Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 159309 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Pemolisian komuniti dapat dilihat sebagai ujung tombak
polisi (Polri), karena secara langsung petugas kepolisian berhubungan
dengan warga komuniti atau warga kelurahan setempat atau dengan
kelompok-kelompok sosial setempat dan dengan umum (public)
dimana dia bertugas. Dalam tugas pemolisian komuniti dia membangun
hubungan baik dan kemitraan yang tulus dan saling menguntungkan
dalam menciptakan rasa aman warga dan suasana keamanan lingkungan
hidup serempat, melalui berbagai kegiatan interaksi sosial dengan warga
yang dilakukan secara berkala dan tetap serta berbagai intervensi sosial
dalam kehidupan komuniti setempat. Penerapan program pemolisian
komuniti oleh Polri yang akan dan sedang dilakukan di Indonesia
menuntut persyaratan pengetahuan yang cukup mengenal teknik-
teknik komunikasi, struktur sosial dan kebudayaan yang dipunyai
oleh komuniti bersangkutan yang menjadi tempatnya bertugas dan
corak masyarakat Indonesia yang majemuk, serta corak masyarakat
dan kebudayaan perkotaan dan pedesaan. Dengan pengetahuan yang
memadai seperti tersebut diatas, petugas polisi masih harus mempunyai
ketrampilan profesional sebagai polisi dalam menangani tindak
kejahatan, menengahi keonaran atau perkelahian, dan amuk massa,
sehingga dia akan dapat bertindak secara profesional sebagai petugas
pemolisian komuniti.
"
Jurnal Polisi Indonesia, 8 (2006) Mei : 5-35, 2006
JPI-8-Mei2006-5
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Rujukan utama yang dipergunakan adalah tulisan Kapolri serta
bahan terjemahan Community Policing Consortium dan TOR yang
disusun Panitia. Judul yang diminta dari sava adalah ?aspek yuridis dan
implementasi penegakan hukum (khususnva dalam Sistem Peradilan
Pidana - CJS).
Alih bahasa "community policing" dengan adanya buku Kapolri adalah "Perpolisian Masyarakat" disingkat "Polmas". Alih bahasa ini menunjukkan pada bentuknya sebagai suatu lembaga atau pranata (kata benda), namun dalam hal yang dimaksud adalah gaya atau aktivitas-nya.
"
Jurnal Polisi Indonesia, Vol. 8 (2006 )Mei : 36-45, 2006
JPI-8-Mei2006-36
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Kori Kostradia Muchlisa Emzita
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1990
S25827
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Agaknya, Surat Keputusan Kapolri nomor 737 tahun 2005
tentang Perpolisian Masyarakat tidak bertendensi seperti itu. Namun
demikian, karakter dasar CP yang longgar dan fleksibel, mau tidak
mau akan terlihat pula dalam konsep Polmas tersebut. Alhasil, selalu
(diupayakan) ada jawaban bagi setiap masalah. Sedemikian rupa
situasinya sehingga Polmas akan juga terlihat sepcrti bisa berbuat apa
saja dimana saja dan kapan saja.
Dalam kaitan ltu, penulis akan mengupas 5 (lima) hal yang
menjadi perhatian pribadi penulis, dan dapat diyalkini, konsep Polmas
pasti juga dapat mencarikan jalan keluarnya. Bagaimana kira-kira jalan
keluar tersebut?"
Jurnal Polisi Indonesia, Vol. 8 (2006) Mei : 66-78, 2006
JPI-8-Mei2006-66
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Tulisan ini bertujuan untuk menstimuli pemikiran kita bersama mengenai
kemantapan fungsi Polri dan peranan para petugas kepolisian Indonesia dalam
masyarakal sipil dan demokratis yang dilayaninya, yang bukan hanya melayani
tetapi turut secara aktif dalam mendukung dan bahkan mempelopori upaya-upaya
perubahan menuju masyarakat multikultural Indonesia. Ini sejalan dengan kebijakan
Polri yang menekankan visi dan misinya pada pengayoman atau menciptakan rasa
aman dalam kehidupan masyarakat dan pada penegakkan hukum atau tindakan
represif terhadap tindakan-tindakan kejahatan yang merugikan masyarakat dan
negara Indonesia. Ini juga sejalan dengan corak pemolisian yang berlaku di hampir
semua negara, dan juga di Indonesia, yang menekankan pada pentingnya upaya-
upaya preventif dalam pemolisian melalui pemolisian komuniti atau pemolisian
masyarakat setempat yang menuntut polisi untuk melihat komuniti sebagai mitra
kerja mereka.
