Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 170121 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yovita Salysa Aulia
"Air merupakan kebutuhan manusia yang sangat penting, terutama fungsinya sebagai air minum. Akan tetapi, sumber air minum yang berasal dari air tanah semakin banyak yang terkontaminasi oleh limbah cair dan resapan septik tank. Oleh karena itu, masyarakat menjadikan Depot Air Minum Isi Ulang sebagai alternatif untuk memenuhi kebutuhan air minum. Akan tetapi, kualitas air dari Depot Air Minum Isi Ulang selama ini masih diragukan yang disebabkan kurang maksimalnya filtrasi kovensional dalam menghilangkan bakteri patogen dalam air. Bakteri patogen merupakan bakteri yang dapat mengganggu kesehatan manusia. Bakteri patogen dalam air biasanya terdiri dari Vibrio cholera, Salmonella typhi, Shigella dan coliform. Biofiltrasi merupakan konsep penyaringan alternatif untuk memaksimalkan penyaringan air pada depot. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif dengan membandingkan hasil uji air suling yang melalui filtrasi konvensional dengan biofiltrasi menggunakan metode Membrane Filter. Hasil menunjukkan ada penghilangan bakteri patogen pada air yang melalui proses biofiltrasi. Sedangkan, tidak ada pengurangan kadar bakteri patogen pada air hasil filtrasi konvensional. Disarankan agar operator, pengelola, pemerintah, masyarakat dan kaum intelektual mulai menerapkan konsep ini sebagai alternatif penyaringan air yang lebih aman.

Water is a very important human needs, especially its function as drinking water. However, the source of drinking water from groundwater has contaminated by a wastewater and seepage of septic tank. Therefore, people make refill drinking water as an alternative to supply their drinking water. However, the quality of water from refill drinking water is still doubtful due to lack of maximal conventional filtration in removing bacterial pathogens in water. Pathogen bacterial is a type of bacteria that can interfere of human health. Pathogen bacterial in water usually consists of Vibrio cholerae, Salmonella typhi, Shigella and coliform. Biofiltration is an alternative filtering concept to maximize water filtration on the depot. This study used a descriptive design to compare the test results of distilled water through conventional filtration than biofiltration with Membrane Filter method. The result shows there is removal of bacterial pathogens in water through a process biofiltration. Meanwhile, there is no reduction in levels of pathogenic bacteria in the water of conventional filtration result. It is recommended that operators, managers, government, society and the intellectuals began to implement this concept as an alternative safer water filtration."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rohmania Prihatini
"Banyak masyarakat yang menggunakan Air Minum Isi Ulang (AMIU), meskipun kualitas AMIU masih diragukan terutama bila dilihat dari segi kontaminasi biologi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengukur bagaimana kualitas AMIU pada Depot Air Minum (DAM) di Kabupaten Bogor Tahun 2008- 2011. Penelitian menggunakan studi analitik deskriptif dengan desain cross sectional. Jumlah sampel yang diambil adalah DAM yang telah terdaftar di Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor dan telah memiliki sertifikat Laik Higiene Sanitasi DAM serta hasil uji laboratorium untuk bakteri Escherichia coli yang berjumlah 88 depot.
Hasil penelitian menunjukkan aspek penilaian sumber air baku sangat baik karena 79 (90%) DAM memiliki skor ≥70, aspek penilaian tandon air baku baik karena 76 (86%) DAM memiliki skor ≥70 , aspek penilaian sanitasi depot kurang karena 33 (38%) DAM memiliki skor ≥210, aspek penilaian higiene perorangan kurang karena 41 (47%) DAM memiliki skor ≥70, aspek penilaian alat produksi sangat baik karena 80 (91%) DAM memiliki skor ≥70, aspek penilaian proses pengemasan kurang karena 40 (45%) DAM memiliki skor ≥70, serta aspek penilaian manajemen dan pengendalian mutu kurang karena hanya 11 (13%) DAM memiliki skor ≥140. Hasil uji bivariat menunjukkan tidak ada perbedaan nilai skor pada ketujuh aspek penilaian kecuali pada aspek penilaian manajemen dan pengendalian mutu menunjukkan ada perbedaan nilai antara DAM yang memenuhi syarat dan tidak memenuhi syarat (P value 0,001) terhadap kualitas air minum isi ulang.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah dari 88 DAM yang diteliti, hanya 3 depot (3%) yang kualitas produk air minumnya tidak memenuhi persyaratan uji mikrobiologis sesuai dalam Kepmenkes RI No 492/MENKES/PER/IV/2010, sehingga kualitas air minum isi ulang di wilayah Kabupaten Bogor dapat dikatakan masih berada dalam kualitas yang baik.

