Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 122755 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1984
S8813
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1993
S18347
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Kartini
"Dalam upaya pengendalian harga dan mengantisipasi terjadinya kelangkaan pasokan semen di seluruh wilayah Indonesia khususnya pada kondisi dimana produksi semen di dalam negeri masih terbatas dalam memenuhi kebutuhan nasional, pasokan semen impor cukup berperan untuk mensupply kebutuhan tersebut. Guna pengamanan ketersediaan stok semen di dalam negeri sehingga tidak terjadi kelangkaan dan melonjaknya harga semen telah dikeluarkan beberapa kebijakan Pemerintah dalam penentuan harga (harga eceran tertinggi/HET dan kernudian Harga Pedoman Setempat/HPS) menurut wilayah pemasaran tertentu serta diatur dan diawasi pelaksanaan ekspor semen yang dapat mengakibatkan terganggunya stok semen dalam negeri.
Semakin berkembangnya industri semen dengan didirikannya pabrik semen baru baik yang dikelola oleh swasta maupun pemerintah di beberapa wilayah, peranan semen impor semakin berkurang dan terjadi pergeseran produksi semen selain memenuhi kebutuhan dalam negeri juga dipasarkan ke luar negeri dengan tingkat harga yang cenderung lebih menguntungkan.
Berkenaan dengan penulisan tesis ini, akan dibahas dan dianalisis mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan semen dan ekspor semen yang dapat berakibat terganggunya pengadaan semen di dalam negen serta upaya pencapaian efektifitas dan efisiensi distribusi semen. Pengumpulan data diperoleh melalui instansi terkait dan lembaga-lembaga lainnya yang turut terlibat dalam distribusi semen. Sedangkan alat analisis data yang digunakan antara lain analisis regresi berganda dengan bantuan komputer melalui Program Statistical Package Social Science (SPSS) dan Program Linier (Model Tranportasildengan bantuan komputer melalui Program Quantitative System for BusinessPlus (QSB+).
Dari hasil analisis dalam penelman ini disimpulkan bahwa permintaan semen seoara keseluruhan dipengaruhi oleh faktor kondisi ekonomi nasional antara lain perkembangan Produk Domestik Bruto (PDB), investasi Nasional dan Nilai Tambah Bruto sektor konstruksi. Untuk itu diperlukan dukungan Pemerintah dalam menciptakan kondisi perekonomian yang semakin membaik dan bagi para produsen atau peiaku niaga semen diharapkan dapat memanfaatkan peluang pasar baik di dalam negeri maupun luar negeri. Disamping itu guna tercapainya efisiensi dan efektifitas distribusi semen, hendaknya ditunjang dengan tersedianya sarana dan prasarana serta infrastruktur dalam menunjang kelancaran distribusi semen agar pemasaran semen dapat terlaksana sesuai mekanisme pasar yang mengarah pada persaingan bebas."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1999
T-16792
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, T. M.
Jakarta: Departemen Transmigrasi Koperasi dan Pembangunan Masjarakat Desa, 1961
334 SIR k (2)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Remigius Dewa
[place of publication not identified]: [publiser not identified], 1995
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Mulyono
"Sejalan dengan perkembangan kebutuhan bahan bakar minyak di dalam negeri, maka permasalahan dalam suplai dan distribusi bahan bakar minyak akan semakin komplek, karena besar dan luasnya jangkauan distribusi yang harus dilayani. Mengingat Indonesia negara kepulauan, maka peranan armada tanker (transportasi laut) dalam suplai dan distribusi BBM dalam negeri, memegang peranan yang sangat vital dan strategis, hal ini terlihat hampir 70% kebutuhan BBM disuplai dan didistribusikan dengan armada tanker/tongkang.
