Ditemukan 110415 dokumen yang sesuai dengan query
Tegar Satrio Dwiputro
"DWDM adalah salah satu teknik multiplexing dengan media transmisi serat optik yang menggunakan panjang gelombang yang berbeda-beda sebagai kanalkanal informasi sehingga memungkinkan beberapa informasi (data, voice, dan video) ditransmisikan dalam satu serat optik saja dalam waktu yang bersamaan. Dalam skripsi ini, akan dijelaskan analisis tentang penggunaan teknologi DWDM pada jaringan backbone, terutama penggunaan teknologi DWDM pada backbone Jawa Barat. Untuk menganalisis, mengambil data-data yang diperlukan dari PT. TELKOM seperti konfigurasi jawa backbone, konfigurasi backbone jawa barat, dan perkembangan kapasitas atau trafik data dari tahun 2006-2011. Dari data yang didapat terlihat bahwa untuk jaringan backbone jawa barat teknik multiplexing yang tepat adalah DWDM karena hanya DWDM yang dapat memenuhi pertumbuhan kapasitas dan trafik pada backbone jawa barat. Sedangkan untuk konfigurasi, serat optik yang paling tepat untuk backbone jawa barat adalah G.652 dan G.655. Dan jarak antar terminal maksimal 97 km.
DWDM is a multiplexing technique with optical fiber transmission media that uses different wavelengths as different channels of information to allow some information (data, voice, and video) is transmitted in only one optical fiber at the same time. In this thesis, will be explained the analysis of the use of DWDM technology in backbone networks, especially the use of DWDM technology in the backbone of West Java. To analyze the authors take the necessary data from the PT. TELKOM as backbone configuration of Java, West Java backbone configuration, and development of the capacity or the traffic data from the years 2006-2011. From the data obtained shows that for western Java backbone, network multiplexing technique which is appropriate is DWDM. Because only DWDM can fullfill the growing capacity and traffic on the backbone of west java. As for the configuration, the optical fiber which is most appropriate for western Java is G.652 and G.655. And the maximum distance between the terminal is 97 km."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42056
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Nana Rusdiana
"Beragamnya layanan informasi semakin menuntut peningkatan bandwidth dan kehandalan jaringan yang memadai. Oleh karena itu PT Telkom Indonesia, melakukan perencanaan jaringan backbone DWDM 40G link Jatinegara - Cikupa. perencanaan ini berasal dari jaringan exsisting sampai batas maksimum kapasitas yang dapat ditampung. Pada tahun 2012 kebutuhan bandwidth adalah 380 Gbps sampai tahun 2024 mencapai 1178,296 Gbps yang dihitung menggunakan regresi linear. Terdapat perbedaan teknologi yang dipakai antara DWDM 40G dengan teknologi DWDM dibawahnya seperti faktor dispersi kromatik dan format modulasi (RZ-DQPSK). Pada perencanaan ini dilakukan kalkulasi level daya dan penambahan DCM untuk mendapatkan parameter perencanaan yang optimum seperti BER dan OSNR.
Diversity of information services increasingly demanding higher bandwidth and network reliability are adequate. Therefore, PT Telkom Indonesia, planning 40G DWDM backbone network link Jatinegara - Cikupa. This plan comes from exsisting network to the maximum capacity that can be accommodated. In 2012 was 380 Gbps bandwidth requirements up to 2024 Gbps reached 1178.296 calculated using linear regression. There are differences between 40G DWDM and under 40G DWDM such as chromatic dispersion factor and modulation format (RZ-DQPSK). This planning is done calculations on the power level and the addition of DCM to obtain the optimum design parameters such as A and OSNR."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46107
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Muliasari Rahmadini
"Seiring dengan pesatnya kebutuhan layanan multimedia semakin menuntut peningkatan bandwidth dan kehandalan jaringan yang memadai. Oleh karena itu PT Telkom Indonesia, Tbk melakukan perencanaan jaringan backbone DWDM 100 Gbps link Cirebon-Tegal guna memenuhi kebutuhan bandwidth tersebut. Pada perencanaannya dilakukan prediksi kebutuhan bandwidth dimasa yang akan datang. Berdasarkan keakuratan regresi linear yang hanya sampai 4 tahun, maka perhitungan prediksi dilakukan hanya sampai tahun 2017 dengan besar kapasitas yaitu 721.793 Gbps. Selain itu dilakukan kalkulasi level daya serta perhitungan BER untuk mengetahui performansi jaringan. BER yang diperoleh dari jaringan ini sebesar 4.48 x 10-31 sehingga dapat dikatakan bahwa jaringan ini memiliki performansi yang baik. Dari jaringan 100 Gbps ini pula diperoleh nilai tambah untuk segala bidang baik edukasi, kesejahteraan sosial hingga kemajuan teknologi selain itu nilai tambah yang dapat dihasilkan dari perencanaan jaringan 100 Gbps ini adalah penekanan biaya operasional serta pengurangan total loss yang terjadi selama pentransmisian.
