Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 137336 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Salsa Mulyata
"Topik yang deteliti adalah keeratan hubungan (korelasi) antara variabel Bebas meliputi unsur pemahaman 5S, jenis kelamin, usia, masa kerja, pendidikan, frekuensi penyuluhan dan lama memperoleh penyuluhan dengan produktivitas kerja Penelitian ini dilaksanakan di perusahaan Elektronik PT. Lippo Melco , bertujuan untuk merumuskan jawaban mengenai (1) hubungan pemahaman 5S dengan produktivitas, (2) hubungan jenis kelamin dengan produktivitas kerja,(3) hubungan usia dengan produktivitas kerja, (4) hubungan masa kerja dengan produktivitas kerja, (5) hubungan pendidikan dengan produktivitas kerja, (6) hubungan frekuensi penyuluhan dengan produktivitas kerja dan (7) hubungan lama memperoleh penyuluhan dengan produktivitas kerja.
Subyek penelitian ini sebanyak 69 orang pekerja operator bidang produksi Refrigerator. Teknik analisa data yang digunakan adalah (1) analisa korelasi parsial, (2) analisa regresi ganda, (3) analisa varian. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa : (1) terdapat hubungan yang signifikan antara variabel pemahaman 5S dengan produktivitas kerja, yang berarti semakin banyak memahami arti dan pentingnya 5S melalui penyuluhan / pelatihan di unit kerja, maka semakintinggi Produktivtas kerjanya; (2) terdapat hubungan yang tidak signifikan antara jenis kelamin dengan produktivitas kerja, yang berarti bahwa perbedaan jenis kelamin tidak berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan karena tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa investasi untuk SDM laki-laki akan menghasilkan keuntungan yang lebih tinggi dibandingkan untuk kaum perempuan; (3) terdapat hubungan yang tidak signifikan antara usia dengan produktivitas, yang berarti bahwa semakin tinggi usia para karyawan maka produktivitasnya tidak dapat diharapkan; (4) terdapat hubungan yang siginifikan antara masa kerja dengan produktivitas, yang berarti bahwa semakin banyak masa kerja/pengalaman kerja yang diperoleh, maka semakin tinggi produktivitas kerjanya, karena pengalaman kerja ada pengetahuan yang didapat seseorang dari observasi atau mengalami suatu peristiwa; (5) terdapat hubungan yang tidak signifikan antara pendidikan dengan produktivitas, yang berarti bahwa tingginya tingkat pendidikan formal bukanlah jaminan untuk meningkatkan produktivitas kerja, karena pendidikan tinggi tanpa dibekali dengan keterampilan-keterampilan mustahil produktivitas akan tercapai; (6) terdapat hubungan yang tidak siginifikan antara frekuensi penyuluhan dengan produktivitas kerja, hal ini berarti bahwa semakin banyak frekuensi penyuluhan yang diberikan, semakin turun,tingkat produktivitasnya, karena karyawan merasa jenuh dengan penyuluhan yang terlalu berlebihan; (7) terdapat hubungan yang tidak signifikan antara lama penyuluhan dengan produktivitas kerja, hal ini berarti bahwa semakin lama penyuluhan 5S diperoleh, maka produktivitas kerja belum tentu akan dicapai karena tergantung dari keseriusan karyawan didalam mengikutinya serta motivasi yang diinginkan."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 1999
T4748
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
July Ivone
"Ruang lingkup dan metodologi penelitian :
Untuk mengetahui hubungan kelelahan mata dengan produktivitas kerja, telah dilakukan penelitian cross-sectional terhadap 93 orang tenaga kerja yang bekerja di bagian inspeksi Perusahaan Tekstil PT.X, Bandung.
Pengumpulan data dilakukan dengan cara anamesa, pemeriksaan fisik, pengukuran kelelahan mata dengan amplitude akomodasi dan Near Point Convergence (NPC), pengukuran penerangan kerja dengan luksmeter, serta pengukuran produktivitas kerja.
