Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 92595 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Eka Wardaningdiah
"ABSTRAK
Salah satu tugas dan fungsi DOLOG JAYA adalah menjaga stabilitas harga beras di Jakarta, dengan menguasai jumlah persediaanyang besar. Dalam menjalankan tugasnya, kondisi objektif yang dihadapi DOLOG JAYA adalah : tidak meratanya produksi beras yang masuk Jakarta dan jumlah konsumsi yang dibutuhkan sepanjang tahun. Masalah utama dalam mengelola jumlah persediaan adalah menentukan jumlah persediaan yang optimal dengan memperhatikan faktor penerimaan dan penyaluran, begitu pula halnya dengan DOLOG JAYA. DOLOG JAYA menerapkan manajemen persediaan berasnya dengan menerapkan perencanaan persediaan, menggerakkan dan mengorganisasikan, serta pengawasan persediaan. Perencanaan persediaan beras dilakukan dengan menggunakan analisa penerimaan dan penyaluran, yaitu: penawaran dan permintaan dalam menentukan jumlah persediaan yang optimal. Metode Economic Order Quantity sebagai alat analisa pembahasan persediaan tidak dapat dipergunakan sepenuhnya, karena asumsi Metode Economic Order Quantity tidak dimiliki oleh DOLOG JAYA. Untuk itu penulis mengemukakan metode peramalan ( regresi) sebagai alat analisa yang lebih mendekati kenyataan, serta perhitungan persediaan pengaman untuk mendukung metode peramalan. Pengorganisasian DOLOG JAYA yang mendukung pelaksanaan persediaan tertuang dalam SK Kepala BULOG Nomor 234/KA/12 tahun 1900 yang disempurnakan melalui SK Kepala BULOG Nomor 1000/KA/ll tahun 1985. Serta menggerakkan pelaksana dilakukan oleh Kepala DOLOG JAYA yang diinstruksikan kepada masing-masing kepala bidang dan unit kerjanya. Pengawasan persediaan beras dilakukan melalui; pengawasan terhadap perencanaannya, pengawasan mutu, penilaian persediaan dan pengawasan administrasi persediaan. "
1990
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Tasril Lebe
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1984
S17111
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sunjaya Purwadisastra
"ABSTRAK
pangan merupakan kebutuhan dasar manusia. Oleh sebab itu ketersediaannya adalah hal yang
mutlak. Dalam kaitannya dengan ketersediaan ini aspek distribusi menjadi strategis. Dihadapkan
dengan kedudukan DKI Jakarta sebagai ibu kota, distribusi pangan, dalam hal ini beras, dapat
mengganggu dinamika masyarakat yang dapat mempengaruhi ketahanan wilayah. Oleh sebab itu
efisiensi distribusinya nienjadi permasalahan yang menarik. Penelitian ini berjudul ?Efektifitas
Distribusi Beras di DKI Jakarta, Tinjauan Aspek Ketahanan Wilayah dengan tujuan untuk
melihat kecenderungan permintaan betas sepuluh tahun terakbir di DKI Jakarta seiring dengan
kecenderungan pertumbuhan penduduk, mendeskripsikan pola suplai untuk memenuhi
permintaan tersebut, menentukan model distribusi beras dan lokasi suplai ke lokasi permintaan
di wilayah DKJ Jakarta agar terdapat efisiensi. Metode yang digunakan adalah metode kuantitatif
dan kualitatif. Metode kuantitatif digunakan untuk melihat kecenderungan kebutuhan pangan
sehubungan dengan pertumbuhan penduduk. Sedangkan metode kualitatif digunakan untuk
menganalisis setiap gejala yang timbul dan kecenderungan kebutuhan beras yang terjadi yang
ditemukan dan metode kuantitatif. Dari hasil perhitungan kecenderungan pertumbuhan
penduduk DKI Jakarta, selaras dengan pemikiran dasar dari Maithus, maka dapat diketahui
bahwa terdapat kecenderungan yang terus meningkat terhadap kebutuban beras. Peningkatan ini
pada suatu periode pemenuhannya tidak dapat dilakukan, mengingat dari penghitungan
berdasarkan data lapangan, stok beras yang ada menyusut tidak berimbang dengan pertumbuhan
penduduk. Menurut pedagang dan praktisi perberasan, kondisi demikian ¡tu bisa terjadi berkaitan
dengan musim, hasil panen raya dan paden gaduh. Untuk mengantisipasi hal tersebut dilakukan
impor beras. Namun pada dasarnya kebutuhan beras di dki Jakarta bertumpu pada lima daerah
sentra beras, selaras dengan kebijaksanaan pangan yang menetapkan bahwa kebutuhan betas
impor hanyalah sebagai pelengkap dad kekurangan yang tidak dapat dipenuhi oleh beras lokal.
