnya Industri Jasa Konstruksi adalah industri jasa dengan proses produksi yang memerlukan teknologi untuk mewujudkan perencanaan dalam bentuk gambar menjadi bangunan sesuai dengan spesifikasi teknis dan dalam waktu yang telah ditentukan.
Lokasi dan proses produksi yang selalu berganti, mengharuskan pemikiran teknologi produksi yang berubah-ubah sesuai dengan jenis produk pekerjaan yang sedang dilaksanakan. Hal ini berarti bahwa semakin besar dan tinggi teknologi pekerjaan akan menuntut tingkat teknologi produksi yang tinggi pula.
Disinilah letak permasalahan bagi Industri Jasa Konstruksi Nasional yang selalu ketinggalan dalam hal penguasaan teknologi dan kemampuan pelaksanaan proyek-proyek besar dan berskala internasional. Situasi ini dapat dimengerti karena memang industri nasional masih dalam usia yang relatif muda dan kecil dalam skala usaha, dibandingkan dengan pesaing-pesaing yang datang dari luar negeri.
Sementara itu laju pertumbuhan industri dipengaruhi langsung oleh laju pertumbuhan ekonomi dalam negeri maupun ekonomi dunia, sehingga dengan membaiknya perekonomian Indonesia sejak tahun 1987 telah meningkatkan laju pertumbuhan industri konstruksi khususnya. Proses globalisasi perekonomian dunia telah ikut memberikan dampak yang positif bagi industri Jasa Konstruksi Nasional dengan meningkatnya arus investasi asing didalam negeri.
Namun demikian dilain pihak proses globalisasi tidak hanya terjadi pada industri manufacturing akan tetapi juga dalam industri jasa termasuk industri jasa konstruksi, sehingga perusahaan-perusahaan yang ingin mempertahankan kelangsungan hidupnya dan menikmati laju pertumbuhan harus berani hersaing dengan pendatang-pendatang baru yang berskala internasional. Hal ini berarti industri Jasa Konstruksi Nasional harus mau dan berani meningkatkan daya saing dan keunggulan secara komparatif agar menjadi keunggulan daya saing yang kompetitif melalui peningkatan produktivitas, kualitas dan kecepatan pelayanan. Kondisi diatas tidak terlepas dari permasalahan yang diakibatkan oleh lingkungan operasional industri maupun lingkungan makro yang langsung mempengaruhi kemampuan dan keunggulan daya saing industri dalam negeri.
Tujuan dari penulisan karya akhir ini adalah membahas permasalahan, menganalisa dan memberikan alternatif pemecahan yang mungkin dapat digunakan untuk mengatasi masalah dalam pembinaan Industri Jasa Konstruksi Nasional. Metoda yang digunakan adalah pendekatan Manajemen Strateji dengan membuat studi kasus pada Perusahaan Jasa Konstruksi PT WIDYA PRATAMA.
Berdasarkan analisa tersebut penulis mencoba menetapkan alternatif pemecahan masalah pembinaan Industri Jasa Konstruksi Nasional dengan merekomendasikan strateji untuk perusahaan Jasa Konstruksi dan saran strateji pembinaan industri beserta tahap-tahap implementasinya."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hari Gumuruh Soeparto
"Dengan telah ditandatanganinya perjanjian perdagangan bebas dan telah diratifikasi oleh Dewan Perwakilan Rakyat, industri konstruksi nasional Indonesia akan semakin terancam, apabila tidak segera melakukan perbaikan-perbaikan yang mendasar. Pada saat ini Industri Konstruksi Nasional masih belum benar-benar siap dalam menghadapi perdagangan bebas dan globalisasi, karena masih rendahnya daya saing, yang ditunjukkan oleh masih rendahnya produktifitas Industri Konstruksi. Melihat kenyataan ini dirasa perlu untuk mencari sebab-sebab mengapa produktifitas industri konstruksi tersebut masih rendah, kemudian dicarikan jalan agar produktifitas tersebut dapat meningkat. Untuk mencari jawaban atas pertanyaan tersebut maka dilakukan penelitian ini. Definisi masalah dilakukan dengan penelitian exploratory menggunakan sarana-sarana wawancara naratif dan statistik deskriptif serta statistik interferensi. Pada penelitian kedua pemodelan dilakukan dengan menggunakan Soft System Dynamic Methodology dan untuk mengestimasi parameter digunakan metoda Structural Equation Modeling, yang juga digunakan untuk melakukan confirmatory factor analysis. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa sebuah hasil produksi berasal dari sarana produksi yang terdiri dari: ketersediaan teknologi, sumber daya manusia, tenaga kerja dan peralatan. Unsur-unsur ini terpadu dan bekerja sama untuk menghasilkan hasil produksi. Pertanyaan berikutnya adalah dari mana sebenarnya datangnya sarana produksi tersebut, hal tersebut ditentukan oleh arah investasi yang dilakukan oleh para pelaku industri, dan bagaimana pelaku industri menentukan keputusan investasi tersebut, hal ini akan tercermin pada rencana strategis masing-masing perusahaan. Apakah ia akan cenderung untuk lebih meningkatkan kemampuandalam bidang pemasaran atau lebih meningkatkan kemampuan dalam pelaksanaan pekerjaan atau lebih meningkatkan kemampuan dalam