Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 82251 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tutur Furqon
"Penelitian ini menjelaskan tentang reformasi kebudayaan yang terjadi pada awal Republik Turki berdiri. Metode yang digunakan dalam skripsi ini adalah metode sejarah yang meliputi proses pengumpulan dan pencarian sumber kemudian mengolah data sehingga menemukan fakta. Temuan dari penelitian ini adalah adanya tiga bidang kebudayaan yang menjadi fokus utama dalam reformasi kebudayaan di Turki yaitu bidang agama, sosial dan pendidikan. Reformasi dalam bidang agama lebih terfokus kepada pemisahan agama dalam urusan pemerintahan. Reformasi dalam bidang sosial terfokus kepada penggantian simbol kebudayaan lama dengan kebudayaan barat. Reformasi dalam bidang pendidikan lebih terfokus kepada pendidikan barat yang mengesampingkan pendidikan agama. Tokoh-tokoh reformasi yang berpengaruh dalam terjadinya proses reformasi kebudayaan di Turki yaitu Ziya Gokalp, Mustafa Kemal Ataturk dan Ismet Inönü.

This research describe the culture reform that occurred in the beginning of Republic of Turkey. The method use in in this research is historical method that include the process of collecting and searching data to find the fact. This research found three sectors that become the main focus of cultural reform in Republic of Turkey. There are Religious, social and education sector. Reform in religious sector is more focused on separate the government with religion. Reform in the social sector is more focused on replace old cultural symbol with western symbol. Reform in education sector is more focused on changing the education system with western system and exclude religious subject in education system. Influential reform figures in the process of cultural reform in Turkey are Ziya Gokalp, Mustaka Kemal Pasha and Ismet Inönü."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S1941
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yulia Indraswari
"Skripsi ini membahas reformasi birokrasi di Departemen Keuangan dan strategi untuk menjalankan reformasi yang terdiri dari penataan organisasi, perbaikan bisnis proses, dan peningkatan MSDM, dalam rangka meningkatkan public service sekaligus mewujudkan good governance. Fokus penelitian ini adalah implementasi dari strategi tersebut dan kesesuaiannya dengan road map reformasi yang ada. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode ilustratif. Hasil penelitian ini menyarankan bahwa perlu adanya sosialisasi strategi reformasi dan program akuntabilitas dalam pelaksanaan strategi reformasi birokrasi di Departemen Keuangan.

The focus of this study is bureaucratic reform at the Monetary Department and their strategy to implement the reform, whereas it is containing of reinventing organization, business process reengineering and improvement of MSDM, in regards to increase the public service and to generate good governance. The purpose of this study is to understand the implementation of the strategy and its adjustment towards the available road map. This research is qualitative research with illustrative method. Result of this research is to advice on the importance of socialization of the reformation strategy and accountability program for the implementation of bureaucratic reform strategy."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Jones, Tod
Jakarta : Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2015
320.959 8 JON k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Umair Shiddiq Yahsy
"Etnis Kurdi sebagai etnis yang heterogen telah terbagi ke dalam dua kelompok dengan identitas yang berbeda. Kelompok yang pertama adalah etnis Kurdi dengan identitas berdasarkan pendekatan objektif atas asal-usul kebangsaan yang statis. Kelompok yang kedua adalah etnis Kurdi dengan identitas berdasarkan pendekatan subjektif yang dinamis bagi setiap anggotanya untuk dapat berubah dan menentukan hidupnya sendiri. Sebagian kelompok Etnis Kurdi dengan karakteristik asal-usul kebangsaan yang berbeda dengan negara dimana tempat mereka tinggal, melalui semangat etnisitasnya tersebut melahirkan konsep etnonasionalisme untuk dapat mempertahankan eksistensi identitas mereka. Di Turki, konsep nasionalisme etnik yang mereka gunakan telah melahirkan konflik, perlawanan dan pemberontakan kepada pemerintah untuk melakukan gerakan separatis dan untuk membentuk negara sendiri dalam satu kesatuan etnisitas yang absolut. Karakteristik etnis berdasarkan asal-usul kebangsaan yang dimilikinya kerap menjadikan komunitas etnis sebagai sebuah kesatuan kelompok yang memisahkan diri dari segala perbedaan. Konsep etnisitas dengan ciri-ciri budaya yang mencakup bahasa, agama dan adat istiadat yang mutlak merupakan cara bagi setiap etnis untuk mengidentifikasi identitas mereka. Namun, identitas etnis tidaklah statis dan akan selau berproses berdasarkan perubahan ciri-ciri kutural yang dinamis. Maka, identitas etnis sesungguhnya juga bergantung pada keinginan setiap anggotanya untuk dapat menentukan nasibnya sendiri.

