Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 48082 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Oki Darmawan
"Tesis ini dibuat untuk mermpelajari laju korosi produk korosi baja karbon didalam larutan HCl dengan pemberian ekstrak daun bayam sebagai green corrosion inhibitor dengan variasi konsentrasi 500, 100, 2000 dan 4000 ppm. Metode Polarisasi dan EIS digunakan untuk mengukur laju korosi dan efisiensi inhibisi ekstrak daun bayam merah ini.
Dari pengujian dengan FTIR dan UV-Vis terhadap sampel baja yang direndam didalam ekstrak daun bayam, diketahui bahwa lapisan inhibisi terbentuk pada permukaan sampel baja.
Dari hasil pengujian Polarisasi diketahui bahwa ekstrak daun bayam bersifat mixed-type inhibitor. Berdasarkan hasil dari Polarisasi dan EIS, kemampuan inhibisi ekstrak daun bayam merah pada baja karbon rendah didalam lingkungan 1M HCl terbatas pada konsentrasi antara 500 sampai 2000 ppm. Efisiensi inhibisi terbaik adalah 73% pada 2000 ppm.

This thesis is prepared to study corrosion rates of low carbon steel in 1M HCl solution with addition of red spinach leaves extract as green corrosion inhibitor with concentration starting from 500, 100, 2000 and 4000 ppm. Polarisation and EIS methods are used to measures corrosion rates and inhibition efficiencies of red spinach leaves extract.
According results from FTIR and UV-Vis to the carbon steel sample submerged in extract of red spinach leaves for 24 hours, it was found that inhibition film is formed on surface of carbon steel sample.
According results from Polarisation and EIS, red spinach leaves extract is acting as mixed-type inhibitor. Good inhibition efficiencies of red spinach leaves extract on low carbon steel in environment of 1M HCl are achieved at concentrations between 500 to 2000 ppm. The best Eficiency is 73% at 2000 ppm of extract concentration.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
T30387
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Agnes Widyasari
"Sambiloto (Andrographis Paniculata Nees) merupakan salah satu tanaman obat yang mudah di dapat di Indonesia. Tanaman ini mempunyai kandungan kimia seperti andrografolid, flavonoid, minyak atsiri serta mineral-mineral lainnya yang diketahui bersifat antiradang, antidiuretika, antianalgetika, dan antibakteri (bakteriostatik). Seluruh bagian tanaman dapat dimanfaatkan sebagai obat, salah satunya adalah obat batu ginjal. Staphylococcus aureus adalah salah satu bakteri pemecah urea yang memicu terbentuknya batu ginjal. Teknik pengambilan senyawa aktif yang terkandung dalam daun sambiloto adalah dengan ekstraksi padat-cair (leaching) menggunakan metode sonikasi selama 20 menit. Penelitian merupakan kajian awal yang bertujuan untuk mengkaji pengaruh konsentrasi dan tingkat kepolaran pelarut pada ekstraksi daun sambiloto dengan metode sonikasi terhadap kemampuan ekstrak dalam menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus, mengkaji hubungan antara kenaikan indeks bias ekstrak dengan akti vitas bakteriostatiknya, dan mengkaji ketahanan ekstrak daun sambiloto terhadap oksidasi. Metode penelitian yang digunakan adalah persiapan bahan baku (pengeringan daun) dan percobaan utama (ekstraksi dan analisis). Variasi yang digunakan adalah tingkat kepolaran pelarut (air, etanol dan kloroform) dan konsentrasi (2/20, 2/40, 2/60, 2/80, 2/100 gr/mL). Hasil ekstraksi dianalisis secara kualitatif dengan uji aktivitas antibakteri metode kertas cakram, pengukuran indeks bias, dan uji ketahanan oksidasi dengan metode weight gain. Hasil penelitian uji antibakteri didapatkan bahwa ekstrak etanol daun sambiloto memiliki kemampuan menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus, tetapi tidak dapat membunuhnya. Konsentrasi dan tingkat kepolaran pelarut mempengaruhi kemampuan ekstrak daun sambiloto dalam menghambat pertumbuhan bakteri dengan DDH = 7,4 mm pada ekstrak etanol 2gr/40mL. Proses ekstraksi terbukti dapat menaikkan nilai indeks bias dari pelarutnya, tetapi tidak ditemukan kecenderungan tertentu antara kenaikan indeks bias dengan aktivitas bakteriostatik ekstrak. Ekstrak etanol daun sambiloto dengan konsentrasi 2gr/40mL dinilai masih cukup baik dalam ketahanannya terhadap oksidasi terhitung selama tujuh hari."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S48533
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Surahno
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2005
T40165
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. A. Marlena
"Karet alam mempunyai sifat fisika yang unggul, seperti keliatan dan kelekatan yang tinggi, elastisitas, kuat tarik, dan kepegasan yang tinggi pula. Sifat-sifat yang unggul ini menyebabkan karet alam dapat digunakan untuk barang industri dan perekayasaan terutama ban. Akan tetapi ketidakpolaran karet alam dan kandungan ikatan tidak jenuh yang tinggi di dalam molekul karet menyebabkan karet alam tidak tahan terhadap oksidasi, ozonolisis, panas, dan mudah mengembang di dalam oli atau minyak. Untuk mengimbangi kelemahan sifat karet alam dan memperoleh sifat khusus pada barang jadi karet khususnya non-ban, molekul karet alam perlu dilakukan modifikasi secara kimia ataupun fisika. Modifikasi secara kimia, yaitu dengan mencampurkankan karet alam dengan senyawa hidrofilik, seperti monometilol, sehingga terbentuk suatu campuran yang polaritasnya lebih tinggi. Peningkatan polaritas akan meningkatkan pula ketahanan karet alam terhadap oli, minyak atau pelarut organik. Penelitian ini merupakan studi pencampuran karet alam dengan senyawa hidrofilik dalam fasa lateks. Tahapan penelitian meliputi sintesis monomer hidrofilik dan kemudian mencampurkan senyawa tersebut dengan lateks DPNR. Percobaan pencampuran dilakukan pada suhu 30C dan 60C dengan inisiator hidrogen peroksida. Hasil percobaan dilarutkan dalam kloroform untuk analisis FTIR. Spektrum FTIR hasil percobaan menunjukkan terlihat perubahan puncak-puncak serapan di daerah bilangan gelombang sekitar =3200-3300 cm-1 untuk gugus NH dan =1600-1700 cm-1 untuk gugus karbonil. Ketahanan minyak hasil pencampuran lebih tinggi dibandingkan dengan karet DPNR biasa. Sifat fisik lainnya seperti kekuatan tarik, perpanjangan putus serta modulus 300% mengalami penurunan."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
T39904
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Ikbal Hikmawan
"Inhibitor ramah lingkungan saat ini diperlukan untuk mengurangi dampak pencemaran dari inhibitor anorganik. Penelitian ini mempelajari pengaruh injeksi ekstrak daun sirsak dengan pelarut tiga tingkat sebagai inhibitor organik terhadap baja karbon rendah API 5L grade A dalam larutan air terproduksi. Berdasarkan pengujian weight loss dari seluruh sampel uji, sampel 8 hari dengan penambahan inhibitor 2 ml menunjukan nilai efisiensi paling tinggi yakni sebesar 52.62 %. Hasil uji polarisasi dan EIS dengan pelarut tiga tingkat didapatkan pelarut etanol mempunyai nilai efisiensi paling besar: 88.52%, sedangkan pelarut semi polar dan non polar nilai efisiensi nya hampir sama. Data dari EIS menunjukkan tahanan larutan menjadi turun dengan semakin meningkat nya penambahan inhibitor ekstrak daun sirsak. Uji FTIR memperlihatkan bahwa terdapat gugus fungsi dari ekstrak daun sirsak dan senyawa aktif nya adalah tipe polifenol.

