Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 138872 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Happy Indri Hapsari
"ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi perbedaan pengetahuan, sikap dan
ketrampilan sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan melalui
multimedia. Desain penelitian ini adalah quasi-experimental pre test and post test
nonequivalent control group design dengan pengumpulan data secara non
probability sampling dengan metode consecutive sampling dan berjumlah 36
responden. Sampel penelitian ini adalah orang tua yang mempunyai anak
leukemia yang sedang kemoterapi di RS Kanker Dharmais Jakarta. Tingkat
pengetahuan dan sikap terdapat perbedaan yang signifikan, sedangkan
ketrampilan tidak terdapat perbedaan yang signifikan Pendidikan kesehatan
sebaiknya dilakukan secara berkelanjutan, sehingga dapat merubah perilaku orang
tua.

ABSTRACT
The objective of this research is to identify the difference of knowledge, attitude
and skills before and after the health education using multimedia. Quasiexperimental
pre test and post test nonequivalent control group design was used to
collect data by using non-probability sampling and consecutive sampling method
and total respondent is 36. The sample of this research is parents who has children
suffering from leukemia and is undergoing chemotherapy at Dharmais Cancer
Hospital Jakarta. There is a significant difference between level of knowledge and
attitude, whereas there?s no difference in skills. It is recommended that health
education be given continually in ordered to succeed in changing parents?
abilities"
2012
T30625
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hans Christian
"Latar Belakang: Mukositis merupakan salah satu efek samping yang timbul akibat kemoterapi. Mukositis menyebabkan timbulnya rasa sakit, ketidaknyamanan, kesulitan berbicara, menelan, makan, minum, kekurangan nutrisi, kelemahan sistemik hingga infeksi. Probiotik mengandung mikroorganisme nonpatogen yang memberikan manfaat bagi kesehatan dan membantu dalam pencegahan inflamasi pada rongga mulut. Beberapa studi telah melaporkan manfaat probiotik bagi kesehatan oral. Tujuan: Menganalisis efek probiotik Lactobacillus casei terhadap keadaan klinis mukosa oral pada anak dengan Leukemia Limfositik Akut yang menjalani kemoterapi sebelum berkumur probiotik L.casei, setelah berkumur L.casei selama 7 hari dan 14 hari. Metode Penelitian: Penelitian dilakukan di RS Kanker Dharmais dan RS Kramat 128. Sebelas pasien yang memenuhi kriteria. Tiga hari setelah pemberian kemoterapi, peneliti memeriksa keadaan klinis rongga mulut menggunakan Oral Assessment Guide (OAG). Pasien kemudian mulai berkumur probiotik L.casei dua kali sehari selama 7 hari dan 14 hari. Skor OAG diperiksa kembali setelah berkumur probiotik L.casei selama 7 hari dan 14 hari. Hasil: Terdapat penurunan skor OAG yang bermakna antara sebelum berkumur dengan setelah berkumur probiotik L.casei selama 7 hari dan 14 hari. Kesimpulan: Probiotik L.casei memberikan efek pada anak dengan leukemia limfositik akut yang menjalani kemoterapi dan dapat menjadi terapi alternatif terhadap mukositis oral.

Mucositis is one of the side effects induced by chemotherapy. It results in pain, discomfort, difficulties in talking, swallowing, eating, drinking, poor nutrition, systemic weakness and life-threatening infections. Probiotics contain nonpathogenic live microorganisms that give benefit to our health and help in preventing inflammation in the oral cavity. Several studies have reported the use of probiotics for oral health purposes. Objective: To analyze the effect of probiotic Lactobacillus casei to clinical appearance of oral mucosa in children with Acute Lymphocytic Leukemia that underwent the chemotherapy process before gargling, 7 days after gargling, and 14 days after gargling with probiotic. Methods: The study was held in National Cancer Hospital “Dharmais” and Kramat 128 Hospital. Eleven patients were meet the criteria. Three days after the chemotherapy started, the researcher checked the patient’s oral mucosa condition using Oral Assessment Guide (OAG). Then the patient started to gargle the probiotic twice a day for 7 days and the researcher rechecked the score of oral mucositis after 7 days and 14 days. Results: There was a significance decreasing OAG score between before gargling with 7 days and 14 days after gargling L.casei probiotics. Conclusion: L.casei probiotics gave effects in children with acute lymphocytic leukemia during chemotherapy and could be an alternative therapy for oral mucositis."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2021
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Damayanti
"Latar Belakang: Di Indonesia, prevalensi kanker pada anak usia 0-14 tahun sekitar 0,4 per mil, dengan Leukemia Limfositik Akut (LLA) merupakan yang tertinggi. Kemoterapi fase induksi dan konsolidasi merupakan terapi untuk mengeliminasi sel kanker dengan efek samping penurunan laju alir dan pH saliva. Efek samping timbul pada hari ke 5-10 setelah kemoterapi dan berlangsung selama 7-14 hari.
