Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 159236 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1995
S8524
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siallagan, Christiana
"ABSTRAK
Banyak kebutuhan utama manusia hanya bisa dipenuhi oleh barang dan jasa yang disediakan oleh industri. Industri mengekstrak material dari basis sumber daya alam dan memasukkan produk sekaligus limbah pencemar ke dalam lingkungan hidup. Agar pembangunan berwawasan lingkungan dapat terlaksana maka harus dilakukan upaya meminimumkan jumlah limbah melalui pendekatan tata ruang, administratif, maupun teknologi.
Pendekatan teknologi dapat dilakukan melalui tindakan pencegahan terbentuknya limbah pada sumbernya dan juga penanggulangan berupa antara lain pengolahan limbah cair. Suatu kajian terhadap salah satu jenis industri yakni Industri Kecil (IK) Lapis Listrik telah dilakukan untuk mengetahui sampai seberapa jauh jenis industri ini telah melakukan upaya pengolahan limbah cair.
Hal ini dianggap sangat penting mengingat kenyataan bahwa limbah cair yang dikeluarkan jenis industri ini mengandung bahan beracun dan berbahaya (B3) berkadar tinggi, dalam pada itu masih banyak industri kecil enggan melakukan pengolahan limbah cair karena dianggap biayanya terlalu mahal dan juga kurang memadainya teknologi tepat guna. Untuk itu telah dilakukan penelitian terhadap 10 IK Lapis Listrik yang secara umum tujuannya ialah untuk mendapatkan metode pengolahan limbah cair yang sederhana. Secara khusus tujuannya ialah untuk memperoleh data-data tentang kualitas limbah cair kesepuluh IK Lapis Listrik dan dampaknya terhadap badan air penerima serta air tanah di sekitarnya. Selain itu juga untuk mendapatkan data tentang kondisi optimum pengolahan limbah cair sehingga kualitasnya sebelum dibuang ke badan air penerima telah memenuhi syarat baku mutu (Kep-03/MENKLH/II/1991).
Hasil yang diperoleh ialah bahwa umumnya kualitas limbah cair kesepuluh IK Lapis Listrik sangat buruk karena kadar pencemar Cu, Ni, Zn, Cr(VI), Cr(Total), dan CN sangat tinggi, berkisar antara 1-5000 kali nilai baku mutu, sedangkan pH 1-7. Dari kesepuluh IK Lapis Listrik hanya 2 (dua) yang telah memiliki Unit pengolahan Limbah (UPL) sedangkan hasilnya masih perlu disempurnakan melalui pengkondisian proses pengolahan.
Limbah cair tanpa disegregasi langsung dibuang kesaluran yang berada di luar lokasi pabrik. Saluran ini umumnya terbuat dari saluran semen yang kurang terpelihara atau hanya berupa saluran tanah biasa. Kondisi demikian ini sangat memungkinkan terjadinya peresapan limbah cair ke dalam tanah di sekitarnya sehingga mencemari air tanah. Perkiraan ini didukung oleh hasil pengukuran beberapa sampel air sumur yang diambil dari lokasi dekat pabrik yang menunjukkan tingginya kadar Cr(VI) sampai lebih kurang 25 kali di atas kadar baku mutu air bersih. Jadi hal ini memberi indikasi bahwa IK Lapis Listrik kajian telah mencemari air tanah di sekitarnya.
Hasil pengukuran sampel air sungai yang diambil dari Sungai Leduk sebagai badan air penerima buangan limbah cair dari CV Glalie, ternyata sungai tersebut sebelumnya sudah tercemar oleh Cu, Zn, dan CN yang kadarnya berkisar antara 2-3 kali kadar baku mutu (PP.20/1990-Gol.D), dan kadar ini meningkat lagi sebesar 5-20% setelah bercampur dengan limbah cair dari CV Glalie.