Pola suplai distribusi BBM yang menitik-beratkan terjaminnya ketersediaan BBM dengan jumlah, kualitas dan waktu yang tepat atau dikenal dengan "security of supply", dimana mendatang tentu tidak dapat dipertahankan. Untuk itu, diperlukan evaluasi dan kajian (optimasi) atas pola suplai distribusi yang diterapkan, untuk mencapai pola suplai yang optimum.
Optimasi pola suplai distribusi BBM dalam negeri terpusat pada pemilihan rute pengiriman produk (BBM) dari sumber ke tujuan dalam jaringan distribusi, sehingga total biaya transportasi dapat diminimumkan. Optimasi dimulai dengan melihat gambaran verbal pola suplai distribusi yang ada, menentukan tujuan yang hendak dicapai, memperhatikan kendala yang dihadapi (variabel transportasi), kemudian diterjemahkan kedalam matrik transportasi dan diselesaikan dengan bantuan perangkat lunak (program komputer) Quantitative System For Business (QSB). Pola suplai distribusi BBM dalam negeri akan selalu berubah secara dinamis mengikuti perubahan yang terjadi pada variabel transportasi yaitu suplai BBM kilang, permintaan dari depot, kapasitas tangki timbun, kapasitas dermaga, jarak antara supply point dan discharges point, kondisi geografis dan lokasi dummy (lokasi floating storage untuk menampung BBM impor).
Dari hasil optimasi, terlihat bahwa pola suplai distribusi yang diterapkan saat ini masih belum optimal, maka untuk tahap pertama perlu segera diterapkan pola suplai distribusi existing dimana potensi efisiensi yang dapat dilakukan sebesar US $ 21,933,222 atau Rp. 175.465.776.000,- per tahun tanpa adanya investasi. Mengingat pola suplai distribusi existing bukan merupakan pola suplai distribusi optimum, maka langkah selanjutnya adalah merubah dari pola suplai distribusi existing ke pola suplai distribusi optimum (diperlukan investasi), dimana potensi efisiensi sebesar US $ 32,997,862 atau Rp. 263.982.896.000,- per tahun.
Lokasi dummy (floating storage) di Tlk. Semangka dan Kalbut, masih dapat dipertahankan apabila total biaya sewa lebih kecil atau sama dengan US $ 14,130,040.0 per tahun. Bila biaya sewa floating storage lebih besar dari US $ 14,130,040.0 per tahun, maka fungsi floating storage tersebut dapat digantikan oleh transit terminal Tanjung Gerem dan transit terminal Manggis (diperlukan investasi untuk mengembangkan kedua transit terminal tersebut).

The trend of oil Fuel's demand in domestic always increases, hence the problem in supply and distribution of oil fuel will become more complex because of the scope of area which must be served. Indonesia is an archipelago country, so sea transportation has significant contribution in supply and distribution of oil fuel. It can be seen that almost 70% oil fuel's demand is supplied and distributed by tanker.
The model of oil fuel's supply and distribution, which based on security of supply, in the future will be obsolete. It needs to be evaluated to get optimum model.
Optimizing process will be focused in choosing route for distributing oil fuel from supply points to discharge points, to get minimum total transportation cost. Optimizing will be started with evaluating existing model, set up the objective, considering constrains (transportation variables), transfer it into transportation matrix, and will be solved by Quantitative System for Business (QSB). The optimum model always change following the change of transportation variables for instance supply from refinery, demand from depot, storage capacity, jetty capacity, distance between supply point and discharge point, geography condition, and dummy location (floating storage location for import oil fuel).
The existing model has not fully applied (uses tramper model). Subsequently the first step is doing fully applied existing model which has potential efficiency about US$ 21,933,222 or Rp 175.465.776.000,- per year without any investment. The existing model is not an optimum one; therefore it will be followed by second step that is change the existing model into optimum model (it needs investment), which has potential efficiency around US$ 32,997,862 or Rp 263.982.896.000,- per year.