Hasil:
Hasil penelitian mencatat prevalensi kelelahan mata setelah bekerja 4 jam adalah 88.2%. Secara statistik ditemukan hubungan berrnakna antara timbulnya kelelahan mata dengan umur, tetapi tidak mempunyai hubungan bermakna antara jenis kelamin, pendidikan, masa kerja dan kuat penerangan. Sebanyak 53.76% tenaga kerja mengalami penurunan produktivitas pada jam IV. Hasil uji statistik memperlihatkan penurunan bermakna antara produktivitas kerja jam I dan jam IV (p < 0.001). Produktivitas kerja mempunyai hubungan bermakna dengan pendidikan dan kuat penerangan, tetapi tidak mempunyai hubungan yang bermakna dengan jenis kelamin, umur, masa kerja dan kelelahan mata.
Kesimpulan :
Kelelahan mata tidak mempengaruhi standar produktivitas, tetapi pendidikan rendah dan kuat penerangan yang buruk menyebabkan penurunan produktivitas kerja.

The Relationship Between Asthenopia As Well As Working Productivity Of The Labour Working At Inspecting Department Of Textile Industry PT.X, Bandung.
Scope and methodology :
In order to find the relationship between asthenopia and working productivity, a cross-sectional study is conducted toward 93 worker who are working at inspecting department of Textile Industry PT.X, Bandung.
The collection of data is carried out by anamnesa, physical examination, the measurement of asthenopia by amplitude or accommodation and Near Point Convergence (NPC), measurement the light intensity by using the luksmeter, and working productivity.
Results :
The study find out that the prevalence of asthenopia after working for 4 hours is 88.2%.The result of statistic shown that there are relationship between asthenopia and age, but no relationship between sex, education level, length of work and light intensity. About 53.76% workers had decrease productivity at the 4th hour. The result of statistic shown that there are significant decrease between working productivity at the 1st hour and 4th hour (p < 0.001). Working productivity has relationship with education level and light intensity, but no relationship between sex, age, length of work and asthenopia.
Conclusion :
Asthenopia not influential to standard productivity, but a low education and a poor light intensity can decrease working productivity.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2004
T 13636
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Firman
"Salah satu jenis biaya dalam proyek konstruksi yang perlu diperhatikan adalah Direct Cost atau biaya lansung yang terdiri dan biaya tenaga kelja, material, peralatan proyek, sub kontraktor, serta over head lapangan.
Yang akan dibahas disini adalah mengenai penyebab penyimpangan pada biaya tenaga kerja. Dimaua biaya untuk tenaga kelja ini mulai dari tenaga kelja di kantor hingga buruh konstmksi yang meliputi mandor, tukang, serta pembantu tukzmg atau kenek.
Sangat penting bagi sebuah perusahaan konstruksi untuk memperhatikan penyimpangan kinelja biaya proyek konstruksinya dibidang tenaga kelja untuk menghindari cost overrun, model ini dibuat untuk mengetahui resiko-resiko pada proyek konstruksi dari yang besar sekali pengaruhnya pada proyek sampai yang kecil pengaruhnya.
Proses analisa resiko yang dilakukan pada sumber-sumber resiko pada penelitian ini yaitu dengan analisa non-statistik dan statistik. Analisa non-statistik terbagi dua tahap yaitu analisa resiko secara kualitalif dengan menggunakan matriks analisa resiko, Serta analisa kuantitatif dengan menggunakan metode AHF.
Analisa statistilc terbagi atas analisa korelasi dan regresi, dan diteruskan dengan simulasi Monte Carlo pada variable signifikan hasil analisa korlasi dan regresi. Setelah itu dilakukan pula uji Kruskal Wallis pada variable resiko dengan lima parameter penelitian, yaitu: kepemilikan, kualifikasi, ISO, jumlah lantai, dan nilai proyek.
Dari hasil analisa non-statistik didapat resiko yang signiflkan, antara lain: 'tambahan waktu lembur akibat pengadaan lembur yang tidak direncanakan' dan 'penambahan skop pekrjaan akibat spesifikasi kerja dan kriteria yang kurang jelas.