So many people who use drinking water from water refill station, although the quality is still questionable especially when viewed in terms of biological contamination. The purpose of this study was to measure how the refill drinking water quality in water refill station in Bogor regency in time period from 2008- 2011. The study using descriptive analytical study with cross sectional design. Number of samples taken are all water refill station which has been registered in Health Department Bogor regency and have sanitation higiene certificate and laboratory test results of the bacterium Escherichia coli which is reached 88 water refill station.
The results of seven aspects assesment show that raw water source was very good because 79 (90%) water refill station has score ≥70, raw water reservoir was good because 76 (86%) water refill station has score ≥70, water refill station sanitation was less because 33 (38%) water refill station has score ≥210, personal hygiene was lack because 41 (47%) water refill station has a score ≥70, tools of production was very good because 80 (91%) water refill station has a score ≥70, packaging process was less because 40 (45%) water refill station has a score ≥70 and quality control assessment was less because 11 (13%) water refill station has a score ≥140. Bivariate test results showed no differences on seven aspects score of assessment except management and quality control assessment aspects between water refill station value which eligible and ineligible (P value 0.001) with the quality of refill drinking water.
The conclusion in this study from 88 water refill station studied only 3 water refill station (3%) does not appropriate with drinking water microbiological testing requirements according to the Decree Health Department Decision 492/MENKES/PER/IV/2010, so the quality of refill drinking water in Bogor regency can be said is still in good quality.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tegar Rezavie Ramadhan
"Permintaan terhadap air minum dalam kemasan semakin meningkat. Hal ini menjadi masalah dengan ditemukannya kontaminasi fekal coli pada produk depot air minum isi ulang di Kota Depok. Walaupun demikian, penelitian yang ada belum meneliti bakteri indikator kontaminasi fekal manusia, Escherichia coli. Selain itu, faktorfaktor yang kemungkinan mempengaruhi kontaminasi juga belum diteliti. Untuk itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran kontaminasi Escherichia coli di depot air minum isi ulang dan faktor yang kemungkinan berhubungan dengan terjadinya kontaminasi, yaitu higiene perorangan operator serta sanitasi lingkungan depot air minum. Penelitian yang dilakukan bersifat kuantitatif deskriptif dengan mengambil sampel sebanyak 21 depot di Kecamatan Pancoran Mas, Depok. Jumlah E. coli dienumerasi dengan teknik MPN. Sedangkan higiene perorangan dan sanitasi lingkungan dikuantifikasi dengan skoring. Hasil penelitian menemukan bahwa dari 21 depot yang diteliti ada dua depot (9.5%) terkontaminasi Escherichia coli. Depot yang terkontaminasi masing-masing terletak di wilayah kerja Puskesmas Cipayung dan Depok Jaya. Hasil observasi mengindikasikan bahwa sanitasi lingkungan kemungkinan lebih berpengaruh terhadap terjadinya kontaminasi pada air minum bila dibandingkan dengan higiene perorangan. Untuk itu peneliti menyarankan agar pengusaha melengkapi sarana dan prasarana sanitasi serta menjaga kebersihan DAMIU miliknya.