Tujuan: Menganalisis pengaruh probiotik Lactobacillus casei terhadap laju alir dan pH saliva pada anak penderita LLA yang sedang menjalani kemoterapi, sebelum dan setelah berkumur probiotik.
Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan uji eksperimental klinis yang dilakukan pada 11 partisipan anak penderita LLA yang sedang menjalani kemoterapi fase induksi dan konsolidasi. Pemeriksaan klinis status oral dan wawancara mengenai adanya mulut kering juga dilakukan. Pengambilan sampel saliva dilakukan pada pagi hari antara pukul 09.00-11.00 WIB, sebelum dan setelah berkumur probiotik selama 7 dan 14 hari. Setiap partisipan diinstruksikan untuk berkumur probiotik selama 2x30 detik, pagi dan malam, selama 14 hari. Analisis data menggunakan GLM Repeated Measure karena data terdistribusi normal (p<0,05), untuk membandingkan laju alir dan pH saliva sebelum dan setelah berkumur probiotik selama 7 hari hingga 14 hari.
Hasil: Sebanyak 11 partisipan, 9 (81,8%) LLA berisiko tinggi, dan risiko standar 2 (8,2%), 7 (63,6%) partisipan memiliki keluhan mulut kering. Sebelum berkumur probiotik, laju alir dan pH saliva masing-masing adalah 0,56±0,17 dan 6,79±0,22. Setelah 14 hari berkumur probiotik, hasil menunjukkan peningkatan yang signifikan pada laju alir saliva menjadi 0,9±0,28 (p<0,05), sedangkan pH saliva meningkat namun tidak signifikan menjadi 6,99±0,51 (p>0,05).
Kesimpulan: Berkumur probiotik selama 14 hari secara signifikan dapat meningkatkan laju alir saliva dan meningkatkan serta menjaga kestabilan pH saliva pada anak penderita LLA yang sedang menjalani kemoterapi.

Background: In Indonesia, prevalence of cancer in children aged 0-14 years is around 0.4 per mil, and Acute Lymphocytic Leukemia (ALL) is the highest. Induction and consolidation chemotherapy phase were therapy to eliminate cancer cells with side effects of decreasing salivary flow and salivary pH. Side effects appear
on day 5-10 after chemotherapy and last for 7-14 days.
Objective: To analyze effect of probiotics Lactobacillus casei on salivary flow and pH in children with ALL undergoing chemotherapy, before and after probiotics gargling.
Methods: A randomized clinical trial was conducted on 11 participants children with ALL on induction and consolidation phases in chemotherapy. Clinical examination of the oral status and interview regarding the presence of dry mouth were also done. Saliva samples were collected in the morning between 09.00-11.00 a.m., before and after 7 and 14 days probiotics gargling. Each participant was
instructed to gargle probiotics for 2x30 secs, morning and night, for 14 days. Data analysis using GLM Repeated Measure because the data was normally distributed (p<0.05).
Results: A total of 11 participants, 9 (81.8%) were ALL high risk, and standard risk 2 (8.2%), 7 (63.6%) participants had dry mouth sensation. Before gargling probiotics, salivary flow and salivary pH were 0.56±0.17 and 6.79±0.22, respectively. After 14 days of probiotics gargling, results showed significant increase in salivary flow to 0.9±0.28
(p<0.05), while salivary pH changed unsignificantly to 6.99±0.51 (p>0.05).