Green inhibitors are now increasingly needed to reduce the adverse environmental impacts of the inorganic inhibitor. This research studied the effects of injection of soursop leaves extract in three-level solvents (polar, semi polar and non polar) as an organic inhibitor for the low-carbon steel API 5L of grade A in produced water solution. Based on weight loss test of the entire sample, the 8 days's sample with addition of 2 ml inhibitor from soupsop leaves extract showed the highest efficiency value which amounted to 52.62%. The polarization and EIS tests for three levels's solvents show that the ethanol solvent (type of polar) has the greatest efficiency values: 88.52%, while the efficiency value of non-polar and semi-polar solvent is almost without difference. EIS data showed that inhibiting power of the solution decreases when the inhibitor of soursop leaves extract is increasingly added. FTIR test showed that there is a functional group in the soursop leaves's extract and the active compound is a kind of polyphenol."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T42562
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dolvin Novitasari
"Bayam merah merupakan salah satu sayuran yang diduga terdapat penambahan zat warna sintetik dikarenakan hasil rebusan air yang berwarna sangat merah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktkan ada tidaknya zat warna merah sintetik (ponceau 4R, karmoisin, rodamin B, dan amaran) pada bayam merah yang beredar di pasar tradisional dan moderen yang ada di kota Depok serta menentukan kadar zat warna merah sintetik pada bayam merah jika terbukti mengandung zat merah sintetik yang beredar di pasar tradisional dan moderen yang ada di Depok.
Metode yang digunakan adalah isolasi zat warna dengan bulu domba kemudian dilanjutkan dengan analisis menggunakan reaksi warna, dilanjutkan dengan kromatografi kertas dan KLT Densitometri. Eluen terpilih untuk kromatografi kertas adalah etanol-n-butanol-air (4:5:5) dan isobutanol- etanol-air (3:2:4) sedangkan eluen terpilih untuk KLT-Densitometri adalah etanol- n-butanol-air (3:7:1). Dari tujuh sampel yang diperiksa dalam penelitian ini tidak ada satupun sampel yang mengandung zat warna sintetik.

Red Spinach is one vegetable that are suspected of adding synthetic dyes due to the stew very red-colored water. The purpose of this study was to prove existence of synthetic red dye (ponceau 4R, karmoisin, rodamin B, and amaranth) on the red spinach in the market of traditional and modern in Depok city and to determine the levels of synthetic red dye on red spinach if proven to contain red synthetic substances circulating in the traditional and the modern market in Depok city.
The method used is isolation with wool dyes followed by analysis using a color reaction, followed by paper chromatography and TLC densitometry. Eluent was selected for paper chromatography was n-butanol-ethanol-water (4:5:5) and isobutanol-ethanol-water (3:2:4), while the eluent was selected to TLC- densitometry is n-butanol-ethanol-water (3:7:1). From seven samples examined in this study none of the samples containing synthetic dyes.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S44545
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rafi Ramadhan
"Pada penelitian ini, sintesis nanokomposit ZnO/CeMnO3 dilakukan dengan metode green synthesis menggunakan ekstrak daun bayam raja (Amaranthus viridis). Metabolit sekunder pada ekstrak digunakan sebagai basa lemah dan capping agent dalam proses sintesis nanokomposit. Untuk mengidentifikasi sifat optik dan struktural nanopartikel serta nanokomposit, dilakukan dikarakterisasi dengan instrumen UV-Vis DRS, FTIR, XRD, Photoluminescence, SEM-EDX, dan HRTEM. Nanokomposit ZnO/CeMnO3 menunjukkan nilai band gap yang menurun dibanding ZnO, yaitu pada 2,68 eV. Selain itu, karakterisasi HRTEM mengkonfirmasi terbentuknya ZnO/CeMnO3 heterojunction dengan d spacing ZnO (110) = 0,162 nm dan d spacing CeMnO3 = 0,31 nm. Ukuran partikel rata-rata ZnO/CeMnO3 adalah 7,46 nm. Aktivitas fotokatalitik nanokomposit ZnO/CeMnO3 diuji untuk mendegradasi larutan malasit hijau di bawah sinar tampak selama 120 menit serta dibandingkan dengan aktivitas fotokatalitik nanopartikel ZnO dan CeMnO3. Persentase fotodegradasi malasit hijau oleh ZnO/CeMnO3, CeMnO3, dan ZnO masing-masing bernilai 92,69%; 69,46%; dan 37,5%. Kinetika reaksi fotodegradasi nanokomposit ZnO/CeMnO3 mengikuti model orde satu semu dengan konstanta laju senilai 1,031 x 10-2 min-1. Peningkatan aktivitas fotokatalitik nanokomposit ZnO/CeMnO3 disebabkan karena adanya penurunan bandgap ZnO dan rendahnya laju fotorekombinasi electron-hole yang masing-masing dibuktikan oleh analisis spektroskopi UV-Vis DRS dan photoluminescence.