Hasil percobaan pengolahan limbah cair secara eksperimental adalah sebagai berikut :
1. Pengolahan limbah cair sianida secara klorinasi menggunakan klor dengan kadar sebesar 5 kali kadar awal sianida, pH 9-10, dan waktu 60 menit dapat menurunkan kadar sianida menjadi < 0,01 mg/l, Cu < 0,72 mg/l, dan Zn tidak terdeteksi
2. Pengolahan limbah cair krom yang dicampur dengan limbah cair organik, secara reduksi pada pH 2-3 menggunakan pereduksi NaHSO3 dengan kadar 8 (enam) kali kadar awal Cr(VI) atau Na2S2O5 dengan kadar 5,48 kali kadar awal Cr(VI) dalam waktu 10-30 menit, kemudian ke dalamnya dicampurkan limbah cair nikel dan sang dan bersama-sama diendapkan dengan kapur pada pH 8,5-9. Pengolahan ini dapat menurunkan kadar pencemar menjadi sebagai berikut Cr(VI) < 0,03 mg/1, Cr(Total) < 0,80 mg/1, COD, bilangan KHnO4, dan zat warna 21-28 mg/l, sedangkan Ni dan 2n tidak terdeteksi.
3. Radar aluminium pada limbah cair dapat diturunkan dengan pengendapan pada pH 5,8-7,4 dari 1300 mg/l menjadi lebih kurang 3 mg/1.
4. Pemadatan/pemantapan endapan lumpur dengan bahan pengikat campuran 25% semen PC dan 10% zealit memberikan padatan yang pada uji peluluhan menunjukkan angka peluluhan (mg Cr/kg padatan) paling rendah dibandingkan dengan bahan pengikat yang lain.
Jadi sebagai kesimpulan dari hasil penelitian ini ialah bahwa dampak pencemaran lingkungan yang ditimbulkan oleh IK Lapis Listrik kajian ialah tercemarnya air tanah di sekitar lokasi pabrik dan peningkatan pencemaran air sungai sebagai badan air penerima buangan limbah cair dari IK Lapis Listrik bersangkutan. Agar peningkatan pencemaran lingkungan tidak terjadi. namun dapat dikendalikan maka beberapa upaya harus dilakukan yaitu antara lain pengolahan limbah cair sebelum dibuang ke badan air, yang harus dilakukan terlebih dahulu dengan Cara segregasi limbah cair, kemudian masing-masing diolah pada kondisi optimum. Selanjutnya endapan lumpur hasil pengolahan terlebih dahulu harus dipadatkan/dimantapkan sebelum dibuang agar tidak menimbulkan pencemaran baru.

ABSTRACT
There are many main human requirements that can be fulfilled by goods and services produced by industries. Industries extract material from natural resources basic and supply the products together with wastes polluting the environment. To perform the ecodevelopment, the effort of the lay out, administrative and technology approaches must be done. Technological approaches must be done by dealing with prevention of waste production at its sources and also repressive actions such as wastewater treatment.
A study about a sort of industry that is a small electroplating industry had been performed in order to realize how far those industries have performed the wastewater treatment effort. It is considered to be very important realizing that liquid-waste from those industries contain hazardous materials in high concentration whilst most of the small industries are unwilling to treat their liquid waste by reasoning the high wastewater treatment cost and also by unavailability of its appropriate technology. For those reason a research of ten small electroplating industries had been performed. The main purpose of this research is to obtain a simple wastewater treatment method suitable for such industries. The specific purposes are in addition to obtain liquid waste quality data, getting its impact to the receiving water body and the surrounding ground water and also getting the wastewater treatment optimum conditions in order to fulfill the wastewater standard conditions (Rep-03/HENKLH/II/1991) before it is released to the river.
The results of the research of those ten small industries are: generally wastewater quality are very poor because of the concentrations of pollutants such as Cu, Ni, 2n, Cr(VI), Cr(Total) and cyanide are very high 1-5000 times the standard concentrations, and the pH 1-7 is very different compared to the standard pH (6-9). Only two of those ten industries have performed wastewater treatment, but the product has to be improved by conditioning the process.