Untuk mendukung bal tersebut kebijaksanaan pangan nasional menetapkan target pencapaian
swasembada besas yang didukung oleb sistem pangan yang mampu meregulasi pemenuhan
kebutuhan heras. Mendukung bal tersebut sistem agribisnis perlu diintensifkan, terlebih bila
dihadapkan dengan pola perekonomian yang terbuka alias mengglobai. Kondisi di atas
merupakan fondasi awal efisiensi distribusi heras DKI Jakarta sehubungan dengan
ketersediaannya (stok). Dad internal distribusi perlu dilakukan pemangkasan bagan distribusi
dengan mengembangkan Grosin Wilayah menjadi sekaligus berkemampuan food station ata
yang disebut food station . Kemampuan food station plus ini berpengarub pada aspek biaya
distnibusi karena dapat meznangkas biaya kuli. Penelitian ini mencoba mengkonstruksi suatu
model linier yang mampu menghitung biaya total transportasi yang efisien untuk distribusi heras
dad lokasi suplai ke lokasi permintaan. Basil penelitian ini menunjukican betapa pertimbangan biaya transportasi penting sebagai bahan pertimbangan untuk memenuhi alokasi permintaan di lima wilayah DKI Jakarta.
"
2001
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rudi Bahtiar
Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1987
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ibnu Hadi Harsongko
1986
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Olly N. Luddin
1987
S17640
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Neneng Gusniarti
"Kedele merupakan salah satu sumber protein nabati utama baik bagi manusia maupun hewan (ternak), di samping peranannya sebagai sumber lemak dan vitamin. Kandungan zat yang dimiliki kedele memungkinkan bahan makanan ini dimanfaatkan oleh mikroorganisme misalnya kapang, untuk mendapatkan energinya. Gudang sebagai tempat penyimpanan sementara sebelum bahan makanan ini sampai di tangan konsumen, ternyata sangat berpengaruh terhadap kualitas kedele tersebut, di samping proses penanganan saat pasca panen berlangsung.Dalam penelitian ini diperiksa dan diidentifikasi jenis-jenis kapang yang terdapat pada sample kedele yang diambil dari gudang-gudang Dolog Jaya, serta dihitung berapa berat kontaminasinya. Medium yang digunakan adalah Taoge ekstrak Agar, Czapek Dox Agar, dan Malt Ekstrak Agar. Perhitungan mikroorganisme dilakukan dengan menggunakan metode ?Total Plate Count?. Dari penelitian ini, diperoleh kesimpulan bahwa sampel kedele yang diambil dari gudang Dolog Jaya ternyata terkontaminasi oleh berbagai jenis kapang, dan berat kontaminasinya berkisar antara 60--830 koloni/g kedele pada sampel dari gudang bedinding seng dan 140--1100 koloni/g kedele pada sampel dari gudang berdinding beton."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1987
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Waskito
"Menghadapi desentralisasi upaya kesehatan dasar dan rujukan serta perkembangan sistem pelayanan kesehatan, kemampuan manajemen pada jajaran Dinas Kesehatan Daerah Khusus Ibukota Jakarta Raya menjadi salah satu pilar dari derajat pencapaian upaya kesehatan di Daerah Khusus Ibukota Jakarta Raya. Penelitian yang ada jarang membahas effektifitas manajemen secara berkesinambungan dari propinsi sampai kecamatan. Demikian juga peranan manajer sebagai bawahan belum diteliti secara luas, meskipun diakui peranan khusus manajer menengah dalam fasilitasi ataupun menghambat implementasi. Terdapat berbagai konsep maupun pendekatan yang populer terhadap manajemen; pendekatan tersebut dapat merupakan sistem manajemen yang terintegrasi, kontribusi faktor manajemen terhadap effektifitas organisasi maupun kontribusi individu terhadap prestasi organisasi.
