Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 109622 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Pembangunan apapun tidak mungkin akan dapat berhasil jika administrasi
pembangunan itu korup, atau jika pemerintahannya bercorak otoriter dan despotik
dan biasanya pemerintahan yang seperti itu juga korup. Pembangunan dalam
artian yang sebtnarnya menuntut dukungan pemerintah yang demokratis dan
administrasi yang bersih dari tindakan-tindakan korupsi para pejabatnya. Karena,
pemerintahan yang otoriter dan korup hanya akan melaksanakan program
pembangunan yang top-down (perintah dari atasan yang bisa sewenang-wenang,
penyeragaman program yang belum tentu cocok dengan kondisi lokal, dan
penggerogotan biaya program pembangunan oleh dan untuk kepentingan masing-
masing yang menangani administrasi program pembangunan tersebut.
"
Jurnal Polisi Indonesia, 4 (2003) Mei : 58-73, 2003
JPI-4-Mei2003-58
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Tourism sector plays a significant role in promoting the world economy because this sector has driven the entry flow of foreign exchange spent on foreign tourists in a country visited. It is expected that the tourism contributes in creating job for the locals and reduces the number of the poor. However, the role of tourism in eliminating poverty will not successful if the people itself does not controlled their spending. Tourism is only a tool to distribute the flow of money to the locals, the success of eliminating the poverty lies on the people, whether they will maximally use this opportunity or not. "
JUKIN 5:2 (2010)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Francisia Saveria Sika Ery Seda
"Perspektif Studi Pembangunan khususnya Perspektif Pembangunan Alternatif di dalam konteks Relasi Triangulasi Negara Pasar Masyarakat ini bukan hanya bisa membantu lebih memahami dan mendapatkan solusi bersama yang nyata, tetapi juga suatu keberpihakan pada masyarakat termasuk komunitas, tetapi khususnya, kelompok kelompok rentan yang marginal dan dieksklusikan. Gejala Social Well-being sangat erat berkaitan dengan kebahagiaan sehingga sementara kalangan menggunakan Indeks Kebahagiaan untuk menjelaskan Social Well-being. Kebahagiaan merupakan salah satu konsep utama di dalam kajian mengenai manusia dan masyarakat. Sehingga Sosiologi termasuk Studi Pembangunan memiliki perhatian dan kajian khusus mengenai Kebahagiaan termasuk Social Well-being, Keadilan Sosial, Kebebasan, Eksklusi Sosial, Inklusi Sosial, Transformasi Sosial. Kebijakan Sosial Inklusif Negara dibarengi dengan Kepedulian Pasar dan Kemandirian Masyarakat termasuk komunitas lokal merupakan salah satu sarana bagaimana Sosiologi khususnya, Studi Pembangunan, dapat berkontribusi secara nyata melalui kajian penelitian ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
PGB-Pdf
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
"Food security development can be used as one way to reduce poverty in Indonesia. This is because the conditions of poverty in Indonesia is dominantly available in rural areas. The characteristic of rural area in Indonesia is making the agricultural sector as main source of income for the communities. In order to accelerate poverty reduction through the food security development, it is necessary to shift paradigm of agricultural development to create a conducive climate of farming and to increase farmer's welfare. The shift of paradigm is important as foundation in creating synergies between stakeholders. Strengthening the food security aspects (production, distribution, and consumption) with concern to small-scale farming activities and the empowerment of the rural population are expected to improve the rural community's welfare."