Along with the increasing of multimedia services needs rapidly, it is adequate the increased bandwidth and network reliability. Therefore, PT Telkom Indonesia Tbk planning 100 Gbps DWDM backbone network for link Cirebon-Tegal to meet the bandwidth requirements. In the planning, the prediction bandwidth is one of requirements in the future . Based on the accuracy of linear regression that only up to 5 years , then the prediction calculation is performed only in 2017 with a large capacity is 721.793 Gbps. Moreover the power level and the BER calculation is needed to determine network’s performance. BER is obtained from this network is 4.48 x 10-31 so it can be said that this network has a good performance . From 100 Gbps network is also obtained value added to all areas such as education, social welfare until the advancement of technology besides these added values, other added value that can be generated from 100 Gbps network planning is operational cost reduction as well as reduction in the total loss that occurs during transmission."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S53497
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Tri Kushartadi
"Teknologi Dense Wavelength Division Multiplexing (DWDM) telah mengalami perkembangan pesat, di mana beberapa vendor telah meningkatkan kapasitas per frekuensi hingga mencapai 1 Tbps (Tera Bit Per Second). Dalam tesis ini, penelitian dilakukan untuk menentukan pola data yang digunakan oleh engineer guna mencapai hasil yang optimal dengan menggunakan kecerdasan buatan. Penelitian ini berfokus pada simulasi jaringan DWDM di Microsoft di Amerika Utara, yang melibatkan beberapa repeater dan mempertimbangkan berbagai faktor yang terjadi dalam jaringan tersebut. Dengan menggunakan data hasil performansi lapangan, ditemukan data yang paling optimal untuk jaringan DWDM tersebut. Dengan mencapai kinerja Q-Factor yang baik, diperoleh juga margin pada jaringan berdasarkan perhitungan kabel optiknya. Estimasi kinerja Q-Factor dapat diperoleh melalui fungsi regresi linear yang bergantung pada perangkat yang dilalui dalam jaringan, seperti Transponder, EDFA, dan media transmisi berupa serat optik. Data hasil pengukuran merupakan data perubahan daya transmisi pada sisi penguat, yang menyebabkan perubahan daya per kanal pada setiap transponder di sisi penerima. Setiap perubahan nilai kinerja Q-Factor pada setiap kanal dianalisis polanya menggunakan machine learning. Data tersebut akan dilakukan proses pelatihan berulang kali guna meminimalkan kesalahan dan mencapai kinerja Q-Factor yang lebih baik. Secara keseluruhan, hasil yang dicapai dalam tesis ini membentuk dasar bagi skema pemodelan kinerja Q-Factor yang akurat serta mendapatkan nilai Q-Factor yang optimal. Hasil penelitian ini memberikan wawasan tentang penggunaan machine learning di masa depan dalam perencanaan jaringan optik DWDM.