bidang keahlian teknis tertentu atau lebih kepada penyediaan peralatan konstruksi. Dalam penentuan strategi ini para pelaku akan mempertimbangkan kondisi lingkungan industri, kondisi persaingan, besarnya pasar, kemudahan masuk ke dalam industri dan biaya transaksi ekonomi didalam industri tersebut. Biaya transaksi ekonomi dan kemudahan masuk industri disebabkan oleh kondisi sosial dan politik serta kondisi ekonomi dan tingkat penerapan ekonomi pengetahuan serta kinerja ekonomi dimana industri tersebut berada. Penelitian ini dilakukan dalam dua tahap penelitian yakni: pertama penelitian untuk menetapkan definisi masalah dan kedua penelitian untuk membangun model. Akar masalah sebenarnya ada pada kurang efektifnya kontribusi tenaga ahli dan managerial, produksi konstruksi lebih dominan dihasilkan oleh tenaga kerja langsung dan peralatan konstruksi. Para pelaku sendiri dalam menginterpretasikan usaha industri konstruksi ternyata lebih mementingkan manfaat jangka pendek dari pada jangka panjang. Penelitian ini menunjukkan bahwa mementingkan manfaat jangka pendek kurang menguntungkan bagi peningkatan produktifitas industri konstruksi nasional berkesinambungan, dibandingkan dengan memperhatikan manfaat jangka panjang.

Indonesia has become a member of World Trade Organization since 1996, this membership has been ratified by the parliament. Indigenous Indonesian Construction Industry will face a problem if they are not prepared to face this new situation. Due to its low competitiveness, to enable the indigenous construction industry, it is necessary to address the root of the cause. This research therefore was conducted to find the solution for this prolem and to indicate what were theroot cause of the problem and to attack them as sson as possible. According to M. Porter the source of competitiveness is productivity. Productivity of construction industry can be calculated from production volume divided by the number of total construction workforce. The research were conducted in two steps, the purpose of the first step is to determine the problem of the Indonesian construction industry, within the context, the purpose of the second research is to build a soft system dynamics model, where parameters were calculated using structural equation modeling in order to simulate the construction aggregate productivity. Secondary data were collected from various sources such as World Bank Institute, Freedom House, International Corruption Watch, UNDP, Indonesian Bureau of Statistics and Bank Indonesia. Primary data were collected from Indonesian Construction Industry Players through a series of surveys. The findings of the study is that the production of construction industry can be calculated from the production function coined by Cobb Douglass, wherein parameters of the workforce and capital, that were appropriated from value shared for each of the variables. The parameter of available workforce and construction capital were determined by the investment strategy intention of industry players. Investment decision is determined during the course of strategic planning. The decision making choices were to invest in human resource for marketing and engineering, project management or in skill labour or in construction equipment. Which will be determined or at least influenced by the business environment like governance. As defined by the World Bank Institute the determining factors were: voices and accountability, political stability, effectiveness of the government, rules of laws, quality of rules, and control of coruption. Beside those factors, the industry players should also consider their perception on market size, the time horizon in which they will consider for strategic planning horizon, and severity of competition which will be determined by entry regulation, and transaction cost economy. Final results of the study are : Higher Educated Human Resources in construction industry are not effectively supporting the productivity of the industry, Indonesian Construction Industry Players tend to consider short term benefit than long term sustainability and growth, strategic planning time horizon contribute significantly in long term productivity, it is indicated that Indonesian Contractors are more involve in simple construction activities than the sophisticated ones. Therefore it is suggested that to improve productivity of Indonesian construction industry, There are several step to be taken: Orientation toward long term growth and planning horizon, marketing orientation toward more spohisticated project, empowerment of institution for collaboration in construction industry should be initiated, effective utilization of educated and skilled construction workers and high standard of governance should be established and maintained."