Conclusion: Probiotics gargling for 14 days can significantly increase salivary flow and improve stability of salivary pH in children with ALL undergoing chemotherapy.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2021
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nisa Prika Biantama
"Latar Belakang: Candida albicans merupakan penyebab utama infeksi mikroba oportunistik pada pasien kanker. Pasien Leukemia Limfositik Akut (LLA) yang menjalani kemoterapi memiliki risiko tinggi terkena kandidiasis karena imunosupresi dan melemahnya barier epitel. Penggunaan obat antifungal sistemik dibatasi oleh risiko efek samping yang lebih besar dan berkembangnya strain yang resisten, namun obat antifungal topikal yang tersedia saat ini masih dianggap kurang efektif untuk pasien imunosupresi termasuk pasien kemoterapi. Beberapa penelitian memberikan bukti kelayakan probiotik Lactobacillus casei untuk bertindak sebagai antifungal alternatif di berbagai sistem organ manusia. Tujuan: Menganalisis pengaruh probiotik terhadap jumlah C. albicans di rongga mulut anak penderita LLA selama kemoterapi. Metode: Sampel saliva diambil dari 11 anak penderita LLA selama kemoterapi. Subyek diinstruksikan untuk berkumur dengan probiotik yang mengandung L. casei selama 60 detik, dua kali sehari, selama 14 hari. Sampel saliva tidak terstimulasi dikumpulkan secara berurutan pada 3 titik waktu (awal, 7 hari, dan 14 hari). Jumlah C. albicans dihitung dengan qPCR. Hasil: Perbedaan signifikan secara statistik ditemukan antara jumlah C. albicans pada awal (494.363+180.737 CFU/ml), setelah 7 hari (276.654+69.903 CFU/ml), dan setelah 14 hari (229.286+50.883 CFU/ml) berkumur dengan probiotik. Jumlah yang lebih rendah secara signifikan ditemukan setelah 7 dan 14 hari berkumur dengan probiotik (p<0.05). Kesimpulan: Probiotik L. casei memiliki efek menurunkan jumlah C. albicans di rongga mulut anak leukemia selama kemoterapi.

Background: Candida albicans is the leading cause of opportunistic microbial infections in patients with cancer. Acute Lymphocytic Leukemia (ALL) patients undergoing chemotherapy have high risk of candidiasis due to immunosuppression and weakened epithelial barriers. Systemic antifungal drugs’ usage is limited by the greater risk of side effects and developing resistant strains, yet currently available topical antifungal drugs are still considered ineffective for immunosuppressed patients including chemotherapy patients. Several studies provide evidence for the feasibility of probiotic Lactobacillus casei to act as alternative antifungal in various human organ systems. Objectives: To analyze the effects of probiotic L. casei on the number of C. albicans in oral cavity of children with ALL during chemotherapy.Methods: Saliva samples were taken from 11 children with ALL during chemotherapy. Subjects were instructed to do mouth rinse with probiotics contained Lactobacillus casei for 60s, twice daily, over the course of 14 days. Unstimulated saliva samples were collected sequentially at 3 time points (baseline, 7 days, and 14 days). The number of C. albicans was quantified by qPCR. Results: Statistically significant differences were found between the number of C. albicans at baseline (494.363+180.737 CFU/ml), after 7 days (276.653+69.903 CFU/ml), and after 14 days (229.286+50.883 CFU/ml) mouth rinsing with probiotic L. casei. Significant lower number was found both after 7 and 14 days rinsing with probiotics (p<0.05). Conclusion: Probiotic L.casei has reducing effects on the number of C. albicans in oral cavity of children with ALL during chemotherapy. "
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Neneng Arie Komariah
"Latar belakang: Peningkatan enzim transaminase sering ditemukan pada anak dengan leukemia limfoblastik akut LLA dalam kemoterapi fase pemeliharaan. Belum ada penelitian terkait pemberian vitamin E pada anak LLA dengan kondisi tersebut di Indonesia.
Tujuan: Mengetahui prevalens, karakteristik, dan pengaruh pemberian vitamin E terhadap perbaikan kadar enzim transaminase pada anak LLA dalam kemoterapi fase pemeliharaan.
Metode: Uji klinis acak tersamar tunggal, membandingkan vitamin E dosis antioksidan dengan plasebo pada anak LLA yang mengalami peningkatan enzim transaminase bulan Agustus-Desember 2017 di Poliklinik Hematologi dan Onkologi Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Enzim transaminase dievaluasi setelah 3 dan 5 minggu intervensi dan perbaikan didefinisikan bila menurun ge;20.
Hasil: Terdapat 33 kejadian peningkatan enzim transaminase, 17 vitamin E dan 16 plasebo. Prevalens 41,2, karakteristik pasien predominan laki-laki, usia 2,5-5x. Vitamin E dibandingkan plasebo setelah 3 minggu P=0,601; RR=0,93; IK 95 0,73-1,16 dan 5 minggu P= 0,103; RR= 0,81; IK 95 0,64-1,03.