This research investigates the development of DenseWavelength Division Multiplexing (DWDM) technology inconjunction with 6G technology to meet the growing demands forhigh-speed data transmission. Vendors have significantlyincreased the capacity per channel enabling speeds of up to 1 Tera Bit Per Second. The Q-Factor is one of the indicators thatdetermines the quality of the optical system. Q-Factor plays acrucial role in evaluating these technological advancements. Inactual practice, engineers need to conduct manual field tests toobtain the Q-factor value. Engineers must calibrate the equipmentmanually onsite. This procedure is time consuming and inefficient. Machine learning can be used to calculate and forecast the Qfactor quickly and automatically. This study designs a machine learning algorithm to forecast the Q-factor value based on the equipment parameters in the field. This study evaluates 4 machine learning algorithms. The data used is obtained from the Microsoft optical network in North America. The Decision tree model archives the best results with an impressive accuracy of 99.5% and low mean squared error (MSE) of 0,00104. The proposed algorithm achieved better results than the previous research."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Debora Komba
"Memasuki era globalisasi ekonomi dan informasi serta persaingan bebas dunia khususnya di bidang teknologi telekomunikasi yang saat ini sedang memasuki teknologi jaringan pita lebar atau yang biasa dikenal dengan nama Broadband ISDN (B-ISDN), maka PT. Telkom sebagai penyelenggara telekomunikasi di Indonesia juga merencanakan penerapan jaringan B-ISDN tersebut dimana pada tahap awal akan dibangun pada jaringan backbone antara kota Jakarta - Surabaya dengan menggunakan transmisi serat optik berteknologi SDH (STM-16).
Penerapan jaringan B-ISDN ini tentu akan terkait dengan beberapa aspek baik aspek teknik maupun non teknik. Untuk itu penulis dalam tesis ini mencoba menganalisa aspek-aspek yang terkait tersebut. Analisa non teknik disini mencakup aspek ekonomi, aspek pemasaran dan aspek regulasi. Sedangkan analisa teknik antara lain membahas aspek sinkronisasi ATM dan SDH, interoperabilitas perangkat yang multi vendor.
Enfacing a global era in economic and information fields as well as a worldwide free competition, particularly in the telecommunication technology, that is now facilitating a network wideband technology or more well known by the name of Broadband ISDN (B-ISDN), therefore PT. Telkom as an organisator or holdkeeper telecommunication in Indonesia has also planned the application of that network B-ISDN where is at first going to be built a network backbone between Jakarta - Surabaya by using a fibre optic transmission with a SDH (STM-16) technology.The application of this network B-ISDN surely will deal with several aspects, either technique or non technique aspects. For this purpose, the writer in this thesis try to analyze those related aspects. In this paper, the non technique analysis Involves some aspects such as economics, marketing and regulation. Meanwhile, the technique analysis tells us about such as a synchronization between ATM and SDH , as an interoperability of multivendor facilities."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Adrian Wisaksono
"
ABSTRAKDewasa ini Teknologi Informasi sudah menjadi kebutuhan utama suatu perusahaan atau organisasi. Untuk suatu organisasi seperti perbankan yang dimaksud dengan kebutuhan teknologi Informasi meliputi kebutuhan perangkat jaringan, perangkat keras dan perangkat lunak komputer dan lain sebagainya yang dapat mendukung proses bisnis dari organisasi.
Jaringan komputer merupakan salah satu infrastruktur yang terpenting dan termahal dari suatu perangkat teknologi inforniasi. Oleh karena itu dibutuhkan perencanaan yang baik untuk meyakinkan diperolehnya suatu infrastruktur jaringan yang memenuhi aspek teknis dan kebutuhan organisasi. Perlu juga diperhatikan perkembangan dari segi bisnis agar jaringan yang direncanakan mampu mengantisipasi kebutuhan masa mendatang akibat tumbuhnya organisasi.
Layaknya suatu investasi, perlu adanya analisis untuk menentukan tingkat pengembalian modal dan seherapa jauh dampak yang diberikan investasi tersebut terhadap proses bisnis organisasi. Digunakannya metode Information Economics untuk membantu menentukan tingkat pengembalian modal dan melihat keuntungan yang bersifat tangible dan intangible dari investasi yang telah dilakukan.
Tesis ini melakukan tinjauan terhadap investasi jaringan backbone yang dilakukan pada kantor pusat sebuah bank di jakarta. Tesis ini membahas konsep jaringan yang direncanakan dan analisa secara teknis serta kebutuhan pihak manajemen Bank U0. Selain itu juga dilakukan analisis biaya investasi yang dikeluarkan pihak manajemen bank UO untuk mengadakan jaringan tersebut dan keuntungan yang diperoleh baik secara langsung ataupn secara tidak langsung.