Dari hasil analisa statistik temyata didapat resiko yang signifikan yang berbeda dengan analisa non-staristik, hasilnya antara Iain: 'tambahan waktu karena pekelja mengalami kesulitan dalam melakukan pekerjaan yang diakibatkan penjelasan tingkat tanggungjawab dan fungsi dari masing-masing tenaga kelja kurang lengkap."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S35446
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siahaan, Yuanita
"Proyek konstruksi sangat ditentukan oleh kualitas proses pengendalian guna menghasilkan salah satu tujuannya yaitu biaya yang dikeluarkan sesuai dengan anggaran yang direncanakan. Penyimpangan biaya seringkali terjadi pada tahap pelaksanaan proyek yang disebabkan oleh berbagai komponen biaya seperti material, alat, tenaga kerja, overhead dan subkontraktor sehingga mengakibatkan cost overrun. Dari setiap komponen biaya tersebut diidentifikasi indikator cost overrun yang mempengaruhi penyimpangan biaya. Pada penelitian ini diidentifikasi indikator cost overrun pada penyimpangan biaya tenaga kerja yaitu upah kerja dan tunjangan, biaya lembur dan shift, biaya asuransi, serta biaya transport dan akomodasi.
Untuk memperbaiki penyimpangan biaya diidentifikasi penyebab dan dampak penyimpangan biaya yang terjadi. Dampak penyimpangan biaya berpengaruh terhadap penurunan kinerja biaya tenaga kerja proyek. Dalam penelitian ini dilakukan analisa resiko untuk mengetahui dampak-dampak yang berisiko signifikan dalam menurunkan kinerja biaya. Setelah itu dilakukan analisa statistik terhadap dampak basil analisa resiko dengan bantuan perangkat lunak SPSS var. 11 untuk melihat hubungan kedua variabel tersebut.
Hasilnya adalah kombinasi dampak keterlambatan dalam pelaksanaan dan dampak tambahan biaya pekerja paling berpengaruh terhadap penurunan kinerja biaya tenaga kerja dengan pengaruh menurunkan kinerja biaya adalah 94,4%. Kedua dampak tersebut beresiko signifikan jika terjadi di lapangan.

Construction Project determined by the quality of controlling process to produce one of its aim which is the expense cost equal to the planned cost. Cost overrun happen in contraction project stage caused by the cost component such as material cost, labor cost, overhead, equipment and subcontractor. Identification the indicator cost overrun from each cost component is the first step. In this thesis, the indicator of labor cost overrun are wage, overtime, insurance and acomodation.
To fix cost overrun, identify the cause and impact first. The impact of cost overrun can cause the decrease of labor cost performance. Risk analysis is done to find out the risk of impact. Statistical analysis is needed to be done in this thesis with software SPSS Version II to find the correlation of dependent variable and the independent variable.
The most significant impacts are combination delay in construction and additional worker cost. These impacts combination can cause 94.4% decrease in labor cost.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
T8534
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
MK Deden Gandana
"Penelitian ini telah dilakukan terhadap 30 orang sampel secara acak proporsional berdasarkan tingkatan pendidikan di bagian administrasi STISI, sebagai bahan analisis hubungan pengorganisasian dengan produktivitas tenaga kerja (pegawai) di bagian administrasi STISI.
Hasil penelitian berdasarkan jawaban responden untuk pengorganisasian didapat jumlah skor terendah 93 dan skor tertinggi 140. Di mana seluruhnya (100%) jawaban responden di atas jumlah skor rata-rata responden (X > X), hal ini menunjukkan pengorganisasian di bagian administrasi STISI dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip organisasi, yaitu adanya :
(1) perumusan tujuan dengan jelas, (2) pembagian pekerjaan, (3) koordinasi, (4) pelimpahan wewenang, dan (5) kesatuan perintah.
