Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 136470 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yetti Amargustini
"Analisis data sekunder SDKI 2007 mengidentifikasi determinan kejadian komplikasi persalinan di Indonesia. Sampel 15.334 wanita usia 15-49 tahun yang melahirkan anak 5 tahun terakhir sebelum survei dianalisis kelahiran anak terakhir. Variabel dependen kejadian komplikasi persalinan. Hasil determinan kejadian komplikasi persalinan adalah paritas 1/≥4 anak, adanya komplikasi kehamilan, adanya riwayat komplikasi persalinan dahulu, adanya masalah dalam mendapatkan pelayanan kesehatan, kunjungan minimal pemeriksaan antenatal, dan penolong persalinan tenaga kesehatan.

In depth analysis of The IDHS data 2007 identify determinants of delivery complication in Indonesia. The samples was taken 15.334 women 15-49 years old which had have deliver baby in five years preceding survey, analyzed the last birth. Dependent variable are delivery complication. The result of determinants of delivery complication are parity 1/≥4 children, pregnancy complication, history of complication in previous delivery, problems in getting health services, frequencies of antenatal visit, and assistance for delivery."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
T30826
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rana Maimunah
"Angka MMR Indonesia masih dikategorikan tinggi di antara negara-negara di Asia Tenggara lainnya. Disparitas antarwilayah urban dan rural menjadi tantangan Indonesia untuk pemenuhan pelayanan kesehatan ibu yang adekuat dalam mengurangi AKI. Upaya safe motherhood meninjau pemahaman penyebab kematian ibu yang diusung empat pilar penting. Laporan data SDKI 2017 menyatakan bahwa hampir 70 persen kelahiran hidup mengalami satu atau lebih komplikasi saat persalinan sebagai penyebab langsung, serta jumlah wanita multipara yang mengalami komplikasi sebesar 2 kali lipat dari wanita bukan multipara yang mengalami komplikasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian komplikasi selama persalinan pada wanita multipara yang tinggal di daerah urban dan rural Indonesia berdasarkan data SDKI 2017. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan populasi adalah seluruh wanita usia 15-49 tahun Indonesia yang memiliki riwayat kelahiran hidup lebih dari dua kali (multipara) dan masuk dalam kategori tinggal di daerah urban dan rural Indonesia. Seluruh subjek yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi menjadi sampel penelitian, sebanyak 4.822 wanita untuk urban dan 5.011 wanita untuk daerah rural. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan determinan kejadian komplikasi persalinan pada wanita multipara urban dan rural. Bagi wanita urban, pendidikan rendah, mengalami komplikasi kehamilan, usia saat persalinan <20 tahun, jarak kelahiran <2 tahun, memiliki masalah jarak ke fasilitas kesehatan, persiapan persalinan yang baik, dan tidak ada penggunaan kontrasepsi dinyatakan memiliki risiko yang signifikan secara statistik dengan komplikasi persalinan pada wanita multipara. Sedangkan, bagi wanita rural, tidak ada otonomi wanita terkait pelayanan kesehatan ibu, mengalami komplikasi kehamilan, usia saat persalinan <20 tahun/20-35 tahun, jarak kelahiran <2 tahun, memiliki masalah jarak ke fasilitas kesehatan, ANC yang didapat tidak memenuhi 5T, persiapan persalinan yang baik, dan lokasi persalinan bukan di fasilitas kesehatan dinyatakan memiliki risiko yang signifikan secara statistik dengan komplikasi persalinan pada wanita multipara. Tindakan deteksi dini selama kehamilan dengan risiko tinggi diperlukan disertai dengan perbaikan akses dan peningkatan kualitas pelayanan kesehatan ibu yang lebih baik, khususnya di daerah rural.