Kesimpulan: Pemberian Vitamin E dibandingkan plasebo pada anak LLA dalam kemoterapi fase pemeliharaan setelah 3 dan 5 minggu tidak berbeda bermakna, namun kelompok vitamin E terdapat kecenderungan perbaikan kadar enzim transaminase.

Background: Aminotransferase enzyme's elevation is a common complication associated maintenance chemotherapy in pediatric acute lymphoblastic leukemia ALL. Vitamin E is used as therapy but none research has been done on this issue in Indonesia.
Objectives: To identify the prevalence, characteristics of patients and the effect of vitamin E on aminotransferase enzyme's improvement in pediatric ALL during maintenance chemotherapy.
Methods: A randomized single blind controlled trial of antioxidant dose vitamin E versus placebo in pediatric ALL during maintenance chemotherapy with aminotransferase enzyme's elevation was conducted on August December 2017 at Hematology and Oncology clinic Cipto Mangunkusumo hospital. Aminotransferase enzymes were evaluated after intervention for 3 and 5 weeks. Improvement was defined as a decrease ge 20 of baseline.
Results: There were 33 events, 17 vitamin E and 16 placebo. Prevalence was 41,2, characteristics were predominated boys, 2,5 5x. There were no statistical difference in aminotranferase enzyme's improvement after 3 weeks intervention P 0,601 RR 0,93 CI 95 0,73 1,16 and 5 weeks intervention P 0,103 RR 0,81 CI 95 0,64 1,03.
Conclusion Antioxidant dose of vitamin E tends to decrease aminotransferase enzyme but not statistically significant.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Utami Dewi
"Anak dengan leukemia yang menjalani kemoterapi sering mengalami kecemasan akibat proses perawatan yang intensif dan berkelanjutan. Penerapan teori Parent-Child Interaction (PCI) dalam asuhan keperawatan bertujuan mengurangi kecemasan dan meningkatkan kesejahteraan emosional anak dengan memperkuat interaksi positif antara orang tua dan anak. Aplikasi teori ini bertujuan untuk mengeksplorasi penerapan teori PCI yang digunakan dalam asuhan keperawatan anak prasekolah dengan leukemia, serta menilai dampaknya terhadap pengurangan kecemasan selama menjalani kemoterapi. Metode aplikasi teori ini melalui pendekatan kualitatif yang digunakan untuk mengumpulkan data melalui observasi, wawancara dengan orang tua, dan analisis studi kasus pada anak leukemia yang menerima perawatan. Hasil aplikasi ini menunjukkan bahwa penerapan teori PCI dalam asuhan keperawatan memberikan manfaat signifikan untuk mengurangi kecemasan anak dengan leukemia. Interaksi yang ditingkatkan antara orangtua dan anak melalui pendekatan pengasuhan responsif, penguatan positif, dan dukungan emosional terbukti efektif dalam meningkatkan rasa aman dan kepercayaan diri anak. Anak yang menerima intervensi berbasis PCI menunjukkan penurunan tingkat kecemasan dan ketakutan. Dapat disimpulkan bahwa Penerapan teori Parent-Child Interaction dalam asuhan keperawatan anak leukemia yang menjalani kemoterapi memiliki potensi besar untuk mengurangi kecemasan dan meningkatkan kualitas hidup. Rekomendasi bagi praktik keperawatan dan integrasi pendekatan ini dalam program perawatan rutin.