The various kinds of liquid waste from each unit process, without being segregated are mixed and released through small channels and let into the receiving river. The condition of the channels are very bad, making it possible to occur the infiltration of the heavy metals contaminants to the surrounding ground and make the ground water be polluted by heavy metals. The high Cr(VI) concentration in samples taken from a few nearby dug wells which is about 25 times the standard concentration is an evident of the pollution impact of the studied Small Electroplating Industries to its surrounding environment.
The analysis of sample taken from River Leduk which is a receiving river to the liquid waste from CV Glalie gave the result that the river has been polluted before mixing with the CV Glalie liquid waste especially with Cu, 2n, and CN with the range of concentration of 2-3 times higher than the standard concentration, and after mixing it will becomes higher around 0,5-20%.
The wastewater treatment experimental research hat been done using the CV Glalie wastewater samples, and the results are
1. The condition of cyanide liquid waste chlorination treatment are the chlorine is 5 times the initial cyanide concentration, at pH 9-10, in 80 minutes, and the final cyanide concentration is < 0,01 mg/l, Cu is < 0,72 mg/1 and Zn is undetectable.
2. The condition of reduction treatment of chromic liquid waste mixed with organic waste are : the reducing agent NaHSO3 is 6 times the initial Cr(VI) concentration or Na2S205 is 5,48 times the initial Cr(VI) concentration, at pH 2-3, in 10-30 minutes. After this reaction the nickel and zinc liquid waste are added and the whole mixture is precipitated by adding lime at pH 8,5-9,00. The results of this treatment are, the final the parameters concentrations : Cr(VI) < 0,03 mg/1; Cr(Total) < 0,6 mg/1, organic (COD, KMnO4 or color) up to 21-28 mg/l, while Ni and 2n are undetectable.
3. Aluminum can be reduced from the initial concentration 1300 mg/1 to 3 mg/l by precipitation at pH 5,8-7,4.
4. Solidification and stabilization of the produced mud from the wastewater treatment can be obtained by adding a mixture of binding materials of 25% Portland cement and 10% zeolite producing a solid with the lowest leaching concentration (mg Cr/kg solid) compared to the other binding materials.
The conclusions of this research are that the impact of the studied Small Electroplating Industries are the heavy metals pollution of the ground water of the nearby location, and the increasing of the heavy metals pollution to the river.
To control the pollution impact the liquid waste of those industries must be segregated and then be treated with the optimum condition. The solid waste produced after the treatment has to be solidified/stabilized before it is dumped to the land. If all those Small Electroplating Industries do the good and right treatment, then it is one of the so many efforts that can be done to control the environmental pollution.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rohiman
Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2001
TA3585
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Hariveno Harmaily
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2001
S26336
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naniek Setiadi Radjab
"ABSTRAK
Peningkatan kebutuhan akan obat di Indonesia telah menyebabkan peningkatan jumlah dan kegiatan industri farmasi. Sampai dengan tahun 1992, tercatat di Departemen Kesehatan sebanyak 257 buah industri farmasi.
Kegiatan utama industri farmasi adalah mengolah bahan baku menjadi produk berupa obat atau bahan baku obat, namun akibat pengolahan ini terbentuk pula limbah. Adanya limbah industri farmasi, terutama limbah cairya akan berkaitan erat dengan masalah pencemaran lingkungan; khususnya pencemaran badan air yang disebabkan oleh limbah cair yang dibuang tanpa proses pengolahan terlebih dahulu. Upaya pengendalian pencemaran lingkungan dilakukan antara lain dengan penerapan Baku Mutu Lingkungan. Salah satu Baku Mutu Lingkungan ini tertuangdalam Surat Keputusan Menteri KLH No. 03/MenKLH/II/1991 tentang BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN YANG SUDAH BEROPERASI, yang menetapkan Baku Mutu Limbah Cair bagi 14 jenis industri. Jumlah parameter untuk pemeriksaan limbah cair bagi setiap industri dalam Surat Keputusan ini berkisar antara 3 sampai 8 parameter.