Indonesia's MMR is still categorized as high compared to other Southeast Asian countries. Disparities between urban and rural areas pose a challenge for Indonesia in providing adequate maternal health services to reduce the MMR. Safe motherhood efforts review the understanding of the causes of maternal deaths supported by four important pillars. The SDKI 2017 data report states that nearly 70 percent of live births experience one or more complications during childbirth as a direct cause, with the number of multiparous women experiencing complications being twice that of non-multiparous women. This study aims to identify factors associated with the occurrence of complications during childbirth among multiparous women living in urban and rural areas of Indonesia based on SDKI 2017 data. This research uses a cross-sectional design with the population being all women aged 15-49 years in Indonesia who have a history of giving birth more than twice (multiparous) and fall into the category of living in urban and rural areas of Indonesia. All subjects who meet the inclusion and exclusion criteria become the research sample, comprising 4,822 women for urban areas and 5,011 women for rural areas. The results show that there are differences in factors influencing childbirth complications among urban and rural multiparous women. For urban women, low education, experiencing pregnancy complications, age at delivery <20 years, birth spacing <2 years, having problems accessing healthcare facilities, adequate delivery preparation, and non-use of contraception were statistically significant risk factors for delivery complications among multiparous women. Meanwhile, for rural women, lack of women's autonomy regarding maternal healthcare, experiencing pregnancy complications, age at delivery <20 years/20 – 35 years, birth spacing <2 years, having problems accessing healthcare facilities, inadequate ANC meeting the 5Ts, adequate delivery preparation, and non-delivery location at a healthcare facility were statistically significant risk factors for delivery complications among multiparous women. Early detection measures during high-risk pregnancies are needed, along with improving access and enhancing the quality of maternal health services, especially in rural areas."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Ratna Sari
"Penelitian ini bertujuan melihat faktor - faktor yang berpengaruh terhadap kejadian komplikasi persalinan serta perbedaan risiko ibu yang mengalami komplikasi persalinan menurut karakteristik sosio demografi dan sosio ekonomi. Berdasarkan temuan pada analisis deskriptif , dapat disimpulkan bahwa persentase tertinggi ibu yang mengalami komplikasi persalinan terdapat pada pendidikan menengah, bertempat tinggal di perkotaan, status ekonomi menengah, jarak kelahiran ≤ 24 bulan, umur ibu 20 - 34 tahun, urutan kelahiran 1 dan ≥ 4, dengan penolong persalinan medis, tempat bersalin di fasilitas kesehatan, dan memiliki riwayat komplikasi kehamilan. Berdasarkan ibu yang memiliki komplikasi kehamilan, didapatkan bahwa hanya 13,5 persen yang melakukan perawatan antenatal.
Berdasarkan analisis inferens dengan model logit biner, dapat disimpulkan bahwa dengan memperhatikan kondisi tingkat pendidikan, urutan kelahiran, komplikasi kehamilan, penolong persalinan, tempat bersalin, interval serta faktor klasifikasi seperti status ekonomi dan tempat tinggal secara signifikan berpengaruh terhadap kejadian komplikasi persalinan. Perbedaan risiko pada umumnya menunjukkan pola yang sama dengan hasil dari analisis deskriptif, namun pada model dengan faktor klasifikasi status ekonomi pada hasil out put menunjukkan tidak terdapat perbedaan risiko yang signifikan pada setiap status ekonomi dan ditemukan bahwa jenis komplikasi persalinan tertinggi yaitu persalinan lama banyak terdapat pada tingkatan umur 15 - 19.

The Objective of this research is to study about factors affecting the incidence of delivery complications and also risk differences on the basis of socio demographic and economic. On descriptive analysis, we found the highest percentage are women who have secondary education, who live in urban, middle-class economy, birth interval < 24 month, age of women at delivery 20 - 34 years old, birth order 1 and ≥ 4 children, medical assistance at delivery, place of birth at medical facility, and have pregnancy complications. We also found that among women who have pregnancy complication only 13,5 percent of them went for antenatal care.