Leukemia children undergoing chemotherapy often experience anxiety due to the intensive and continuous treatment process. The application of Parent-Child Interaction (PCI) theory in nursing care aims to reduce anxiety and improve children's emotional well-being by strengthening positive interactions between parents and children. This application aims to explore the application of PCI theory used in the nursing care of preschool children with leukemia and assess its impact on reducing anxiety during chemotherapy. A qualitative approach was used to collect data through observation, parent interviews, and a case study analysis of leukemia children receiving treatment. The results show that the application of PCI theory in nursing care provides significant benefits for reducing the anxiety of children with leukemia. Enhanced interactions between parents and children through responsive parenting approaches, positive reinforcement, and emotional support proved effective in increasing children's sense of security and confidence. Children who received PCI-based interventions showed reduced levels of anxiety and fear. It is concluded that the application of parent-child interaction theory in the nursing care of leukemia children undergoing chemotherapy has great potential to reduce anxiety and improve quality of life. Recommendations for nursing practice and integration of this approach in routine care programs."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Erna Sulistyawati
"Gangguan tidur mempengaruhi kualitas hidup anak yang mendapatkan kemoterapi. Penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh relaksasi otot progresif terhadap kualitas tidur dan efek samping kemoterapi pada anak dengan kanker. Desain penelitian randomized clinical trial dengan metode single blind, 30 anak secara random dialokasikan pada kelompok kontrol dan kelompok intervensi. Kelompok intervensi mendapat relaksasi otot progresif 2x sehari, pagi dan malam hari, 15 menit setiap sesi selama 7 hari. Kelompok kontrol mendapat tindakan keperawatan rutin. Hasil penelitian menyimpulkan tidak ada perbedaan yang bermakna pada kedua kelompok terhadap fatigue, nyeri, dan mual muntah, namun bermakna pada kualitas tidur dimana terdapat penurunan skor kualitas tidur. Terapi relaksasi terutama relaksasi otot progresif dapat menjadi salah satu tindakan keperawatan untuk meningkatkan kualitas tidur dan mengurangi efek samping kemoterapi pada anak dengan kanker.

Sleep disturbances affects quality of life in children receiving chemotherapy. The aim of this study to identify the effect of progressive muscle relaxation for the sleep quality and side effects of chemotherapy in children with cancer. In this study randomized clinical trial with single blind method applied, 30 children were allocated randomly to the control group and intervention group. The intervention group received progressive muscle relaxation twice a day, in the morning and evening, 15 minutes each session for 7 days. Control group received routine nursing care. The study concluded there was no significant difference in the two groups on fatigue, pain, and nausea, vomiting, however progressive muscle relaxation significant on the quality of sleep in which there is a decrease in sleep quality scores. Relaxation therapy particularly progressive muscle relaxation may be one of the nursing care to improve sleep quality and reduce the side effects of chemotherapy in children with cancer.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
T46946
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rafah Ramadhani Susanto
"Latar Belakang
Leukemia limfoblastik akut (LLA) adalah jenis leukemia agresif, ditandai tingginya jumlah limfoblas/limfosit di darah dan sumsum tulang. IL-6, sitokin inflamasi yang diproduksi oleh berbagai sel, berperan dalam perkembangan LLA dengan memengaruhi progresi sel leukemia. Kemoterapi fase pemeliharaan bertujuan mencegah penyebaran dan kekambuhan LLA, tidak jarang menyebabkan efek samping hematologi. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kadar IL-6 pada anak dengan LLA yang sedang mendapatkan fase pemeliharaan kemoterapi dan hubungannya dengan karakteristik pasien (usia, jenis kelamin, status gizi, stratifikasi risiko) serta data hematologi (hemoglobin, leukosit, trombosit).
Metode
Penelitian ini menggunakan desain potong lintang dengan 74 sampel plasma darah tersimpan dari penelitian sebelumnya. Kadar IL-6 diukur menggunakan kit ELISA dan alat spektrofotometer. Dianalisis menggunakan SPSS dengan uji Kolmogorov-Smirnov untuk normalitas dan untuk melihat perbedaan menggunakan uji Mann-Whitney U, dengan nilai p yang dianggap bermakna <0,05.
Hasil
Kadar IL-6 pada anak dengan LLA yang sedang mendapatkan fase pemeliharaan kemoterapi antara <2,185–884,830 pg/ml serta tidak terdapat perbedaan kadar IL-6 berdasarkan jenis kelamin, status gizi, stratifikasi risiko, dan data hematologi pasien LLA anak yang sedang mendapatkan fase pemeliharaan kemoterapi. Namun, terdapat perbedaan kadar IL-6 berdasarkan usia pasien (p = 0,006).
Kesimpulan
Terdapat perbedaan kadar IL-6 berdasarkan usia pasien yang sedang mendapatkan fase pemeliharaan kemoterapi.

Introduction
Acute lymphoblastic leukemia (ALL) is an aggressive leukemia characterized by high counts of lymphoblasts/lymphocytes in the blood and bone marrow. IL-6, an inflammatory cytokine produced by various cells, influences leukemia cell progression. Maintenance phase chemotherapy aims to prevent the spread and recurrence of ALL but often results in hematological side effects. This study evaluates IL-6 concentrations in children with ALL undergoing maintenance chemotherapy and examines their relationship with patient characteristics (age, gender, nutritional status, risk stratification) and hematological data (hemoglobin, leukocytes, platelets).