Masalah yang dihadapi sehubungan dengan Baku Mutu Lingkungan adalah bahwa industri farmasi belum termasuk dalam 14 industri yang tercantum dalam Surat Keputusan Menteri KLH No. 03/MenKLH/II/I991 tersebut, sehingga untuk pemeriksaan limbah cairnya secara rutin, jumlah parameter yang diperiksa cukup besar; hal ini akan menghasilkan informasi kompleks.
Masalah pertama adalah berkaitan dengan penetapan peringkat mutu limbah. Mutu limbah cair industri ditetapkan dengan membandingkan nilai parameter hasil pengujian limbah cair industri terhadap nilai Baku Mutu Limbah Cair. Bila seluruh nilai hasil pengujian berada di bawah nilai Baku Mutu, maka limbah tersebut termasuk "bersih" (baik), sebaliknya apabila seluruh nilai parameter berada di atas nilai Baku Mutu, maka limbah tersebut termasuk "pencemar" (buruk). Dengan banyaknya parameter yang perlu diuji, maka tak mudah untuk menentukan peringkat mutu limbah cair apabila dari hasil pengujian tersebut sebagian parameter melampaui nilai Baku Mutu, sebagian lagi tidak melampaui. Kesulitan dapat diatasi apabila hasil pengujian limbah cair dapat dinyatakan dalam suatu nilai tunggal berupa INDEKS yang dapat mewakili informasi kompleks hasil pengujian tersebut.
Masalah kedua adalah: besarnya jumlah parameter yang perlu diperiksa, khususnya untuk pemantauan rutin limbah cair industri, selain menghasilkan informasi kompleks, juga membutuhkan fasilitas lebih lengkap, waktu lebih lama dan biaya lebih besar, yang pada akhirnya akan menurunkan motivasi industri untuk memeriksa atau memeriksakan limbahnya. Apabila jumlah parameter dapat disederhanakan, maka masalah ini dapat diatasi, dan akan dapat meningkatkan motivasi industri dalam melakukan pemantauan limbah cairnya.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh penyederhanaan informasi dalam memberikan gambaran kondisi limbah cair Industri; khususnya mendapatkan Indeks Pencemaran dan Parameter Nyata industri farmasi. Indeks Pencemaran merupakan nilai tunggal yang mewakili makna nilai parameter hasil pengujian limbah cair, sedangkan Parameter Nyata merupakan beberapa parameter tertentu yang nilai hasil pengujiannya cukup dapat menyatakan kondisi limbah cair industri.
Lokasi penelitian dipilih wilayah DKI Jakarta berdasarkan beberapa pertimbangan: (1) Dari 257 industri farmasi di Indonesia, 73 buah di antaranya berada di DKI Jakarta; (2) Mengacu pada satu Baku Mutu berdasarkan Surat Keputusan Gub. DKI No. 1608/1988; (3) Pengujian limbah cair dilakukan oleh satu laboratorium. Unit analisis adalah limbah cair efluen industri fannasi, dengan data berupa hasil pengujian limbah cair industri terhadap 23 parameter yang terdiri dari 3 data primer dan 115 data sekunder tahun 1990, 1991 clan 1992, berasal dari 28 sampel industri famnasi.
Analisis dilakukan dengan menggunakan Analisis Komponen Utama (Principle Component Analysis). Analisis Komponen Utama (AKU) adalah metode Multi Axis Ordination, yang termasuk dalam kelompok MDSA (Multivariate Descriptive Statistical Analysis), digunakan untuk menganalisis dan menyimpulkan suatu data matriks yang besar. Untuk pengolahannya digunakan perangkat lunak SAS dan SPSS.
Dad Analisis Komponen Utama ini diperoleh (1) Final Communality yang merupakan nilai yang menyatakan besamya informasi tiap parameter terhadap fenomena yang diamati; (2) Plot Ordinasi Variabel terhadap Komponen Utama yang menunjukkan pengelompokan karakteristik parameter terhadap fenomena. Nilai Final Communality merupakan dasar penetapan Nilai Robot Parameter sehingga telah dapat ditetapkan Nilai Robot dari 23 parameter limbah cair efluen industri farmasi. Nilai Bobot ini menunjukkan besarnya proporsi keterlibatan parameter pada mutu limbah cair.