Kurdish as a heterogeneous ethnic that has been divided into two groups with distinctive identities. The first group is Kurdish who identity based on an objective approach on a static national origin. The second group is Kurdish whose identity is based on a dynamic subjective approach for each member to change and define his own life as a nation or as an ethnic groups. Some groups of Kurds with the characteristics of national origin which differs from the country where they live, through their ethnic spirit gave birth to ethnonasionalism concept to maintain the existence of their identity. In Turkey, the concept of ethnic nationalism that they use has created conflict, resistance and rebellion to the government being a separatist movement and aiming to form their own country in a single ethnicity as a sovereign nation. Ethnicity which is based on nation identity tend to separate from all the differences as an aethnic community. Ethnicity concepts which contain cultural traits including language, religion and customs are absolutely a way for each ethnic to identify themselves. However, ethnic identity is not static and always develops, based on dynamic cultural changes. Therefore, ethnic identity also depends on the willingness of each member in determining their own destiny."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2010
S13363
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Amat Darsono
"Presiden Soeharto membangun imperium kekuasaan politik yang dipraktikan secara otoriter dan totaliter. Sistem politik yang dibangun dalam paradigma homogenitas dan oligarkis dengan jaringan patronase, menjadikan monolitik dan mandul, sebagai akibatnya adalah tidak ada kekuatan pengontrol yang efektif sehingga menjauh dari proses-proses yang demokratis, adil dan tegaknya hukum. Akibatnya pelaksanaan kebijakan terjadi distorsi dan deviasi yang menimbulkan masalah ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, hukum dan Dwifungsi ABRI. Badai krisis moneter dan ekonomi menambah beban rakyat sehingga memicu gerakan perlawanan terutama dari mahasiswa yang menuntut reformasi total segala bidang kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Penelitian ini bersifat deskriptif analitis, menjelaskan dan menganalisa perlawanan politik dengan menjawab mengapa, siapa dan bagaimana kecenderungan resistensi terhadap Soeharto dan konflik elit Golkar yang mengakibatkan Soeharto berhenti sebagai Presiden RI. Untuk itu data dikumpulkan lewat wawancara, buku, surat kabar, dan dokumen yang relevan dan kemudian dianalisis hingga memperoleh data dan informasi yang valid mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi Soeharto berhenti sebagai Presiden RI. Kerangka pemikiran yang melandasi tesis ini yaitu otoriter dan totaliter, Kuntowijoyo, Charles F. Andrain, Franz Magnis Suseno, legitimasi Ramlan Surbakti, Habermas, transisi ke arah demokrasi Huntington, perlawanan politik Mullin, Genovesse, Scott, kelompok kepentingan Gabriel A. Almond, suksesi Peter Calvert. Elit politik Robert D. Putnam, C. Wright Mills, konflik elit Kartini Kartono, Maurice Duverger, Lewis A. Cocer, Paul Conn.
Masyarakat bertekad menuntut perubahan tidak terlepas dari isu global mengenai demokratisasi, lingkungan hidup, hak asasi manusia, pasar babas dan tegaknya hukum. Sebaliknya penguasa menerapkan sistem politik yang telah usang dalam perilaku defesif dan konservatif, sehingga semakin membuat jarak kepentingan yang tajam antara penguasa dengan rakyatnya. Akibatnya semakin mempertinggi krisis kepercayaan rakyat terhadap penguasa hingga memperkuat tekad untuk melengserkan Soeharto dari kursi presiden.
Gelombang reformasi yang tinggi menimbulkan suasana darurat politik dan memicu terjadinya konflik elit politik Golkar dalam menyikapi gerakan reformasi yang menuntut Soeharto mundur. Akhirnya, Soeharto sadar tidak lagi didukung rakyat dan para elit politik pemegang kekuasaan, sehingga is mengundurkan diri dari kursi kepresidenan. Tampaknya berlaku pemikiran Huntington mengenai prahara gelombang reformasi mengakibatkan tumbangnya (collaps) kekuasaan Soeharto, dan Surbakti mengenai tidak bekerjanya institusionalisasi politik yang tepat, sehingga pandangan Peter Calvert menjadi relevan karena terjadi peralihan kekuasaan yang tidak beraturan (irregular) dan menjadi preseden buruk bagi peta sejarah politik Indonesia."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T1319
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Partimah
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1993
S8519
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2000
S25508
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Rizki Mukticaksono
"Skripsi ini membahas tentang reformasi administrasi di Mahkamah Agung Republik Indonesia di dalam lingkungan Badan Peradilan dan strategi reformasi administrasi yang digunakan oleh Mahkamah Agung dalam pelaksanaan reformasi administrasi. Strategi tersebut terdiri atas pembaruan fungsi teknis dan manajemen perkara, pembaruan fungsi pendukung dan pembaruan akuntabilitas, dalam rangka mempertajam arah dan langkah dalam mencapai cita-cita pembaruan badan peradilan secara utuh.
Fokus dalam penelitian ini adalah pelaksanaan dari strategi reformasi administrasi di Mahkamah Agung dan kesesuaiannya dengan teori yang dikemukakan oleh Dror. Penelitian ini merupakan penelitian post-positivis dengan menggunakan metode penelitian kualitatif.
Hasil penelitian menunjukan bahwa strategi reformasi administrasi di Mahkamah Agung sudah baik karena telah sesuai dengan dimensi-dimensi strategi reformasi administrasi tersebut. Namun demikian, Mahkamah Agung diharapkan berkonsultasi dengan pemerintah pusat mengenai jumlah anggaran, sumber daya manusia dan berbagai fasilitas pendukung yang dibutuhkan di dalam pelaksanaan reformasi administrasi, sehingga pelaksanaan reformasi administrasi di Mahkamah Agung dapat lebih optimal dan dapat lebih dirasakan oleh masyarakat.

This study discusses the administrative reform in the Indonesian Supreme Court within the courts and administrative reform strategies that is used by the Supreme Court in the implementation of the administrative reform. The Strategy consists of the renewal the technical and case management functions, renewal the support functions and renewal the accountability, in order to sharpen the direction and pace in achieving the ideals of reform of the judiciary as a whole.
The focus of this research is the implementation of the administrative reform strategy in the Supreme Court and compliance with the theory proposed by Dror. This is a postpositivist-based research using qualitative research methods.
The results obtained shows that the strategy of administrative reform in the Supreme Court is good because it has been in accordance with the dimensions of the administrative reform strategy. However, the Supreme Court is expected to consult with the central government regarding the amount of budget, human resources and various support facilities are needed in the implementation of the administrative reform,so that the implementation of the administrative reform in the Supreme Court can be optimized and can be perceived by the public.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S45906
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>