Method
This study used a cross-sectional design with 74 stored plasma blood samples from previous research. IL-6 concentration was measured with an ELISA kit and spectrophotometer. Data were analyzed with SPSS using the Kolmogorov-Smirnov test for normality and the Mann-Whitney U test for differences, with p < 0.05 considered significant.
Results
IL-6 levels in children with ALL undergoing maintenance chemotherapy ranged from <2.185 to 884.830 pg/ml, with no differences observed based on sex, nutritional status, risk stratification, or hematological data. However, there was a significant difference in IL-6 levels based on patient age (p = 0.006).
Conclusion
There was a difference in IL-6 levels based on the age of patients undergoing maintenance chemotherapy.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Helena Golang Nuhan
"Diare merupakan penyebab utama kematian balita di Indonesia. Kejadian diare pada balita dapat dicegah dengan pemberian pendidikan kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh pendidikan kesehatan diare terhadap kemampuan ibu merawat area perineal anak balita. Desain penelitian menggunakan quasi eksperimen dengan rancangan pre test and post test control group. Pengambilan sampel menggunakan consecutive sampling dari 44 responden di RSUD Budhi Asih Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh pendidikan kesehatan diare terhadap kemampuan ibu pengetahuan, sikap dan keterampilan kelompok intervensi (p < 0,05) dibandingkan kelompok kontrol. Ada hubungan bermakna antara karakteristik pendidikan dan pengetahuan responden merawat anak diare. Disarankan pendidikan kesehatan dilakukan terus menerus dan terstruktur untuk meningkatkan kemampuan keluarga merawat anak balita diare.

Diarrhea is the first cause of mortality among children in Indonesia. In fact, the incidence of diarrhea can be prevented by providing health education. The purpose of this research was to identify the impact of health education about diarrhea on mother’s ability caring for child’s perineal area. This research used quasi experimental design with pretest and post-test control group. Total sample was 44 respondents in District Hospital Budi Asih Jakarta and the data was collected with consecutive sampling technique. The results found that health education showed more influence on mother’s knowledge, attitude, and skill among intervention group than those of control group (p value < 0.05). There was also a significant relationship between mother’s level of education and knowledge with mother’s ability caring for children experiencing diarrhea. It is suggested to provide more structured health education and simultaneously to improve the ability of family caring for diarrhea among their children.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T35723
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karina Novianti
"Kemoterapi menjadi salah satu jenis pengobatan kanker anak. Mukositis oral merupakan gangguan kesehatan mulut paling lazim akibat kemoterapi. Pengetahuan orang tua tentang perawatan mulut sangat diperlukan untuk mencegah mukositis oral. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan orang tua tentang perawatan mulut dengan kejadian mukositis oral. Desain penelitian cross sectional dengan sampel 56 orang tua dan pasien anak yang dipilih dengan teknik purposive sampling. Alat ukur berupa Oral Assessment Guide (OAG) dan kuesioner pengetahuan perawatan mulut. Analisis data menggunakan Chi-square. Penelitian ini menunjukkan gambaran pengetahuan orang tua tentang perawatan mulut kurang (58.9%) dan kejadian mukositis oral sebanyak (28.6%). Uji statistik menunjukkan tidak adanya hubungan bermakna antara pengetahuan orang tua tentang perawatan mulut dengan kejadian mukositis oral (p=1.00). Hasil penelitian ini merekomendasikan perlunya peningkatan pengetahuan orang tua tentang berkumur dan penggunaan instrumen OAG untuk mendeteksi dini kejadian mukositis oral di ruang rawat.

Chemotherapy is a type of childhood cancer treatment. Oral mucositis is the most common oral health disorder due to chemotherapy. Parents' knowledge about oral care is needed to prevent oral mucositis. This study aims to determine the relationship between parental knowledge about oral care and the incidence of oral mucositis. The study design was cross sectional with a sample of 56 parents and pediatric patients selected by purposive sampling technique. Measuring tools in the form of Oral Assessment Guide (OAG) and oral care knowledge questionnaire. Data analysis using Chi-square. This study shows that parents' knowledge about oral care is lacking (58.9%) and the incidence of oral mucositis was (28.6%). Statistical tests showed that there was no significant relationship between parents' knowledge about oral care and the incidence of oral mucositis (p=1.00). The results of this study recommend the need to increase parental knowledge about gargling and the use of OAG instruments to detect early occurrence of oral mucositis in the ward."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>