Indeks Pencemaran (IP) diperoleh dengan memasukkan faktor Nilai Bobot, Nilai Parameter basil pengujian limbah cair dan Nilai Baku Mutu tiap parameter dalam rumus:
(V1 X B1) + (V2 X B2) +
(Vn X Bn)
IP= (BM1 X B1)+(BM2 X B2) +....(BMn X Bn)
IP = Indeks Pencemaran
V = Nilai parameter i
Bi = Nilai Bobot parameter i
BMi Nilai Baku Mutu untuk Parameter i
Indeks Pencemaran dapat digunakan sebagai tolok ukur dalam menetapkan peringkat kualitas limbah cair, dan merupakan indeks dengan skala "naik", artinya semakin besar nilai indeks semakin "buruk" kualitas limbah; dengan Nilai Ambang Batas pada nilai indeks = 1,00.
Nilai Indeks Pencemaran (dihitung dari 23 parameter) 118 contoh limbah cair efluen industri farmasi menunjukkan bahwa 59,32% dari limbah cair efluen industri farmasi dalam penelitian ini memberikan nilai IP < 1,00.
Parameter Nyata limbah cair industri farmasi telah diperoleh berdasarkan urutan besarnya Nilai Bobot parameter dan karakteristik pengelompokan parameter dalam Plot Ordinasi Variabel terhadap Komponen Utama. Lima Parameter Nyata tersebut adalah BOD, Kekeruhan, Fosfat, Warna dan Amoniak.
Nilai Indeks Pencemaran berdasarkan 23 parameter dengan nilai Indeks Pencemaran berdasarkan 5 parameter (Parameter Nyata) memperlihatkan hubungan yang kuat dengan nilai korelasi = 0,93411, sehingga 5 Parameter Nyata dapat digunakan dalam pemantauan kualitas limbah cair industri farmasi.
Parameter Nyata limbah cair industri farmasi diharapkan dapat merupakan masukan dalam penetapan Baku Mutu Limbah Cair untuk Industri Farmasi sebagaimana telah ditetapkan bagi 14 Industri lain dalam Surat Keputusan Menteri KLH No. 03/MenKLH/II/1991. Diharapkan pula bahwa Indeks Pencemaran dan Parameter Nyata ini dapat dikembangkan untuk jenis-jenis industri lain.

ABSTRACT
The increasing demand of medicines in Indonesia, have increased the number and the activities of pharmaceutical industries. Up to 1992 there were 257 registered pharmaceutical industries at the Department of Health. The main activity of pharmaceutical industry is manufacturing raw materials to produce medicines or other materials. But as the consequence of the main process, they also generate waste. Pharmaceutical waste, especially their liquid waste, will closely interrelate to the pollution; particularly water pollution caused by there untreated discarded waste.
One of the efforts to control the pollution is by applying Environmental Standard; which one is the Decree of Minister of Population and Environment No. 03/MenKLH/II/1991 about Effluent Standard for Existing Industries, which establishes Waste Water Effluent Standard for 14 kinds of industries. According to the Decree, there are only three to eight parameters that should be analyzed.
The problem according to the Effluent Standard is that pharmaceutical industries haven't been included into the 14 industries in the Decree of Minister of Population and Environment No. 03/MenKLH/II/1991, so that a great number of parameters should be involved in their liquid waste analysis; which provides complex information.
The first problem is related to the establishment of the level of wastewater quality. The industrial wastewater quality is determined by comparing the value of the parameters resulted by their liquids waste analysis to the value of the Waste Water Effluent Standard. If all of the parameters are under the threshold value, then the liquid waste will be dean (good); and if all of them are higher than the threshold value, then it will be polluter (bad). It is difficult to establish the level of the liquid waste quality - especially using such great number of parameters - if some of the parameters are higher and some are less than the threshold value. It is also not easy comparing the liquid waste quality of one industry to another, or comparing the liquid waste of the same industry in the different time. Such problems could be overcame if there is a single value system that represents the information of the value of all the parameters. The single value system is INDICES system.