Based on inferential binner logistic models, it can be concluded, that education, birth order, pregnancy complications, assistance at delivery, place of birth and birth interval and clasification factors : economic status and residence are significant in affecting the incidence of delivery complications. In generally the risk differences have similar pattern with analysis descriptif except economic status. We also found prolonged labor is the highest delivery complication in most teenege ( 15 - 19 years old)."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rita Novita
"Penyebab utama kematian ibu di Indonesia adalah perdarahan sebanyak 28%, eklampsia 23% dan infeksi 11%. Mempelajari kematian ibu akibat komplikasi persalinan di Kalimantan Barat sangatlah penting untuk melakukan upaya penanggulangan. Telah dilakukan analisis data survey Riskesdas 2010, sub sampel Wanita yang berumur 10-59 tahun pernah hamil dan melahirkan anak terakhir diperoleh sub sampel sebanyak 409 orang. Hasil analisis di dapat 10,5% persen kejadian komplikasi persalinan, jenis komplikasi yang terjadi yaitu ketuban pecah dini 4%, perdarahan 2% dan lainnya 1%. Faktor-faktor yang terkait dengan kejadian komplikasi persalinan adalah tingkat pendidikan yang mengalami kejadian terbanyak yaitu pada tingkat pendidikan tamat SLTP dan sederajat kebawah dengan presentase 7,3%, jenis pekerjaan yang terbanyak untuk terjadinya komplikasi persalinan yaitu yang bekerja di sektor informal sebesar 6,1%, jumlah kejadian komplikasi persalinan hampir sama pada setiap kuintil at pengeluaran perkapita rumah tangga, umur yang terbanyak mengalami komplikasi yaitu pada umur 220-35 tahun sebesar 8%, jarak kelahiran terbanyak terjadi komplikasi yaitu pada jarak kelahiran <28 dan >48 bulan, sebesar 8,4%, jumlah paritas yang terbanyak mengalami kej adian komplikasi adalah yang memiliki >4 anak, sebesar 8,8%. Bila dilihat dari frekuensi layanan antenatal ternyata responden yang frekuensi pemeriksaan kehamilan >4 kali, terjadi komplikasi sebesar 9%, pemeriksaan pertama K1 pada usia kehamilan 1-3 bulan terjadi komplkasi paling banyak yaitu sebesar 8,3%, kunjungan ulang K4 (1-1-2) yang sesuai mempunyai kejadian komplikasi yaitu sebesar 8,5%. Temuan ini mengindikasikan layanan antenatal perlu dilihat dari kualitas layanannya. Hasil analisis tentang layanan antenatal dengan melihat komponen ANC standar 6T, responden yang tidak lengkap standar 6T kejadian komplikasi sebesar 7,4%, responden yang mendapat tablet Fe <30 tablet dan tidak periksa hamil, sama besarnya untuk terjadi komplikasi persalinan yaitu sebesar 3,7%. Simpulan bahwa komplikasi persalinan kejadiannya lebih tinggi, pada responden yang mendapat layanan ANC tidak sesuai standar 6T.
The main causes of maternal mortality in Indonesia is bleeding as much as 28%, eclampsia 23% and 11% infection. Studied matemal deaths from complications of childbirth in West Kalimantan is important for prevention efforts. Survey data analysis has been performed Riskesdas 2010, the sub-sample of Women aged 10-59 years had become pregnant and give birth to a child last obtained a sub sample of 409 people. The results of the analysis can be 10.5% percent incidence of complications of labor, type of complications that occur are premature rupture of membranes 4%, bleeding 2% and 1% other. Factors associated with the incidence of complications of labor is the level of education had the highest incidence is in junior high school graduate level education and an equal percentage down to 7.3%, the highest type of work for the occurrence of complications of labor that is Working in the informal sector by 6.1 %, the incidence of complications of labor about the same in each quintile at the household expenditure per capita, the largest age complications at the age of 20-35 years ≥ 8%, the highest incidence of complications of birth spacing is the spacing of <28 and > 48 months, by 8.4%, the highest number of parity experiencing complications incident is one that has> 4 children, at 8.8%. When viewed from the frequency of antenatal services Was the frequency of prenatal care respondents> 4 times, complications of 9%, the first examination of K1 at the age of 1-3 months of pregnancy occurs komplkasi most Widely in the amount of 8.3%, K4 repeat visits (1-1 -2) which has the incidence of complications according to the amount of 8.5%. These findings indicate antenatal services need to be seen from the quality of its services. The analysis of antenatal services by looking at the ANC component of the standard 6T, respondents who did not complete the standard 6T complication incidence of 7.4%, of respondents who received tablet Fe <30 tablets and pregnancy check, as much to be complications of labor is equal to 3.7 %. The inference that the higher incidence of labor complications, the respondents who received ANC services do not fit the standard 6T."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Rahayu Ningsih
"Faktor penyebab tingginya AKI (346/100.000KH) yaitu belum tercapainya indikator pertolongan persalinan di fasilitas kesehatan. Pertolongan persalinan di fasilitas kesehatan dipengaruhi oleh faktor individu dan provinsi. Penelitian ini bertujuan melihat pengaruh dan besar kontribusi faktor individu dan provinsi terhadap pertolongan persalinan di enam provinsi di Indonesia berdasarkan data SDKI dan profil kesehatan Indonesia tahun 2012. Hasil analisis multilevel regresi logistik multinomial menunjukan, determinan pertolongan persalinan meliputi asuhan kehamilan, daerah, asuransi kesehatan, indeks kepemilikan, pekerjaan suami, pekerjaan, pendidikan ibu, paritas, umur, rasio bidan, rasio puskesmas, rasio tempat tidur rumah sakit dan kepadatan penduduk. Faktor provinsi menurunkan 24.22% variasi pertolongan persalinan di Indonesia.

