Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 137589 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
cover
Adhi Satrio
"Fenomena konflik internal yang muncul pada masa Perang Dingin, membuka kesempatan PBB untuk berperan lebih besar dalam upaya memelihara perdamaian dan keamanan internasional. Operasi perdamaian PBB yang berkembang dengan pesat pasca Perang Dingin merupakan salah satu bentuk respon dari tantangan-tantangan yang muncul pada saat ini. Operasi perdamaian PBB yang dilakukan pasca Perang Dingin merupakan operasi multidimensi yang meliputi aktivitas peacekeeping dan peacebuilding.
Kompleksitas konflik internal yang terjadi di Sierra Leone, yang diakibatkan oleh faktor pemerintahan yang buruk dan faktor eksploitasi berlian secara illegal, menimbulkan jatuhnya korban sipil dalam jumlah yang sangat besar, dan juga menimbulkan berbagai masalah lainnya, seperti meningkatnya kemiskinan dan pengangguran serta meningkatnya jumlah pengungsi. Melihat ketidakberdayaan pemerintah Sierra Leone dalam mengatasi konflik tersebut, maka menarik PBB, dalam kaitannya sebagai organisasi internasional, untuk ikut campur tangan dalam memulihkan dan mencapai perdamaian di negara tersebut.
Dalam tesis ini, penulis mencoba menganalisa tentang peran yang dilakukan Pasukan Perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam proses penyelesaian konflik internal Sierra Leone pada periode tahun 1994-2005, melalui usaha-usahanya sebagai mediator bagi pihak-pihak yang bertikai dan juga mengirimkan pasukan operasi perdamaian di negara tersebut.

The internal conflict phenomenon that emerged in Cold War time, opened the United Nations opportunity to play a bigger role in an effort to maintain international peace and security. The United Nations peace operation that developed fast post-Cold War, was one of the forms as the response from challenges that emerged at the moment. The United Nations peace operation that was carried out post-Cold War was the multidimensional operation that covered the peacekeeping and peacebuilding activity.
Because of the bad governance and illegally diamond exploitation?s factor, the internal conflict complexity in Sierra Leone caused the fall of civil casualties in the very big number, and also caused various other problems, like the increase in poverty and the unemployment as well as the increase of the number of refugees. Saw the powerlessness of the Sierra Leonean government in overcoming this conflict, then attracted the United Nations, as an international organization, to take part in the interference in restoring and achieving peace in this country.
In this thesis, I'm trying to analyzed about the role that was carried out by the United Nations Peacekeeping Operation Forces in the process of the internal Sierra Leonean conflict resolution in the period 1994-2005 , through their efforts as the mediator among dispute parties and also sent troops of the peace operation in this country."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2008
T25115
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aryani Kusumadewi
"Sierra Leone adalah salah satu negara bekas koloni Inggris pads abad ke-19. Pala saat itu Inggris sedang mengalami stagnasi dan depresi ekonomi karena sangat kekurangan sumber daya alam. Pads tahun 1930, sebuah tim survei geologi menemukan berlian di Distrik Kono. Sejak penemuan berlian ini, pemerintah kolonial mulai memanfaatkan berlian sebagai sumber pendapatan mereka. Pada awal tahun 1950-an, sejumlah besar penambang gelap dari negara-negara tetangga datang ke Sierra Leone. Pada tahun 1956, telah terdapat 75.000 penambang gelap yang melakukan penyelundupan berlian dalam skala besar. Tindakan dari para penambang gelap berlian ini telah menyebabkan kekacauan hukum dan peraturan di Sierra Leone. Peristiwa penyelundupan berlian dalam skala besar ini disebut dengan istilah ?Great Diamond Rush?.
Pada tahun 1961, Sierra Leone memperoleh kemerdekaan dari pemerintah kolonial Inggris. Negara yang baru merdeka ini diperintah oleh Milton Margai dengan cara memerintah yang sama dengan pemerintah kolonial Inggris. Kemudian pada tahun 1967, Siaka Stevens memenangkan pemilihan umum dan menjadi Presiden Sierra Leone berikutnya. Stevens memberikan dukungan kepada kelompok penambang gelap berlian. Selain itu, Stevens dan rekan-rekannya juga mengeksploitasi berlian untuk kepentingan pribadi mereka.
