Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 100097 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
S8613
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
S38522
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rosnita Wirdiyanti
"Pergeseran pandangan dari "product driven" menjadi consumer/market driven" menjadikan harga, mutu, dan layanan sebagai tiga hal pokok dalam usaha pencapaian kepuasan pelanggan. Perusahaan harus dapat menempatkan produk dan jasa pada saat rnereka dibutuhkan sebagai mata rantai utama yang memungkinkan produk dan jasa bergerak secara efisien melalui supply chain ke pelanggan. Bagi perusahaan jasa seperti Telkom yang menanamkan investasi bernilai tinggi dalam jaringan telekomunikasi, suatu manajemen logistik yang efisien dan efektif dibutuhkan untuk menjamin ketersediaan jaringan telekomunikasi yang prima sehingga kepuasan pelanggan tercapai. Sistem pengendalian internal yang memadai juga diperlukan agar proses logistik sejalan dengan kebijakan perusahaan dan mendukung perusahaan untuk mencapai sasaran-sasarannya. Penelitian dilakukan secara kualitatif dan memakai kasus di Telkom Divisi Regional II Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk menelaah apakah strategi-strategi manajemen logistik yang dijalankan Divre II Jakarta berhasil membuat pergerakan barang dan jasa menjadi efisien dan menilai apakah penerapan sistem pengebdalian internal telah memadai untuk mencegah dan mengantisipasi risiko-risiko yang mungkin terjadi dalam proses logistik."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
S19413
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hermawan Alfianto
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
TA3150
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Hermawan Alfianto
"Divisi Regional II Jakarta yang merupakan kontributor pendapatan terbesar PT Telkom (53%), masih mengandalkan bisnis telepon sebagai bisnis utamanya sekaligus merupakan sumber. pendapatan utamanya (76%). Permasalahan penurunan pertumbuhan pelanggan dan penurunan pertumbuhan produksi pulsa merupakan ancaman terhadap pertumbuhan pendapatan Divisi maupun PT. Telkom secara keseluruhan.
Selain krisis ekonomi yang melanda Indonesia hingga saat ini sebagai salah sate faktor yang hams dihadapi, penurunan pertumbuhan pelanggan dan produksi merupakan gejala tahap kedewasaan produk telepon. Disisi lain, gejala semakin mendesaknya era pasar dan perdagangan babas adalah tantangan yang tidak dapat dihindari.
Strategi yang berdasarkan pemanfaatan kekuatan dan kesempatan untuk mengatasi kelemahan dan ancaman diperlukan untuk mengamankan bisnis telepon Divre H Jakarta. Dengan menyadari tahap kedewasaan produk maka strategi pemasaran yang tepat diharapkan dapat memberikan suatu solusi dalam upaya peningkatan kontribusi pendapatan telepon.
Strategi modifikasi pasar, modifikasi produk dan bauran pemasaran dipergunakan dalam upaya peningkatan pendapatan telepon, yaitu melalui peningkatan pertumbuhan pelanggan dan peningkatan produksi pulsa. Untuk menjamin keberhasilan upaya tersebut, diperlukan penerapan ketiga strategi tersebut secara bersamaan, hal ini dibuktikan dengan model perhitungan yang mengukur pengaruh penambahan saluran berbayar (LIS), peningkatan rate pulsa dan modifikasi segmen penambahan LIS terhadap peningkatan pendapatan telepon DIVRE II.

Regional Division II Jakarta as the biggest contributor of PT. Telkom revenue (53%), still hanging on the POTS business, as the main business while as the main source of revenue (76%). The revenue of Divre II is influenced by the growth of the telephone usage and the growth of costumer number. The decreasing of the telephone usage is influenced by many parameters as economic crisis and the maturity of technology are deployed. On other hand, the open market and free trade era, come as a challenge that can 't be avoided.
Refer to the actual condition of the POTS business, Divre II should implement the good strategy to enforcement the strength of company and to take the opportunity on existing market. Marketing strategy, the part of company strategy is implemented to solve the marketing problem for the maturity technology was deployed.
The simultaneous market modification, product modification and marketing-mix are used to increase the growth of the telephone usage and the number of costumer for increase the pots revenue. Those conclusions proved by the calculating contributor simulations.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
T653
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tarigan, Dwi J.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1999
S8533
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arif Widodo
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
S8767
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fajeri
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
S9535
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Feber Netyantaka
"ABSTRAK
Dengan dukungan teknologi dan jaringan telekomunikasi yang memadai,
lokasi bisnis yang sangat strategis, dan ditambah dengan proteksi regulasi berupa hak
monopoli, Divisi Regional (Divre) II sebagai salah satu SBU Telkom mampu
membukukan pendapatan operasi yang terus meningkat dan tahun 1995 hingga tahun
1999. Pada akhir tahun 1999 pendapatan operasi Divre II memberikan kontribusi
sebesar 53% terhaclap total pendapatan operasi dan PT. Telkom secara keseluruhan.
Terbitnya UU No.5 Tahun 1999 mengenai larangan praktek monopoli dan UU
No.36 Tahun 1999 yang mengatur kembali industri jasa telekomunikasi Indonesia,
yang merupakan konsekuensi bagi Indonesia terhadap keterlibatan didalam berbagai
kesepakatan multiateraI, akan menciptakan perubahan peta persaingan industri jasa
telekomunikasi Indonesia. Mengantisipasi perubahan lingkungan usaha yang akan
terjadi, maka pada tahun 1996 PT. Telkom telah mengimplementasikan Program T-
2001 yang merupakan grand strategi yang mencakup lima bidang penting, yaitu:
bidang pengelolaan SDM, sistem inforrnasi, manajemen dan gaya bisnis, manajemen
keuangan, dan jaringan pelayanan. Pada tingkat divisional, yaitu pada Divre II,
program tersebut dijabarkan ke dalam 54 indikator WCO (world class operator)
sebagai alat pengendali bagi kinerja Divre II. Namun sebagai alat pengendali kinerja,
indikator WCO memiliki beberapa kelemahan, diantaranya tidak terlihat adanya
hubungan dan keterkaitan Iangsung antara satu aspek dan aspek lainnya, serta
pengukuran sasaran strategis dan tiap aspeknya tidak dibedakan antara hasil
(outcomes) dan faktor-faktor sebagai pemicu kerja (performance driver) yang akan
mempengaruhi hasil yang diharapkan.
Balanced scorecard merupakan salah satu aIternatif sebagal alat pengendali
kinerja yang dapat mengatasi kekurangan yang ada pada indikator WCO. Dengan
cara mengevaluasi kembali indikator WCO yang digabungkan dengan analisis
industri, SWOT, key success factor, dan customer value proposition berdasarkan
corporate strategy, maka dapat disusun balanced scorecard untuk Divre II yang
mencakup empat aspek, yatu aspek finansial, pelanggan, proses bisnis internal dan
aspek pertumbuhan dan pembelajaran. Keempat aspek tersebut membentuk tata
hubungan sebab akibat dan bermuara pada aspek finansial berupa peningkatan return
perusahaan.
Agar memiliki manfaat yang maksimal maka penyusunan balanced scorecard
harus meliputi empat rencana strategik, yaitu penetapan sasaran strategik, ukuran
strategik yang diperinci atas hasil dan pemicu kerja, penetapan strategic target, dan
penetapan strategic initiatives. Karena keterbatasan data maka dalam penulisan ini
hanya dibatasi pada penetapan sasaran strategik dan ukuran strategik.
"
2001
T5105
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>