The high maternal mortality rate (346 per 100.000 live birth) in Indonesia is caused by several factors, one of it is that Indonesia has not been achieved the indicator of aid deliveries in health facilities. This study aims to look at the influence and the contribution of individual factors and province factor on deliveries in six provinces in Indonesia based on data from Demographic and Health Survey and health profiles of Indonesia in 2012. Based on the analysis of multilevel multinomial logistic regression, the determinant of delivery aid is the individual factors include the antenatal care, regions, health insurance, household wealth index, husband's occupation, employment and education of women of childbearing age, parity and the age of them. The determinant factor of the province covers the ratio of health centers, the ratio of beds and population density. Contextual variables (province factors) decrease 24.22% variation deliveries at six provinces in Indonesia.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T46435
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yakin
"Seperti diketahui, angka kematian ibu di Indonesia berdasarkan SKRT 1995 masih cukup tinggi yaitu 373 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini adalah yang tertinggi di antara negara-negara ASEAN. Sekitar seperempat sampai setengah dari kematian tersebut berhubungan dengan komplikasi kehamilan dan persalinan. Pelayanan antenatal merupakan salah satu upaya untuk mengurangi kejadian komplikasi persalinan yang diharapkan dapat menurunkan angka kematian ibu menjadi 225 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2000. Cakupan K4 di Indonesia pada tahun 1995 masih cukup rendah yaitu 64,88% dari yang ditargetkan 80%. Untuk menekan angka kematian ibu tersebut perlu dilakukan penelitian tentang kualitas pelayanan antenatal dalam hubungannya dengan kejadian komplikasi persalinan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi tentang hubungan antara pelayanan antenatal dengan kejadian komplikasi persalinan. Desain studi adalah "Case Control" dengan menggunakan data sekunder dari survei Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 1997. Sebagai sumber data digunakan kuesioner SDKI 1997. Jumlah sampel adalah 14.332 ibu hamil yang telah bersalin pervaginam dari tahun 1992 sampai dengan 1997 (total populasi) yang terdiri dari 4376 kasus (ibu yang mengalami komplikasi persalinan) dan 9956 kontrol (ibu yang bersalin normal).
Dilakukan analisis univariat, bivariat, dan multivariat dengan regresi logistic. Kejadian komplikasi persalinan adalah 30,5%. Dari hasil analisis bivariat, faktor yang berhubungan dengan kejadian komplikasi persalinan adalah pelayanan antenatal yang kurang baik (OR = 1,18), ibu yang tidak pernah sekolah (1,38), sosial ekonomi yang rendah (1,2), tempat tinggal di pedesaan (1,14), umur ≤ 19 tahun (1,20), paritas ≥ 4 anak (1,10), penolong persalinan non tenaga kesehatan (1,11) dan tempat persalinan yang bukan fasilitas kesehatan (1,17) serta hasil ini bermakna secara statistik. Dari hasil analisis multivariat, faktor yang mempengaruhi hubungan antara pelayanan antenatal dengan kejadian komplikasi persalinan adalah faktor sosial ekonomi, umur, dan paritas.
Dalam upaya pencegahan terjadinya komplikasi persalinan perlu lebih ditingkatkan kualitas pelayanan antenatal pada ibu hamil. Sehingga deteksi dini terhadap ibu hamil yang mempunyai faktor risiko tinggi dapat dilakukan dengan baik serta melakukan penanganan secepat mungkin.

Relationship between Antenatal Care and the Occurrence of Delivery Complication (Data analysis of Indonesian Health and Demography Survey, 1997)It had been known that according to household Health Survey (SKRT) 1995. Maternal Mortality Rate in Indonesia was 373 per 100.000 live births. This figure was the highest among ASEAN countries. About a quarter to a half of this MMR was caused by complication during pregnancy and delivery.
Antenatal care is an effort to decrease the occurrence of delivery complication which could be expected to decline the MMR to be 225 per 100.000 live birth by the year 2000. The coverage of K4 in Indonesia was relatively low (64,88%). It has not achieved the target yet (80 %).
The purpose of this research is to get information on relationship between antenatal care with the occurrence of delivery complication. This research used case control design. The source of data was questionnaires gets from Indonesian Health and Demography was survey 1997. The population is 14.332, since 1992 to 1997, which were consisting of 4376 cases (those who had delivery complication) and 9956 controls (those who had normal delivery). Data was analyzed by using univariat, bivariate as well as multivariate analysis.