Setelah Stevens pensiun, ia menunjuk Kepala Militer Mayor Jenderal Joseph Saidu Momoh sebagai penggantinya. Pemerintahan Momoh menunjukkan tanda-tanda kehancuran karena didominasi oleh sisa-sisa rezim Stevens yang korup. Akibatnya, perekonomian negara menjadi collapse sehingga negara kekurangan pendapatan fiskal dan rakyat kehilangan kesempatan ekonomi serta bantuan sosial.
Pada tahun 1991, Revolutionary United Front (RUT) melakukan pemberontakan terhadap pemerintahan Momoh dari Liberia. Pada scat inilah konflik internal di Sierra Leone dimulai. RUF ini merupakan gerakan pemberontak yang didukung oleh Charles Taylor dari Liberia. Sejak tahun 1995, RUF mulai mengambil alih kendali terhadap pertambangan berlian di Distrik Kano, dan kepentingan RUF terhadap berlian menjadi lebih terfokus. Wilayah pertambangan berlian Kano dan Tonga menjadi fokus militer utama RUF, dan pertambangan berlian menjadi sumber pengalaman utama pelatihan mereka. RUF menjadi sangat terobsesi dengan berlian sehingga kelompok ini sendiri didominasi oleh kebanyakan bekas penambang gelap berlian. RUF menggunakan berlian untuk membiayai pemberontakannya selama konflik internal berlangsung dengan dukungan Liberia. Di Sierra Leone, peran Liberia dan RUF dalam eksploitasi berlian selama konflik internal berlangsung tidak dapat dipisahkan dari jaringan kriminal transfer ilegal Small Arms and Light Weapons (SALW). Terutama karena Charles Taylor dari Liberia berperan sebagai broker atau pedagang perantara untuk menyalurkan SALW kepada RUF yang akan ditukarkan dengan berlian mentah. Charles Taylor bersama dengan RUF telah membentuk jaringan kriminal perdagangan ilegal berlian dengan pars pedagang senjata yang juga merangkap sebagai pedagang berlian ilegal. Pokok permasalahan penelitian ini berkisar mengenai berlian yang telah memberikan motivasi bagi RUF dengan dukungan Liberia untuk mempertahankan dan memelihara peperangan agar dapat melindungi akses mereka terhadap sumber daya alam berlian ini.
Tesis ini menggunakan pendekatan political economy of conflict untuk menganalisa peran dari Liberia dan RUF dalam eksploitasi berlian selama konflik internal di Sierra Leone berlangsung. Penelitian ini menemukan bahwa Liberia dan RUF berperan besar dalam eksploitasi berlian selama konflik internal di Sierra Leone berlangsung. RUF juga telah membentuk jaringan kriminal perdagangan berlian baik secara lokal, regional dan internasional (dengan Charles Taylor dari Liberia, perusahaan-perusahaan internasional dan komunitas kriminal dunia). RUF dan Liberia memiliki kepentingan besar untuk memelihara dan mempertahankan konflik internal di Sierra Leone karena keduanya memperoleh keuntungan yang sangat besar clan situasi konflik ini. Peran RUF dan Liberia yang besar dalam eksploitasi berlian di Sierra Leone selama konflik internal berlangsung didasari oleh motif greed dan juga merupakan tindakan resource predation.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T22025
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Citra Nandini
"African Union merupakan sebuah institusi regional di kawasan afrika yang lahir dari kesadaran negara-negara Afrika bahwa terdapat kebutuhan akan pengaturan terhadap kawasan tersebut. Termasuk dalam bidang yang ditangani oleh AU adalah bidang keamanan. Eksistensi AU diharapkan menjadi sebuah pengaturan keamanan yg dapat membantu mewujudkan kawasan Afrika yang stabil, aman, dan terbebas dari konflik. Paradigma realisme, liberalisme, dan konstruktivisme memiliki pandangan yang berbeda mengenai bentuk dan sifat sebuah institusi keamanan. Realisme dengan teori collective defense nya memandang sebuah institusi keamanan sebagai sebuah institusi dimana anggotaanggotanya membentuk sebuah aliansi militer yang memiliki tujuan pembentukan yang jelas. Liberalisme dengan teori collective security nya memandang institusi keamanan sebagai sebuah bentukan institusi yang menjaga anggota-anggota nya untuk saling menjaga perilaku dan kebijakan agar tidak saling berbenturan satu dengan lainnya. Sedangkan konstruktivisme dengan teori security community nya memandang institusi keamanan sebagai sebuah bentukan yang mendorong negara negara anggota nya untuk tidak menggunakan tindakan koersif dalam segala kebijakan penanganan konfliknya. Karya tulis ini akan menganalisa sifat bentukan AU sebagai sebuah institusi keamanan regional di kawasan Afrika melalui ketiga teori tersebut.