ABSTRACTPresently Information Technology is becoming the primary needs in an organization. For an organization such as banking, the meaning of the words "the need of an Information Technology" include the need of a computer network, computer hardware and Software, etc, which can help improving the business performance of the organization.Computer network is one of the most important and expensive infrastructures in information technology. In that case, the need of a good network planning is essential to make sure it meet the requirements. The planning also has to include the possibility of business expansion so in the case of future organization growth, the network can still anticipate the future requirement.Just like any investment, the process of analysis to determine the Return on Investment (ROI) and the impact of the investment itself to the improvement on business performance is needed. The analysis included the tangible and intangible benefit caused by the investment. The method of Information Economics by Marilyn. M. Parker is used in this thesis to determine all analysis process mentioned above.This thesis conducts a review of a backbone network investment in a bank head office in Jakarta. In detail this thesis discusses the planning of the bank backbone network, and then conducted a technical analysis and an analysis based on the need and requirement of the management of the bank. This thesis also discussed the cost of investment of the backbone network and determines the Return on Investment of this investment. The direst and indirect impact of this investment also mentioned in this thesis."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Rasyidah Mubarak
"Salah satu pencapaian Rencana Pitalebar Indonesia tahun 2014-2019 adalah terbangunnya jaringan tulang punggung yang menghubungkan 514 Ibukota Kabupaten/Kota dari 34 Provinsi di Indonesia. Terdapat 57 Ibukota kabupaten yang dibangun dengan pola Kejasama Pemerintah dan Badan Usaha dengan skema Availabililty Payment (AP) dengan menggunakan dana Kontribusi Kewajiban Pelayanan Universal. Pembangunan tersebut dibagi atas 3 (tiga) paket yaitu palapa ring paket barat, palapa ring paket tengah dan palapa ring paket timur. Karena palapa ring paket barat telah selesai pembangunannya sejak bulan Maret 2018 maka telah dilakukan evaluasi tahunan berdasarkan komitmen pembangunan penyelenggaraan jaringan namun belum mencakup sisi pemanfaatan jaringan. Dari hasil penelitian dengan menggunakan metode evaluasi gap analisis,fishbone analisis dan SWOT analisis, terdapat kendala dari sisi teknis dan kebijakan regulasi yang menyebabkan pemanfaatan jaringan palapa ring barat kurang optimal selama bulan Maret 2018 hingga Februari 2019. Penelitian ini juga menganalisis strategi yang telah dan yang perlu dilakukan Pemerintah dengan menggunakan model kanvas sebagai rekomendasi langkah-langkah perbaikan untuk pemanfaatan jaringan tulang punggung palapa ring barat.
One of the achievements by the Indonesian Broadband Plan for 2014-2019 was the establishment of a backbone network connecting 514 regency/city capitals from 34 provinces in Indonesia. There are 57 regency capitals that are built on the pattern of Public Privat Partnership (PPP) with Available Payments (AP) using funds from the Universal Service Obligation. The development is divided into 3 (three) packages, namely the western package palapa ring, the middle package palapa ring and the east package palapa ring. Since the West Package Palapa Ring has been completed since March 2018, an annual evaluation has been carried out based on the commitment to the development of network operations but has not covered the network utilization side. From the results of the study using gap analysis evaluation, fishbone analysis and SWOT analysis, there were technical and regulatory policy constraints that caused the utilization of the West Palapa Ring network to be less than optimal during March 2018 to February 2019. This study also analyzed strategies that had Government needs to be done by using the canvas model as a recommendation for corrective steps to utilize the west palapa ring backbone network."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T53327
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Rofiq Shulchi
"Perkembangan dunia telekomunikai yang sangat cepat menggiring pelanggan pada kebutuhan telepon bergerak dengan akses data kapasitas besar dan kecepatan tinggi. PT Indosat melakukan modernisasi jaringan telekomunikasi untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dengan membangun jaringan 3G dan 4G beserta infrastrukturnya. Bersama PT XL axiata sudah dilakukan skema berbagi bersama jaringan dalam rangka melakukan efisiensi investasi untuk pembangunan jaringan. Dengan menggunakan Lean Principle akan ditinjau proses bisnis yang berlaku dan pelaksanaan implementasi Lean System pada proses produksi yang terjadi dari skema jaringan berbagi antara PT Indosatooredoo dengan PT XL Axiata. Metode skema kerjasama berbagi yang sudah dilakukan akan dianalysis berdasarkan Lean sistem untuk mengetahui waste dari proses bisnis pada Joint construction jaringan Transmisi Backbone. Current Value Stream akan dibandingkan dengan Future Value Stream untuk mendapatkan nilai tambah kepada pelanggan yang pada akhirnya memberikan nilai tambah pada perusahaan.