Depok: Universitas Indonesia, 2007
D854
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hari Gumuruh Soeparto
"ABSTRAK
Dengan telah ditandatanganinya perjanjian perdagangan bebas dan telah diratifikasi oleh Dewan Perwakilan Rakyat, industri konstruksi nasional Indonesia akan semakin terancam, apabila tidak segera melakukan perbaikan-perbaikan yang mendasar. Pada saat ini Industri Konstruksi Nasional masih belum benar-benar siap dalam menghadapi perdagangan bebas dan globalisasi, karena masih rendahnya daya saing, yang ditunjukkan oleh masih rendahnya produktifitas Industri Konstruksi. Melihat kenyataan ini dirasa perlu untuk mencari sebab-sebab mengapa produktifitas industri konstruksi tersebut masih rendah, kemudian dicarikan jalan agar produktifitas tersebut dapat meningkat. Untuk mencari jawaban atas pertanyaan tersebut maka dilakukan penelitian ini. Definisi masalah dilakukan dengan penelitian exploratory menggunakan sarana-sarana wawancara naratif dan statistik deskriptif serta statistik interferensi. Pada penelitian kedua pemodelan dilakukan dengan menggunakan Soft System Dynamic Methodology dan untuk mengestimasi parameter digunakan metoda Structural Equation Modeling, yang juga digunakan untuk melakukan confirmatory factor analysis. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa sebuah hasil produksi berasal dari sarana produksi yang terdiri dari: ketersediaan teknologi, sumber daya manusia, tenaga kerja dan peralatan. Unsur-unsur ini terpadu dan bekerja sama untuk menghasilkan hasil produksi. Pertanyaan berikutnya adalah dari mana sebenarnya datangnya sarana produksi tersebut, hal tersebut ditentukan oleh arah investasi yang dilakukan oleh para pelaku industri, dan bagaimana pelaku industri menentukan keputusan investasi tersebut, hal ini akan tercermin pada rencana strategis masing-masing perusahaan. Apakah ia akan cenderung untuk lebih meningkatkan kemampuan dalam bidang pemasaran atau lebih meningkatkan kemampuan dalam pelaksanaan pekerjaan atau lebih meningkatkan kemampuan dalam bidang keahlian teknis tertentu atau lebih kepada penyediaan peralatan konstruksi. Dalam penentuan strategi ini para pelaku akan mempertimbangkan kondisi lingkungan industri, kondisi persaingan, besarnya pasar, kemudahan masuk ke dalam industri dan biaya transaksi ekonomi didalam industri tersebut. Biaya transaksi ekonomi dan kemudahan masuk industri disebabkan oleh kondisi sosial dan politik serta kondisi ekonomi dan tingkat penerapan ekonomi pengetahuan serta kinerja ekonomi dimana industri tersebut berada. Penelitian ini dilakukan dalam dua tahap penelitian yakni: pertama penelitian untuk menetapkan definisi masalah dan kedua penelitian untuk membangun model. Akar masalah sebenarnya ada pada kurang efektifnya kontribusi tenaga ahli dan managerial, produksi konstruksi lebih dominan dihasilkan oleh tenaga kerja langsung dan peralatan konstruksi. Para pelaku sendiri dalam menginterpretasikan usaha industri konstruksi ternyata lebih mementingkan manfaat jangka pendek dari pada jangka panjang. Penelitian ini menunjukkan bahwa mementingkan manfaat jangka pendek kurang menguntungkan bagi peningkatan produktifitas industri konstruksi nasional berkesinambungan, dibandingkan dengan memperhatikan manfaat jangka panjang.