"
Jurnal Polisi Indonesia,7 (2005) Juli : 51-60 , 2005
JPI-7-Jul2005-51
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Guntur
"Latar Belakang Masalah
Kini yang masih menonjol pada masyarakat Indonesia dewasa ini adalah 69,29 % penduduk Indonesia tinggal di pedesaan walaupun sedikit menurun dibandingkan sepuluh tahun yang lalu, dan bagian terbesar menempati Pulau Jawa dengan mengusahakan pertanian. Sektor pertanian merupakan sektor yang dominan, yang menciptakan sumber pendapatan dan kesempatan kerja yang baru bagi mayoritas penduduk Indonesia.
Adanya pertambahan penduduk dan pembangunan di segala bidang diberbagai daerah di Indonesia seperti di Pulau Jawa mengakibatkan munculnya pemilikan baru untuk tanah pertanian sehingga hasil pertanian yang diusahakan oleh penduduk, terutama yang diolah secara tradisional akan membawa pengaruh yang kurang menguntungkan.
Walaupun permasalahan ini tampaknya kurang berarti dan kelibatannya sepintas hanya terjadi di Pulau Jawa, tetapi sebenarnya hal itu dapat berlanjut menjadi permasalahan yang berskala nasional. Dengan demikian dalam kurun waktu yang panjang kemungkinan masalah tersebut akan membawa pengaruh yang tidak kecil terhadap daerah-daerah pertanian lainnya di Indonesia."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Tulisan ini tentang community policing (pemolisian komuniti), yang
ingin ditunjukkan adalah gaya pemolisian sebagai suatu tindakan atau ak-tivitas
kepolisian dalam menyelesaikan masalah-masalah sosial yang terjadi dalam
masyarakat yang berkaitan dengan pencegahan terjadinya tindak kejahatan
dan upaya menciptakan keamanan dan ketertiban.
"
Jurnal Polisi Indonesia, Vol. 4 (2003) Mei : 6-25 , 2003
JPI-4-Mei2003-6
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Varshney, Ashutosh
Jakarta: Balai Penelitian dan Pengembangan Agama. Departemen Agama, 2009
303.6 VAR e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Doni Ali Rahman
"Kegiatan eksploitasi dan eksplorasi di antariksa sudah merupakan bagian dari kehidupan manusia. Kegiatan tersebut dilakukan dengan cara antara lain menempatkan satelit pada orbit-orbit tertentu. Prinsip pemanfaatan orbital dan melakukan kegiatan pada antariksa pada awalnya hanya dilakukan oleh segelintir negara maju. Akan tetapi pada saat ini, sudah banyak negara yang mampu meluncurkan satelitnya sendiri maupun mempergunakan wahana antariksa melalui pihak ketiga. Pada awalnya, pemanfaatan dan kegiatan tersebut berdasarkan prinsip OST 1967. Hal ini didasari atas pemikiran karena keterbatasan sumber daya yang ada sehingga tidak terjadi monopoli, penggunaan secara tidak terkontrol sehingga berdampak buruk baik bagi negara lain maupun dunia secara keseluruhan serta bertujuan damai untuk semua negara. Seiring dengan perjalanan waktu, kegiatan dan penggunaan antariksa semakin beragam. Selain itu juga tercermin dari kapitalisasinya yang tumbuh luar biasa terutama yang berkaitan dengan satelit sebagai alat telekomunikasi. Sehingga pengaturannya menjadi hal mutlak yang diperlukan karena keterbatasan sumber daya tersebut.
Berdasarkan hal tersebut, maka kemudian dilakukan penelitian secara yuridis normatif terhadap asas dan norma serta bersifat deksriptif analisis untuk menganalisa antara perundangan yang berlaku dengan praktek yang ada di lapangan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara dua tahap yaitu pengumpulan data melalui studi pustaka serta mencari sumber sekunder seperti makalah, tulisan ilmiah dan lain sebagainya guna mendukung pemahaman terhadap permasalahan yang ada. Sehingga akan diperoleh suatu pembahasan yang akurat, cermat dan memenuhi standarisasi ilmiah dan keilmuan. Pembahasan dilakukan dengan cara mengacu kepada hasil penelitian sekunder, menelaah hukum internasional yang ada serta mencermati tiap perundangan yang ada di Indonesia. Hal ini dilakukan agar dapat secara komprehensif mengenali, mengetahui secara mendalam serta dapat mengambil suatu kesimpulan.