The demand of packaged water products is increasing. This create problems as the findings of fecal contamination on those water refilling station packaged water products is becoming often in Depok. Even so, the previous research have not examine human faecal bacteria indicator, Escherichia coli. Some more the factors that have influence to contaminate have not examine too. Therefore, this research is conducted to projects the Escherichia coli contamination on the products along with its risk, personal hygiene and environment sanitation. This is a quantitative descriptive research that acquires sample from 21 depot in Pancoran Mas Subdistrict, Depok. Quantity of E. coli was enumerated by MPN. Whereas personal hygiene and enviroment sanitation was quantified by scoring. Research detects the Escherichia coli contamination on two (9.5%) the sample products from 21 samples was taken. Contaminated depot reside in Puskesmas Cipayung and Depok Jaya working area. Observation indicate that environment sanitation have higher possibility to contaminate water product than personal hygiene. Therefore, researcher suggest to water refilling enterpriser for completing sanitation infrastructure and keep clean their the water refilling station.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anynda Putri Assyifa
"Latar Belakang: Diare pada balita merupakan salah satu penyakit menular yang masih menjadi suatu permasalahan di dunia, seperti Indonesia. Diare pada balita telah masuk ke dalam 10 besar penyakit terbanyak ditemukan dan dilayani di Kota Depok. Salah satu kecamatan yang berada di Kota Depok adalah Kecamatan Limo, dimana jumlah kasus diare yang dilayani mengalami peningkatan dari tahun 2019 dan 2020. Banyak sekali penyebab dari diare pada balita, salah satunya adalah mengonsumsi air minum isi ulang yang terkontaminasi oleh bakteri Escherichia coli. Selain itu juga, beberapa penelitian sebelumnya juga menghasilkan bahwa diare pada balita dapat disebabkan oleh faktor perilaku (perilaku cuci tangan, pemberian ASI eksklusif, dan kebiasaan membuang tinja balita) dan faktor lingkungan (jenis lantai rumah, kondisi jamban, dan kondisi tempat sampah).
Tujuan: Menganalisis hubungan antara kontaminasi Esherichia coli pada DAMIU (Depot Air Minum Isi Ulang) dengan kejadian diare pada balita di wilayah kerja Puskesmas Limo, Kota Depok tahun 2021.
Metode: Penelitian kuantitatif dengan desain studi cross-sectional yang telah dilakukan pada balita yang tinggal di Kecamatan Limo, yaitu sebanyak 180 balita.
Hasil: Terdapat hubungan yang signifikan antara kontaminasi E. coli pada DAMIU (p = 0,000; OR = 4,204), pemberian ASI eksklusif (p = 0,006; OR = 2,760), kebiasaan membuang tinja balita (p = 0,001; OR = 3,222), perilaku cuci tangan (p = 0,003; OR = 2,899), kondisi jamban (p = 0,013; OR = 2,879), dan kondisi tempat sampah (p = 0,002; OR = 3,080) dengan kejadian diare pada balita.

Background: diarrhea in children is one of communicable disease that still becoming a problem in the world, including Indonesia. Diarrhoea in children is a top 10 disease that has been found in Depok City. One of the sub-districts in Depok City is Limo, where has experienced increasing the number of children diarrhea cases from 2019 and 2020. There are plenty of causes of children diarrhoea, and one of them will be consuming an Escherichia coli contaminated refill drinking water. Furthermore, some of previous studies resulted that diarrhea in children can be caused by behavioral factors (such as hand-washing behavior, handling toddler’s faeces behavior, and exclusive breastfeeding behavior) and environmental factors (such as latrine condition, the types of house floor, and garbage condition).
Objective: To analyze the relation between Escherichia coli contamination in refill drinking water depot and children diarrhea age under 5 years old in Community Health Center of Limo Working Area, Depok City in 2021,
Methods: A quantitative study with cross-sectional design has been done to 180 children who lives in Sub-district Limo.
Results: There are significant relations between E. coli contamination in refill drinking water depot (p = 0,000; OR = 4,204), exclusive breastfeeding behavior (p = 0,006; OR = 2,760), handling toddler’s faeces behavior (p = 0,001; OR = 3,222), hand-washing behavior (p = 0,003; OR = 2,899), latrine condition (p = 0,013; OR = 2,879), and garbage condition (p = 0,002; OR = 3,080) to diarrhea in children.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sousa, Tomasia A.M. DO R.E.
"Penyakit diare di Kecamatan Dom Aleixo merupakan masalah utama kesehatan masyarakat dengan angka kesakitan tinggi dan lebih banyak terjadi pada balita. Di setiap tahun diperkirakan 1.976 balita (49,63%) menderita diare dari 3.981 penderita. Air minum dari depot isi ulang yang tercemar oleh Escherchia coli dapat berisiko menyebabkan diare terutama pada balita yang mengkonsumsinya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan Escherichia coli pada depot air minum isi ulang dengan kejadian diare pada balita di Kecamatan Dom Aleixo tahun 2012. Rancangan penelitian menggunakan studi Cross Sectional.
Hasil uji statistik Escherichia coli pada depot air minum isi ulang p value = 0,02; OR = 8,55, pendidikan ibu p value = 0,006; OR = 3,16, perilaku cuci tangan p value = 0,02; OR = 2,59.