Penelitian ini bertujuan untuk menguraikan efektifitas fungsi manajemen, ditinjau dari kontribusinya terhadap efektifitas organisasi. Sebagai kriteria efektifitas organisasi diambil dua kriteria yang diperkirakan bersumber pada kontribusi manajemen yaitu fleksibilitas organisasi sistem pelayanan kesehatan serta produktifitas dan adaptifitas implementasi program. Sebanyak sepuluh variabel manajemen yang merupakan agregat aktifitas manajerial disusun sebagai variable bebas. Sedangkan pentingnya faktor lingkungan diwakili oleh satu variabel kendali yaitu pengaruh penetapan target program oleh Departemen Kesehatan Pusat. Konteks manajemen pemerintahan dan manajemen pembangunan tetap perlu diperhatikan dan diuraikan seperlunya, demikian pula gambaran umum dari sistem pelayanan kesehatan ( jaringan, jenis pelayanan kesehatan, masalah -masalah yang dihadapi ) diuraikan secara ringkas agar dapat memberikan gambaran subsistem -subsistem lain yang berinteraksi dengan sistem manajemen. Pengaruh tipe organisasi terhadap perilaku manajemen, dikendalikan dalam bentuk variabel kosong tipe organisasi dan dilihat hubungannya dengan variable tergantung.
Penelitian ini dilakukan dengan disain deskriptif dan pendekatan sekat silang, kemudian dilanjutkan dengan pengujian hipotesa. Unit analisa adalah organisasi dan unit dalam organisasi, sedangkan para manajer eselon 3 dan 4 kecuali Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Raya) menjadi representan bagi organisasi. Data primer diambil dari kuesioner yang dibagikan kepada para responden beserta wawancara terbatas mengenai tujuan penelitian dan kejelasan pengisian kuesioner. Data sekunder diambil dari dokumen baik pada Dinas Kesehatan Daerah Khusus Ibukota Jakarta Raya, maupun Suku Dinas Kesehatan. Untuk memperkirakan derajat pencapaian digunakan beberapa rujukan seperti instrumen Karya Utama Nugraha, Profil Kesehatan Indonesia , Warta Puskesmas maupun Repelita V bidang Kesehatan DKI Jakarta Raya dengan modifikasi.
Analisa statistik yang digunakan adalah analisa prosentase, tabel silang uji Khi-kuadrat, uji eta, uji d Somers, uji Kolmogorof--Smirnov satu sampel , analisis varian klasifikasi tunggal dan uji korelasi dan regresi linier sederhana maupun regresi linier berganda. Ternyata didapatkan asosiasi positif antara variabel fasilitasi kepemimpinan, karakteristik perencariaan maupun kompleksitas tugas dengan variabel fleksibilitas organisasi sistem pelayanan kesehatan ( pada p = 0,05) serta variabel menyusun hubungan dan fleksibilitas tindakan ( p =0,10). Sedangkan variabel komunikasi formal memberikan kecenderungan berlawanan dengan fleksibilitas sistem pelayanan kesehatan namun dengan kekuatan asosiasi yang sangat lemah. Variabel fleksibilitas tindakan juga berkorelasi posistif dengan variabel proaktifitas dan adaptifitas implementasi program ( p = 0,1 ) demikian juga variabel orientasi karir manejemen, menyusun hubungan, fasilitasi kepemimpinan, proporsi jenis pengendalian, karakteristik perencanaan dan kompleksitas tugas berkorelasi positif dengan proaktifitas dan adaptifitas implementasi program (p=0,05).
Dengan demikian kontribusi manajemen pada effektifitas organisasi dapat ditelusuri berdasarkan korelasi dan regresi bivariat, dibandingkan dengan teori yang ada.Kesimpulan tidak langsung mengenai efektifitas fungsi manajemen, didasarkan pada uji hipotesa diantara berbagai variabel manajemen dengan kriteria efektifitas organisasi.Selain itu dapat diamati distribusi frekwensi tiap variabel manajemen. Ternyata tidak semua variabel manajemen berkorelasi dengan efektifitas organisasi.Variabel komunikasi formal dinyatakan sangat penting dalam meningkatkan efektifitas manajemen; sedangkan variabel pendidikan formal, pelatihan dan masa kerja maupun variabel orientasi karir manajemen merupakan bagian dari manajemen sumber daya manusia. Dengan demikian hubungan yang lemah dan berlawanan maupun tidak adanya korelasi antara variabel-variabel tersebut dengan fleksibilitas organisasi sistem pelayanan kesehatan maupun proaktifitas dan adaptifitas implementasi program,cenderung menunjukkan kurang efektifnya fungsi manajemen.Sedangkan korelasi positif antara variabel manajemen lainnya ( selain variabel rentang kendali) dengan fleksibilitas organisasi sistem pelayanan kesehatan dan proaktifitas dan adaptifitas implementasi program cenderung menunjukkan effektifnya fungsi manajemen.