Untuk produktivitas tenaga kerja (pegawai) di bagian administrasi STISI, didapat hasil penelitian dengan skor terendah 72 dan skor tertinggi 144. Dari jumlah responden yang ada, 4 responden (13,33%) berada di bawah nilai jumlah skor rata-rata responden, 26 responden (86,67%) berada di atas nilai jumlah skor rata-rata administrasi STISI mempunyai sikap mental ke arah produktivitas tenaga kerja (pegawai), yaitu (1) lebih dari sekedar memenuhi kualifikasi pekerjaan, (2) bermotivasi tinggi, (3) memenuhi orientasi kerja positif, (4) dewasa, dan (5) dapat bergaul dengan efektif.
Hasil analisis statistik inferensia dengan menggunakan koefisien korelasi product moment pada metoda parametrik didapat hubungan positif antara pengorganisasian dengan produktivitas tenaga kerja (pegawai) bagian administrasi STISI (r=0,3446) atau sebesar 11,87%. Semua indikator pengorganisasian mempunyai hubungan positif dengan produktivitas tenaga kerja (pegawai) di bagian administrasi STISI dan mempunyai keberartian (signifikansi) hubungan setelah dilakukan uji keberartian (signifikansi) koefisien korelasi kecuali pelimpahan wewenang, karena adanya hambatan dalam pelaksanaan pelimpahan wewenang dari unsur pimpinan STISI, sehingga mengganggu sikap mental yang selalu mempunyai pandangan bahwa kehidupan hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan hari esok harus lebih baik dari hari ini.
Pada kesatuan perintah ditemukan kesulitan dalam pengambilan keputusan karena adanya dikotomi dalam penyelenggaraan dan pengelolaan STISI, yaitu kewibawaan struktur birokrasi administrasi dan kewibawaan fungsional akademik.
Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara pengorganisasian dengan produktivitas kerja (pegawai) di bagian administrasi STISI walaupun hanya 11,87%. Hal ini berarti bahwa terdapat 88,13% yang menjadi faktor hubungan dengan produktivitas tenaga kerja, sehingga walaupun pengorganisasian dilaksanakan optimal tidak akan maksimum meningkatkan produktivitas tenaga kerja (pegawai) bagian administrasi STISI. Disarankan pada penelitian ini meningkatkan pelaksanaan pengorganisasian khususnya dalam memperjelas pelimpahan wewenang dan dilakukan rekonsiliasi antara kewibawaan struktur birokrasi administrasi dan kewibawaan fungsional akademik."
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
J. Ravianto
Jakarta: Lembaga Sarana Informasi Usaha & Produktivitas, 1985
331.111 RAV p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Heru Siswanto
"Hubungan pendidikan formal dengan produktivitas tenaga kerja perusahaan rokok Jawa Timur dalam perspektif Ketahanan Nasional dilatar belakangi oleh anggapan adanya kesenjangan antara pendidikan dengan produktivitas tenaga kerja yang dapat berpengaruh terhadap Ketahanan Nasional. Pendidikan merupakan salah salu aspek yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia, tenaga kerja yang berkualitas, ditandai dengan produktivitas yang tinggi. Hal ini akan dianalisa dengan menggunakan konsepsi Ketahanan Nasional yang mempunyai 3 (tiga) wajah yaitu sebagai doktrin, kondisi dan pemecahan masalah.
Dengan dasar latar belakang permasalahan tersebut di atas dirumuskan untuk dijawab adalah bagaimana hubungan pendidikan formal dengan produktivitas tenaga kerja dan bagaimana perspektif Ketahanan Nasional terhadap produktivitas tenaga kerja. Sedangkan tujuannya untuk mengetahui hubungan pendidikan formal dengan tenaga kerja menggunakan analisis Ketahanan Nasional.
Untuk dapat menjawab hal tersebut diterapkan langkah-langkah sebagai berikut :
1) menetapkan daerah sampel dengan menetapkan 3 perusahaan rokok di 3 wilayah Jawa Timur,
2) mencari nilai korelasi antara pendidikan dengan produktivitas tenaga kerja dengan menggunakan rumus "Pearson's Product Moment Correlation" yaitu :
3) menetapkan hubungan pendidikan dengan produktivitas tenaga kerja.
4) menetapkan hubungan pendidikan dengan produktivitas dengan konsepsi Ketahanan Nasional.