Kesimpulan ada hubungan secara signifikan antara Escherichia coli pada depot air minum isi ulang, pendidikan ibu dan perilaku cuci tangan ibu dengan kejadian diare pada balita di Kecamatan Dom Aleixo Kabupaten Dili tahun 2012.

Diarrheal disease in the sub district Dom Aleixo is a major public health problem with high morbidity and more common in infants. In each year an estimated 1,976 toddlers (49.63%) of 3,981 patients sufferi from diarrhea. Drinking water from refill depot contaminated by Escherichia coli can cause diarrhea, especially at-risk infants who consume them.
This study aims to determine the relationship between Escherichia coli in drinking water refill depot and the incidence of diarrhea in toddlers in Sub district Dom Aleixo in 2012. The study design uses Cross Sectional Study.
The results of the statistical test Escherichia coli in drinking water refill depot are p value = 0.02; OR = 8.55, p maternal education value = 0.006; OR = 3.16, hand washing behavior of value = 0.02; OR = 2,59.
Conclusion there are is significant relationship between Escherichia coli in drinking water refill depot, maternal education and mother's hand-washing behavior and the incidence of diarrhea in toddlers in Sub Distrcit Dom Aleixo, Dili District in 2012.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Eria Febriani
"Kecamatan Jatinegara merupakan salah satu wilayah dengan kasus diare tertinggi di Jakarta Timur. Prevalensi diare balita tahun 2014 sebesar 3.525 balita (9,65%). Air minum isi ulang yang terkontaminasi oleh Escherichia coli berisiko menyebabkan diare pada balita mengkonsumsinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan keberadaan Escherichia coli pada depot air minum isi ulang dengan kejadian diare pada balita penggunanya di Kecamatan Jatinegara tahun 2014. Disain penelitian menggunakan studi Cross sectional. Hasil uji statistik Keberadaan Escherichia coli pada depot air minum isi nilai p= 0,035: OR =2,360, tingkat pendidikan ibu nilai p =0,030; OR= 2,417, perilaku cuci tangan ibu nilai p= 0,045;OR= 2,222. Kesimpulan ada hubungan signifikan antara Escherichia coli pada depot air minum isi ulang, pendidikan ibu, perilaku cuci tangan ibu dengan kejadian diare pada balita di Kecamatan Jatinegara tahun 2015.

Jatinegara Sub District is an area with the highest incidence of diarrhea in East Jakarta. Diarrhea prevalence on toddler in 2014 is 3525 (9,65%). Drinking water refill that have been contaminated Eschericia coli risk to cause diarrhea to toddler who consume it. The goal of this research is to identify relationship between Eschericia coli presence in drinking water refill and incidence of diarrhea on toddlers in Jatinegara Sub District in 2015. Design used of this research is cross sectional. Result of the research show that Eshericia coli in drinking water refill depot is p = 0,035; OR= 2,360, education level of mothers p=0,030; OR = 2,417, mother hand washing behaviour p=0,045; OR= 2,222. The conclusion of the research shows that there is significant relationship between Eschericia coli presence in drinking water refill depot, mother education level, mother hand washing behavior and incidence of diarrhea on toddlers in Jatinegara district in 2015.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S59022
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edy Martono
"Penyakit diare masih menjadi penyakit endemis di Indonesia dan berpotensi menjadi KLB yang sering terjadi kematian Kemenkes, 2016. Kasus diare di Kabupaten Kebumen dari tahun ke tahun cenderung mengalami peningkatan. Prevalensi diare balita di Kecamatan Kebumen sebesar 111,1 per 1.000. Balita sebagai populasi yang rentan beresiko terkena diare bila mengkonsumsi air minum isi ulang yang terkontaminasi coliform.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kontaminasi coliform pada depot air minum isi ulang dengan diare balita konsumennya di wilayah Kecamatan Kebumen tahun 2017. Desain penelitian ini menggunakan studi cross sectional yang bersifat deskriptif. Pengumpulan data dengan melakukan wawancara, observasi, dan pemeriksaan sampel air minum isi ulang di laboratorium.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak ada hubungan kontaminasi coliform pada depot air minum isi ulang dengan diare balita penggunanya. Variabel yang berhubungan dengan diae balita adalah perilaku cuci tangan p=0,05 OR=2,6, hygiene sanitasi makanan/minuman ibu atau pengasuh balita p=0,02 OR=3,3, sarana air bersih p=0,004 OR=2,7, dan penanganan sampah p=0,03 OR=2,8. Kontaminasi coliform berisiko sebesar 7,8 kali lebih tinggi menyebabkan kejadian diare setelah dikontrol variabel umur ibu atau pengasuh balita, perilaku cuci tangan, hygiene sanitasi makanan/minuman, tingkat pengetahuan, sarana air bersih, sarana jamban, dan penanganan sampah.