The second problem is according to the great number of parameters should be involved. Besides providing complex information, it also takes much time, needs more complete facilities, more cost and at least could decrease the motivation of the industries to examine their liquid waste. If the number of parameters could be simplified, then such problem would be overcame.
The objective of this study is to find a simple useful information system to determine the condition of pharmaceutical effluent liquid waste; mainly to find the Pollution Indices and the Parameters of Significance of pharmaceutical industry. Pollution Index is a single value that represents the values of parameters produced by industrial liquid waste analysis; while Parameters of Significance is special parameters that are important to be detected to describe the condition of industrial waste water.
The area of the study covered DKI Jakarta according to considerations that 73 of 257 pharmaceutical industries were located in DKI Jakarta; it referred to the same Effluent Standard based on the Decree of the Governor of DKI No. 1608/1988; and the liquid waste analysis were done by one laboratory. The unit of analysis was pharmaceutical effluent liquid waste. The data covered 3 primary data and 115 secondary data during 1990, 1991 and 1992, which came from the 28 samples of pharmaceutical industries.
Data analysis were done by using Principle Component Analysis, a Multi Axis Ordination method included in Multivariate Descriptive Statistical Analysis, which is used to analyze and to obtain the summary of a large amount of data. SAS and SPSS were soft wearing used for data processing based on the objective wanted to be achieved.
Principle Component Analysis generates: (1) Final Communality, which provides the magnitude of information of each parameter upon the studied phenomena. (2) Plot Ordination of Parameters to the Principle Component that pictured the clustered parameters specified to the studied phenomena.
Weight Value of 23o£ the wastewater parameters were determined based on their Final Communality. The Weight Value indicates the proportion of involvement of the parameters to the wastewater quality. Pollution Indices were determined by transforming such factors: Weight Value; the value of each parameter according to the waste water analysis, and the value of each parameters in the Effluent Standard; to the formulae:
(V1 X B1) + (V2 X B2) +
(Vn X Bn)
IP= (BM1 X B1)+(BM2 X B2) +....(BMn X Bn)
IP = Pollution Indices
Vi = Value of parameter i
Bi = Weight Vale of parameter i
BMi= Value of Parameter i in the Effluent Standard
Pollution Indices, which is used to establish the level of pharmaceutical liquid waste quality, is an increase index. It means that the greater is the value of the index; the worst is the liquid waste quality.
Pollution Indices of 118 samples of pharmaceutical effluent liquid waste which were computed to the 23 parameters showed that 59.32% of pharmaceutical effluent liquid waste in this research presented Pollution Indices Value < 1.00.
Parameters of Significance of pharmaceutical wastewater had been found based on the sequence of the Weight Value of parameters and their specified duster in the Plot Ordination of variable toward the Principle Component. The five of Parameters of Significance found were: BOD, Turbidity, Phosphate, Color and Ammonia.
There were high correlation Cr = 0.93411) between Pollution Indices value based on the 23 parameters and Pollution Indices value based on 5 Parameters of Significance; so that the Parameters of Significance which represented 23 parameters could be used for pharmaceutical effluent liquid waste monitoring.
Parameters of Significance of pharmaceutical waste water was expected to be an input for pharmaceutical waste water Effluent Standard in the same manner as established for 14 Industries in the Decree of Minister of Population and Environment.
There is a hope that Pollution Indices and Parameters of Significance system would be developed for other kind of industries.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wulan Purwandari N.
"Sungai Cisadane merupakan salah satu sungai penting yang mengalir di Kota Tangerang. Di sepanjang daerah aliran sungai ini terdapat berbagai kegiatan seperti kegiatan industri, kegiatan perkantoran, kegiatan pertokoan dan kegiatan perurnahan. Berbagai kegiatan ini menyebabkan Sungai Cisadane tidak hanya menampung curah hujan tetapi juga menampung limbah dari berbagai kegiatan tersebut. Masuknya beban limbah dari berbagai kegiatan tersebut tidak didukung oleh kemampuan daya tarnpung sungai yang memadai sehingga terjadilah pencemaran. Hal ini dapat dilihat dari hasil pemantauan kualitas air Sungai Cisadane yang dilakukan Dinas Lingkungan Hidup Kota Tangerang yang menunjukkan angka-angka konsentrasi pencemar relatif tinggi.