Hasil penelitien diperoleh :
1. Sampel ditetapkan di Kodya Dati II Surabaya, Kodya Dati II Kediri dan Kabupaten Dati II Tulungagung.
2. Nilai korelesi pendidikan dengan produktivitas :
a. Di Tingkat Pendidikan Tinggi sebesar 0,19,
b. Di Tingkat SLTA sebesar 0,22.
c. Di Tingkat SLTP sebesar 0,09.
d. Di Tingkat SD sebesar 0.3.
3. Kontribusi Pendidikan terhadap produktivitas tenaga kerja :
a. Pendidikan tinggi, rendah, rendah sekali.
b. SLTA, rendah sekali.
c. SLTP, rendah sekali.
d. SD, rendah.
4. Produktivitas :
a. Pendidikan tinggi nilai mean 81,7 produktivitas tinggi.
b. SLTA nilai mean 82,35 produktivitas tinggi.
c. SLIP nilai mean 81 produktivitas tinggi,
d. SD nilai mean 82,64 produktivitasiinggi.
Hubungan pendidikan dengan produktivitas memiliki hubungan yang rendah sekali, hal ini ditunjukkan oleh nilai korelasi observasi pendidikan formal dengan produktivitas tenaga kerja lebih rendah deri nilai tabel. Hubungan tersebut ditemukan adanya ketimpangan/kesenjangan antara harapan dan realita. Ketimpangan ini berasal dari keluaran pendidikan yang tidak sesuai dengan pasar kerja di perusahaan rokok yang hanya membutuhkan ketrampilan, sedangkan keluaran pendidikan pada umumnya masih harus mulai berlatih terlebih dahulu.
Tinjauan Ketahanan Nasianal dengan kondisi di atas ada kecenderungan kerawanan yang ditandai adanya ketimpangan/kesenjangan pada korelasi pendidikan dengan produktivitas yang berakibat pada kecenderungan dekadensi bidang pendidikan. Ketahanan Nasional ditingkat wilayah dikategorikan mantap ditunjang oleh produktivitas tenaga kerja yang tinggi."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1998
T7240
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prasiwi Westining Dyah Ibrahim
"Industri tekstil dan produk tekstil (TPT) merupakan salah satu industri yang memiliki peranan cukup besar pada perekonomian Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari peranan industri TPT dalam perolehan devisa melalui ekspor non-migas dan juga dalam penyerapan tenaga kerja. Namun, banyak kendala dan permasalahan yang terjadi di industri tersebut, diantaranya produktivitas tenaga kerja yang rendah. Setelah adanya liberalisasi perdagangan, terutama adanya kesepakatan penghapusan kuota impor tekstil, dikhawatirkan industri TPT dalam negeri tidak dapat bersaing dengan negara lain.
Studi ini mencoba untuk melihat apakah liberalisasi perdagangan mempengaruhi produktivitas tenaga kerja industri TPT di Indonesia, terutama setelah adanya penghapusan kuota impor tekstil yang disepakati melalui pembentukan WTO, serta melihat faktor-faktor lainnya yang juga mempengaruhi pertumbuhan produktivitas tenaga kerja industri TPTIndonesia. Studi dilakukan dengan menggunakan metode data panel studi kasus industriTPT di Indonesia tahun 1991-2005.Berdasarkan hasil regresi yang dilakukan, ternyata liberalisasi perdagangan padaindustri TPT, yang ditandai dengan penghapusan kuota impor tekstil berpengaruh secaranegatif terhadap produktivitas tenaga kerja industri TPT di Indonesia. Selain itu faktorfaktor lainnya seperti perubahan intensitas ekspor, perubahan permintaan internal, pertumbuhan output, indeks skala, dan rasio konsentrasi juga berpengaruh terhadap pertumbuhan produktivitas tenaga kerja industri TPT di Indonesia."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
S5889
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Soca Ngesti Utami