Diarrhea is still an endemic disease in Indonesia and has the potential to become a frequent outbreak of death Kemenkes, 2016. Cases of diarrhea in Kebumen District from year to year tend to increase. The prevalence of toddlers diarrhea in Kecamatan Kebumen is 111.1 per 1,000. Toddlers as a vulnerable population at risk of diarrhea when consuming contaminated refilled drinking water of coliform.
This study aims to determine the relationship between coliform contamination at refill drinking water depot with toddlers consumer diarrhea in Kebumen sub district in 2017. The design of this study used a descriptive cross sectional study. Data collection by conducting interviews, observation, and examination of refill drinking water samples in the laboratory.
The conclusion is that there is no relation of coliform contamination to refill drinking water depot with diarrhea of toddlers. The variables associated with toddlers are hand washing behavior 0,05 OR 2,6, hygiene and food sanitation of mother or toddler caregiver p 0,02 OR 3,3, clean water facilities p 0,004 OR 2,7, and waste management p 0,03 OR 2,8. Coliform contamination at risk 7.8 times higher causes diarrhea occurrence after controlled age variable of mother or toddler caregiver, handwashing behavior, hygiene and food sanitation, knowledge level, clean water facility, latrine facility, and garbage handling.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S67255
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sekar Astrika Fardani
"Diare merupakan salah satu penyakit menular dengan peningkatan kasus kesakitan dan kematian yang signifikan, terutama pada golongan umur di bawah lima tahun. Jawa Barat memiliki kasus diare terbanyak di Indonesia, dimana dari 25 kota yang terdapat di Jawa Barat, Depok merupakan salah satu kota dengan kasus diare yang tinggi.
Penelitian ini dilakukan untuk melihat ada atau tidaknya hubungan antara Escherichia coli dalam air minum dan kondisi sarana sanitasi dasar dengan kejadian diare akut pada balita di wilayah kerja puskesmas Pancoran Mas, Depok, tahun 2012. Penelitian ini menggunakan disain studi case control dengan analisis multivariat. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi, dan pemeriksaan laboratorium untuk sampel air minum.
Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa variabel yang berhubungan dengan diare akut pada balita adalah Escherichia coli dalam air minum (p=0,023; OR=5,182), sarana air bersih (p=0,000; OR=16,421), saluran pembuangan air limbah (p=0,006; OR=6,088). Variabel sarana pembuangan sampah (p=0,950), sarana pembuangan tinja (p=0,487), perilaku cuci tangan (p=0,374), higiene sanitasi makanan dan minuman (p=0,320), dan tingkat pengetahuan (p=0,109) tidak berhubungan dengan diare akut.
Kesimpulan dalam penelitian ini adalah ada hubungan yang signifikan antara Escherichia coli dalam air minum, sarana air bersih, dan saluran pembuangan air limbah dengan diare akut pada balita di wilayah kerja puskesmas Pancoran Mas, Depok. Faktor risiko yang paling dominan menyebabkan diare akut pada balita adalah sarana air bersih.

Diarrhea is one of communicable disease which raising morbidity and mortality significantly, especially in underfive years children. West Java has highest cases of diarrhea in Indonesia, which is from 25 city in West Java, Depok has high cases of diarrhea.
This study aims to analyze association of Escherichia coli in drinking water and condition of basic sanitastion with underfive years children acute diarrhea in region of Puskesmas Pancoran Mas, Depok. This study use case control design, with multivariate analyze. The Information collected by interviews, observation, and laboratorium analyze of drinking water sample.
Result of this study show that Escherichia coli in drinking water (p=0,023; OR=5,182), clean water (p=0,000; OR=16,421), and waste disposal (p=0,006; OR=6,088) have association with underfive years children acute diarrhea. Whereas, rubbish disposal (p=0,950),disposal of feces (p=0,487), handwashing behavior (p=0,374), hygiene sanitation food and drink (p=0,320), and knowledge (p=0,109) have not association with underfive years children acute diarrhea.