Dalam tesis ini, dihasilkan Model Pengelolaan Sungai Cisadane berdasarkan masalah penelitian yang diajukan, yaitu: (1) Belum diketahui besarnya beban pencemar organik yang berasal dari kegiatan industri dan kegiatan domestik, (2) Belum diketahui apakah dapat dibuat suatu model system dynamics yang komprehensif yang dapat menggambarkan besamya beban limbah cair dari industri dan domestik yang masuk ke dalam sungai, (3) Belum diketahui bagaimana pengaruh suatu kebijakan iingkungan yang akan diterapkan untuk mengendalikan limbah cair yang dihasilkan oleh industri dan domestik di masa yang akan datang.
Tujuan penelitian ini adalah (1) Mengetahui besamya beban pencemar yang diakibatkan oleh kegiatan non domestik dan kegiatan domestik, (2) Membuat model system dynamics yang dapat merepresentasikan proses masuknya limbah cair industri dan domestik, dalam kaitannya dengan pengendalian pencemaran lingkungan, (3) Melakukan intervensi dan simulasi lanjutan pada model system dynamics yang hasilnya dapat dipergunakan untuk pertimbangan penetapan suatu kebijakan lingkungan yang dapat mengendalikan dan menekan laju pencemaran lingkungan oleh limbah cair industri dan domestik.
Dalam penelitian ini, pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan kuantitatif dengan tahapan penelitian sebagai berikut: (1) Mengumpulkan data primer dan sekunder berdasarkan metode ex post facto yaitu: pendekatan yang digunakan berdasarkan kejadian yang telah terjadi dan juga metode survey. Data primer dan sekunder yang dikumpulkan meliputi:
konsentrasi BOD pada titik-titik pemantauan, debit air, dan kecepatan aliran Sungai Cisadane, (2) Pembuatan Model System Dynamics dengan menggunakan perangkat lunak powersim versi 2.5. (3) Perumusan kebijakan yang akan diintervensikan mempergunakan peraturan-peraturan tentang pembuangan limbah industri dan domestik yang telah ada, (4) Simulasi dengan mengunakan perangkat lunak powers/n versi 2.5.
Hasil penelitian menunjukkan (1) Besarnya beban pencemar dari kegiatan industri dan domestik pada tahun 2010 adalah cenderung menurun tetapi telah melampaui daya tampung sungai (2) Model Sistem Dinamik yang dibuat dapat menggambarkan besamya beban limbah cair dari industri dan domestik, (3) Hasil simulasi yang di dapat menunjukkan bahwa skenario 4 merupakan skenario yang paling dapat melakukan pengendalian terhadap limbah. Skenario 4 dapat meminimalkan beban limbah.
Kesimpulan yang dapat diambi! adalah (1) Dapat diketahui jumlah beban pencemar yang berasal dari industri dan domestik yang terdapat di sungai. Sehingga dengan menggunakan Model System Dynamics maka dapat dibuat intervensi kebijakan untuk menekan laju beban pencemar. (2) Model System Dynamics yang telah dibuat dipergunakan untuk memprediksi beban pencemar di sungai dari limbah cair industri dan limbah cair domestik. Dengan menggunakan beberapa skenario untuk memperoleh hasil akhir yang diinginkan. Dari hasil simulasi maka skenario N merupakan skenario terbaik yang dapat mengurangi beban limbah yang ada di sungai seminimal mungkin dengan melakukan intervensi kebijakan pada level industri dan domestik. (3) Dengan melakukan intervensi struktural berupa kebijakan lingkungan berupa pengendalian limbah cair industri dan domestik ke dalam model system dynamics, kecenderungan konsentrasi beban pencemar akan terus menurun mendekati baku mutu yang diizinkan untuk peruntukan Sungai Cisadane.