ABSTRACT
ndonesia has become a member of World Trade Organization since 1996, this membership has been ratified by the parliament. Indigenous Indonesian Construction Industry will face a problem if they are not prepared to face this new situation. Due to its low competitiveness, to enable the indigenous construction industry, it is necessary to address the root of the cause. This research therefore was conducted to find the solution for this prolem and to indicate what were the root cause of the problem and to attack them as sson as possible. According to M. Porter the source of competitiveness is productivity. Productivity of construction industry can be calculated from production volume divided by the number of total construction workforce. The research were conducted in two steps, the purpose of the first step is to determine the problem of the Indonesian construction industry, within the context, the purpose of the second research is to build a soft system dynamics model, where parameters were calculated using structural equation modeling in order to simulate the construction aggregate productivity. Secondary data were collected from various sources such as World Bank Institute, Freedom House, International Corruption Watch, UNDP, Indonesian Bureau of Statistics and Bank Indonesia. Primary data were collected from Indonesian Construction Industry Players through a series of surveys. The findings of the study is that the production of construction industry can be calculated from the production function coined by Cobb Douglass, wherein parameters of the workforce and capital, that were appropriated from value shared for each of the variables. The parameter of available workforce and construction capital were determined by the investment strategy intention of industry players. Investment decision is determined during the course of strategic planning. The decision making choices were to invest in human resource for marketing and engineering, project management or in skill labour or in construction equipment. Which will be determined or at least influenced by the business environment like governance. As defined by the World Bank Institute the determining factors were: voices and accountability, political stability, effectiveness of the government, rules of laws, quality of rules, and control of coruption. Beside those factors, the industry players should also consider their perception on market size, the time horizon in which they will consider for strategic planning horizon, and severity of competition which will be determined by entry regulation, and transaction cost economy. Final results of the study are : Higher Educated Human Resources in construction industry are not effectively supporting the productivity of the industry, Indonesian Construction Industry Players tend to consider short term benefit than long term sustainability and growth, strategic planning time horizon contribute significantly in long term productivity, it is indicated that Indonesian Contractors are more involve in simple construction activities than the sophisticated ones. Therefore it is suggested that to improve productivity of Indonesian construction industry, There are several step to be taken: Orientation toward long term growth and planning horizon, marketing orientation toward more spohisticated project, empowerment of institution for collaboration in construction industry should be initiated, effective utilization of educated and skilled construction workers.."
2007
D1187
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Bernardi Utomo
2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azhar Fitri
"Industri manufaktur sebagai penghasil devisa negara, berperan penting dalam memperkuat struktur perekonomian Indonesia. Kuatnya struktur industri hulu dan antara (termasuk pertambangan, pengolahan, pertanian, kehutanan, dan barang modal lainnya) sebagai penghasil bahan baku yang berkontribusi terhadap pendapatan devisa negara, serta penyelaras faktor pertumbuhan sub sektor ekonomi, akan memperkuat dasar dan mendukung percepatan pertumbuhan industri turunan/hilirnya. Krisis ekonomi dan moneter yang melanda Indonesia dan negara Asia lainnya pada pertengahan tahun 1997 mengakibatkan penutupan industri yang mengandalkan bahan baku impor. Penguatan struktur industri melalui pengisian kekosongan pohon industri diharapkan mampu mengisi peluang perluasan dan pengembangan industri hilir yang berimplikasi pada penguatan struktur industri, pertumbuhan kesempatan berusaha, pertumbuhan tenaga kerja, serta alternatif penambahan devisa negara. Melalui penelusuran pohon industri petrokimia dan besi baja diharapkan akan ditemukan peluang penumbuhan industri yang kompeten dalam menyediakan bahan baku/pendukung bagi industri hilir sesuai resource base (kekayaan sumber daya) Indonesia, added value dan prospek pasar yang cerah, sehingga menghasilkan produk yang memiliki daya saing dan daya tahan di pasar internasional didukung strategi dan kebijakan yang kondusif.
Penelitian bertujuan menggali peluang usaha industri turunan petrokimia dan besi baja yang berpotensi ditumbuhkembangkan berdasarkan ketersediaan bahan baku (local content) dan permintaan (demand) produk industri. Penelitian dilakukan dengan metode kajian kepustakaan/survei dokumentasi, metode wawancara (dan pengisian kuesioner) dari narasumber terkait, serta metode evaluasi. Analisis metode deskriptif menggunakan SWOT (Strength - Weakness - Opportunities- Threat) analysis untuk mendapatkan posisi kekuatan dan kelemahan struktur industri secara internal-eksternal, selanjutnya dievaluasi dengan uji AHP (Analytical Hierarchy Process) melalui pengolahan data primer hasil wawancara/kuesioner narasumber dari DJ-ILMEA (Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Elektronika, dan Aneka), DJ-IKAH (Direktorat Jenderal Industri Kimia, Agra, dan Hasil Hutan), DJ-KLIPI (Direktorat Jenderal Kerjasama Lembaga Industri dan Perdagangan), serta DJ-IKDK (Direktorat Jenderal industri Kecil dan Dagang Kecil), Departemen Perindustrian dan Perdagangan.