In this study, ZnO/CeMnO3 nanocomposites were synthesized using green synthesis method using green amaranth leaf extract (Amaranthus viridis). The secondary metabolites present in the extract were utilized as a weak base and capping agent during the synthesis processes. To identify the optical and structural properties of the synthesized nanoparticles and nanocomposites, characterization was performed using UV-DRS, FTIR, XRD, Photoluminescence, SEM-EDX, and HRTEM instruments. The synthesized ZnO/CeMnO3 nanocomposite showed a decreased band gap value compared to ZnO, at 2,68 eV. Additionally, XRD and HRTEM characterization confirmed the formation of the ZnO/CeMnO3 composite on a nanometer scale with the average particle size at 7,46 nm. The photocatalytic activity of the ZnO/CeMnO3 nanocomposite was tested by degrading a malachite green solution under visible light for 120 minutes and compared with the photocatalytic activity of ZnO and CeMnO3 nanoparticles. The percentages of malachite green photodegradation by ZnO/CeMnO3, CeMnO3, and ZnO were 92,69%; 69,46%; and 37,5%, respectively. The photodegradation reaction kinetics of the ZnO/CeMnO3 nanocomposite were also determined to follow a pseudo-first-order model with a rate constant of 1.031 x 10-2 min-1. The increase in photocatalytic activity of the ZnO/CeMnO3 nanocomposite is due to a decrease in the bandgap and a low rate of electron-hole photorecombination which is proven by UV-Vis DRS and photoluminescence analysis respectively."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarmin
"Tesis ini mempelajari mengenai pengaruh injeksi ekstrak daun kenikir sebagai green corrosion inhibitor pada baja karbon dalam larutan 0.5M H2SO4. Dengan pengujian weight loss diperlihatkan bahwa inhibitor ekstrak daun kenikir mampu menurunkan laju korosi dengan efisiensi 71.66 % pada konsentrasi inhibitor sebesar 4000 ppm.
Dari pengujian polarisasi ditunjukkan bahwa inhibitor ekstrak daun kenikir menggeser kurva polarisasi kearah atodik dan katodik (mixed type inhibitor), yang menunjukkan ciri utama sebagai inhibitor dari bahan organik. Pengujian dengan FTIR dan EDX memperkuat dugaan bahwa inhibitor ekstrak daun kenikir sebagai inhibitor adsorpsi / film forming.

This thesis is intended to study the influences of cosmos leaf extract injection as corrosion inhibitor for carbon steel in 0.5M H2SO4. By weight loss analysis, it show that inhibitor from cosmos leaf extract can reduce corrosion rate with efficiency up to 71.66 % under inhibitor injection about 4000 ppm.
With polarization, it is shown that inhibitor shift polarisation curves for both of anodic and cathodic polarisation (mixed type inhibitor), shows that inhibitor have characteristic as inhibitor from organic material. FTIR and EDX analysis can be concluded that inhibitor from cosmos leaf extract act inhibition by adsorption/film forming corrosion inhibitor.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
T30210
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rakyan Widowati Kusumo Asthi
"Pengaruh perlakuan ekstrak daun bayam dun (Amaranthus spinosus
L.) 0,2,4,6,dan 8% bk/vterhadapperkecambahan dan pertumbuhan
kecambah cabal merah besar (Capsicum annuum L. van. Longum) diamati
pad han ke-8 dan ké-16. Penelitian dilakukan di Laboratoriurn Fisiologi
Tumbuhai FMIPA-UI Depok, dan digunakan metode penelitian Rancangan
Acak Lengkap. Hasil penelitian: persentase perkecambahan tertinggi cabal
tersebut adalah 95% pada han ke-8 (kontrol), dan pada han ke-16 (kontrol
dan perlakuan ekstrak 6% bk/v); sedangkan persentase terendah pada han
ke-8 adalah 91,67% (perlakuan ekstrak 2,4,dan 6% bk/v), dan pada han ke-
16 adalah 88,33% (penlakuan ekstrak 2%). Panjang batang tertinggi adalah
1,15 cm pada hail ke-8 (kontrol), dan 5,30 cm pada hail ke-16 (perlakuan