Floating storage location in Teluk Semangka and Kalbut still optimum if its total rent cost is US$ 14,130,040 or less per year. On the other hand, if total rent cost of floating storage is more than US$ 14,130,040 per year, floating storage must be changed by expansion of Transit Terminal Tanjung Gerem and Transit Terminal Manggis.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
T4809
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Titiek Setyawati
"Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai pola distribusi dan frekuensi kanker mulut sesuai letak, jenis kelamin, jenis kanker dan usia dari tahun 1985-1987. Diharapkan hasil yang didapat berguna untuk menambah / melengkapi data yang sudah ada. Pengambilan data dilakukan pada Rumah Sakit di 5 wilayah DKI Jakarta yang mempunyai Laboratorium Patologi Anatomi. Penentuan data berdasarkan diagnosa Histopatologi dari sediaan yang berasal dari jaringan mulut sesuai dengan klasifikasi ICD-WHO. Analisa data dilakukan dengan membuat persentasi menurut usia, jenis kelamin, letak kelainan dan jenis kanker.
Hasil Penelitian : Dari 3023 kasus yang diteliti didapatkan hasil 434 (14%) kasus kanker mulut dengan frekuensi tertinggi pada pria (54.84 %). Pada penelitian ini juga didapatkan "range" kanker mulut antara usia 6 bulan-95 tahun, dan kelompok usia 41-50 tahun mempunyai angka kejadian yang paling tinggi (20.74 %). Lokasi yang paling banyak terkena kanker adalah lidah (21.18 %). Dari 30 macam diagnosa histopatologi yang didapat, karsinoma sel skuamosa merupakan jenis kanker yang paling sering terjadi (52.07 %)."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 1989
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinta Lestari
"Aerosol sangat penting untuk dikaji karena aerosol merupakan komponen penting dan mempunyai peranan dalam mempengaruhi perubahan iklim. Aerosol menyebabkan pendinginan secara global karena keberadaan aerosol di atmosfer dapat menutupi sinar matahari yang masuk ke dalam permukaan bumi. Sumber aerosol berasal dari penggunaan tanah, dan dipengaruhi oleh kondisi klimatologis berupa curah hujan, serta angin sehingga dapat diketahui pola hubungan dari ketiganya. Penelitian ini mengkaji pola distribusi aerosol di Jawa Bagian Barat menggunakan citra satelit MODIS. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode klasifikasi AOD kemudian sumber aerosol dioverlaykan dengan variabel curah hujan, angin, dan penggunaan tanah untuk melihat hubungan antara pola distribusi aerosol dengan ketiga variabel tersebut. Hasil penelitian ini nilai rata-rata AOD (Aerosol Optical Depth) tertinggi terjadi pada Oktober 2007 dengan nilai AOD 0,481 dan Agustus 2008 dengan nilai AOD 0,408. Pola distribusi aerosol menunjukkan nilai AOD tinggi terdapat di bagian barat dan utara Jawa bagian barat, penggunaan tanah berupa lahan terbangun, dan terjadi pada musim kemarau.

Aerosols become a important study recently because it could influence the climate. Aerosols could impact global dimming, because the presence of aerosols in the atmosphere could block when the sunshine entering the Earth's surface. Source of aerosols induced from the land use, and climatic conditions in the form of rainfall, and wind so that can be known the relationship pattern among them. This study examined aerosol distribution patterns in Western Java region using MODIS satellite imagery. The method used in this study using the grid method on three variables, and analyze the relationship among them. The result of this study shows the highest average of AOD (Aerosol Optical Depth) in October 2007 with a value of 0,481, and in August 2008 with a value of 0,408. Distribution of aerosols pattern has a value of AOD high in the west, and north of West Java, land use of building area, and occurred in dry season. "
Universitas Indonesia, 2011
S632
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Roro Ita Villirianie
Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Felder, Mickey
"Didalam memasuki era 1990 kebutuhan atas manajemen distribusi dirasakan sangat diperlukan perusahaan di Indonesia didalam menghadapi gejolak ekonomi yang semakin tidak menentu, adanya persaingan yang ketat antara perusahaan di dalam industri yang sejenis atau terbukanya kesempatan untuk memasuki segmen pasar yang baru baik di dalam negeri maupun dì luar negeri, membuat perusahaan untuk merencanakan, mengatur, dan mengendalikan sistim manajemeri distibusinya.