The Cisadane River is one of the important rivers that flowed in the Tangerang City. All along this river basin was gotten by various activities like the industrial activity, the office activity, the shop activity and the housing activity. Various activities caused the Cisadane River only did not accommodate the rainfall but also accommodated the waste from various activities. The entry of the burden of the waste from various activities was not supported by the capacity the adequate river so as to pollution happen. This could be seen from results of the monitoring of the quality of the Cisadane river water that was done by the Tangerang Service of the City Environment that showed concentration figures of the pollutant relatively high.
In this thesis, is produced the Cisadane Model of the River Management is based on the problem of the research that is put forward, that is: (1) is not yet known by the burden size of the organic pollutant that came from the industrial activity and the domestic activity, (2) is not yet known whether could be made a model system dynamics that comprehensive that could depict the burden size of the liquid waste from the industry and domestic that entered the river, (3) was not yet known how the influence a policy of the environment that will be applied to control the liquid waste that is produced by the industry and domestic in the period that will come.
The aim of this research is (1) knew the burden size of the pollutant that is resulted in by the domestic activity and the domestic activity, (2) made the model system dynamics that could to represented the process of the entry of the liquid waste of the industry and domestic, in connection with him with the control of pollution of the environment, (3) did the intervention and the simulation of the continuation to the model system
"
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2005
T20343
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Moh. Saleh
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Dewa Ketut Karma Susatia
"Dalam thhun-tahun terakhir mi, masalah lingkungan sangat menjadi perhatian bagi masyarakat banyak, khususnya mengenai masalah limbah. Telah dilakukan berbagai cara untuk mengetahui tingkat pencemaran logam pada limbah cair industri pada lingkungan. Salah satunya dengan menggunakan metode spektrofotometri sinar tanipak. Keunggulan dari metode mi ialah biaya pemeriksaan yang relatifmurah serta hasil yang cukup akurat.
Telah dilakukan pene1itian tentang pemeriksaan kadar timbal di dalam linibah cair dengan menggunakan metode spektrofotometri sinar tampak. Metodenya didasarkan pada reaksi pembentukan kompleks antara timbal dengan dithizon di dalam kioroform melalui proses ekstraksi, menjadi kompleks timbal dithizonat. Selanjutnya intensitas warna dad senyawa kompleks itu diukur pada panjang gelombang 510,0 run. Parameter yang terkontrol adalah konsentrasi pereaksi yang ditambahkan, pH larutan pereduksi, kemurnian zat kimia yang dipakai, serta waktu pengocokan pada saat ekstraksi.
Hasil percobaan menunjukkan dad 4 sanipel linibah cain industri yang dipeiiksa, ada 2 industri yang memenuhi syarat baku mutu linibah untuk logam timbal, yaitu industni mesin-mesin berat dan industri otomotif pertania. Sedangkan 2 industri lagi yang tidak memenuiii syarat adalah industii otomotif kedua dan industri cat. Kadar timbal yang diperbolehkan terdapat dalam limbah cair yang baik, yaitu 0,1mg/L.

In the recent years, environment problems have been come a considerable attention for people, especially about waste water. Many ways have been done to know the level of metal contamination in industrial waste water in the environment. One of them is the visible spectrophotometry method. The advantages of this method are the cost of the analysis which relatively cheaper and the result is accurate enough.
This research investigates lead in waste water by using visible spectrophotometry method. The principle is based on complex reaction between lead and dithizon in chloroform after extraction, and form the complex compound, lead dithizonate. Then the intensity of complex color is measured at wavelength 5 10,0 nm. The fixed parameters are reagent concentration added, pH of reduktor solution, the purity of used chemical, and time for shaking during the extraction process.
As the result of this research, from 4 industrial waste water samples that have been investigated, there are 2 industries that qualified with the standard waste water in Indonesia, i.e. heavy weight machine industry and the first otomotive industry. And 2 industries that not qualified are the second otomotive industry and paint industry. The maximum lead may be permitted in qualified waste water is 0,1 mg/L.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1995
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>