Conclusion of this study is Escherichia coli in drinking water, clean water, and waste disposal has association with underfive years children acute diarrhea in region of Puskesmas Pancoran Mas, Depok. Main risk factor which causes underfive years children acute diarrhea is clean water.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S45545
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sofia Hikmatussa’diah
"roses ozonisasi katalitik sebagai pre-treatment pengolahan air gambut menjadi air minum difokuskan pada efektivitas penyisihan parameter Warna, Total Fe, COD, Total Coliform, dan Kekeruhan. Perbandingan eksperimen dilakukan antara O3, O3/UV, O3/UV/Fe, dan O3/UV/Fe tanpa KFS (Koagulasi, Flokulasi, Sedimentasi) dengan O3/UV/Fe yang dilanjutkan dengan KFS. Berdasarkan hasil percobaan, proses penyisihan optimum terjadi pada proses O3/UV/ZVI pada pH 5 + KFS (dosis tawas: 40 ppm) dengan kondisi awal meliputi kecepatan pengadukan saat ozonisasi (300 rpm), suhu (27°C ), volume sistem (250 mL), dan dosis katalis ZVI (1 g/L) dengan proses ozonisasi secara kontinyu selama 60 menit. Proses koagulasi berjalan dengan pengadukan 120 rpm (1 menit), diikuti dengan flokulasi 40 rpm (20 menit), dan sedimentasi (15 menit). Proses kombinasi O3/UV/ZVI + KFS mampu menyisihkan dua kali penyisihan, yaitu setelah O3/UV/ZVI (77%) dan setelah KFS (88%), COD (100%), Total Fe (100%), Total Coliform (100%), dan kekeruhan (89%). Pada proses yang dipilih, mekanisme kinetika orde dekolorisasi warna tidak sesuai dengan data eksperimen, dikarenakan penurunan dekolorisasi yang sangat tinggi pada rentang waktu tertentu, namun pada proses O3/ZVI reaksi berjalan dengan mekanisme kinetika orde nol dengan nilai R2 (0,9887) dengan nilai k0 sebesar 10,89 mg/L.menit yang menandakan proses dekolorisasi berjalan dengan cepat. Sementara itu, nilai EEO pada percobaan yang dipilih adalah 58,95 kWh/m3 per orde.

The catalytic ozonation process as a pre-treatment for peat water treatment into drinking water focused on the effectiveness of the removal of Color, Total Fe, COD, Total Coliform, and Turbidity parameters. Experimental comparisons were made between O3, O3/UV, O3/UV/Fe and O3/UV/Fe without KFS (Coagulation, Flocculation, Sedimentation) with O3/UV/Fe followed by KFS. Based on the experimental results, the optimum removal process occurred in the O3/UV/ZVI process at pH 5 + KFS (alum dose: 40 ppm) with initial conditions including stirring speed during ozonization (300 rpm), temperature (27°C ± 0.495), system volume (250 mL), and ZVI catalyst dose (1 g/L) with a continuous ozonization process for 60 minutes. The coagulation process runs with 120 rpm stirring (1 min), followed by 40 rpm flocculation (20 min), and sedimentation (15 min). The O3/UV/ZVI + KFS combination process was able to remove twice the removal, namely after O3/UV/ZVI (77%) and after KFS (88%), COD (100%), Total Fe (100%), Total Coliform (100%), and turbidity (89%). In the selected processes, the color decolorization order kinetics mechanism does not match the experimental data, due to the very high decrease in decolorization in a certain time range, but in the O3/ZVI process the reaction runs with a zero-order kinetics mechanism with an R2 value (0.9887) with a k0 value of 10.89 mg/L.min which indicates that the decolorization process runs quickly. Furthermore, the EEO value in the selected experiment was 58.95 kWh/m3 per order."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sukanda
"Penyediaan air minum merupakan salah satu kebutuhan utama bagi manusia untuk hidup dan menjadi faktor penentu dalam kasehatan dan kesejahteraan manusia. Dalam memenuhi kebutuhan air minum masyarakat lebih meyukai air minum dalam kanasan(AMDK) yang ini adalah ada hubungan antara kualitas bakteriologis air minum depot dengan kejadian diare pada bayi di Kecamatan Cimanggis Kota Depok tahun 2008. Data yang dihasilkan dianalisa secara univarial, bivariat, multivariat dan uji interaksi. Secara staristik faktor berisiko yang menyebabkan terjadinya diare di Kecamatan Cimanggis Kota Depok adalah 1.) Higiene dan sanitasi makanan dan minuman 2). Perilaku cuci tangan ibu/pengasuh bayi, dan 3). Sumber