Analisis varian klasifikasi tunggal antara kelompok responden berdasarkan tipe organisasi dengan kedua variabel tergantung menunjukkan hasil tidak signifikan. Dengan demikian secara deskriptif pengaruh tipe organisasi terhadap perilaku manajemen belum dapat dibuktikan. Suatu model prediktif yang menggambarkan pentingnya pengaruh fasilitasi kepenimpinan terhadap proaktifitas dan adaptifitas implementasi program diperoleh dari regresi linier berganda antara variable-variabel manajemen dan variabel kosong tipe organisasi dengan variabel proaktifitas dan adaptifitas implementasi program.
Sehubungan dengan beberapa asumsi yang belum terpenuhi, maka model ini hanya digunakan untuk menunjukkan penilaian para responden mengenai kelompok aktifitas manajerial yang penting dalam meningkatkan effektifitas organisasi. Penyertaan tiga variabel kosong tipe organisasi tidak menunjukkan hasil yang signifikan.Hasil uji Kolmogorf-Smirnov satu sampel yang signifikan menunjukkan bahwa perbedaan penilaian antara responden pada variabel fleksibilitas organisasi sistem pelayanan kesehatan maupun proaktifitas dan adaptifitas implementasi program bukan disebabkan oleh variasi dalam sampel. Sedangkan uji khi-kuadrat dan uji eta antara variabel rentang kendali dengan variabel criteria efektifitas organisasi tidak bermakna.Pengaruh lingkungan sistem terhadap variabel kriteria efektifitas organisasi belum dapat dibuktikan dari uji hipotesa oleh karena uji khi-kuadrat dan d Somers antara variabel penetapan target program oleh Departemen Kesehatan dengan fleksibilitas organisasi sistem pelayanan kesehatan dan proaktifitas dan adaptifitas implementasi program tidak bermakna.Namun kuatnya pengaruh tersebut masih dapat digambarkan secara deskriptif dari distribusi. frekwensi variabel kompleksitas tugas dan variabel penetapan target program oleh Departemen Kesehatan.
Indikator kinerja sistem pelayanan kesehatan terutama derajat pencapaian program dapat menggambarkan penilaian efektifitas organisasi berdasarkan penaksiran keluaran. Namun karena ada berbagai faktor lain yang menentukan efektifitas organisasi seperti teknologi, karakteristik pekerja dan lingkungan sistem, maka berbagai indikator tingkat pencapaian program tidak dapat dianggap sebagai kontribusi dari factor manajemen saja. Dalam penelitian ini berbagai indikator tersebut hanya digunakan untuk memperoleh gambaran tingkat pencapaian dari sistem pelayanan kesehatan Dinas Kesehatan DKI Jakarta Raya. Akhirnya analisa manajemen ini membahas hasil wawancara terbatas dan dokumen, yang menunjukkan bahwa tidak seluruh program dapat menjadi sektor yang memimpin dalam hubungan antar sektor. Demikian pula faktor teknologi tepat guna dalam program kesehatan lingkungan, kesulitan melibatkan sektor pertanian dan peternakan dalam upaya peningkatan gizi masyarakat maupun kesulitan mengembangkan JPKM, dapat mengurangi tingkat pencapaian organisasi.
Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan kontribusi faktor manajemen terhadap efektifitas organisasi sistem pelayanan kesehatan Dinas Kesehatan Daerah Khusus Ibukota Jakarta Raya, gejala effektif maupun afektifnya fungsi manajemen serta kriteria efektifitas organisasi berdasarkan kontribusi faktor manajemen. Berdasarkan kesimpulan tersebut diajukan saran perbaikan komunikasi organisasi, pemantapan perencanaan dan pengendalian, maupun meningkatkan visi manajerial melalui pelatihan. Menyadari kelemahan validitas dan reliabilitas dari penelitian ini, diusulkan penelitian yang lebih mendalam untuk dapat mengisolasi praktek manajerial kedalam variabel tertentu sehingga dapat digeneralisasi. Perlu digali suatu pendekatan manajemen yang bersumber pada nilai-nilai dalam pertumbuhan sektor kesehatan, keterkaitan dengan manajemen pemerintahan dan manajemen pembangunan, serta pengaruh budaya nasional terhadap keberhasilan teknologi manajemen dalam sistem pelayanan kesehatan. Selain itu diusulkan pula penyusunan indikator kinerja sistem pelayanan kesehatan agar dapat memberikan pegangan yang lebih mantap bagi manajer."