ekstrak 6% bklv); sedangkan terendah (penlakuan.ekstrak 8% bk/v) yaitu 0,52
cm pada han ke-8 dan 2,52 cm pada hail ke-16'. Panjang akartertinggi
adalah 2,29 cm pada hail ke-8 (kontrol), dan 4,45 cm pada han ke-16
(penlakuar1 ekstrak 4% bk/v); sedangkan terendah adalah1,09 cm pada hail
ke-8 (penlakuan ekstrak 8% bk/v), dan 3,24 cm pada hail ke-16 (perlakuan
ekstrak 6%). Uji Friedman menunjukkan pemberian ekstrak daun bay-3m dun
tidak berpengaruh terhadap persentase perkecambahn, panjang batang,
maupun panjang akar kecambah cabal merah besar."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1998
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitorus, Ardiles Jeremia
"Indonesia memiliki potensi cengkeh yang melimpah,daunnya dapat gugur setiap minggunya 0.96 kg/pohon. Inhibitor yang digunakan adalah ekstrak daun cengkeh dengan konsentrasi 1ml,2ml,3ml,4ml,5ml dan minyak cengkeh dengan konsentrasi 2ml,4ml,6ml,8ml,10ml. Pengujian dilakukan dengan metode linear polarisasi, Fourier Transform Infrared Spectroscopy ( FTIR ), Gas Chromatography Mass Spectroscopy ( GCMS ), dan Eletrochemical Impedance Spectroscopy ( EIS ). Konsentrasi optimum pada ekstrak daun cengkeh berada pada konsentrasi 4 ml dengan laju korosi 0.042 mm/year dan efisiensi 46.6 % sedangkan minyak cengkeh konsentrasi optimumnya berada pada konsentrasi 8 ml dengan laju korosi 0.001 mm/year dengan efisiensi 98.6 %. FTIR menunjukkan gugus - gugus fungsi yang berada di dalam inhibitor dan diperkuat dengan hasil GCMS untuk mengetahui senyawa aktif yang berada dalam inhibitor. Pengujian FTIR juga menunjukkan bahwa gugus - gugus fungsi pada inhibitor menempel pada permukaan sampel ketika sampel di rendam. Mekanisme adsorpsi dari kedua inhibitor adalah physical adsorption dengan nilai ΔGads pada inhibitor ekstrak daun cengkeh sebesar -7.575 kJ/mol, dan - 12.142 kJ/mol untuk inhibitor minyak cengkeh. EIS menunjukkan adanya peningkatan nilai tahanan charge transfer pada setiap kenaikan konsentrasi inhibitor dan nilai dari Cdl menurun yang menunjukkan bahwa terjadi pembentukan lapisan protektif. Nilai charge transfer dari inhibitor minyak cengkeh lebih besar yang berarti minyak cengkeh memiliki kemampuan inhibisi lebih baik dan ini diperkuat dari hasil polarisasi. Kedua jenis inhibitor ini termasuk dalam jenis inhibitor campuran (mix type inhibitor).

Indonesia has abundant potential clove, leaves can fall every week 0.96 kg/tree. Inhibitor which used on this research are clove leave extract with concentration 1ml,2ml,3ml,4ml,5ml and clove oil with concentration 2ml,4ml,6ml,8ml,10ml. Inhibitor are examined by linear polarization, Fourier Transform Infrared Spectroscopy ( FTIR ), Gas Chromatography Mass Spectroscopy ( GCMS ), and Electrochemical Impedance Spectroscopy ( EIS ). The result show that optimum concentration of clove leave extract is at 4 ml with corrosion rate 0.042 mm/year and efficiency 46.6% where as optimum concentration of clove oil is at 8 ml with corrosion rate 0.001 mm/year and efficiency 98.6 %. FTIR obtain functional group which contained in inhibitor and GCMS result also show active compound in inhibitor. FTIR show that functional group in inhibitor adsorp on the metal surface when sample is soaked in inhibitor. Adsorption mechanism of these inhibitor is physical adsorption with ΔGads of clove leave extract inhibitor is -7.575 kJ/mol, and - 12.142 kJ/mol for clove oil inhibitor. EIS show increasing charge transfer resistance with increasing inhibitor concentration and decreasing Cdl also show there are protective film forming. The charge transfer resistance of clove oil inhibitor higher, means clove oil has better inhibition than clove leaves extract. Both of these inhibitor are included in mix type inhibitor."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T35717
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>