JEP 20:1 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Diskusi mengenai penyebab kemiskinan di pedesaan Indonesia sejauh ini menunjuk pada faktor-faktor alami merujuk pada kondisi keterbatasan jumlah atau mutu sumber daya alam serta teknologi pendayagunaannya, sehingga membawa implikasi kemiskinan bagi penduduk yang mendasarkan nafkah padanya. Gejala ini disebut kemiskinan alami. Sedangkan faktor struktural yang merujuk pada
kondisi struktur sosial membatasi peluang ekonomi bagi golongan sosial tertentu, sehingga golongan itu mengalami kemiskinan. Gejala ini disebut kemiskinan struktural (Sinaga dan White, 1984: 142-4). Dalam kenyataan mungkin saja golongan sosial di suatu wilayah pada masa tertentu mengalami sekaligus kemiskinan alami dan struktural. Dalam konteks pembangunan yang antara lain dicirikan teknologi unggul, kajian sebab-musabab kemiskinan lebih tepat dipumpunkan (dipusatkan) pada faktor struktural dibanding pada faktor alami. Alasannya, faktor keterbatasan alami sampai taraf tertentu dapat saja diatasi dengan memanfaatkan keunggulan teknologi. Namun pemecahan masalah semacam itu tidak akan memberi manfaat yang merata, kecuali jika hambatan struktural telah diatasi terlebih dahulu, atau jika upaya mengatasi hambatan alami itu tidak bersifat mengukuhkan atau menimbulkan hambatan struktural. "
320 ANC 24:4 (1995)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Pusat Pengkajian dan Pelayanan Informasi Sekretariat Jenderal DPR RI, 2000
305.4 PER
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Napitupulu, Burhan
Jakarta: Erlangga, 1979
362.5 NAP p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ikawati
"Penelitian ini bertujuan mengetahui kondisi keluarga miskin di perdesaan dan perkotaan. Jenis penelitian adalah deskriptif menggunakan pendekatan kualitatif. Lokasi penelitian ditentukan secara community setting dengan kategori wilayah administrasi, yaitu dengan mengambil setting daerah perkotaan dan perdesaan. Sasaran dan objek penelitian keluarga miskin yang teresgister dan keluarga miskin yang tidak teregister layanan program pemerintah. Berdasarkan hal tersebut ditentukan 600 keluarga miskin di wilayah perdesaan dan 600 di wilayah perkotaan. Objek penelitian adalah kondisi keluarga miskin yang ada di perdesaan dan perkotaan. Teknik pengumpulan data digunakan kuesioner dan observasi. Data penelitian diolah secara manual dan komputasi dengan menggunakan bantuan program Excel dan program statistik SPSS versi 17.00 for windows. Data yang bersifat kualitatif dianalisis secara deskriptif dan kemudian diberi makna (interpretatif). Hasil penelitian ditemukan adanya perbedaan dan persamaan kondisi kemiskinan di perdesaan dan perkotaan. Perasamaan antara lain: keluarga miskin mempunyai anggota rata-rata 3-4 orang, frekuensi makan dua kali sehari, tidak mempunyai pekerjaan sampingan, tidak mempunyai keterampilan, pekerjaan ada di sektor informal, berpartisipasi dalam kegiatan sosial di lingkungannya, membelanjakan uang untuk kebutuhan dasar, kurang adanya budaya menabung dan kurang mendapat kesempatan dalam pengambilan keputusan di berbagai bidang kehidupan, terbatasnya aksesbilitas layanan sosial, terbatasnya kepemilikam aset. Perbedaan antara lain: perdesaan berpendidikan sebagian besar SD, pekerjaan buruh tetap atau tidak tetap pertanian, kepemilikan rumah milik sendiri, ada pembagian ruangan sesuai fungsinya, dan bahan bakar utama kayu, sedangkan perkotaan bervariasi dari SD, SMP, dan SMA; buruh tetap atau tidak tetap non pertanian, kepemilikan rumah sewa atau kontrak, tidak ada pembagian ruangan sesuai fungsi masing-masing ruangan, dan bahan bakar utama gasa atau listrik serta perbedaan partisipasi sosial desa lebih tinggi keterlibatannya daripada perkotaan. Berdasarkan hasil penelitian, direkomendasikan kepada Kementerian Sosial melalui Direktorat Jendral Penangulangan Fakir Miskin Perkotaan dan Perdesaan, perlunya instrumen indikator kemiskinan yang tepat dalam rangka mengidentifikasi keluarga miskin, sehingganada ketepatan sasaran dalam program-program yang akan diterapkan, agar keluarga miskin dapat cepat terentaskan."
Yogyakarta: Balai Besar dan Pengembangan Pelayanan Kesejahteraan Sosial Yogyakarta, 2016
360 MIPKS 40:2 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Idi Subandy Ibrahim
"Penelitian ini adalah kajian kritis yang memfokuskan pada bagaimana dua media berita lokal yang berpengaruh di Jawa Barat, yakni Harian Umum Pikiran Rakyat dan Harian Pagi Tribun Jabar, memposisikan isu-isu kemiskinan dalam liputan pemberitaannya dengan pola-pola representasi berita yang sesuai dalam konteks media liberal dan industri budaya media yang penuh persaingan. Melalui lensa Teori Pemosisian Sosial (Social Positioning Theory) yang menekankan pada bagaimana aktor wacana mengembangkan sudut pandang untuk memposisikan subjek dan pentingnya konteks representasi, penelitian ini menunjukkan bagaimana latar sosial budaya dan faktor-faktor ekonomi politik telah mempengaruhi lanskap media lokal (local mediascape) dan pola-pola representasi beritanya.
Menyeleksi berita-berita terkait kemiskinan di kedua media yang terbit antara Desember 2012 hingga Februari 2013, ketika berlangsung kampanye pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat Periode 2013-2018, penelitian ini menemukan terdapat 266 kisah berita yang merepresentasikan orang miskin dan isu-isu kemiskinan; yakni 175 (65, 79%) kisah berita kemiskinan di HU Pikiran Rakyat dan 91 (34, 21%) kisah berita kemiskinan di Harian Pagi Tribun Jabar.