"Sumber daya manusia berupa tenaga kerja konstruksi merupakan sumber daya yang paling penting dalam menentukan kinerja suatu konstruksi. Produktivitas tenaga kerja merupakan salah satu dari tujuh dimensi yang menentukan performa kinerja proyek. Produktivitas sendiri dapat dikatakan sebagai jumlah jam-kerja (worker-hours) yang diperlukan untuk memproduksi sejumlah keluaran, dengan mempertimbangkan input tertentu. Produktivitas tenaga kerja dapat dipengaruhi oleh berbagai risiko baik internal maupun eksternal. Pengaruh risiko tersebut dapat menurunkan produktivitas tenaga kerja sehingga dapat menyebabkan penyimpangan terhadap waktu dan biaya rencana. Sehingga perlu dilakukan kajian mengenai pengaruh faktor tersebut terhadap produktivitas serta tindakan preventif untuk mengurangi dampak atau pengaruhnya. Berdasarkan tujuan penelitian yaitu untuk mengidentifikasikan risiko-risiko yang mempengaruhi produktivitas tenaga kerja, mengukur seberapa besar pengaruh faktor risiko dominan tersebut terhadap produktivitas tenaga kerja serta memprediksi probabilitas terjadinya penurunan produktivitas tenaga kerja, maka untuk menjawab tujuan penelitian tersebut digunakan metode analisa data menggunakan lima tahapan analisa yaitu Risk Level, AHP (Analytical Hierarchy Process), Logika Fuzzy, Analisa Regresi berganda dan simulasi Monte Carlo. Metodologi penelitian yang cocok dipakai dalam penelitian ini adalah dengan survey. Hasil analisa risk level dan analisa AHP didapat bahwa risiko keterlambatan pengiriman material dan keterlambatan pengambilan keputusan menjadi risiko dominan yang nantinya akan dimasukkan dalam analisa dengan Logika Fuzzy. Analisa menggunakan metode fuzzy dilakukan pada 16 skenario kombinasi dari criteria tingkat pengaruh, sehingga menghasilkan penurunan produktivitas terkecil 4.42% dan terbesar 52% untuk kondisi risiko yang ekstrim. Masing-masing risiko memberi pengaruh terhadap penurunan produktivitas dengan persamaan regresi Y= -10.8582 + 0.60041 X1 + 0.178191 X2. Dari persamaan regresi diatas, kemudian diprediksi besar probabilitas penurunan produktivitas tenaga kerja yaitu 2.82% untuk kondisi risiko B2 Medium dan C10 Medium, sedangkan probabilitas terbesar adalah 83.17% untuk kondisi risiko B2 Significant dan C10 High.

Human Resources like labor at construction is the most important in construction performance. Labor productivity is one from seven dimension of project performance. Productivity could mean as the number input (worker-hours) which needed to produce the number of output. Labor productivity can influenced by some internal and external risk. Influence of that risk can degrade productivity of labor and then can cause deviation of time and cost plan. So that requires conducting a study about influence of the factor to productivity and also preventive action to lessen influence or impact from that risk. Pursuant to target of this research that is to identify risk influencing labor productivity, to measure how big the influence factor of the dominant risk to productivity of labor and also to predict probability the happening of degradation of labor productivity. Hence to reply this research targets the writer used five steps analysis which is Risk Level, AHP (Analytical Hierarchy Process), Fuzzy Logic, Double Regression Analysis and simulation of Monte Carlo. Compatible Research methodologies used in this research is surveying. Result of risk level analysis and AHP got that risk of delay in material delivery and delay of decision making become dominant risk and then the dominant risk put to be input in Fuzzy Logic analysis. Analyze using Fuzzy method conducted at 16 combination scenarios and yield smallest 4.42% and the biggest 52% productivity degradation for the extreme risk condition. Each risk give influence to productivity degradation with regression equation Y= - 10.8582 + 0.60041 X1 + 0.178191 X2. From that equation above, later then could be predicted the probability of labor productivity degradation is 2.82% for condition of risk B2 Medium and C10 Medium, while biggest probability is 83.17% for condition of risk B2 Significant and C10 High"
2008
R.01.08.15 Uta a
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>