Depok: Universitas Indonesia, 1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Martunus Haris
"ABSTRAK
Pada dasarnya persediaan atau inventory dimaksudkan untuk
menghindari kemacetan operasi baik produksi ataupun penjualan,
Pentingnya persedjaan bila ditinjau dan Segi operasional.
merupakan hal yang mutlak bagi hampir semua jenis industri
terutama dalam operasi yang mementingkan kontinunitas.
Operasi perminyakan di Indonesia dilaksanakan dengan
menggunakan bentuk Kontrak Production Sharing (KPS) yang
sesuai dengan Undang?undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun
1971 tentang Perusahaan Pertambangan Minyak dan Gas Bumi
(Pertamina) Pasal 12 yaitu mengadakan kerjasama dengan pihak
lain dalam rangka pencarian, pengeboran dan produksi minyak dan
gas bumi.
Manajemen persediaan untuk KPS Pertamina ini tidak dapat
lepas dari karakteristik barang untuk keperluan operasional
yaitu :
- Barang-barang untuk operasi pengeboran (drilling).
- Barang-barang untuk operasi produksi.
Barang-barang untuk keperluan operasi produksi umumnya
berupa suku cadang mesin-mesin serta barang-barang penunjang
kelancaran operasi seperti bahan kimia. Barang?barang ini tidak
secara langsung mempunyai korelasi dengan output (crude oil)
tapi dapat mempengaruhi jalannya operasi.
Pola penyediaan barang dapat dianggap ?independent demand?
sehingga dapat dianalisa dan dapat dilaksanakan dengan
menggunakan model-model persediaan yang ada.
Model model untuk Dynamic-Certain merupakan model dasar
untuk pengelolaan persediaan yang dibuat berdasarkan keadaan
untuk mengatasi masalah-masalah :
- Kapan kita harus membuat atau membelj suatu barang ?
- Berapa banyak yang harus kita beli atau dlbuat ?
liga model dasar yang dapat digunakan adalah :
- Economic lot size model
- Fixed time replenishment model
- Optional replenishment model
Model?model serta formula pengelolaan persediaan yang
digunakan oleh beberapa KPS Pertamina hampir semua KPS
Pertamina tidak menggunakan model EOQ (Economic Lot Size)
karena berbagai alasan Paling tidak ada tiga alasan mengapa
model EOQ tidak digunakan oleh kebanyakan KPS Pertamina yaitu
alasan teoritis, finansil dan operasionil.
Penerapan model Fixed Time Replenishment? merupakan
alternatif optimal untuk KPS-KPS Pertamina. Dengan periode
pemeriksaan satu bulan sekali. model ini mempunyai keuntungan
yang sarna dengan model optional replenishment yaìtu tidak
diperlukan parameter biaya-biaya.
Untuk dapat mendukung terlaksananya manajemen persediaan
yang effektif diperlukan perangkat lunak yang mempunyai
karakteristik :
1. Mampu melayani seketika keperluan barang untuk operasi
produksi pada tingkat pelayanan yang ditetapkan oleh manejemen.
2 Mampu menekan biaya Operasional pengelolaan persediaan
dengan cara menekan biaya-biaya :
- pembelian barang untuk persediaan.
- Biaya pergudangan baik untuk barang-barang aktif maupun
barang?barang yang tak hergerak (slow moving & dead stock).
3. Mampu memberikan informasi yang akurat baik pada tingkat
operasjional maupun tingkat manajemen mengenai keadaan barang
yang ada dalam persediaan.
Alternatif pilihan model & formula dipengaruhi oleh
kondisi operasional perusahaan dan kebijaksanaan yang
digariskan oleh perusahaan mengenai manajemen persediaan.
Aspek finansil operasi perminyakan rnenyebabkan manajemen
KPS melihat biaya pembelian barang-barang persediaan sebagai
bagian dan biaya operasional yang akan segera dimintakan
kembali (cost?recovery), karena itu diusahakan agar biaya
tersebut tidak mempengaruhi biaya produksi minyak (per barrel)
dengan cara biaya tersebut harus dibebankan secara merata.
Dalam proses pemllihan formula dan model untuk KPS
Pertamina (khususnya ARII) perhatian lebib diarahkan kepada
pemenuhan persyaratan-persyaratan diatas, yaitu dengan
menghindari biaya pembelian yang fluktuatif. memperbaiki
tingkat pelayanan (service level), memperpendek lead time serta
menekan biaya?biaya operasional."
1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>