Bagi industri semen masalah manajemen distribusi ini juga menjadi salah satu pokok masalah, khususnya masalah transportasi yang akan digunakan. Selama ini, transportasi yang digunakan oleh seluruh pabrik semen di Indonesia untuk mengangkut semen dan pabrik selalu menggunakan truk. Sedangkan kalau melihat dari karakteristik semen sendiri, barangnya bersifat "bulky" sehingga dibutuhkan alat transportasi yang dapat mengangkut banyak dan secara relatif murah.
Tujuan penulis untuk meneliti lebih mendalam mengenai pola distribusi semen ini, karena ingin melihat apakah ada kemungkinan ataupun alternatif bagi distribusi semen sehingga biaya distribusi nantinya dapat ditekan. Penelitian dilakukan di PT. Indoement Tunggal Prakarsa yang merupakan produsen semen terbesar di Indonesia
Pendekatan analisa yang dilakukan adalah dari segi biaya transportasi maupun kecepatan, dan akses yang dimiliki oleh cara transportasi yang dipergunakan. Dan hasil analisa tersebut maka didapat beberapa kesirnpulan yaitu ;
1. Alat transportasi truk masih merupakan pilihan utama karena mampu mengantarkan secara langsung dari pabnik produsen ke konsumen (untuk daerah Jawa). Dari segi biaya dan kecepatan, alat angkut ini secara relatip Iebih baik dibandingkan angkutan darat lainnya yaitu kereta api. Diperkirakan alat transportasi ini masih akan menjadi prioritas utama untuk masa?masa mendatang selama pra-sarana untuk angkutan kereta api belum ditambah dan sistimnya diperbaiki. Namun untuk itu diperlukan pengaturan antrian truk yang baik dan tentunya pra?sarana jalan yang memadai.
2. Alat angkut kereta api masih belum banyak digunakan untuk mengangkut semen, menurut data DPS Pada periode 1980 sampai dengan 1986 di Jawa, rata?rata hanya 7,5 % dari seluruh hasil produksi semen diangkut dengan kereta api. Hal ini disebabkan karena Pra--sarana berupa gerbong serta pergudangan di stasiun yang belum memadai.
3. Alat angkut kapal laut sangat penting untuk pengangkutan ke luar pulau Jawa. Produk semen harus bersaing dengan produk?produk lainnya agar mendapat tempat untuk diangkut. Pihak perusahaan memiliki sendiri gudang di Pelabuhan yang berfungsi untuk menyimpan barang yang akan diangkut ke luar pulau. 4. Selain gudang di pabrik dan Tanjung Priok, perusahaan, tidak memiliki gudang di tempat lain. Fasilitas Perggudangan di kota?kota lain seperti di Bandung atau di Surabaya dimiliki oleh pihak distributor.
dari hasil analisa yang dibuat, maka dapat disimpulkan bahwa dibutuhkan suatu pra?sarana Jalan kereta api dari lokasi pabrik ke stasiun Bekasi. Sehingga nantinya akan diperoleh alternatif transportasi semen dari pabrik ke tempat penjualan, selain itu sarana kereta apÍ tersebut dapat dipergunakan untuk mengangkut bahan bakar batu bara dari Cigading. Sehingga nantinya akan dapat diperoleh biaya transportasi yang efisien. Dimasa mendatang seandainya pra?sarana jalan kereta api jadi dibangun, maka diperlukan Juga untuk membangun facilitas pergudangan di stasiun?stasiun pada daerah?daerah potensil."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1990
T1746
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>