The result of this research showed that the delivery complication was 30,5%. Based on univariate analysis it was known that factors related to the occurrence of delivery complication was inadequate antenatal care (OR = 1,18), low education of mothers (1,38), low social economic level (1,2), settled in rural area (1,14), ≤ 19 years of age (1,20), parity of ≥ 4 children (1,10), delivery helper was non health provider (1,11) and delivered at non health facility (1,17). Based on multivariate analysis, the factors that related to this relationship were social economic level, age and parity.
In order to prevent the occurrence of delivery complication, it needed to improve the quality of antenatal care. Besides this, the pregnant mothers of high risky should be detected earlier well as handle the cases as soon as possible.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T10358
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aini Qurani Sam
"Lebih dari 500.000 ibu yang meninggal tiap tahunnya disebabkan karena komplikasi pada kehamilan. Meskipun pada kenyataannya komplikasi obstetric menjadi kejadian yang tidak dapat diramalkan dan menyebabkan sekitar lebih dari 90% kematian ibu pada saat atau sekitar persallinan. Maka dari itu, pendekatan yang dilakukan adalah dengan mengganggap semua kehamilan berisiko. Salah satu strategi yang dapat dilakukan dalam mencegah dan menurunkan angka kejadian maternal mortality di Indonesia yakni dengan mengetahui apakah terdapat hubungan antara kepatuhan kunjungan dan kelengkapan antenatal care (ANC) dengan kejadian komplikasi obstetri sehingga selanjutnya dapat dilakukan perencanaan penanggulangan secara lebih efektif dalam hal menurunkan kematian ibu di Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017 dengan design penelitian potong lintang. Sampel pada penelitian ini adalah ibu berumur 15-49 tahun yang memiliki anak 5 tahun terakhir yang memenuhi kriteria inklusi dengan mengambil total sampling. Hasil permodelan akhir analisis multivariat cox regresi dimana diperoleh adanya hubungan kepatuhan dan kelengkapan ANC yang signifikan secara statistik terhadap komplikasi obstetric dengan nilai PR sebesar 1,33 (95%CI 1,22-1,46) dengan nilai p 0,0001. Maka dapat disimpulkan, ada hubungan kepatuhan kunjungan dan kelengkapan ANC terhadap komplikasi obstetric di Indonesia setelah dikontrol oleh variabel umur, paritas, riwayat komplikasi, dan pendidikan.

More than 500,000 mothers died each year due to complications in pregnancy. Even though obstetric complications become unpredictable events and caused more than 90% of maternal deaths at or around delivery. Therefore, the approach taken is to assume all pregnancies are risky. One of the strategies that can be used to prevent and reduce the incidence of maternal mortality in Indonesia is to find out whether there is a relationship between compliance and completeness antenatal care (ANC) with the incidence of obstetric complications so that further management planning can be done more effectively in terms of lowering maternal mortality in Indonesia. This study used secondary data from the Indonesia Demographic and Health Survey (IDHS) in 2017 with a cross-sectional design. The sample in this study were mothers aged 15-49 years who had children in the last 5 years who were eligible with the inclusion criteria by taking total sampling. The results of the final modeling of multivariate cox regression analysis showed that there was a relationship between ANC compliance and completeness with obstetric complications with a PR value of 1.33 (95% CI 1.28-1.46) with a p-value of 0.0001. So it can be concluded, there is a relationship between compliance and completeness of ANC to obstetric complications in Indonesia after being controlled by age, parity, history of complications, and education."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Fauziah
"Angka komplikasi persalinan di Indonesia sendiri mengalami kenaikan hal ini dapatdilihatdari data SDKI tahun 2002 2003 sampai SDKI 2012 Berdasarkan data SDKI 2002dan SDKI 2007 kejadian komplikasi persalinan di Indonesia naik sebesar 11 Jika dibandingkan dengan kejadian komplikasi persalinan berdasarkan data SDKI tahun 2007 dan SDKI tahun 2012 angka komplikasi persalinan naik sebesar 19 4 Penelitian ini bertujuan untuk diketahuinya gambaran faktor faktor yang mempengaruhi komplikasi persalinan di Indonesia Penelitian ini merupakan penelitian jenis deskriptif analitik dengan desain cross sectional Pengambilan sampel penelitian adalah total sampling Sampel dalam penelitian ini wanita yang pernah kawin usia 15 49 tahun pernah melahirkan dan yang dianalisis adalah kelahiran anak terakhir yang tercakup dalam data SDKI 2012 sebesar 14 023 ibu Hasil determinan yang berhubungan dengan kejadian komplikasi persalinan adalah paritas komplikasi kehamilan penolong persalinan tempatpersalinan dan pendidikan.