Hasil penelitian dalam penyusunan skripsi ini menunjukan bahwa pemerintah selalu terlambat dalam memberikan suatu peraturan yang terperinci, jelas dan dapat dijadikan sebagai acuan hukum bagi penyelenggara, pebisnis dan dunia usaha. Dimana pada saat ini, kepastian hukum mutlak dilakukan. Oleh karena itu antisipasi regulasi yang memberikan kenyamanan baik bagi pelaku usaha, masyarakat serta pemerintah harus selalu diberikan. Keterlambatan tersebut mengakibatkan rendahnya pendapatan yang diperoleh dari sektor tersebut. Sehingga bisa menghambat pembangunan infrastuktur telekomunikasi.

Exploitation and exploration activities in space has been a part of human life. The activities carried out by, among others, to put satellites in certain orbits. The principle use of orbital and outer space activities at initially only done by a handful of developed countries. However, at this time, many countries capable of launching its own satellites and spacecraft use by a third party. At first, the use and the activities based on the principles of OST 1967. This is based on the premise due to the limited resources available so there is no monopoly, uncontrolled usage so good be bad for other countries and the world as a whole as well as for all nations for peaceful purposes.
Over time, activities and more diverse use of space. It also reflected the growing capitalization outstanding primarily related to the satellite as a means of telecommunication. So setting it becomes absolutely necessary due to limited resources.Based on this, it is then carried out research on the normative principles and norms as well as descriptive analysis is to analyze the existing law the existing practice in the field. Data was collected by means of two stages: data collection through library and look for secondary sources such as papers, scientific literature, and so forth in order to support the understanding of the existing problems. So that would be obtained by a discussion of accurate, thorough and meets scientific and scholarly standards.
The discussion is done by referring to the results of secondary research, reviewing existing international law and look at every existing legislation in Indonesia. This is done in order to comprehensively identify, knowing in depth and can take a conclusion.The results of research in the preparation of this paper shows that the government is always late in giving a detailed rule, clear and can be used as a legal reference for the organizers, business and corporate world. Where at this time, absolutely necessary legal certainty. It is therefore anticipated regulations that provide good comfort for the business, community and government should always be given. The delay resulted in lower revenue generated from the sector. Which can inhibit the development of telecommunications infrastructure.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2014
T42120
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simarmata, Destiny Marisa
"ABSTRAK
Tidak dapat dipungkiri, dalam suatu kota yang terus berkembang tentunya
akan selalu ada ruang-ruang kota yang kehilangan fungsi dan identitasnya, atau
dapat juga disebut lost space. Kehadiran lost space membuat berbagai elemen
yang ada dalam suatu kawasan menjadi kurang terintegrasi dan mengakibatkan
orang-orang yang tinggal di dalamnya kehilangan kesempatan untuk beraktivitas
secara efektif dan berinteraksi dengan penduduk lainnya. Secara khusus pada
kawasan neighborhood, kehadiran suatu ruang publik sangat berpengaruh
terhadap terbentuknya ikatan sosial (neighborhood social ties) yang memiliki
sense of community. Berdasarkan fenomena tersebut, para perancang urban
menggunakan konsep placemaking untuk memanfaatkan lost space pada kawasan
neighborhood sebagai ruang publik untuk meningkatkan interaksi sosial dan
ikatan sosial dalam suatu kawasan neighborhood.
Berdasarkan studi kasus yang dilakukan, ruang sisa pada kawasan
neighborhood dapat dimanfaatkan menjadi ruang terbuka publik melalui konsep
redesign dan placemaking. Hal tersebut dilakukan dengan melihat potensi konteks
tidak hanya dari segi dua dimensi, tapi juga tiga dimensi serta kondisi masyarakat
sebagai pengguna ruang. Selain itu, karakteristik neighborhood juga
mempengaruhi penggunaan serta interaksi sosial yang terjadi dalam suatu ruang
publik.

ABSTRAK
It is undeniable that in a developing city there will always some city spaces
which lose their function and identity, called as lost space. Lost space presence
makes city elements become less integrated and causes the people who lives there
to lose their opportunity for doing their activities effectively and interacting with
other people. Especially in inner-city neighborhood, the presence of public space
is highly influential to the formation of neighborhood social ties which have sense
of community within it. Due to those phenomenon, urban designers use
placemaking concept to utilize lost space in inner-city neighborhood as public
space to increase neighborhood social interaction and social ties.
Based on the analysis of case studies, lost space in inner-city neighborhood
can be utilized as public open space through redesigning and placemaking
concepts. The concepts are performed by analyzing the potential of context not
only two dimentionally but also three dimentionally and observing the condition
of the people who lives in there. Moreover, the neighborhood characteristics also
determine the usage of public space and social interaction within it."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S60582
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>