Kajian ini berkesimpulan bahwa proses eksklusi orang miskin yang berlangsung di dunia nyata juga tergambar di halaman media. Hal ini disebabkan pandangan-pandangan konvensional tentang kemiskinan yang masih hidup dan terus dikukuhkan dalam praktek jurnalisme yang berorientasi sudut pandang dominan, dan oleh kekuatan ekonomi politik, termasuk iklan yang mempengaruhi posisi berita dan teks kemiskinan dalam representasi beritanya. Dengan menekankan pola-pola representasi dominan-hegemonik, media memperkuat ideologi konsensus yang menekankan kemiskinan sebagai objek bantuan dan memperteguh sudut pandang yang melihat kemiskinan dari sudut masalah dan angka-angka sehingga membatasi representasi berita pada sisi kualitas manusia.
Meski penelitian ini menemukan representasi dominan-hegemonik dengan pola-pola representasi yang menekankan pada sumber-sumber resmi, namun jurnalis lokal sebagai agen sosial dan aktor wacana juga punya ideologinya sendiri yang memungkinkan mereka mengembangkan representasi berita alternatif sebagai ?representasi hegemoni-tandingan? (?counter-hegemonic representation?) yang memberi ruang pluralisme pandangan dan suara orang miskin Penelitian ini mengusulkan media berita perlu menugaskan ?jurnalis kemiskinan? yang empatik dan sensitif gender serta menggunakan sudut pandang ?dari dalam atau dari bawah?. Penelitian ini bisa berkontribusi secara teoretik dalam memberikan pijakan bagi kajian representasi simbolik, khususnya berita kemiskinan dan kelompok marjinal, dan mengkontekstualkan Teori Pemosisian Sosial dalam kajian komunikasi yang bersandar pada data empirik dan berpijak pada dua landasan teoretik yang koheren untuk mempertemukan perspektif ekonomi politik kritis dan kajian budaya kritis dan menempatkannya dalam kajian media sebagai bagian dari industri budaya.

This research is a critical research which focuses on how two influential local news media in West Java, namely Pikiran Rakyat and Tribun Jabar, place the poverty issues in their coverage with appropriate news representation patterns in a context of liberal media and competitive media culture industry. Through the lens of Social Positioning Theory which emphasizes on how discourse actors develop a point of view to place the subject and the importance in understanding representations context, this research shows how the background of socio-cultural and political economic factors have influenced local media landscape (local mediascape) and the news representation patterns it develops.
Selecting news stories related with poverty in the two media which are published between December 2012 to February 2013, the time span for campaigns of West Java?s Governor and Vice Governor election for the 2013-2018 period, this research finds that there are 266 news stories which represent the poor and poverty issues; namely 175 (65.79%) poverty news stories in Pikiran Rakyat and 91 (34.21%) poverty news stories in Tribun Jabar. This research also proves previous studies in other countries that the quantity of poverty news is drastically increasing on the days before election, namely 70 (26.32%) in December 2012, 75 (28.30%) in January 2013, and in February 2013 (the election month) it has increased to 121 (45.49%) news stories.
This research concludes that the exclusion process or marginalization of the poor which is occurring in the real world also shows up in the pages and in media text. This is caused by conventional views on poverty which still live and keeps on strengthened in the journalism practices with dominant point of view oriented, and also by political economic and capital powers, including advertisements which influence the location and position of the news and poverty texts in the news representations.
By emphasizing dominant-hegemonic representation patterns, news media strengthen consensus ideology which emphasizes poverty as helping object and strengthen the point of view observing povertyfrom the point of view of problems and numbers therefore it limits the news representations range which emphasizes on human?s quality by observing poverty as daily life experience of the poor which is very complex and distinctive to each individual. Such representations strengthen the ?dehumanization? face of poverty.
Although this research finds dominant-hegemonic representation with representation patterns emphasizing the official sources, this research also finds alternative representation significantly. Journalists as social agent and discourse actors also develop alternative news representations against or contravene with the dominant-hegemonic representation. In the more commercialized media setting, journalists develop alternative representation as the ?counter-hegemonic representation? which opens the space for the development of view pluralism and for the voice of the poor with various issues.
This research suggests that news media needs to appoint poverty journalist or news reporter or a kind of emphatic and gender sensitive ?poverty journalist? and which is able to utilize ?from inside or from below? point of view. This research can contribute theoretically in giving the footsteps to news representation studies, especially poverty news and marginal groups, and contextualizing the Social Positioning Theory in communication study which relies on empirical data and stands on two coherent theoretical basis to integrate critical political economic perspective with critical cultural study and place them in media studies as part of cultural industries."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sediono M.P. Tjondronegoro
Bandung: Akatiga, 2008
388.1 SED n
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>