The complication rate of births in Indonesia increased this can be seen from the data in the 2002 2003 to IDHS 2012 Based on IDHS data is IDHS 2002 and 2007 the incidence of complications of childbirth in Indonesia increase 11 When we compared with the incidence of complications of labor based on data IDHS IDHS 2007 and 2012 the number of delivery complications increased by 19 4 This research aims to know description of the factors that influence the delivery complications in this Indonesia This research is a descriptive analytic research with cross sectional design Sample in this research is total sampling The sample in this study ever married women aged 15 49 years had given birth and the birth of the last child is analyzed is included in the data IDHS 2012 of 14 023 mothers Results determinant incidence of complications related to are parity complications of pregnancy birth attendants birth place and education levels."
Depok: Universitas Indonesia, 2014
S57286
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yosita Putri Mayliana
"Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu provinsi penyumbang AKI terbesar di Indonesia dan memiliki angka komplikasi persalinan yang cukup tinggi, yaitu 22,2%. Kejadian komplikasi persalinan banyak terjadi pada ibu yang melahirkan bukan dengan tenaga kesehatan (46%). Penelitian ini merupakan analisis data SDKI 2012 dengan sampel sebanyak 1.609 wanita usia subur (15-49 tahun). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara penolong persalinan dengan kejadian komplikasi persalinan di Jawa Barat. Hasil analisis menunjukkan bahwa ibu yang melahirkan bukan dengan tenaga kesehatan berisiko 7,948 kali lebih tinggi untuk mengalami komplikasi persalinan dibandingkan dengan ibu yang melahirkan dengan tenaga kesehatan setelah dikontrol oleh variabel riwayat komplikasi persalinan, tempat persalinan, kunjungan neonatal, dan akses informasi.

West Java is one of the largest province which contribute to maternal mortality in Indonesia and has a number of labor complications are quite high, 22.2%. Incidence of labor complications common in mothers who gave birth not by health workers (46%). This study is an analysis of data IDHS 2012 with a sample of 1,609 women of childbearing age (15-49 years). This study aimed to determine the relationship between the incidence of labor complications with the birth attendants in West Java. The analysis showed that mothers who give birth rather than by health workers 7.948 times higher risk to develop complications of labor compared with women who gave birth by health professionals after being controlled by a variable history of childbirth complications, place of delivery, neonatal visits, and access to information.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S54789
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Shinta
"Kehamilan yang tidak diinginkan setelah melahirkan dapat terjadi karena terlambatnya penggunaan kontrasepsi. Penggunaan kontrasepsi dapat menjadi terlambat apabila baru digunakan setelah masa subur wanita telah kembali, yang salah satunya ditandai dengan berakhirnya masa postpartum amenorrhea. Salah satu cara untuk memperlambat kembalinya masa subur setelah melahirkan adalah dengan menyusui. Hasil penelitian membuktikan bahwa lama menyusui berhubungan dengan waktu penggunaan kontrasepsi dengan faktor sosioekonomi dan demografi, postpartum amenorrhea, pengetahuan, serta jenis kontrasepsi sebagai konfonding. Namun, terlihat indikasi bahwa masih terdapat wanita yang menganggap menyusui saja sudah cukup untuk menunda kembalinya masa subur, tanpa memperhatikan berakhirnya postpartum amenorrhea. Oleh karena itu, sebaiknya pihak-pihak terkait memberikan KIE yang menekankan penggunaan kontrasepsi sebelum masa postpartum amenorrhea berakhir walaupun ibu masih menyusui.

Unwanted pregnancies after delivery can occur due to delay in the use of contraceptives. Contraceptive use can be delayed if use after the woman's fertile period has returned, which is marked with the end of postpartum amenorrhea. One way to delay the return of fertility after delivery is by breastfeeding. The results prove that the duration of breastfeeding associated with time contraceptive use with socioeconomic and demographic factors, postpartum amenorrhea, knowledge, types of contraceptives, as well as the interaction between the duration of breastfeeding with the type of contraception as confounding, But there’s indication that there are women who think breastfeeding is enough to delay the return of fertility, regardless of the end of postpartum amenorrhea. Therefore, the parties concerned should provide IEC which emphasizes the use of postpartum contraception before the end of amenorrhea although mothers are still breastfeeding."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S47368
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>