Skenario prioritas pengembangan industri dengan pendekatan konsep Porter's Diamond, mengidentifikasi faktor- faktor yang mempengaruhi daya saing industri meliputi : kondisi faktor, kondisi permintaan; industri terkait/pendukung; struktur dan persaingan; serta kebijakan pemerintah. SWOT analysis terhadap posisi industri didapat turunan petrokimia dan besi baja yang sangat berpeluang dikembangkan meliputi : Acetic Anhydride; Acrylonitrile; Aniline (phenyl amine, ammobenzene); Monoethanolamine; (Ethanol amine); 0-, M- , P-Phenylenediamine; Poly methyl methacrylate; serta Vinyl acetat (Ethanyl ethanoat); Industri turunan besi baja : Alloy Pig Iron, Shaft Bars dan Semi-finish Stainless Steel. Optimalisasi sumber daya industri dalam rangka meningkatkan daya saing industri dilakukan melalui pemanfaatan potensi internal berupa maksimalisasi kekuatan struktur industri serta minimalisasi kelemahan/dampak eksternal industri. Faktor internal meliputi : optimalisasi pemanfaatan sumber daya bahan baku, orientasi pasar, penguatan ketrampilan sumber daya manusia, fasilitas manufaktur, dan jalur distribusi. Faktor eksternal meliputi : pertumbuhan permintaan, pengguna, teknologi, harga produk, serta persaingan."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T 1804
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simanjuntak, Adisty Lirasha Adharini
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi sektor-sektor ekonomi yang memiliki peran penting bagi sektor konstruksi, dengan cara menganalisa struktur anatomi cluster konstruksi Indonesia pada tahun 2008.Strategi penelitian yang digunakan adalah pendekatan analisa arsip. Penelitian ini menggunakan tabel I/O tahun 2008 yang dipublikasikan oleh Badan Pusat Statistik sebagai data input. Hubungan keterkaitan antar sektor dalam cluster dianalisa menggunakan analisa input output dan method of maxima. Hasil yang didapat melalui penelitian penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar dalam menentukan kebijakan untuk sektor konstruksi, sehingga daya saing sektor konstruksi dapat ditingkatkan

ABSTRACT
This research aims to identify the economic sectors that are important to construction sector by examining the anatomical structure of Indonesian construction cluster in 2008. The research method that is used in this thesis is archieval analysis approach. This thesis used the I/O table of 2008, published by Indonesian Central Bureau of Statistic, as the input data. The corresponding relationships between sectors in the cluster is analyzed using input output analysis and method of maxima. The result of this study is expected to be the basis to determine policy for the construction sector, thus the competitiveness of the construction sector can be enhanced."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1492
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sirma Oktaviani
"Efek liberalisasi impor terhadap produktivitas industri dapat terjadi melalui peningkatan akses variasi input serta transfer teknologi yang melekat pada produk impor. Selain kegiatan impor, faktor lain yang dapat mempengaruhi produktivitas adalah kompleksitas produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh impor bahan baku terhadap produktivitas perusahaan yang lebih banyak menghasilkan produk kompleks. Dengan menggunakan data Survei Industri Besar dan Sedang tahun 2010-2014, produktivitas level perusahaan dihitung berdasarkan metode Levinshon-Petrin (2003) untuk mengendalikan bias seleksi dan simultanitas. Sedangkan Product Complexity Index (PCI) dihitung menggunakan konsep keragaman dan ubiquity produk yang dikenalkan oleh Hidalgo&Hausmann (2009). Hasil perhitungan PCI menunjukkan rata-rata kompleksitas produk pada industri ISIC 3 digit adalah 0.0946 dengan nilai minimum -2.1324 dan maksimum 2.2157. Dengan melibatkan efek tetap perusahaan dan waktu, hasil empiris menunjukkan impor bahan baku mempengaruhi produktivitas perusahaan penghasil produk kompleks secara signifikan sebesar -0.0405. Selain itu, diketahui bahwa industri manufaktur memerlukan waktu yang lebih lama (learning effect) untuk menyerap teknologi pada produk kompleks sehingga dapat meningkatkan produktivitas perusahaan.

The effect of import liberalization on industrial productivity can occur through increased access to input variations and technology transfer inherent in imported products. In addition to import activities, another factor that can affect productivity is the complexity of the products produced by firms. This study aims to look at the effect of imported raw materials on the productivity of firms that produce more complex products. By using the 2010-2014 Large and Medium Industry Survey data, firm-level productivity is calculated based on the Levinshon-Petrin (2003) method to control selection and simultaneity bias. Whereas Product Complexity Index (PCI) is calculated using the concept of product diversity and ubiquity introduced by Hidalgo & Hausmann (2009). PCI calculation results show the average product complexity in the 3-digit ISIC industry is 0.0946 with a minimum value of -2.1324 and a maximum of 2.2157. By involving the firm's fixed effects and time, empirical results show that imports of raw materials significantly influence the productivity of firms producing complex products by -0.0405. In addition, it is known that the manufacturing industry requires a longer time (learning effect) to absorb technology in complex products so as to increase firm productivity."