The rapid growth of Telecommunication industry lead the customer into the demand on mobile telphon with high capacity and speed requirement.Indosat need to modernize their network to fulfill cutomer requirement by providing 3G and 4G network. Including the required infrastructure. Together wit PT XL Axiata PT Indosat has already provide cooperation on Network Sharing scheme in order to invest on buil network efficiently. Using Lean system, it will be reviewed of the process and the implementation of Lean system on Network Sharing scheme PT Indosat-PT XL Axiata. Sharing cooperation methode will be analize using Lean system to acknowledge waste in bisnis process on Transmission Backbone Network Joint Construction. Curent value stream will be compared with future value stream to obtain added value for customer which at the end will add the value for company."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
RS Dwi Prajitno Wibowo
"Sebuah sistem transmisi serat optik yang handal mempakan target dalam setiap perancangan jaringan sehingga diperlukan suatu perhitungan Link Budget yang tepat. Perhitungan Link Budget yang penulis bahas dalam skripsi ini mengambil contoh kasus pada Jaringan Backbone Serat Optik Indosat Segmen Semarang-Solo dengan menganalisis antara kodisi Link Budget pada saat perencanaan dan setelah diterapkan. Komponen-komponen yang dibandingkan adalah attenuasi serat, splicing loss, connector loss dan faktor dispersi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S40734
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Harefa, Tetty N.
"PT Telkom telah menerapkan system SDH (Synchronous Digital Hierarchy) dengan menggunakan serat optik sebagai media transmisinya. Adapun system SDH yang diaplikasikan telah menggunakan metode EEFO (Expansion and Extension Fiber Optic) dan Nothern Route Alcatel. Penggunaan kedua metode ini akan mempermudah PT Telkom dalam mengoperasikan layanan jaringan telekomunikasi dan keterbatasan akan kapasitas bandwidth yang digunakan. Tentunya kedua metode ini memiliki kelebihan dan kekurangan dalam penerapannya. Berkaitan dengan hal tersebut maka dalam penulisan skripsi ini akan dilakukan suatu Analisa cara kerja kedua metode tersebut.
Analisis yang dilakukan adalah dengan mengumpulkan semua informasi baik dari perusahaan yang bersangkutan maupun melalui buku sebagai referensi teori. Metode yang dilakukan adalah studi kasus di PT Telkom. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan cara kerja kedua metode dan bagaimana penerapannya pada jaringan backbone di PT Telkom. Dari kedua metode yang digunakan oleh PT Telkom, northern route lebih baik dari segi kecepatan, kapasitas, dan penghubung jarak jauh dibandingkan dengan EEFO. PT Telkom dapat menerapkan kedua sistem tersebut disesuaikan dengan kebutuhan jangka panjang baik dari segi teknis maupun ekonomi.
PT Telkom have applied system SDH ( Synchronous Digital Hierarchy) by using optical fibre as transmission media. SDH system applies two method which are used EEFO method ( Expansion And Extension Fiber Optik) and Nothern Route Alcatel. Both of this method will be easy to be used by PT Telkom in operating service of telecommunications network and to overcome the limitation of capacities which is used. Both of this method have advantage and disadvantage which will be discussed in this paper.Analysis is taken by collecting information from PT Telkom (case study) and also through various literatures. Data-Processing is done by comparing both of the method and how its implemented at the backbone network in PT Telkom. From both of these method, northern route method have better speed, capacities, and link of long distance than EEFO method. PT Telkom can apply both of this method for their future usage."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S40391
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library