African Union is a regional institution in Africa born as a form of African country's realization in needs of a better system in the region. Security is one of the issue that became AU's consideration. There is a hope that AU's existance could take a role as a security management in order to create a stable, save, and free-from-conflict Africa. Realism, Liberalism, and Constructivism have a different way to see the formation and characteristic of a security institution. Realism with a collective defense theory believe that security institution is a form of institution where the members are united in a military alliance. Liberalism with collective security theory believe that the main purpose of a security institution is to keep the member's from violating one another. While constructivism with security community theory believe that members of security institution need to build a non-coersive action policy in order to create the real peace in the region. Focus of this thesis is to analyzing characteristic of AU as a regional security institution in Africa using the three theory mentioned above."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
S8162
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ishmael Kamara
"Sierra Leone mengalami masalah trade defisit yang persisten. Saat ini terdapat kekosongan literatur yang mengungkap bagaimana interaksi antara variabel makroekonomi telah mempengaruhi trade defisit di Sierra Leone dengan data yang relatif terkini dan metode yang dapat mengatasi isu non-stationarity dan interaksi dinamis antar variabel. Tujuan penelitian ini adalah menguji hubungan antara neraca perdagangan, inflasi, dan nilai tukar Sierra Leone dengan menggunakan data kuartalan dari Q1 tahun 2005 hingga Q3 tahun 2023. Fokusnya adalah pada pemahaman bagaimana nilai tukar dan inflasi berdampak pada neraca perdagangan Sierra Leone baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Untuk mencapai tujuan tersebut, model VAR/VECM digunakan untuk menangkap interaksi dinamis antara neraca perdagangan, nilai tukar, dan inflasi. Kemudian metode Kausalitas Granger digunakan untuk menentukan urutan yang paling tepat di antara variabel-variabel makroekonomi dalam model, dilanjutkan dengan analisis Impulse Response Function (IRF) untuk menguji hipotesis tentang respons neraca perdagangan terhadap guncangan nilai tukar dan inflasi. Hasil empiris mengkonfirmasi adanya kointegrasi, yang menunjukkan keseimbangan jangka panjang antara neraca perdagangan, nilai tukar, inflasi, dan variabel makroekonomi lainnya seperti tingkat PDB riil dan perbedaan suku bunga. Selain itu, analisis dinamis dengan metode IRF mendukung hipotesis kurva-J di Sierra Leone dan mengkonfirmasi bahwa inflasi dapat menurunkan kinerja neraca perdagangan. Temuan-temuan ini menunjukkan perlunya Sierra Leone menerapkan strategi komprehensif yang tidak hanya bertujuan untuk menyesuaikan nilai tukar tetapi juga mengendalikan inflasi guna memperbaiki neraca perdagangan dan meningkatkan stabilitas perekonomian eksternal.