Depok: Universitas Indonesia, 2019
T52947
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gilbert Sandy Santana
"Indonesia merupakan negara berkembang dan terletak di kawasan Asia yang merupakan kawasan dengan pasar yang tumbuh dengan cepat, dimana para investor asing berminat untuk ikut menanarnkan investasinya di kawasan ini. Berdasarkan kondisi diatas banyak investasi langsung dilakukan oleh investor asing dimana salah satunya adalah bidang Industri Otomotif yang rnerupakan bisnis yang menarik terlihat dari peningkatan jumlah pasar otomotif dari tahun 1997 sebesar 380.000 unit/ tahun menjadi 500.000 unit/ tahun pada tahun 1998. Namun dengan adanya krisis moneter di kawasan mi yang dirnulai dari Thailand dan akhirnya mempengaruhi Indonesia pada pertengahan 1997, maka dalam waktu 6 bulan terjadi penurunan nilai mata uang sebesar ± 80% terhadap dolar Arnerika sehingga terjadi koreksi dari pasar otomotif Indonesia menjadi 240.000 unit/tahun.
Melihat strategi investasi dari PT. X yang dilakukan waktu sebelum dan sesudah krisis moneter, dirnana keputusan akhirnya adalah membatalkan projek investasi untuk mencapai kandungan lokal (KL) 60%, sehingga fasiiitas pembebasan PPnBM dari pemerintah sebesar 20% dari hargajual tidak dapat dinikmati. Menurut penulis, strategi ini hanya berpengaruh positif terhadap jangka pendek, namun dalam jangka panjang akan rnenyebabkan berkurangnya keunggulan bersaing dan PT. X dimana dalam jangka waktu paling lama 5 tahun lagi pasar bebas untuk kawasan Asia akan segera terlaksana. Alasan utama dari PT. X melakukan strategi mi dikarenakan adanya ketidakpastian dari pasar otomotif, arah kebijakan pemerintah dan dukungan dari pihak prinsipal.
Berdasarkan temuan penulis dalam melakukan studi ini, dengan menggunakan perhitungan volume titik impas (Breakeven Volume) dan perhitungan penghematan biaya produksi, maka volume titik impas dari investasi yang dilakukan adalah sebesar 8,381 unit dimana rencana penjualan tahun 1999 sebesar 19,193 unit clan akan terjadi penghematan biaya produksi sebesar 8 Miliar Rupiah pada tahun 1999. Berdasarkan analisa faktor internal dan internal, PT. X mempunyai kekuatan untuk melakukan investasi yang pada akhirnya akan meningkatkan relatif kemampuan bersaing dari produknya secara cepat untuk menghadapi persaingan yang akan datang.Sehingga ditinjau dan analisa biaya ataupun faktor internal clan eksternal perusahaan terlihat bahwa investasi tersebut layak untuk dilanjutkan.
Walaupun pada saat ini kondisi perusahaan untuk melanjutkan investasi dirasakan sulit, menurut penulis alternatif pernecahan adalah masalah teknis pendanaan dapat dilakukan dengan mencari pendanaan dari Institusi Keuangan Internasional yang dijamin oleh pihak prinsipal Jepang dan alternatif sistim pernbayaraimya dilaksanakan satu tahun sesudah mencapai KL > 60%, dimana dananya bisa diambil dari penghernatan biaya produksi akibat fasilitas pembebasan PPnBM dari pemerintah. Untuk masalah dukungan dari prinsipal dapat diminta oleh PT. X dengan menjelaskan keuntungan yang didapat dengan dijalankannya investasi untuk pencapaian kandungan lokal minimal 60%.
Selain itu dengan dilanjutkannya investasi tersebut, maka PT. X telah menciptakan sinergi yang membuat perusahaan lebih efisien clan efektif dikarenakan sebagian besar investasi dipakai untuk membuat komponen utama dari kendaraan otornotif yang mana akan mempercepat alih teknologi di bidang ini dan meningkatakn kemampuan bersaing dari perusahaan di masa depan"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>