air bersih lain. Pada multivaxiat faktor yang paling dominan yang berhubungan dengan kejadian diare Serta model akhir terjadinya diare pada bayi di Kota Depok tahun 2008 adalah "Faktor Perilaku Cuci Tangan Ibu yang berinteraksi dengan hygiene sanitasi makanan-minuman secara bersamaan", dengan OR sebesar 4,554 kali diproduksi oleh industri besar dan mewah melalui proses yang otomatis sem disertai pengujian laboratorium sebelum air tasebut diedarknn sehingga dianggap lebih praklis dan higienis. Namun AMDK semakin mahal dan masyarakat beralih pada air minum dari depot air minum yang harganya 1/3 dari AMDK walaupun masyarakat masih meragukan kualitasnya karena belum ada informasi yang jelas mengenai proses, perizinan dan peraturan tentang peredaran dan pengawasannya. Sedangkan pesyaratan kualitas air untuk keperluan minum dan rumah tangga haruslah memenuhi persyaratan fisik, kimia, bakteriologis dan radioaktif. Persyaraian bakteriologis mempunyai peranan yang sangat penting dalam menimbulkan gangguan kesehatan atau penyakit gangguan saluran pencernaan karena sifatnya yang akut seperti diare bila kualitas bakteriologis tidak tapenuhi. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji hubungan antara kualitas bakteriologis (Ecoly air minum depot, sarana sanitasi lingkungan (sarana air bersih, Jamban keluarga dan sarana pembuangan sampah), higiene dan sanitasi makanan/minuman, perilaku cuci tangan ibu/pengasuh bayi, karakteristik bayi (status gizi, stmus irnunisasi, ) dan karakteristik keluarga bayi (pendidikan ibu dan pmdapatan keluarga) dengan kejadian diare pada bayi di Kecamatan Cimanggis Kota Depok tahun 2008. Disain penelitian adalah kasus komrol, dengan jumlah sampel pada kasus sebesar 75 responden dan kontrol 75 responden. Hipomis dalam penelitian.

Dringking Water is one ofthe main needs for people to live and a key factor in the health and welfare of human, In meeting the needs of drinking water, more people like drinking water in the packaging (AMDK) produced by big industry and has been through automatic process and testing laboratory before distributed so that it is considered more practical and hygienic. However AMDK the more expensive and people move on drinking water from drinking water depot price of 1 / 3 of AMDK Although people are still doubting to the quality because there is no clear information about the process, licensing and regulation of circulation and control. While the requirements of water quality for drinking and household must meet the requirements of the physical, chemical, bacteriological and radioactive. Terms of bacteriological (E.eoli) has a "very important roie inthe cause health or disease interference charutel is due to the digestion such as acute diarrhea if the quality is not met. This study aims to examine the relationship between the quality of bacteriological (E.coIi) depot drinking water, environmental sanitation facilities (water, toilet facilities and household waste disposal), hygiene and sanitation, food / beverage, hand-washing behavior of U18 mother / baby sitter, characteristics baby (nutrition status, immunization status,) and family characteristics of infants (maternal education and family income) with diarrhea outbreak in infants in the District Cimanggis Depok City in 2008. Research design is the case with 75 cases and 75 control. Hypothesis in this research is: is there any relation between water quality (E. coli) &om water reilling station with incidence of baby diarrhea 7 Data taken from observation is analyzed by univariate, bivariate, interaction test and of multivariate. From statistical view the risk factors that cause diarrhea in District Cimanggis Depok are; 1). Hygiene and sanitation, food and beverages. 2). Hand-washing behavior ofthe mother/ baby sitter, and 3). Another source of clean water. The most dominant factor related to the diarrhea outbreak and the end of a model of diarrhea in infants in the city oflakarta in 2008 is a "factor ofwashirrg Hands with Mother of Hygiene, sanitation, food drink together" with the OR of 4.554 times.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
T33860
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>