Sierra Leone experiences a persistent trade deficit problem. Currently, there is a vacuum in the literature employing recent data and suitable approaches to address the issue of non-stationarity and dynamic interaction between macroeconomic variables in influencing the trade deficit in Sierra Leone. This study examines the relationship between Sierra Leone's trade balance, inflation, and exchange rate using quarterly data from 2005 Q1 to 2023 Q3. The focus is on understanding how the exchange rate and inflation impact Sierra Leone's trade balance in both the short and long term. To achieve this, the study utilizes the VAR/VECM model to depict the dynamic interaction between the trade balance, exchange rate, and inflation. It also employs Granger Causality analysis to determine the most appropriate ordering among the macroeconomic variables in the model and Impulse Response Function (IRF) analysis to test the hypotheses regarding the trade balance response to exchange rate shocks and inflation. The empirical results confirm the existence of cointegration, indicating a long-term balance between the trade balance, exchange rate, inflation, and other macroeconomic variables such as GDP growth and interest rate differentials. Moreover, the dynamic prediction analysis using the IRF method supports the J-curve hypothesis in Sierra Leone and suggests that inflation can reduce the performance of the trade balance. These findings highlight the need for Sierra Leone to implement a comprehensive strategy to adjust the exchange rate and curb inflation to improve the trade balance and enhance external economic stability. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Triadi Adhakusuma
"[Tesis ini membahas tentang unsur-unsur penting yang terdapat dalam Extraordinary Chambers in the Courts of Cambodia (ECCC) dan Special Court for Sierra Leone (SCSL) serta tanggung jawab pidana individu yang dapat diterapkan dalam hybrid tribunals. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitis. Penulis menganalisa perbandingan antara ECCC dan SCSL sebagai hybrid tribunal dan dari hasil analisa tersebut ditemukan beberapa persamaan dan perbedaan dari kedua hybrid tribunal tersebut. Adapun persamaan diantara keduanya meliputi unsur-unsur yang digunakan dalam peradilan, antara lain instrumen hukum yang digunakan, komposisi hakim, jaksa dan pengacara. Selain itu juga, latar belakang berdirinya kedua hybrid tribunal tersebut memiliki kesamaan. Latar belakang tersebut antara lain tidak memadainya sumber daya di tingkat nasional, adanya hambatan dari sistem hukum domestik, tidak memadainya sistem hukum domestik dan ingin memberikan kontribusi terhadap hak, keadilan dan pengadilan yang efektif.

This thesis discusses the important elements contained in the Extraordinary Chambers in the Courts of Cambodia (ECCC) and the Special Court for Sierra Leone (SCSL) and also the criminal responsibility of individuals that can be applied in hybrid tribunals. This research uses descriptive analytical method. The author analyzes the comparison between the ECCC and SCSL as a hybrid tribunal and as the results of the analysis, the author found some similarities and differences of the two hybrid tribunal. The similarities between the two covering elements used in court, among other legal instruments are used, the composition of judges, prosecutors and lawyers. Also, the background of the establishment of the two hybrid tribunals have in common. These background include inadequate resources at the national level, the barriers of the domestic legal system, inadequate domestic legal system and the tribunal wishes to contribute to the rights, justice and effective court., This thesis discusses the important elements contained in the Extraordinary
Chambers in the Courts of Cambodia (ECCC) and the Special Court for Sierra
Leone (SCSL) and also the criminal responsibility of individuals that can be
applied in hybrid tribunals. This research uses descriptive analytical method. The
author analyzes the comparison between the ECCC and SCSL as a hybrid tribunal
and as the results of the analysis, the author found some similarities and
differences of the two hybrid tribunal. The similarities between the two covering
elements used in court, among other legal instruments are used, the composition
of judges, prosecutors and lawyers. Also, the background of the establishment of
the two hybrid tribunals have in common. These background include inadequate
resources at the national level, the barriers of the domestic legal system,
inadequate domestic legal system and the tribunal wishes to contribute to the
rights, justice and effective court]
"
Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2015
T44280
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abraham, Arthur
Paris: UNESCO, 1978
301.29 ABR c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>